Senin, 28 Februari 2022

HARI DIMANA TIDAK ADA PERTOLONGAN ALLOH ﷻ

 


OLeH: Ibu Hj. Irnawati Syamsuir Koto

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

🔷HARI DIMANA TIDAK ADA LAGI PERTOLONGAN ALLOH ﷻ

Sholehah... 

Pada hari kiamat setiap manusia akan sibuk memikirkan dirinya masing-masing. Orang tua lupa pada anaknya, suami lupa pada istrinya, singkatnya setiap orang sibuk mencari perlindungan.

Hanya Alloh ﷻ satu-satunya tempat perlindungan. Tetapi ada tiga golongan manusia yang sama sekali tidak akan diacuhkan oleh Alloh ﷻ pada hari akhir.

Ini dijelaskan oleh Rasulullah ﷺ dalam haditsnya. Ketiga golongan manusia yang tak diacuhkan Alloh ﷻ pada hari kiamat, yaitu adalah orang tua yang berzina, orang miskin yang sombong, dan pemimpin yang pendusta.

Keterangan ini dapat ditemukan dalam kitab Sunan Nasai nomor 2528. Hadits ini melalui jalur Muhammad bin Al Mutsanna, Yahya bin Said, Muhammad bin Ajlan, Abu Muhammad, Abu Hurairah.

"Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dia berkata; Telah menceritakan kepada kami Yahya dari Ibnu 'Ajlan dia berkata; Aku mendengar Bapakku bercerita dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda, "Tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Alloh ﷻ pada hari kiamat; 'Seorang yang sudah tua berzina, orang miskin namun sombong, dan pemimpin yang pendusta."

Sahabat-sahabatku... 

Zina adalah salah satu perbuatan yang dilarang keras oleh Alloh ﷻ. Zina adalah salah satu dosa besar, setelah syirik dan membunuh. 

"Dan orang-orang yang tidak menyembah Rabb yang lain beserta Alloh ﷻ dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Alloh ﷻ (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya Dia mendapat (pembalasan) dosa(nya),"

Adapun hukuman atau balasan dari perbuatan zina. Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa dalam berzina ada enam bahaya yang mengikutinya, baik di dunia maupun di akhirat.

Di dunia; cahaya akan hilang dari wajah orang yang berbuat zina, umurnya akan semakin pendek, serta kekal dalam kemiskinan, dan memendekkan umur. Di akhirat; murka Alloh ﷻ menanti, hisabnya buruk, serta mendapat siksaan di neraka. Kemudian, para pelaku zina juga akan dibenci oleh Alloh ﷻ.

Imam Nawawi menyebut perkataan orang bijak,  "Empat perkara berikut ini adalah jelek, tapi justru masih ada empat perkara lain yang lebih jelek lagi, yaitu dosa yang dilakukan pemuda itu jelek, namun lebih jelek lagi adalah perbuatan dosa yang dilakukan oleh orang tua."

Berbicara tentang kesombongan. Paling sering dan sedang banyak disorot saat ini adalah tentang orang-orang yang menyombongkan diri dengan hartanya. Tidak hanya kesombongan orang kaya, kondisi ini diperparah dengan sombongnya orang yang sebenarnya miskin.

Imam Nawawi dalam kitabnya Nashaih al-‘Ibad menyebut, kesombongan adalah sifat yang buruk bagi siapa pun dan apapun kondisinya. Namun, bagi orang miskin yang sombong, hal ini adalah keburukan yang lebih parah.  

Sifat sombong juga menjadi salah satu yang dibenci Alloh ﷻ, seperti dalam firman-Nya: 
“Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl: 23)

Adapun Nabi Muhammad ﷺ menyebut kesombongan merupakan sifat yang dapat mengantarkan seseorang ke dalam neraka.  

Haritsah bin Wahb Al Khuzai’i berkata bahwa ia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: 

“Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabur (sombong).“ (HR. Bukhari dan Muslim).   

Sementara yang ketiga yang Alloh ﷻ tidak akan memandangnya dan tentu tidak akan memberikan pertolongan adalah pemimpin yang dusta. 

Dari Ka’ab bin Ujrah rahiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah keluar atau masuk menemui kami, ketika itu kami berjumlah sembilan orang. Dan di antara kami ada bantal dari kulit. Baginda lalu bersabda, ‘Sesungguhnya akan ada setelahku para pemimpin yang berdusta dan dzalim. Barangsiapa mendatangi mereka kemudian membenarkan kebohongan mereka, atau membantu mereka dalam kedzalimannya, maka ia bukan dari golonganku dan aku bukan dari golongannya. Serta ia tidak akan minum dari telagaku. Dan barangsiapa tidak membenarkan kebohongan mereka dan tidak membantu mereka dalam berbuat kedzaliman, maka ia adalah dari golonganku dan aku adalah dari golongannya. Dan kelak ia akan minum dari telagaku’.” (HR. Ahmad No: 17424).

Jika pemimpin sudah berdusta kepada rakyat dan itu jelas-jelas di depan mata kita, lantas apalagi yang diharapkan kepadanya? Bohong atau dusta adalah sikap dan mental orang yang sudah tidak lagi stabil kepribadiannya. Dia telah mengalami gangguan yang akan berdampak pada ketidakpercayaan rakyat. Padahal kepemimpinan yang mahal adalah ketika kejujuran ditegakkan setegak-tegaknya.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah mewanti-wanti kepada umatnya akan kondisi kepemimpinan di masa berikutnya, termasuk di masa yang sekarang kita arungi, yang memiliki para pemimpin pendusta dan dzalim.

Ketika masa itu telah tiba, maka Rasulullah ﷺ memetakan kondisi umat atau rakyat yang akan terpola menjadi dua kelompok.

Kelompok pertama adalah orang-orang yang mendatangi para pemimpin pendusta itu kemudian membenarkan kebohongannya atau membantu mereka dalam kedzalimannya.

Para pemimpin pendusta pun pada puncaknya akan ditempatkan di dalam neraka.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Siapa pun pemimpin yang menipu rakyatnya, maka tempatnya di neraka.” (HR. Ahmad)

Di hadits lain Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Seseorang yang diberi amanat oleh Alloh ﷻ untuk memimpin rakyat, lalu mati ketika sedang menipu rakyatnya, maka Alloh ﷻ mengharamkan baginya surga.” (HR. Muslim)

Demikian sahabat-sahabatku,  semoga nanti kita semua mendapat pertolongan dari Alloh ﷻ, di hari dimana tidak ada pertolongan kecuali dari Alloh ﷻ, dan jangan sampai kita menjadi bagian yang tidak Alloh ﷻ beri pertolongan.

Wallahu a'lam

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Kiki ~ Dumai
Bun, bagaimana kita sebagai rakyat, harus bersikap, terhadap pemimpin yang berdusta bun?

🔷Jawab:
Kita rakyat tidak bisa berbuat banyak, karena kita tidak mempunyai kekuatan apapun. Oleh karena itulah Alloh ﷻ sangat membenci pemimpin yang seperti ini, karena telah berbuat dzalim kepada rakyatnya yang tidak berdaya.  

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Kiki ~ Dumai
Bunda, bagaimana sikap kongkritnya dari orang miskin yang sombong itu ya bun?

🔷Jawab:
Sebagaimana makna dari sombong adalah menolak kebenaran, orang-orang miskin yang tetap saja ingkar kepada Alloh ﷻ, tetap melakukan perbuatan yang dilarang oleh Alloh ﷻ, dan ingkar kepada apa yang Alloh ﷻ perintahkan. Itulah orang yang sombong.  

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Aisya ~ Cikampek 
Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh. 

1. Berhubung dengan kesombongan,
Apakah hal ini masuk riya' ...sum'ah?

2. Bagaimana cara kita menjauhi sifat yang kadang tanpa terasa hadir tersebut ustadzah..
Astaghfirullah aladzim 

3. (Terkait bahaya zina) Na'udzubillah.

Bunda, bisa beri masukan untuk generasi sekarang yang rentan akan pacaran.

Supaya bisa menjauhi 'pacaran' terselubung, berkedok TTM, sahabat dan semisal bund.

Mohon penjelasan nya bunda.

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

1. Iyaa, tentu hal tersebut masuk ke dalam kategori sombong, udah miskin riya' lagi, apa tidak malu untuk bersifat riya' sementara banyak orang yang kaya.  

2. Kita harus sadar bahwa kita bukanlah pemilik dari apapun juga yang ada di kita, semua hanyalah pinjaman, termasuk jiwa yang dengannya kita hidup, itu hanyalah pinjaman dari Alloh ﷻ, raga kita ini juga hanyalah pinjaman dari Alloh ﷻ, apalagi hanya harta benda. Lantas apa yang bisa kita sombong kan?  Untuk mengangkat pelupuk mata saja kita tidak akan mampu jika tanpa pertolongan Alloh ﷻ, apalagi bekerja untuk menimbun harta yang di sombongkan tersebut, apakah kita akan mampu jika tiada pertolongan Alloh ﷻ? Pasti tidak bukan?  Itulah hal yang harus kita sadari.  

3. Apapun gerak langkah yang dilakukan, semua ada aturan, aturan inilah yang harus dipahami oleh anak-anak muda. Anak muda harus mengilmui aturan batas-batas hubungan lelaki dan perempuan. Kalau tidak memahami hal tersebut maka sulit untuk bicara. 

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Ummu Yasmina ~ Sleman
1. Ustadzah, Apakah benar nanti di Padang mahsyar semua amal kita diperlihatkan detail. Atau amal buruk saja yang dilihatin?

2. Apakah sistem khilafah menjamin umat Islam maju?

Matur nuwun untuk pencerahan nya.

🔷Jawab:
1. Na'am.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda:

تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُوْنَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيْلٍ، قَالَ سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ : فَوَاللهِ، مَا أَدْرِي مَا يَعْنِي بِالْمِيْلِ أَمَسَافَةَ اْلأَرْضِ أَمْ الْمِيْلَ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ، قَالَ : فَيَكُوْنُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى كَعْبَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى حَقْوَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا، وَأَشَارَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ إِلَى فِيْهِ

“Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.” –Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata?”  Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam  bersabda: “Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya. ”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut beliau.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2864)

Ini menunjukkan kesesuaian dengan amal-amalnya.

Semua amal manusia akan diperlihatkan baik yang shalih dan yang buruk. 

Hal ini berdasarkan firman Allah Ta'ala:

{ فَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَيۡرٗا يَرَهُۥ }

"Maka barangsiapa mengerjakan kebajikan seberat żarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya." [QS. Az-Zalzalah: 7]

{ وَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٖ شَرّٗا يَرَهُۥ }

"Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat żarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya." [QS. Az-Zalzalah: 8]

Tapi, ada orang-orang tertentu yang keburukannya akan Allah Ta'ala hapuskan atau Alloh ﷻ tutup. 

~ Orang yang bersegera berbuat baik setelah melakukan maksiat. 

Allah Ta'ala berfirman:

 إِنَّ ٱلۡحَسَنَٰتِ يُذۡهِبۡنَ ٱلسَّيِّـَٔاتِۚ ذَٰلِكَ ذِكۡرَىٰ لِلذَّٰكِرِينَ 

"Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Alloh ﷻ)." [QS. Hud: 114]

Tapi, ini tidak berlaku bagi orang yang dosa-dosa besar yang hanya bisa dihilangkan dengan tobat nasuha. Misal, meninggalkan shalat secara sengaja, lalu dia bersedekah. Dosa meninggalkan shalat adalah dosa besar bahkan sebagian ulama mengatakan murtad, dan tidak bisa dihilangkan kecuali dengan taubat nasuha. 

~ Orang yang menutupi aib orang lain, maka di akhirat aib dia akan Allah Ta'ala tutup.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Bersabda:

َوَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

"Siapa yang menutupi aib seorang Muslim maka Alloh ﷻ akan tutup aib dia pada hari kiamat." (HR. Bukhari no. 2442) 

Demikian. Wallahu A'lam

2. Sangat menjamin. Dan ini telah terbukti hingga hampir 14 abad lamanya.
Siapapun yang jujur melihat sejarah, termasuk kalangan ahli Barat, tak akan bisa mengelak untuk mengakui keagungan peradaban Islam pada masa lalu dan sumbangsihnya bagi dunia, termasuk dunia Barat, yang denyutnya masih terasa hingga hari ini. Meski banyak ditutup-tutupi, pengaruh peradaban Islam terhadap kemajuan Barat saat ini tetaplah nyata.
Banyak kemajuan yang diraih.
(1) Tingginya Kemampuan Literasi 

Pada abad ke-10, misalnya, di Andalusia saja terdapat 20 perpustakaan umum. Yang terkenal di antaranya adalah Perpustakaan Umum Cordova, yang saat itu memiliki tidak kurang dari 400 ribu judul buku. Ini termasuk jumlah yang luar biasa untuk ukuran zaman itu.

Padahal empat abad setelahnya, dalam catatan Chatolique Encyclopedia, Perpustakaan Gereja Canterbury saja, yang terbilang paling lengkap pada abad ke-14, hanya miliki 1800 (1,8 ribu) judul buku. Jumlah itu belum seberapa, apalagi jika dibandingkan dengan Perpustakaan Darul Hikmah di Kairo yang terkenal itu, yang mengoleksi tidak kurang 2 juta judul buku.

Perpustakaan Umum Tripoli di Syam—yang pernah dibakar oleh Pasukan Salib Eropa—bahkan mengoleksi lebih dari 3 juta judul buku, termasuk 50 ribu eksemplar al-Quran dan tafsirnya. Di Andalusia, pernah pula terdapat Perpustakaan al-Hakim yang menyimpan buku-bukunya di dalam 40 ruangan. Setiap ruangan berisi tidak kurang dari 18 ribu judul buku. Artinya, perpustakaan tersebut menyimpan sekitar 720 ribu judul buku.
Pada masa Kekhilafahan Islam yang cukup panjang, khususnya masa Kekhalifahan ‘Abbasiyyah, perpustakaan-perpustakaan semacam itu tersebar luas di berbagai wilayah Kekhilafahan, antara lain: Baghdad, Ram Hurmuz, Rayy (Raghes), Merv (daerah Khurasan), Bulkh, Bukhara (kota kelahiran Imam al-Bukhari), Ghazni, dan sebagainya. Lebih dari itu, hal yang lazim saat itu, di setiap masjid pasti terdapat perpustakaan yang terbuka untuk umum.
Menggambarkan hal ini, Bloom dan Blair menyatakan,  “Rata-rata tingkat kemampuan literasi (kemampuan melek huruf membaca dan menulis Dunia Islam di abad pertengahan lebih tinggi daripada Byzantium dan Eropa. Karya tulis ditemukan di setiap tempat dalam peradaban ini.” (Jonathan Bloom & Sheila Blair, Islam – A Thousand Years of Faith and Power, Yale University Press, London, 2002, p-105).

(2) Lahirnya Banyak Ilmuwan Besar dan Karya-karya Fenomenal Mereka. 

Karena tingginya literasi, wajar jika pada masa Khilafahlah banyak lahir para ulama, cendekiawan dan para ilmuwan. Ibn Sina (terkenal di Barat sebagai Aveciena), misalnya, adalah seorang pakar kedokteran. Ia meninggalkan sekitar 267 buku karyanya. Al-Qânûn fi al-Thibb adalah bukunya yang terkenal di bidang kedokteran.
Ada Ibn Rusyd (terkenal di Barat sebagai Averous); seorang filosof, dokter sekaligus pakar fikih dari Andalusia. Al-Kulliyât, salah satu bukunya yang terpenting dalam bidang kedokteran, berisi kajian ilmiah pertama mengenai fungsi jaringan-jaringan dalam kelopak mata.

Ada az-Zahrawi, kelahiran Cordova. Ia adalah orang pertama yang mengenalkan teknik pembedahan organ tubuh manusia. Karyanya berupa eksiklopedia pembedahan dijadikan referensi dasar dunia kedokteran dalam bidang pembedahan selama ratusan tahun. Sejumlah universitas Barat juga menjadikannya sebagai acuan. Lalu ada az-Zarkalli, masih dari Cordova. Ia adalah salah seorang ahli astronomi yang pertama kali mengenalkan astrolobe, yakni instrumen yang digunakan untuk mengukur jarak sebuah bintang dari horison bumi. Penemuan ini menjadi revolusioner karena dapat membantu navigasi laut yang kemudian mendorong berkembangnya dunia pelayaran secara pesat.

Ada al-Khawarizmi, ahli matematika sekaligus penemu angka nol dan penemu salah satu cabang ilmu matematika, Algoritma, yang diambil dari namanya. Pengaruhnya dalam perkembangan matematika, astronomi dan geografi tidak diragukan lagi dalam catatan sejarah. Risalah-risalah aritmatikanya, seperti Kitâb al-Jam’a wa at-Tafrîq bi al-Hisâb al-Hindi, Algebra dan Al-Maqâl fî Hisâb al-Jabr wa al-Muqâbilah hanya dikenal dari translasi berbahasa Latin. Buku-buku itu terus dipakai hingga abad ke-16 sebagai buku pegangan dasar oleh universitas-universitas di Eropa. Buku geografinya berjudul Kitâb Surât al-Ard yang memuat peta-peta dunia pun telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

Selanjutnya ada al-Idrisi, pakar geografi. Orang Barat menyebutnya Dreses. Al-Idris (1099-1166) dikenal oleh orang-orang Barat sebagai seorang ahli geografi. Ia pernah membuat bola dunia dari bahan perak seberat 400 kilogram untuk Raja Roger II dari Sicilia.
Globe buatan al-Idrisi ini secara cermat memuat pula ketujuh benua dengan rute perdagangannya, danau-danau dan sungai, kota-kota besar, dataran serta pegunungan. Beliau memasukkan pula beberapa informasi tentang jarak, panjang dan ketinggian secara tepat. Bola dunianya itu, oleh Idris sengaja dilengkapi pula dengan Kitâb ar-Rujari  (Roger’s Book).

Dialah yang pertama kali memperkenalkan teknik pemetaan dengan metode proyeksi; suatu metode yang baru dikembangkan oleh ilmuwan Barat, Mercator, empat abad kemudian.
Masih ada nama yang patut disebut sebagai penyumbang peradaban untuk dunia. Dialah Jabir Ibn Hayyan, masternya ilmu kimia yang diakui oleh dunia. Ide-ide eksperimen Jabir sekarang lebih dikenal sebagai dasar untuk mengklasifikasikan unsur-unsur kimia, utamanya pada bahan metal, non-metal dan penguraian zat kimia.
Pada abad pertengahan karya-karya beliau di bidang ilmu kimia—termasuk kitabnya yang masyhur, Kitâb al-Kimya dan Kitâb as-Sab’în—sudah banyak diterjemahkan ke dalam bahasa latin. Terjemahan Kitâb al-Kimya bahkan telah diterbitkan oleh orang Inggris bernama Robert Chester tahun 1444, dengan judul The Book of the Composition of Alchemy.

Buku kedua (Kitâb as-Sab’în) diterjemahkan juga oleh Gerard Cremona. Lalu tak ketinggalan Berthelot pun menerjemahkan beberapa buku Jabir, yang di antaranya dikenal dengan judul Book of Kingdom, Book of the Balances dan Book of Eastern Mercury.
Masih ada ilmuwan lainnya. Dia adalah Nashiruddin ath-Thusi, masternya ilmu astronomi dan perbintangan. Ada Ibnu al-Haitsam, jagoannya ilmu alam dan ilmu pasti. Beliau menulis buku berjudul Al-Manâzir yang berisi tentang ilmu optik. Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Frederick Reysnar, dan diterbitkan di kota Pazel, Swiss, pada tahun 1572 dengan judul Opticae Thesaurus.

Kemudian ada al-Kindi. Beliau adalah simbol kedigdayaan ilmuwan Muslim. Jempolan dalam ilmu fisika dan filsafat. Beliau bahkan mewariskan sekitar 256 jilid buku. Lima belas buku di antaranya khusus mengenai meteorologi, anemologi, udara (iklim), kelautan, mata dan cahaya; juga dua buah buku mengenai musik. 

Muhammad, Ahmad dan Hasan—tiga keturunan Musa Ibnu Syakir, menyumbangkan ilmu teknik pengairan dan matematika.
Selain mereka, masih banyak lagi ilmuwan dan cendekiawan Muslim lainnya dengan keunggulan dan kepakarannya di bidangnya masing-masing.
Tanpa kehadiran para ilmuwan dan cendekiawan Muslim yang telah mewariskan peradaban yang sangat agung, kemajuan peradaban Barat saat ini tidak mungkin terjadi. Secara jujur, hal ini diakui oleh salah seorang cendekiawan Barat sendiri, yakni Emmanuel Deutscheu yang asal Jerman itu. Ia mengatakan,  ”Semua ini (yakni kemajuan peradaban Islam) telah memberikan kesempatan baik bagi kami untuk mencapai kebangkitan (renaissance) dalam ilmu pengetahuan modern. Karena itu, sewajarnya-lah kami senantiasa mencucurkan air mata tatkala kami teringat akan saat-saat jatuhnya Granada.” (Granada adalah benteng terakhir Kekhilafahan Islam di Andalusia yang jatuh ke tangan orang-orang Eropa).

Hal senada diungkapkan oleh Montgomery Watt, ketika ia menyatakan,  ”Cukup beralasan jika kita menyatakan bahwa peradaban Eropa tidak dibangun oleh proses regenerasi mereka sendiri. Tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi ‘dinamo’-nya, Barat bukanlah apa-apa.”
Jacques C. Reister juga berkomentar,  ”Selama lima ratus tahun Islam menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu pengetahuan dan peradabannya yang tinggi.”

Bahkan yang menarik sekaligus mengejutkan, sumbangsih peradaban Islam terhadap dunia, termasuk dunia Barat, juga diakui oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Hal itu terungkap saat dia berpidato tanggal 5 Juli 2009. Dia antara lain menyatakan, “Peradaban berhutang besar pada Islam. Islam lah—di tempat-tempat seperti Universitas Al-Azhar—yang mengusung lentera ilmu selama berabad-abad serta membuka jalan bagi era Kebangkitan Kembali dan era Pencerahan di Eropa...” (http://jakarta.usembassy.gov.).
 
Sisi lain Keagungan Peradaban Islam
Selain itu, setidaknya berdasarkan pengakuan Will Durant, kebesaran peradaban Islam juga tampak pada beberapa hal berikut:
 
✓ Jaminan Atas Keamanan Dunia 

Dalam hal ini, Will Durant jelas mengatakan,  “Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan usaha keras mereka. Para Khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang bagi siapapun yang memerlukan dan memberikan kesejahteraan selama berabad-abad dalam keluasan wilayah yang belum pernah tercatat lagi fenomena seperti itu setelah masa mereka. Kegigihan dan kerja keras mereka menjadikan pendidikan menyebar luas sehingga berbagai ilmu, sastra, falsafah dan seni mengalami kejayaan luar biasa; yang menjadikan Asia Barat sebagai bagian dunia yang paling maju peradabannya selama lima abad.” (Will Durant – The Story of Civilization).

✓ Jaminan Penyatuan Umat Manusia 

Dalam hal ini, Will Durant terang mengakui, “Agama Islam telah menguasai hati ratusan bangsa di negeri-negeri yang terbentang mulai dari Cina, Indonesia, India hingga Persia, Syam, Jazirah Arab, Mesir bahkan hingga Maroko dan Spanyol. Islam pun telah memiliki cita-cita mereka, menguasai akhlaknya, membentuk kehidupannya, dan membangkitkan harapan di tengah-tengah mereka, yang meringankan urusan kehidupan maupun kesusahan mereka. Islam telah mewujudkan kejayaan dan kemuliaan bagi mereka…” (Will Durant – The Story of Civilization).

✓ Jaminan Terciptanya  Kemajuan Ekonomi 

Dalam hal ini, Will Durant pun jujur bertutur,  “Pada masa pemerintahan Abdurrahman III diperoleh pendapatan sebesar 12,045,000 dinar emas. Diduga kuat bahwa jumlah tersebut melebihi pendapatan pemerintahan negeri-negeri Masehi Latin jika digabungkan. Sumber pendapatan yang besar tersebut bukan berasal dari pajak yang tinggi, melainkan salah satu pengaruh dari pemerintahan yang baik serta kemajuan pertanian, industri, dan pesatnya aktivitas perdagangan.” (Will Durant – The Story of Civilization).
 
✓ Menjamin Kesehatan Masyarakat 

Dalam hal ini, Will Durant secara jelas juga menegaskan,  “Islam telah menjamin seluruh dunia dalam menyiapkan berbagai rumah sakit yang layak sekaligus memenuhi keperluannya. Contohnya adalah al-Bimarustan yang dibangun oleh Nuruddin di Damaskus tahun 1160, telah bertahan selama tiga abad dalam merawat orang-orang sakit tanpa bayaran dan menyediakan obat-obatan gratis. Para sejarahwan berkata bahwa cahayanya tetap bersinar tidak pernah padam selama 267 tahun.” (Will Durant – The Story of Civilization).
 
Peran Sentral Khilafah dengan secuil gambaran historis mengenai kehebatan peradaban Islam di atas, tentu wajar jika muncul sejumlah pengakuan dari para cendekiawan yang jujur, sebagaimana terpapar di awal. Pengakuan jujur ini penting dicatat untuk membantah pandangan beberapa pihak yang mengidap islamophobia akut seakan-akan Islam tidak pernah memberikan sumbangan apapun terhadap peradaban dunia. Namun, ada satu hal yang belum secara jujur diakui atau paling tidak sering ditutupi, bahwa peradaban Islam yang memberikan sumbangan besar bagi dunia ini terjadi hanya di era Kekhilafahan Islam. Bahkan boleh dikatakan, semua pencapaian kemajuan peradaan Islam itu tidak lepas dari peran sentral Khilafah. 

Kecemerlangan sejarah itu terjadi ketika umat Islam menerapkan sistem negara Khilafah yang menjadikan Islam sebagai dasar ideologi dan syariah Islam sebagai dasar hukum yang mengatur segenap aspek kehidupan manusia.

Karena itu sebuah kepicikan atau kedustaan yang fatal jika di satu sisi memuji peradaban Islam, tetapi di sisi lain melepaskan seluruh kemajuan itu dari peran sentral Khilafah, selain karena faktor akidah dan syariah Islam. Ketiga hal inilah (akidah, syariah dan Khilafah) yang paling menentukan kemunculan peradaban Islam yang agung.

Sayang, ketiga hal ini sering ditutup-tutupi bahkan menjadi obyek penyesatan dengan membangun stigma negatif terhadapnya. Pada tanggal 5 September 2006 mantan Presiden AS, George W. Bush, misalnya, mengatakan, “They hope establish a violent political utopia across the Middle East, which they call Caliphate, where all would be ruled according to their hateful ideology (Mereka berangan-angan untuk membangun utopia-politik kekerasan di sepanjang Timur Tengah, yang mereka sebut dengan Khilafah, dimana semua akan diatur berdasar pada ideologi yang penuh kebencian).”

Senada dengan itu, Tony Blair saat menjadi perdana menteri Inggris menyatakan bahwa salah satu ciri dari ‘ideolog iblis’ (evil ideology) adalah keinginan menegakkan syariah dan Khilafah.

Tentu menggelikan sekaligus tidak masuk akal, bagaimana sebuah ideologi kebenciaan, utopis dan penuh kekerasan—ada juga yang menyebutkan sebagai sistem zaman batu—bisa menghasilkan peradaban agung yang diakui cemerlang oleh dunia. Bagaimana sistem zaman batu bisa menyatukan berbagai bangsa, warna kulit dan ras di seluruh dunia. Bagaimana mungkin pula ‘ideolog setan’ bisa diyakini bahkan diperjuangkan oleh pemeluknya dan bertahan selama 13 abad. Padahal masa kecemerlangan itu terjadi di bawah naungan sistem Khilafah, yang sering oleh para sejarahwan Barat sering secara kurang pas disebut peradaban Arab, dinasti atau imperium. Maka dari itu, benarlah W.E. Hocking saat berkomentar,  “Sungguh dapat dikatakan bahwa hingga pertengahan abad ke tiga belas (yakni sepanjang era kekhilafahan Islam), Islamlah pembawa segala apa yang tumbuh yang dapat dibanggakan oleh dunia Barat." (The Spirit of World Politics, 1932, hlm. 461).  

Wallaahu a'laam.

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Sholehah...

Kita tentunya ingin sekali mendapatkan naungan dan pertolongan Alloh ﷻ di akhirat kelak. Sebaiknya segera memperbaiki ketaatan pada Alloh ﷻ. Selain itu, sunnah yang telah di ajarkan Rasulullah ﷺ bisa dilakukan dengan sebaik-baiknya.

Mohon maaf lahir batin.  

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar