Kamis, 30 Desember 2021

ISLAM DAN IMANKU

 


OLeH: Ummi Yulianti, S.Pd 

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

💎ISLAM DAN IMANKU

بِسْــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمن الرَّحِيْمُ


السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
الحمد لله
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ...

ام بعد

Segalanya milik Alloh ﷻ apa yang ada di langit dan bumi, kenikmatan dan kesusahan asalnya dari Alloh ﷻ sudah selayaknya kita panjatkan puji dan syukur hanya kepada Alloh ﷻ. 

Agama Islam adalah agama yang mengangkat dan membebaskan manusia dari zaman jahiliah zaman kegelapan menuju ke zaman yang terang benderang, sudah selayaknyalah kita sebagai umatnya senantiasa menghaturkan sholawat dan salam hanya kepada Nabi Muhammad ﷺ.

Pengertian iman secara bahasa pemaknaan sederhana adalah yakin atau percaya. Sedangkan Islam adalah implementasi dari keyakinan yang tertanam di dalam jiwa seorang hamba, atau pembuktian dari iman itu sendiri. Iman dan islam adalah dua hal yang paling mendasar dari inti pokok ajaran agama Islam. Orang yang memiliki iman atau beriman disebut dengan mukmin. Sedangkan yang menjalankan Islam disebut muslim. Sebenarnya masih ada satu lagi pokok ajaran Islam selain iman dan islam, yakni Ihsan.

Ketiga pokok ajaran islam diatas, telah disebutkan dalam sebuah kisah yang diriwayatkan dalam hadits. Dari sahabat Umar bin Khattab Ra, Ia bercerita ketika sedang duduk bersama Rasulullah ﷺ, tiba-tiba ada seorang lelaki menghampirinya. Laki-laki yang tidak diketahui darimana asalnya tersebut sebenarnya adalah malaikat Jibril yang menyamar sebagai manusia. Setibanya di tengah-tengah Rasulullah ﷺ dan para sahabat yang sedang berbincang, lelaki tersebut mendekatkan (menempelkan) lututnya dengan lutut Rasulullah ﷺ, lalu bertanya.

Pertanyaan pertamanya adalah tentang apa itu Islam. Rasulullah ﷺ menjawab dengan lafadz yang bermakna Islam adalah ketika seseorang yang bersyahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji. Mendengar jawaban Rasulullah ﷺ, lelaki tersebut membenarkan, tanda bahwa setuju. Lalu, ia kembali bertanya tentang Iman. Rasulullah ﷺ menjawab bahwa iman adalah ketika seseorang percaya atau beriman kepada Allah, Malaikat Alloh ﷻ, Kitab Alloh ﷻ, Rasul-Nya, hari akhir. Serta yang terkahir percaya akan takdir yang telah ditetapkan kepadanya entah baik maupun buruk. Lelaki tersebut kembali membenarkan.

Kemudian, lelaki tersebut kembali bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang yang dimaksud dengan Ihsan. Rasulullah ﷺ menjawab dengan tegasnya, “Ihsan ialah ketika kau beribadah kepada Alloh ﷻ seolah kau melihat-Nya. Jika kau tak melihat Allah, maka Dia melihatmu.”

Begitulah sedikit kisah berdasarkan potongan dari hadits shahih yang driwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, at-Turmudzi, Imam Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah. Dari kisah diatas diketahui bahwa yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ adalh yang hingga saat ini kita kenal dengan istilah rukun Islam dan rukun Iman.

🔶Pengertian Iman Dan Islam

★ Pengertian Iman

Sebelumnya sudah sedikit kita singgung, bahwa dari tinjauan bahasa iman berarti menerima atau percaya. Asalnya dari bahasa Arab, yakni amana-yu’minu. Sedangkan jika ditinjau dari makna berdasarkan istilahnya, iman adalah “Tashdiqun bil qolbi ikrarun bil lisan wa ‘amalun bil arkan.“ Atau meyakini dengan sebenar-benarnya dengan hati. Menegaskan dengan ucapan lisan, dan mempraktekkan dengan fungsi anggota tubuh (mengamalkan).

★ Pengertian Islam

Jika kita artikan dari segi bahasa, Islam yang berasal dari kosakata bahasa Arab aslama berarti patuh, berserah diri, selamat, atau damai. Sedangkan dari makna istilah berarti berserah diri dengan penuh keimanan kepada Alloh ﷻ untuk mendapat dan menyebarkan kedamaian di dunia maupun akhirat.

Firman Alloh ﷻ dalam al-Qur’an surat Al-Imron ayat 19 :

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Alloh ﷻ hanyalah Islam.”

🔶Perbedaan Iman Dan Islam

Jika berbicara tentang perbedaan iman dan Islam, apakah keduanya berbeda? Dan apa perbedaannya? Sebenarnya jika kita membahas tentang makna keduanya, bisa saja sama bisa juga berbeda. Iman dan Islam seringkali disebutkan dalam satu konteks bahasa yang sama atau bersamaan. 

Nah, jika dalam kondisi seperti itu dimana iman dan Islam disebutkan secara berbarengan maka keduanya memiliki makna yang berbeda. Yang kurang lebihnya sama seperti diatas.

Pada prakteknya, ketika iman dan islam disebutkan dalam satu konteks bahasa atau kalimat secara bersamaan, maka yang dimaksud iman adalah amalan batiniah. Sedangkan Islam berperan sebagai amalan dzahir.

Yang dimaksud dengan amalan batiniah adalah amalan yang tak tampak. Contohnya seperti keyakinan akan keEsaan Alloh ﷻ. Ketakutan kita akan murka-Nya, kepasrahan hati akan segala ketetapannya, kecintaan kita akan kasih sayang-Nya, dan lain sebagainya. Keislaman haruslah terlebih dahulu didasari dengan pondasi iman yang kuat. Akan sangat percuma amaliyah yang dikerjakan sesuai dengan syariat islam jika pada dasarnya tidak memiliki iman.

Kondisi kedua adalah ketika iman disebutkan secara terpisah. Atau iman saja yang disebutkan, maka yang semikian itu telah mewakili tentang pokok keislaman. Sebagaimana sebuah hadits Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra. Ia berkata, bahwa Nabi ﷺ bersabda :

“Iman itu ada tujuh puluh atau enam puluh cabang lebih, yang paling utama adalah ucapan ‘Laailaahaillallah’, sedangkan yang paling rendahnya adalah menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan, dan malu itu salah satu cabang keimanan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

🔶Rukun Iman Dan Rukun Islam

Pengertian tentang rukun iman dan rukun islam sebelumnya telah kami sampaikan. Tepatnya, pada hadits tentang kedatangan Jibril ditengah-tengah Rasulullah ﷺ dan para sahabat yang sedang duduk dalam sebuah majelis. 

Hadits tersebut yang menjelaskan tentang rukun iman dan rukun islam ada berapa. Bahkan secara lebih rinci dalam hadits tersebut juga dikisahkan ketika Rasulullah ﷺ menggambarkan tanda-tanda akhir zaman. Hal itu disampaikan oleh Rasulullah ﷺ semata-mata hanya agar bertambah keimanan para umat, terutama dengan hari akhir.

وَقاَلَ : يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنِ الإِسْلاَمِ ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الإِسْلَامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ، وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ ، وَتَحُجَّ البَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً

Lalu ia berucap, ”Wahai Muhammad, beritahu aku tentang Islam.” Rasulullah ﷺ menjawab,“Islam adalah kau bersaksi bahwa tak ada sembahan yang berhak disembah kecuali Alloh ﷻ dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Alloh ﷻ, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa di bulan Ramadhan, serta melaksanakan haji ke Baitullah jika kau mampu menjalankannya.”

قَالَ : صَدَقْتَ فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ قَالَ : فَأَخْبِرْنِي عَنِ الإِيْمَانِ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

Orang itu berkata, “Kau benar.” Kami heran, ia bertanya kemudian membenarkannya. Orang itu berucap lagi, ”Baritahu kepadaku tentang Iman.” Rasulullah ﷺ menjawab,”Kau beriman pada Alloh ﷻ, pada para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pada para Rasul-Nya, pada hari akhir dan pada takdir yang baik maupun buruk.” Orang itu berucap,”Kau Benar!.” (HR. Muslim)

Dari hadits diatas bisa kita ketahui bahwasanya menurut Rasulullah ﷺ, rukun iman ada 6 sedangkan rukun islam ada 5. Masing-masing daftar dan urutannya adalah :

★ Rukun Iman, yaitu: 

1) Iman kepada Alloh ﷻ.
2) Iman Kepada Malaikat.
3) Iman kepada Kitab Alloh ﷻ.
4) Iman kepada Nabi dan Rasul.
5) Iman kepada hari kiamat.
6) Iman kepada Qada dan Qadar.

★ Sedangkan Rukun Islam yaitu: 

1) Mengucapkan dua kalimat syahadat “Asyhadu an Laa Ilaaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasuulullah.” Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Alloh ﷻ dan Muhammad adalah utusan Alloh ﷻ.

2) Menjalankan ibadah shalat 5 waktu

3) Mengeluarkan atau membayar zakat

4) Puasa wajib saat bulan suci Ramadhan tiba

5) Pergi menunaikan ibadah haji jika mampu

Dalam Islam, iman adalah mengakui dengan lisan, membenarkan dengan hati, dan mengamalkan dengan perbuatan. Agama Islam mengatur tentang keimanan dalam rukun Iman.

Beriman artinya percaya dan membenarkan. Imam Syafi’i menjelaskan iman adalah bisa membawa seseorang senantiasa lebih taat kepada segala perintah Tuhannya. Dalam Islam, penilaian iman adalah hanya bisa dilakukan oleh Alloh ﷻ dan manusia hanya bisa berusaha terus bertakwa.

Islam mengatur iman adalah dalam sebuah rukun, namanya rukun Iman yang terdiri dari iman kepada Alloh ﷻ, malaikat, kitab-kitab, nabi dan rasul, hari kiamat, serta qada dan qadar.

Enam pilar rukun Iman adalah amalan yang bersifat batiniah atau keyakinan yang ada di dalam hati. 

Iman mengandung makna percaya atau meyakini atau membenarkan. Iman adalah menurut syariat Islam mengakui dengan lisan, membenarkan dengan hati, dan mengamalkan dengan perbuatan. Rukun iman adalah amalan yang bersifat batiniyah atau keyakinan yang ada di dalam hati.

Al Imam Ibnul Qayyim memaparkan iman adalah memiliki cabang yang banyak. Setiap cabang adalah bagian dari iman. Shalat adalah cabang keimanan, begitu pula dengan zakat, haji, puasa dan amalan-amalan hati seperti malu, tawakal, ... jujur adalah cabang iman.

Penjelasan tersebut sesuai dengan hadis Rasulullah ﷺ yang berbunyi:

“Iman itu ada tujuh puluh tiga sampai tujuh puluh sembilan, atau enam puluh sembilan cabang. Yang paling utama adalah perkataan laa ilaaha illallah (tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Alloh ﷻ). Dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu itu adalah sebagian dari iman.”

Para ulama seperti Imam Malik, Asy Syafi’I dan ahli hadis lainnya menjelaskan iman adalah pembenaran hati, pengakuan lisan, dan amalan yang dilakukan seluruh anggota tubuh. Imam Syafi’i menambahkan bahwa iman adalah membawa seseorang senantiasa lebih taat kepada segala perintah Tuhannya.

Rukun iman dalam agama Islam ada enam perkara. Di dalam ajaran agama Islam, rukun Iman dan rukun Islam merupakan 'pilar' penting yang dijadikan sebagai pedoman hidup. Rukun Islam merupakan perbuatan atau amalan yang berbentuk fisik, sedangkan rukun Iman adalah amalan yang bersifat batiniah atau keyakinan yang ada di dalam hati.

🔶Rukun Iman sendiri terdiri dari 6, yakni:

◼️1. Iman Kepada Alloh ﷻ

Makna dari rukun Iman yang pertama, yakni kita meyakini bahwa tiada Tuhan lain yang layak disembah selain ALLOH ﷻ. Rukun Iman yang pertama ini berarti, kita harus meyakini dengan sepenuh hati bahwa Alloh ﷻ yang menciptakan seluruh makhluk yang ada di langit, bumi, dan seluruh alam semesta.

Kita bisa meyakini sifat-sifat Alloh ﷻ yang tercantum dalam Al-Qur'an (Asmaul Husna) dan hanya kepada Alloh ﷻ lah kita memohon perlindungan dan pertolongan dengan berdzikir, bersujud dan berdoa.

Meyakini atau Iman kepada Alloh ﷻ juga bisa diwujudkan dari amal perbuatan baik dengan melaksanakan semua perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.

2. Iman Kepada Para Malaikat

Iman kepada para malaikat berarti percaya jika malaikat itu ada dan senantiasa mengawasi perbuatan baik dan buruk manusia. Malaikat merupakan makhluk gaib ciptaan Alloh ﷻ yang terbuat dari cahaya (Nur) dan bertugas untuk menjalankan perintah dari Alloh ﷻ untuk mengawasi seluruh umat manusia dan jin.

Malaikat merupakan makhluk yang sangat taat kepada Alloh ﷻ dan senantiasa selalu bertasbih tanpa henti siang dan malam.

3. Iman Kepada Kitab-kitab Alloh ﷻ

Makna dari Iman kepada kitab-kitab Alloh ﷻ adalah, kita harus meyakini jika seluruh kita yang dituntun kan kepada Nabi datangnya dari Alloh ﷻ, terutama Al-Quran. Sebagai umat Islam, kita juga harus berpedoman pada kitab suci Al-Quran.

4. Iman Kepada Nabi Dan Rasul

Makna dari rukun Iman ini ialah kita meyakini bahwa Nabi dan Rasul adalah manusia utusan Alloh ﷻ yang diperintahkan untuk menyampaikan kabar gembira dan ancaman di muka bumi. Beriman kepada Nabi dan Rasul artinya ialah memercayai segala ajarannya baik dari lisan maupun mengikuti jejak suri tauladan Nabi dan Rasul.

◼️5. Iman Kepada Hari Akhir (kiamat)

Iman kepada hari Kiamat ialah mempercayai jika hari akhir benar-benar ada. Kiamat merupakan hari dimana seluruh alam semesta dihancurkan dan dimusnahkan.

Iman kepada hari kiamat berarti meyakini dan mempercayai tanda-tanda akhir zaman seperti munculnya dajjal, turunya Nabi Isa a.s, keluarnya Ya'juj dan Ma'juj, terbitnya matahari dari Barat, semakin banyak kejahatan, serta banyaknya amanah yang tidak lagi dijalankan.

Selain itu beriman kepada hari Akhir adalah percaya bahwa ada kehidupan setelah kematian, dimana kehidupan yang kekal sesungguhnya ada di Akhirat.

◼️6. Iman Kepada Qada dan Qadar

Makna beriman kepada Qada dan Qadar artinya ialah kita mengimani bahwa apapun yang terjadi di muka bumi juga kepada diri kita sendiri sebagai manusia baik maupun buruk merupakan kehendak dari Alloh ﷻ.

Alloh ﷻ menciptakan mudharat pastilah ada maslahat. Di setiap keburukan terdapat makna yang mendalam, baik itu diketahui oleh manusia, maupun tidak diketahui oleh manusia.

🔶Ciri-Ciri Orang Beriman

◼️1. Punya Rasa Takut Terhadap Alloh ﷻ

Memiliki rasa takut terhadap Alloh ﷻ merupakan satu dari 10 ciri-ciri orang beriman. Dirinya tidak akan berani melanggar apapun apa yang telah ditetapkan menjadi suaru larangan Alloh ﷻ dan akan selalu mentaati setiap perintah-Nya.

Rasa takut terhadap Alloh ﷻ merupakan salah satu bentuk mengagungkan-Nya. Seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-Anfal: 2.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang bila disebut nama Allah Subhanahu Wata’ala gemetar lah hati mereka dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”

◼️2. Khusyuk Saat Melaksanakan Shalat

Khusyuk dalam sholat merupakan satu dari 10 ciri-ciri orang beriman lainnya. Seseorang yang telah memiliki keimanan yang kuat akan lebih khusyuk dalam menjalankan ibadah sholat, baik wajib atau sunnah meski banyak gangguan.

Allah Ta’ala berfirman,

الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ

"(yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya." (QS. al-Mukminum: 2)

◼️3. Menjauhkan Diri dari Kegiatan yang Sia-sia

10 ciri-ciri orang beriman tidak akan melakukan hal yang sia-sia atau tidak bermanfaat. Dirinya justru akan sibuk melakukan urasan ibadah yang akan menambah keimanannya. Allah Ta’ala pun berfirman:

وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ‎

"dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang sia-sia." (QS. Al-Mukminun: 3)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ‎

“Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

◼️4. Senang Mendengar Bacaan Ayat Al-Qur’an

Senang mendengar bacaan ayat Al-Qur’an merupakan satu dari 10 ciri-ciri orang beriman. Bukan hanya itu, keimanan dalam hati mereka juga semakin bertambah ketika mendengar ayat-ayat Alloh ﷻ. Allah Ta’ala pun berfirman:

وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا‎

“dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya).” (QS. Al-Anfal: 2)

Rasulullah ﷺ mengatakan:

“Orang mu’min yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isinya, ibarat buah jeruk manis, rasanya enak dan baunya harum. Sedangkan orang mu’min yang tidak membaca Al-Qur’an tetapi mengamalkan isinya, ibarat buah kurma, rasanya enak dan manis tetapi tidak ada baunya. Adapun perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an, maka ibarat minyak wangi, baunya harum tetapi rasanya pahit. Sedangkan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an, ibarat buah kamarogan, rasanya pahit dan baunya busuk.”(HR. Al-Bukhari & Muslim, 5).

◼️5. Menunaikan Zakat

Menunaikan zakat termasuk ke dalam 10 ciri-ciri orang beriman, karena dirinya tahu bahwa dengan berzakat atau bersedekah merupakan bukti keimanan seseorang. Orang-orang beriman hendaknya menunaikan kewajiban dan ibadah yang terkait harta ini dengan ikhlas untuk membersihkan harta dan menyucikan jiwa mereka. 

Allah Ta’ala berfirman:

وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ‎

“dan yang menginfakkan rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS. Al-Anfal: 3).

Rasul juga pernah menjelaskan tentang bukti keimanan seseorang dapat dilihat dari sholat dan sedekahnya.

وَالصَّلَاةُ نُورٌ وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ‎

"Sholat adalah cahaya dan sedekah adalah bukti.” (HR. Muslim no. 223)

◼️6. Meneladani Rasul

Dalam 10 ciri-ciri orang beriman bukan hanya sekedar menjalankan perintah Alloh ﷻ saja, melainkan juga meneladani setiap perbuatan dan perkataan rasul. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, berkata:

“Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Aku tinggalkan dua perkara yang kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya yaitu Kitabullah dan Sunnahku, serta keduanya tidak akan berpisah sampai keduanya mendatangiku di Telaga (di Surga).”

◼️7. Tawakal

Tawakal merupakan satu dari 10 ciri-ciri orang beriman. Orang tawakal dan ikhlas pada setiap ketetapan dan takdir yang diberikan Alloh ﷻ.

وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ‎

“Dan hanya kepada Alloh ﷻ-lah kalian betawakal, jika kalian benar-benar orang yang beriman.” (QS. Al-Maidah : 23).

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Alloh ﷻ, maka Dialah Yang Mencukupinya.” (QS. Ath-Thalaq: 3).

◼️8. Sabar

Kesabaran juga merupakan satu dari 10 ciri-ciri orang beriman. seberat dan sesullit apapun ujian yang diberikan, maka dirinya akan selalu bersabar menghadapinya. Alloh ﷻ berfirman dengan artinya yang berbunyi:

“Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah : 177)

◼️9. Punya Akhlak Yang Baik

Ciri-ciri orang beriman lainnya adalah memiliki akhlak yang baik. Orang beriman tidak mungkin memiliki akhlak yang buruk, karena dirinya akan selalu meneladani Rasul yang berakhlak mulia. Abu Darda meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ, mengatakan:

“Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih berat daripada akhlak yang mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat.” (At-Tirmidzi, 2002)

◼️10. Selalu Bersyukur

Seseorang yang sedang ditimpa masalah, baik maupun buruk akan membuat dirinya selalu bersyukur atas apa yang dimilikinya. Inilah merupakan 10 ciri-ciri orang beriman yang kuat. Alloh ﷻ berfirman:

وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا لُقْمَٰنَ ٱلْحِكْمَةَ أَنِ ٱشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ حَمِيدٌ‎

“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Alloh ﷻ. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Alloh ﷻ), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Alloh ﷻ Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Luqman Ayat : 12)

Demikian paparan kali ini.
Yang benar datang nya dari اللّه. Yang salah dari ketidatahuan ana yang masih fakir ilmu agama.

Mohon maaf jika ada salah-salah kata dalam penulisan.

 العلم بلاعمل كا لشجر بلا ثمر

Ilmu itu apabila tidak di amalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah.

 جزاكم الله خير جزاء شكرا وعفوا منكم...
فا استبقوا الخيرات...

والسلام عليكم ورحمة الله و بر كاته

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Setyaningsih ~ Solo
Assalamu'alaykum Ustadzah.

Apakah perbedaan yang mendasar antara orang munafik dengan orang fasik?
Mohon pencerahannya Ustadzah, Syukron.

💎Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

✓ MUNAFIK: Yaitu orang yang dhahirnya beriman akan tetapi sebenarnya batinnya tidak beriman atau kafir. 

✓ FASIK: Yaitu seorang muslim yang meninggalkan kewajibannya dan mengerjakan perbuatan yang diharamkan menjadi kebiasaan.

Wallahu a'lam

0️⃣2⃣ Kiki ~ Dumai
Ummi, salah satu rukun Islam adalah menjalankan shalat 5 waktu.

Bagaimana jika tidak menjalankan shalat 5 waktunya umm? 
Apakah keislaman dipertanyakan? Atau mungkin batalkah umm?

💎Jawab:
Para ulama sepakat dosa meninggalkan shalat lebih besar dari dosa berzina dan mencuri. Mereka tidak berselisih pendapat dalam masalah ini. Ulaman Asy Syaukani mengatakan bahwa tidak ada beda pendapat tentang kafirnya orang yang meninggalkan shalat karena mengingkari kewajibannya.

Namun apabila meninggalkan shalat karena malas dan tetap meyakini shalat lima waktu itu wajib sebagaimana kondisi sebagian besar kaum muslimin saat ini, maka dalam hal ini ada perbedaan pendapat.

✓ Pendapat pertama mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat dianggap telah murtad (keluar dari Islam).

✓ Pendapat kedua menyatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat dibunuh dengan hukuman had, namun tidak dihukumi kafir.

✓ Pendapat ketiga mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat karena malas-malasan adalah fasiq (telah berbuat dosa besar).

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Achi ~ Tangsel
Bun, bagaimana caranya menjaga keimanan dari pergaulan zaman sekarang? Seperti mabuk-mabukan, merokok, nonton video porno, berhubungan di luar nikah.

💎 Jawab:
1. Menambah wawasan tentang keislaman, sehingga tau yang dibolehkan dan dilarang. 

2. Berteman dengan orang sholih. Sehingga kita termotivasi untuk beramal sholih dan bisa saling mengingatkan ketika berbuat salah.

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Aisya ~ Cikampek 
Assalamualikum warahmatullahi wabarakaatuh

Ustadzah, kalau seorang hamba sholat 5 waktunya lancar tetapi tidak membuka Al Qur'an dan membacanya, apakah keislaman nya masih di pertanyakan?

💎Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Tidak ada satupun pendapat ulama atau fuqoha yang   menyebutkan bahwa membaca al-Qur’an itu hukumnya wajib ain dengan waktu-waktu tertentu.

Syaikh Ibnu Baz rahimahullahu pernah ditanya :

“Apakah meninggalkan (membaca) al-Qur’an lebih dari 3 hari itu haram?”

Maka Syaikh menjawab :

"Tidak, hal tersebut tidak haram. Meninggalkan (hajr) al-Qur’an itu adalah dengan cara tidak mengamalkannya. Menghajrnya adalah dengan tidak mengamalkannya."

Adapun membaca al-Qur’an, sekiranya anda membacanya hanya sekali atau dua kali dalam sebulan, maka ini bukan hajr (meninggalkan) al-Qur’an namanya.

Hajr itu adalah dengan tidak mengamalkannya.

Adapun membaca al-Qur’an itu sunnah hukumnya, baik dibaca tiap hari atau tiap pekan atau tiap bulan atau tiap dua bulan. Alhamdulillah, semuanya sunnah (hukumnya).

Wallahu a'lam

0️⃣5️⃣ Aisya ~ Cikampek
Dalam hal Iman kepada Alloh ﷻ.
Bertauhid.
Namun masih mengerjakan syirik.
Yang di anggap adalah bagian dari ibadah.
Bagaimana di hukumi nya ustadzah?

💎Jawab:
Syirik itu Kesesatan yang paling besar.

Syirik artinya menunjukan sebagian ibadah kepada selain Alloh ﷻ, atau bisa katakan pula syirik adalah menduakan Alloh ﷻ dalam ibadah. Semacam menjadikan do’a, sembelihan dan tumbal pada selain Alloh ﷻ.

Orang yang berbuat syirik dikatakan dalam ayat sebagai orang yang telah jauh tersesat karena ia telah menginjak hak-hak Alloh ﷻ. Di antara hak Alloh ﷻ adalah menjadikan ibadah hanya pada Alloh ﷻ saja, bukan pada makhluk seperti malaikat, nabi, orang sholih atau pada pohon dan batu.

Jika seorang muslim menjadikan wali yang telah mati sebagai perantara dalam do’a, lalu ia sampaikan do’a pada wali supaya hajatnya disampaikan pada Alloh ﷻ, ini namanya meminta do’a pada wali. Setiap yang meminta pada selain Alloh ﷻ, itu syirik walau yang diminta bukanlah berhala, batu atau pohon.

Contoh tadi itulah bentuk kesyirikan yang terjadi di masa silam di kalangan orang-orang musyrik. Bukti bahwa perbuatan meminta semacam itu termasuk syirik dibuktikan dalam ayat berikut,

وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ

“Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Alloh ﷻ (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan Kami kepada Alloh ﷻ dengan sedekat- dekatnya.” Sesungguhnya Alloh ﷻ akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Alloh ﷻ tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (QS. Az Zumar: 3).

Bagaimana perbuatan tadi tidak disebut syirik sedangkan di akhir ayat disebut bahwa mereka termasuk dusta lagi ingkar. Namun inilah perbuatan syirik yang dibela oleh para pengagung kubur, wali dan sunan.

Wallahul musta’an.

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

"Derajat iman paling tinggi adalah kamu menyadari bahwa dirimu selalu berada di hadapan Alloh ﷻ." (Utsman bin Affan)

Semoga Alloh ﷻ berikan kita hidayah untuk istiqomah dalam keislaman dan keimanan. 

Aamiin Yaa mujiibassaa'iliin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar