Senin, 28 Februari 2022

HATI YANG BERBAHAGIA DAN BERUNTUNG

 


OLeH: Ibu Hj. Irnawati Syamsuir Koto

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

🌀HATI YANG BERBAHAGIA DAN BERUNTUNG

Sahabat sholehah... 

Kebahagiaan adalah sebuah impian di mana semua orang ingin memilikinya. 

Tidak ada seorang pun yang ingin menderita hidupnya. Namun, tidak semua orang tahu akan kriteria bahagia secara kaffah. 

Dalam pandangan Islam, seseorang yang bahagia adalah seorang mukmin sholeh yang selalu taat akan menunaikan hak-hak Tuhannya dan memenuhi hak-hak akan makhluk lainnya dengan berpedoman kepada syari'at, baik lahir maupun batin.

Kebahagiaan adalah sebuah impian di mana semua orang ingin memilikinya. Tidak ada seorang pun yang ingin menderita hidupnya. 

Namun, tidak semua orang tahu akan kriteria bahagia secara kaffah. Dalam pandangan Islam, seseorang yang bahagia adalah seorang mukmin sholeh yang selalu taat akan menunaikan hak-hak Tuhannya dan memenuhi hak-hak akan makhluk lainnya dengan berpedoman kepada syari'at, baik lahir maupun batin.

Kebahagiaan bukanlah barang komersil yang dapat dihitung dengan pasti. Kadar kebahagiaan pun berbeda nilai antar manusia. Seorang manusia tidak akan pernah bisa merasakan kebahagiaan apabila dalam dirinya selalu penuh akan keinginan. Ia lupa bersyukur dengan apa ang dimilikinya. 

Orang seperti ini masuk ke dalam kategori kufur nikmat. Ia tidak akan pernah puas akan nikmat yang didapatknnya karena Alloh ﷻ.

“Katakanlah: Dengan kurnia Alloh ﷻ dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Alloh ﷻ dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58).

Di dunia ini, kebahagiaan adalah sebuah fatamogana yang dapat menyesatkan manusia. Kebahagiaan akan menjadi berbahaya apabila seorang manusia menjadi budak olehnya tanpa bisa mengendalikannya. Kebahagiaan akan bemanfaat apabila mampu mengantarkan manusia kepada kebahagiaan yang hakiki, bahagia dalam akhiratnya. 

Manusia akan dapat meraih kebahagiaan di akhirat apabila ia mampu mengendalikan kebahagiaan di dunia tanpa tertipu akan keindahan dunia.

Dalam kitab Nashoihul ‘Ibad, ada yang mengatakan bahwa terdapat tiga tanda orang paling bahagia, yaitu orang yang memunyai hati alim, berperilaku sabar, dan bersikap puas. Orang yang memunyai hati alim dimana seseorang menyadari bahwa Alloh ﷻ senantiasa menyertai di mana saja ia berada. Berperilaku sabar dimana seseorang sabar baik dalam menunaikan perintah agama maupun dalam menghadapi cobaan. Bersikap puas di mana seseorang menerima apa adanya. Sikap puas muncul dikala tidak ada harapan yang lain.

Alloh ﷻ tidak akan membiarkan seorang hambanya yang beriman untuk hidup dalam kesengsaraan. 

Alloh ﷻ memberikan ujian untuk menilai layak atau tidak hamba tersebut diberi kebahagiaan. 

Ketika seorang mukmin mampu melewati ujian-Nya, maka Alloh ﷻ telah menambahkan kebahagiaan terbesar melainkan akan kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

“Sungguh menakjubkan keadaan orang-orang yang beriman. Sesungguhnya seluruh keadaan orang yang beriman. Sesungguhnya seluruh keadaan orang yang beriman hanya akan mendatangkan kebahagiaan untuk dirinya. Demikian itu tidak pernah terjadi kecuali untuk orang-orang yang beriman. Jika ia mendapatkan kesenangan maka ia akan bersyukur dan hal tersebut merupakan kebaikan untuknya. Namun jika ia merasakan kesusahan maka ia akan bersabar dan hal tersebut merupakan kebahagiaan untuk dirinya.”
(HR. Muslim dari Abu Hurairah)

Seorang mukmin selalu menjaga ketakwaan kepada Tuhan seolah ia beribadah dengan melihat Alloh ﷻ. 

Ketika ia tidak mampu melihat Alloh ﷻ, ia yakin bahwa Alloh ﷻ senantiasa melihatnya. Akhlak mulia menjadi sebuah cerminan seseorang manusia yang penuh kebahagiaan. 

Ia tidak pernah merasakan ujian sebagai penderitaan, melainkan sebuah kenikmatan yang masih bisa disyukuri.

Dari Abdullah bin Amr bn Al-Ash ra, Lima hal, jika dimiliki seseorang, maka ia berbahagia di dunia dan akhirat. 
✓ Pertama, menyebut ‘La Ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah’ dari waktu ke waktu. 

✓ Kedua, jika menerima bencana menyebut ‘Innaa Lillahi wa Inna Ilaihi Raaji’un’. 

✓ Ketiga, jika dianugerahi nikmat menyebut ‘Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamiin’ sebagai mensyukuri nikmat tersebut. 

✓ Keempat, bila memulai sesuatu mengucapkan ‘Bismillahi Rahmaanir Rahim’. 

✓ Kelima, jika telanjur berbuat dosa mengucap ‘Astaghfirullahal ‘Adziim wa Atuubu Ilaih’.”

Jika mayoritas manusia kebingungan mengenai jalan yang harus ditempuh menuju bahagia maka hal ini tidak pernah dialami oleh seorang mukmin. 

Jalan kebahagiaan seorang mukmin sudah terpampang jelas dihadapannya. Alloh ﷻ telah memberikan banyak kabar gembira kepada mukmin melalui wahyu yang telah disampaikan kepada Nabi Muhammad  ﷺ bahwa Jalan yang ditempuh telah benar dan sesuai yang ditunjukkan Alloh ﷻ. Ancaman berupa peringatan kepada orang yang lalai kepada Alloh ﷻ atas apa yang dilakukannya tidak sesuai dengan petunjuk Alloh ﷻ.

"Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih). Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.” (QS. Huud: 106 – 108).

Kebahagiaan seorang mukmin bukanlah kedalaman ilmu yang dimiliki atau derajat tinggi di mata manusia, melainkan semakin dekatnya dengan Alloh ﷻ. Terdapat keikhlasan atas setiap amal yang dilakukannya demi mengharap keridhoan dari Alloh ﷻ. Kebahagiaan seorang mukmin akan berkurang apabila berkurang pula kedekatannya dengan Alloh ﷻ. Mukmin sejati pasti tidak memiliki kekhawatiran di dalam hatinya karena menyadari bahwasanya ia memiliki Tuhan yang mengatur segala sesuatu dengan kehendak-Nya.

Kebahagiaan adalah sebuah hal yang abstrak, tidak dapat diukur dengan angka-angka tertentu dan tidak dapat dibeli dengan uang. Seorang manusia tidak akan mampu memprediksi dimana dan kapan akan mendapatkan kebahagiaan. Kebahagiaan adalah sebuah kenikmatan yang diberikan Alloh ﷻ kepada hamba-Nya yang mampu dirasakan oleh hati.

Puncak kebahagiaan bersumber dari ketenangan hati dan kenyamanan batin.

◾Berikut adalah beberapa tips hidup bahagia menurut Islam :

1. Selalu bersyukur.

Kehidupan di dunia akan jauh terasa lebih bahagia jika kita banyak bersyukur. Sebagaimana firman Alloh ﷻ:

”Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

2. Selalu melihat ke bawah.

Rasulullah ﷺ bersabda: “Lihatlah orang yang ada di bawahmu dan jangan melihat orang yang ada di atasmu, sebab itu lebih baik agar kalian tidak meremehkan nikmat Alloh ﷻ.“ (Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah)

3. Sering bersedekah.

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Alloh ﷻ, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Alloh ﷻ), maka Alloh ﷻ akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Alloh ﷻ menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al Baqarah: 245)

4. Berbaik sangka kepada Alloh ﷻ.

Ada banyak keutamaan berbaik sangka kepada Alloh ﷻ, salah satunya adalah mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup.

Dari Anas ra. sesungguhnya Nabi ﷺ masuk untuk menemui seorang pemuda yang sedang sakaratul maut, maka Rasulullah ﷺ bersabda:

Bagaimana keadaanmu? Pemuda itu berkata, “Ya Rasulullah ﷺ! aku mengharapkan rahmat Alloh ﷻ dan aku sangat takut akan dosadosaku.” Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda,

“Tidaklah takut dan roja berkumpul dalam hati seorang hamba dalam keadaan seperti ini kecuali Alloh ﷻ akan memberikan kepadanya apa-apa yang diharapkannya, dan akan memberikan keamanan kepadanya dari perkara yang ditakutinya.” (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah, al-Mundziri berkata, “Hadits ini sananya hasan”).

5. Bersikap ikhlas.

”Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Alloh ﷻ dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata:

“Cukuplah Alloh ﷻ bagi kami, Alloh ﷻ akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Alloh ﷻ,” (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka).” (QS. At Taubah: 59)

6. Selalu menjalankan ibadah.

Orang yang selalu berpegang teguh pada ajaran Islam, tentunya akan jauh lebih bahagia hidupnya. Hidup mereka akan dipenuhi dengan ridho Alloh ﷻ.

”Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan Al Kitab (Taurat) serta mendirikan shalat, (akan diberi pahala) karena sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengadakan perbaikan.” (QS. Al A’raaf: 170)

7. Taubat.

Tidak akan bahagia hidup seseorang sebelum ia melakukan taubat jika ia mempunyai dosa, apalagi jika itu adalah dosa besar dalam Islam.

Artinya : ”Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah:

“Salaamun alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Alloh ﷻ Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al An’aam: 54)

8. Rajin puasa.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla melipatgandakan satu kebaikan anak Adam menjadi sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat kecuali puasa. Puasa adalah untuk-Ku dan Akulah yang membalasnya. Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan pada hari kiamat. Dan bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Alloh ﷻ daripada wewangian misik.” (HR. Ahmad No 4036)

9. Menjadi pendengar yang baik.

Dengan menjadi pendengar yang baik, kita akan lebih menghargai tentang hubungan antar manusia dan persahabatan. Orang lain pun akan lebih menghargai kita.

"Perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Alloh ﷻ petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. Az Zumar: 18)

10. Mendapat pasangan yang shaleh atau shelahah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (HR. Tirmidzi. Al Albani berkata dalam Adh Dho’ifah bahwa hadits ini hasan lighoirihi)

11. Mencari harta di jalan halal.

Kehalalan harta yang didapat juga akan menentukan kebahagiaan seseorang atau tidak. Ia tidak akan pernah merasa tenang dalam hidup jika harta yang didapat adalah harta haram. Rasulullah ﷺ bersabda:

"Demi Alloh ﷻ, bukanlah kemiskinan yang aku takutkan (akan merusak agama) kalian, akan tetapi yang aku takutkan bagi kalian adalah jika (perhiasan) dunia dibentangkan (dijadikan berlimpah) bagi kalian sebagaimana (perhiasan) dunia dibentangkan bagi umat (terdahulu) sebelum kalian,

Maka kalian pun berlomba-lomba mengejar dunia sebagaimana mereka berlomba-lomba mengejarnya, sehingga (akibatnya) dunia (harta) itu membinasakan kalian sebagaimana dunia membinasakan mereka.” (HR. Bukhari Muslim)

12. Bersahabat dengan orang shaleh.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa.)

13. Menyayangi mahluk hidup lainnya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Pada setiap sedekah terhadap mahluk yang memiliki hati (jantung) yang basah (hidup) akan dapatkan pahala kebaikan. Seorang muslim yang menanam tanaman atau tumbuh-tumbuhan yang kemudian dimakan oleh burung-burung, manusia, atau binatang, maka baginya sebagai sedekah.” (Bukhori, Muslim).

Wallahu a'lam

┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0⃣1⃣ Kiki ~ Dumai
Bunda irna, bagaimana maksud dari menjadi pendengar yang baik disini, disaat kapan kah kita harus menjadi pendengar yang baik bun?

🌸Jawab:
Ada saatnya seseorang itu hanya butuh didengarkan tanpa kita harus memberikan nasihat demi nasihat.  Tidak semua kondisi mereka butuh kata-kata bijak.  

Disinilah kita harus pintar melihat kondisi, seseorang butuh advice atau hanya ingin didengarkan.  

Dan disaat mereka bicara, jangan buru-buru memotong seakan kita sudah tahu apa maksud dan tujuan mereka. 

Dengar dan pandanglah mereka saat bicara. 

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Sahabat sholehahku...

Alloh ﷻ telah menempatkan kita di bumi ini untuk jangka waktu tertentu yang pada akhirnya akan musnah. Sama halnya dengan kesulitan. Dengan menerima hidup kita bisa jadi lebih buruk, kita harus berbahagia dengan apa yang kita miliki dan mensyukuri apa yang memang kita miliki, bukan apa yang tidak kita miliki.

Mohon maaf lahir dan batin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar