Senin, 28 Februari 2022

PENGENDALIAN EMOSI MORAL PADA REMAJA

 


OLeH: Bunda Sukmadiarti Peranginangin, M.Psi

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

🌸 PENGENDALIAN EMOSI MORAL PADA REMAJA

Daniel Goleman menyampaikan hasil penelitian dalam buku fenomenalnya yang berjudul: Emotional Intelligence bahwa 80% kesuksesan seseorang ditentukan oleh kecerdasan emosinya. 

Kecerdasan emosi ini maknanya adalah kemampuan seseorang dalam mengenali dan mengelola emosi dirinya sendiri dan juga emosi orang lain.

Manfaat dari kemampuan mengelola emosi ini tidak hanya bagi diri sendiri tapi juga bagi kesuksesan dalam membangun relasi dengan orang lain.

Pada praktiknya, kita hidup di lingkungan sosial, berhubungan dengan orang tua, adik atau kakak, pasangan, rekan kerja, atasan, customer dan masyarakat. Untuk bisa sukses bersosial, maka kita perlu memiliki kecerdasan emosi yang baik.
Salah satu caranya adalah dengan melatih kemampuan empati. Empati merupakan salah satu aspek dari kecerdasan emosi selain dari mengenali dan mengelola emosi diri, juga mengenali dan mengelola emosi orang lain.

Empati adalah kemampuan kita memahami apa yang dirasakan, dibutuhkan, diharapkan orang lain terhadap kita. Saat kita mampu berempati, kita mampu bersikap bijak dan tepat saat merespon sikap orang lain meski kadang sikap itu tak seperti harapan kita.

Contoh: Saat orang tua marah pada anaknya misal ketika pulang malam. Anak yang mampu empati akan berusaha memahami penyebab mengapa orang tuanya jadi marah. Ia mampu melihat dari sudut pandang orang lain, bahwa oh orang tua marah karena khawatir pada anaknya, karena tidak ingin anaknya kenapa-kenapa, dan sejenisnya.

Anak yang mampu memahami dan berempati maka akan bisa merespon kekhawatiran atau kemarahan orang tuanya dengan bijak, tenang dan terkendali. Bisa pula merasakan bahwa kemarahan orang tua sebagai bentuk sayangnya orang tua pada anaknya.

Inilah yang akan menjaga moral kita dan remaja untuk bisa tetap bersikap baik dan menunjukkan akhlak yang terpuji.

Pastilah kemampuan manajemen emosi ini bukan keahlian yang mudah. Karena pada dasarnya anak maupun orang tua belajar dari cara orang dewasa bersikap padanya. 

Akan lebih mudah membentuk kecerdasan emosi yang baik pada diri dan anak bila kita berada di lingkungan yang juga memiliki kecerdasan emosi yang baik.

Kita bisa menjadi versi terbaik diri. Menjadi pribadi yang bermoral dan cerdas emosi, dengan cara:

✓ Berdamai dengan lingkungan maupun orang-orang yang pernah menyakiti hati kita.

✓ Rutin memaafkan orang yang pernah melukai hati agar emosi kita tidak menumpuk-numpuk.

✓ Berdamai dengan diri sendiri dan meningkatkan self love.

Kita layak bahagia.
Layak menjadi versi terbaik diri.
Kita layak sukses.
Layak meraih apa yang di impikan.

Jadilah diri terbaik kita dengan menjaga moral dan emosi kita selalu dalam kebaikan.

Meski pasti butuh proses, yakinlah, kita bisa setahap demi setahap lebih baik dari sebelumnya.

Wallahu a'lam

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Sasi ~ Depok
Bismillah...

Bunda, apakah kecerdasan emosi ini dipengaruhi secara genetik? 

Jika iya, dari ayah atau bundanya kah yang dominan? 

Terima kasih.

🌸Jawab:
Dari genetik tidak begitu signifikan walau tetap ada pengaruh ya.

Paling besar dari pengasuhan ayah ibu kepada kita, Bu. Begitu juga anak, pengasuhan kita pada anak yang akan membentuk dasar emosi mereka ke depan.

Contoh anak yang diasuh kasar, keras, akan punya luka batin atau inner child, yang buat dia saat bergaul nantinya juga mudah berlaku keras dan kasar pada orang lain. 

Begitu pun orang tua yang mengasuh dengan cinta, sabar, pengertian, empati pada anak, akan membentuk anak saat sekolah dan bergaul mudah pula empati sayang dan pede.

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Marsya ~ Tangerang
Bismillah...
Assalamu'alaikum bunda Sukma. 

Bunda, bagaimana caranya agar kita dapat mengontrol emosi saat berada pada lingkungan yang kurang baik? 

Jazakumullah khairan. 

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Ambil jeda sebelum merespon. Kita tidak bisa kendalikan sikap orang lain terhadap kita.

Tapi kita bisa menjaga sikap dan pilihan respon kita terhadap mereka.

Maka bila paham berada di lingkungan kurang baik, maka bisa ambil jarak, atau ambil jeda sebelum merespon. 

Kalau pun ada luka hati, maka maafkan mereka agar kita tidak menderita dengan membawa luka-luka batin yang ada.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Cucu Cudliah Nuraini ~ Tasikmalaya 
Assalamu'alaikum,

Orang yang lanjut usia biasanya tidak menyadari bahwa dia kadang salah.
Walaupun sudah dikasih tahu oleh kita dengan bijak, lemah lembut dan selalu minta maaf kalau cara penyampaian kita ada yang salah.

Bagaimana cara mengontrol emosi kita dalam menghadapi dilema seperti itu?

Jazakillah khairan.

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Empati, Bun.
Kalau kita paham beliaunya memang seperti itu, kita sudah tidak lagi terlalu ambil hati bila ada sikapnya yang tidak pas.

Karena kita sudah mampu empati dan memahaminya. 

Kalau pun belum, maka maafkan beliau agar hati kita damai.

Meminta maaf beda dengan memaafkan.

Memaafkan fungsinya untuk kedamaian jiwa kita. Jadi maafkanlah agar bunda lapang hatinya.

Ya Allah, saya maafkan.
Meskipun saya kesal pada sikapnya, saya terima rasa kesal ini. Saya maafkan ia.

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Bunda Khansa ~ Bekasi
Assalamualaikum ustadzah. 

1. Umur berapa anak-anak sudah dikatakan remaja? 

2. bagaimana cara mengajarkan pada anak-anak kita agar cerdas emosi, soalnya anak-anak sekarang kebanyakan pada emosian, kalau kita larang atau kita kritik justru anak-anak yang lebih marah sama kita.

Mohon solusinya, terima kasih, Ustadzah.

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

1. Saat Anak yang sudah haid dan mimpi basah sudah masuk dewasa. 

2. Anak belajar dari teladan orang tuanya. Ingin anak kita berubah sikap, maka kita pun harus lebih dulu mengubah cara bersikap kepada mereka, Bun. 

Seiring perubahan sikap kita yang membaik, anak pun mengikuti jadi tambah baik dan menyejukkan hati.

Wallahu a'lam

0️⃣5️⃣ Sasi ~ Depok
Bismillah...

Bunda, minta tolong berikan tips dan quotes untuk self confidence agar bisa mudah dan selalu memaafkan orang-orang yang pernah menyakiti hati. 

Banyak orang yang terpaku untuk mengingat kekecewaan pada orang lain sehingga dia lupa bahwa dirinya harus terlebih dulu dimaafkan atas semua yang terjadi. Begitu tidak bun, seharusnya? 

Terima kasih.

🌸Jawab:
Kita pribadi berharga, layak bahagia.

Maka tidak kita ijinkan orang lain menyakiti kita. Maka kita putuskan untuk berdamai dan memaafkannya agar luka hati itu tidak mendera.

Wahai diriku...
Kamu berharga...
Aku mengasihi mu...
Maafkan bila aku memendam luka emosi selama ini dengan kemarahan, sakit hati, kecewa yang ku pendam sehingga kamu tidak nyaman...
Aku menyesal
Maafin aku ya...

Wallahu a'lam

0️⃣6️⃣ Ofie ~ Bukittinggi
Bunda, bagaimana caranya mengendalikan emosi terhadap remaja yang terkena gangguan jiwa? 

Sudah dibawa psikiater tapi terkadang masih moody dia dalam emosi. 

🌸Jawab:
Bersabar ya, Bun
Pastinya ananda sangat butuh penerimaan dari orang tuanya.

Menerima ia tanpa syarat. Menerima kekurangannya. Memberinya sepenuh cinta kasih sayang.

Mudah-mudahan penerimaan baik kita padanya akan mempercepat penerimaannya dan pemaafannya pada kekurangan dan kesalahan kita maupun lingkungan di masa lalu.

Bantu ia untuk memaafkan orang-orang yang pernah buatnya terluka. Itu akan cepat mengobati luka hatinya.

Wallahu a'lam

0️⃣7️⃣ Sri ~ Gunungkidul
Saya mempunyai anak yang sudah kuliah semester 4, IQ cukup bagus tapi kadang dia marah hanya karena masalah sepele dan seisi rumah didiamkan. 

Apa yang sebaiknya saya lakukan, Bunda? Saya juga sudah menasihati agar belajar mengelola emosi.

🌸Jawab:
Ya, Bu.
Tidak apa-apa kalau anak butuh jeda dalam mengelola emosinya. Beri ruang untuknya.

Saat ia sudah tenang, baru pelan-pelan bisa kita ajak diskusi.

Bila kita ingin ananda lebih mampu mengelola emosinya, begitu pun kiranya kita saat merespon sikapnya yang mungkin kadang tidak seperti harapan. Tenangkan juga hati kita ikhlas menerimanya.

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Tidak ada manusia yang sempurna. Kita tidak sempurna begitu pula orang lain. Yuk, mudahlah kita menerima kekurangan orang lain dan memaafkannya agar hati kita terjaga, akhlak dan moral pun mulia. Kita bisa, pasti bisa jadi diri terbaik kita yang Alloh ﷻ ridhoi, pribadi berakhlak mulia..

Semoga Alloh ﷻ menemani dan memudahkan kita ya. 

Wallahu a'lam

Berkenan berteman dengan saya di media sosial, bisa follow akun saya ya.
 https://www.instagram.com/invites/contact/?i=1gdliteanuk23&utm_content=2mjhhjn

Sampai Jumpa lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar