Minggu, 25 April 2021

MUSLIMAH MERINDU SURGA

 


OLeH: Ustadz Abdillah Noor Rahmat

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

Bismillah, walhamdulillah wa laa ilaha illalloh Allohu akbar amma ba'd.

Kita langsung pada materi saja ya. Agak cukup panjang, semoga kawan-kawan sekalian tetap semangat dalam menuntut ilmu. Dan Alloh ﷻ berkahi ilmu kita Aamiin.

🌸MUSLIMAH MERINDU SURGA

Wanita sebagaimana kaum lelaki, jika mereka beriman, mereka akan dapat meraih surga dan menggapai beragam kenikmatannya, bahkan mampu menjadi penghuninya yang mayoritas.

 Dalam hal ini, Alloh ﷻ  berfirman:

“Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An-Nahl: 97)

Namun wanita dapat menjadi penghuni surga mayoritas hanya terjadi dalam satu kondisi saja, yaitu bila jumlah kaum Mukminah yang ada di dunia ini digabungkan dengan populasi para bidadari surga yang bermata jeli (hūr ‘īn), atau bila yang kita maksud adalah hanya para bidadari surga saja.

Dalam hadits shahih, Muhammad bin Sirin  berkata, “Tidakkah kalian merasa bangga atau kalian ingat; kaum lelaki ataukah wanita yang paling banyak menghuni surga?,” maka Abu Hurairah  berkata, “Bukankah Abul Qasim (Rosul) telah bersabda:

(( إِنَّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ تَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ، وَالَّتِى تَلِيهَا عَلَى أَضْوَاءِ كَوْكَبٍ دُرِّىٍّ فِي السَّمَاءِ، لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ اثْنَتَانِ يُرَى مُخُّ سُوقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ، وَمَا فِى الْجَنَّةِ أَعْزَبُ ))

“Sesungguhnya rombongan pertama yang akan memasuki surga adalah dalam rupa bulan seperti di malam purnama. Selanjutnya, dalam rupa seperti bintang kejora yang ada di langit. Setiap laki-laki dari mereka memiliki dua istri yang dari balik dagingnya terlihat sumsum betisnya. Sesungguhnya di dalam surga tidak ada laki-laki yang membujang." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Bila istri-istri di surga tersebut dari kalangan kaum wanita (di dunia), maka tentunya kaum wanita di dunia ini jumlahnya lebih banyak dari kaum laki-laki. Namun, bila yang dimaksud adalah para bidadari, maka tidak mesti jumlah wanita di dunia lebih banyak dari kaum laki-laki, dan mereka inilah yang dimaksud.

Di samping itu, berdasarkan zhahir hadits juga sangat jelas mengindikasikan bahwa mereka yang dimaksud adalah para bidadari surga yang bermata jeli. 

Rasulullah ﷺ  bersabda:

(( لِلرَّجُلِ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ زَوْجَتَانِ مِنْ حُورِ الْعِينِ، عَلَى كُلِّ وَاحِدَةٍ سَبْعُونَ حُلَّةً، يُرَى مُخُّ سَاقِهَا مِنْ وَرَاءِ الثِّيَابِ ))

“Setiap lelaki penghuni surga memiliki dua istri dari kalangan bidadari. Setiap bidadari tersebut mengenakan 70 perhiasan. Sumsum betisnya terlihat dari balik bajunya.” (HR. Ahmad)

Subhānalloh....
Segala sesuatunya begitu indah, hingga sumsum yang berada dalam balutan tulang betisnya pun terlihat sangat nyata.

Kesimpulannya, kaum wanita adalah penghuni surga yang paling banyak bila ditambah dengan jumlah para bidadari surga. 

Namun bila hanya kaum wanita dunia, maka jumlah mereka di dalam surga adalah yang paling sedikit atau minoritas, dan justru merekalah yang paling banyak menjadi penghuni neraka.

Rasulullah ﷺ  bersabda:

(( يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ، فَإِنِّيْ أُرِيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ ))، فَقُلْنَ: ( وَبِمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ ). قَالَ: (( تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ )) 

“Wahai sekalian kaum wanita, bersedekahlah. Sesungguhnya aku pernah diperlihatkan bahwa kalian adalah mayoritas penghuni neraka. Para sahabat wanita bertanya: Wahai Rasulullah ﷺ, mengapa demikian?, maka beliau menjawab Karena kalian sering kali melaknat dan ingkar kepada suami." (HR. Al-Bukhari)

Maka, hendaklah seorang Mukminah merasa bahagia, karena di dalam surga ia lebih utama dan lebih cantik dari bidadari bermata jeli. Ia adalah tuan yang dapat memerintah dan melarang. Sedangkan para bidadari adalah pelayan yang taat kepadanya. 

Mengapa demikian?

Sebab, tidak akan sama keadaan antara makhluk yang telah bersusah payah menjalani kehidupan dunia dan bersungguh-sungguh meraihnya yaitu para wanita beriman dengan makhluk yang memang dipersiapkan khusus yaitu para bidadari untuk menghuni surga tanpa bersusah payah, tanpa beribadah, tanpa beban syariat, tidak pernah mengalami musibah, dan tanpa ujian.

🔷🌷🔷
◼️Tawaran Surga Kepada Muslimah

Sesungguhnya barang dagangan sangat berharga yang ditawarkan Alloh ﷻ  tiada lain adalah surga. Barang dagangan ini telah ditawarkan Alloh ﷻ  kepada kaum Mukminin dan Mukminat. Pembelinya adalah Alloh ﷻ , dan salah satu penjualnya adalah kaum Mukminah. Sedangkan barang dagangannya berupa jiwa dan harta benda. Pembayaran atau alat pembayarannya adalah amalan-amalan surga. Jaminan dan agunannya adalah kesaksian ayat-ayat Taurat sebelum diselewengkan, ayat-ayat Injil sebelum disimpangkan, dan ayat-ayat al-Quran yang senantiasa terpelihara dari tindak penyelewengan dan penyimpangan, karena sebagai satu-satunya kitab suci yang mendapat jaminan pemeliharaan dari Alloh ﷻ. 

Alloh ﷻ  berfirman:
“Sesungguhnya Alloh ﷻ telah membeli dari orang-orang Mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Alloh ﷻ; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Alloh ﷻ di dalam Taurat, Injil dan al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) dari Alloh ﷻ? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kalian lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar." (QS. at-Taubah: 111)

Namun untuk mendapatkan imbalan ini, diperlukan beberapa syarat, bukan dengan malas-malasan atau tanpa bersusah payah. Di antaranya adalah sebagaimana tertera dalam firman Alloh ﷻ :

“Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat, yang rukuk, yang sujud, yang menyuruh berbuat makruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Alloh ﷻ. Dan gembirakanlah orang-orang Mukmin itu.” (QS. At-Taubah: 112)

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang Muslim, laki-laki dan perempuan yang Mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Alloh ﷻ, Alloh ﷻ telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar." (QS. Al-Ahzab: 35)

Tidak diragukan lagi bahwa kebahagiaan kaum Muslimah adalah ketika mereka dimasukkan ke dalam surga yang penuh rahmat dan kenikmatan serta menjadi penghuninya yang kekal abadi. Ketika mereka sampai di pintu surga, pintu-pintu tersebut akan dibukakan untuk mereka dan mereka disambut oleh para malaikat dengan penuh keramahan seraya mengucapkan selamat atas keberhasilan mereka dalam melewati kehidupan duniawi.
Dan surga adalah ganjaran luar biasa yang disediakan Alloh ﷻ  bagi hamba-hamba Nya yang dicintai-Nya dan yang taat kepada-Nya. Surga adalah tempat yang penuh dengan kesenangan dan kenikmatan, tanpa ada yang dapat mengusik ketenangannya, atau mampu mengurangi kemuliaannya.

Sebuah Realitas Manakala kita semua memperhatikan berbagai pertanyaan yang diajukan oleh kaum wanita tentang hal ihwal keadaan mereka di surga dan apa yang mereka peroleh di dalamnya, maka jawabannya sebagai berikut:

Pertanyaan yang banyak dilontarkan oleh kaum wanita tentang selaksa pahala dan berjuta kenikmatan yang kelak diperoleh di dalam surga adalah pertanyaan lumrah dan tidak akan ada yang mengingkarinya. 

Mengapa demikian?

Karena jiwa manusia memang begitu antusias untuk memikirkan masa depan dan tempat kembali mereka. Begitu pula Rasulullah ﷺ, beliau tidak pernah mengingkari berbagai bentuk pertanyaan yang diajukan oleh para sahabat tentang surga dan kenikmatan yang ada di dalamnya. 

Di antaranya, mereka bertanya kepada Rasulullah ﷺ , “Apakah konstruksi bangunan surga?”, maka beliau menjawab: 

(( لَبِنَةٌ مِنْ ذَهَبٍ، وَلَبِنَةٌ مِنْ فِضَّةٍ، مِلاَطُهَا الْمِسْكُ الأَذْفَرُ، وَحَصْبَاؤُهَا الْيَاقُوتُ وَاللُّؤْلُؤُ، وَتُرَابُهَا الزَّعْفَرَانُ، مَنْ يَدْخُلْهَا يَخْلُدْ فِيهَا يَنْعَمُ لاَ يَبْؤُسُ، لاَ يَفْنَى شَبَابُهُمْ، وَلاَ تَبْلَى ثِيَابُهُمْ ))

“Yaitu dari batu bata yang terbuat dari emas dan perak, dan adukan semen (lepa) dari kesturi yang wangi, kerikil-kerikilnya berupa mutiara dan batu rubi (yaqut), dan tanahnya adalah safran (za’faran).Barangsiapa yang memasukinya akan dikaruniai kesenangan dan tidak akan pernah merasakan penderitaan, ia akan tinggal di sana selamanya dan tidak akan penah mati, pakaiannya tidak akan pernah lusuh dan kemudaan usianya tidak akan pernah pudar.” (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi, dishahihkan al-Albani dalam ta’līq atau komentarnya terhadap al-Misykāh no. 673)

Kemudian pada suatu waktu, para sahabat juga bertanya kepada Rasulullah ﷺ , “Apakah kami kelak di surga akan bersanding kembali dengan istri-istri kami (di dunia)?”. Maka beliau  mengabarkan bahwa mereka akan memperolehnya kembali.” (HR. Abu Nu’aim dalam Sifāt al-Jannah, dishahihkan al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahīhah)

Sesungguhnya jiwa setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan akan rindu dan gembira manakala disebutkan kepada mereka tentang surga dan beragam kelezatan lainnya yang semisal. 

Ini merupakan sebuah kerinduan yang baik, asalkan semata-mata tidak hanya berupa angan-angan kosong,  semu atau lamunan sesaat, tanpa pernah diiringi dengan amal shaleh yang nyata untuk menggapainya dengan optimal dan maksimal. 

Kepada orang-orang yang beriman, laki-laki maupun perempuan, Alloh ﷻ telah berfirman:

“Dan itulah surga yang diwariskan kepada kalian disebabkan amal-amal yang dahulu kalian kerjakan.” (QS. az-Zukhruf: 72)

Oleh karena itu, kita pun harus sigap untuk memotivasi kerinduan jiwa pribadi kita dan juga jiwa-jiwa orang lain dengan kabar gembira tentang surga dan mengokohkannya dengan mewujudkan kerinduannya tersebut dalam wujud amal shaleh.

Sesungguhnya surga dan kenikmatan yang terdapat di dalamnya bukan khusus disediakan bagi kaum laki-laki saja. 
Bahkan surga telah disediakan bagi orang-orang yang bertakwa dari kalangan dua jenis umat manusia, laki-laki dan perempuan sebagaimana dikabarkan Alloh ﷻ  dalam firman-Nya:

“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal shaleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.” (QS. An-Nisa’: 124)

“Alloh ﷻ menjanjikan kepada orang-orang Mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn. dan keridhaan Alloh ﷻ adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.” (QS. At-Taubah: 72)

Sudah selayaknya bagi setiap wanita untuk tidak menyibukkan dirinya dengan melontarkan banyak pertanyaan dan ingin mengetahui secara terperinci tentang tata cara masuknya mereka ke dalam surga. 

Seperti pertanyaan; “Apakah yang kelak ia kerjakan di surga?”, “Kemana saja ia akan pergi?”, dan berbagai bentuk pertanyaan lainnya yang semisal. 
Cukuplah baginya mengetahui bahwa dengan masuknya wanita ke dalam surga, maka akan sirnalah segala masa kesengsaraan dan kesedihan yang pernah dilalui dan dijalaninya. Lalu berubah menjadi masa penuh kebahagiaan yang abadi. 
Cukuplah baginya firman Alloh ﷻ  tentang surga:

“Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya.” (QS. al-Hijr: 48)

“Di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kalian kekal di dalamnya.” (QS. Az-Zukhruf: 71)

“...Alloh ﷻ meridhai mereka dan mereka pun ridha terhadap-Nya....” (QS. Al-Ma’idah: 119)

Atau sabda Rasulullah ﷺ  yang meriwayatkan firman dari Robbnya (hadits qudsi):

(( أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ، وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ ))

“Aku telah mempersiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang shaleh sesuatu (surga) yang belum pernah dilihat oleh mata belum pernah didengar oleh telinga, dan belum sempat terlintas dalam pikiran seorangpun."

Kemudian beliau membacakan ayat:

“Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (QS. as-Sajdah: 17).” 
(HR. Al-Bukhari)

Ketika Alloh ﷻ  menyebutkan iming-iming yang terdapat di dalam surga berupa berbagai macam kelezatan makanan, pemandangan yang indah, tempat tinggal dan pakaian yang mewah. 

Maka sesungguhnya Alloh ﷻ  telah menyiapkan dan memperuntukan segala macam kenikmatan tersebut untuk dinikmati oleh dua jenis umat manusia sekaligus, yaitu laki-laki dan perempuan.

Namun, Alloh ﷻ  mengiming-iming hal lain yang khusus bagi laki-laki dan menjadikan mereka rindu kepada surga karenanya, yaitu bidadari yang cantik nan jelita. Dan kenikmatan seperti ini tidak diperoleh wanita, karena mereka memang tidak pernah di iming-iminginya.

🔷🌷🔷
Pertanyaan dan Jawabannya

Karena itu, mungkin saja kaum wanita bertanya-tanya tentang sabda Rasulullah ﷺ  tersebut, bahwa kaum wanita tidak diiming-imingi untuk mendapatkan “bidadara dan memang tidak akan memperolehnya.

Maka jawabnya sebagai berikut:

Alloh ﷻ  berfirman:  
“Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang justru akan ditanyai.” (QS. Al-Anbiya’ : 23)

Namun, tidak mengapa bila kita mengungkap hikmah besar berdasarkan nash-nash syar’i dan pokok-pokok dasar Islam yang benar, bahwa Alloh ﷻ  mengiming-imingi bidadari khusus bagi kaum laki-laki, adalah karena berbagai hal berikut:

Sesungguhnya sudah diketahui dan dimaklumi dengan pasti bahwa tabiat kaum wanita adalah pemalu. 

Oleh karena itu, Alloh ﷻ  tidak menjadikan mereka rindu kepada kenikmatan surga yang membuat mereka merasa malu.
Sebagaimana sudah umum diketahui pula bahwa rasa rindu seorang wanita kepada laki-laki tidak seperti rasa rindu seorang laki-laki kepada wanita. 

Oleh karena itu, Alloh ﷻ dengan tegas menyatakan adanya kerinduan laki-laki saat disebut para wanita atau bidadari surga. Sungguh benarlah apa yang disabdakan oleh Rasulullah ﷺ :

(( مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنْ النِّسَاءِ ))

“Tidaklah aku tinggalkan ujian yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada godaan wanita.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Adapun wanita, maka kerinduan mereka adalah kepada perhiasan, seperti pakaian dan gelang yang melebihi kerinduan mereka kepada laki-laki. Sebab Alloh ﷻ telah memberikan tabiat kerinduan tersebut kepada mereka. 

Hal ini sebagaimana firman Alloh ﷻ :

“Dan apakah patut (menjadi anak Alloh ﷻ) orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan sedang ia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam pertengkaran.” (QS. Az-Zukhruf [43]: 18)

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin  berkata:

“Alloh ﷻ menyebutkan istri-istri bagi lelaki, karena lelaki biasanya suka dan merindukan wanita. Oleh karena itu di surga disebutkan para istri (bidadari) yang disediakan bagi lelaki, namun tidak disebutkan suami (bidadara) bagi para wanita. Namun, konsekuensi dari hal itu bukan berarti bahwa para wanita tidak memiliki pasangan. Bahkan mereka akan memiliki pasangan dari anak keturunan Adam (manusia).” 
(al-Majmū’ ats-Tsamīn 1/175)

Setiap wanita ketika hidup di dunia, maka tidak terlepas dari beberapa keadaan berikut yang dialaminya: 

1. Ia meninggal sebelum menikah.

2. Ia meninggal setelah dicerai suaminya, dan belum pernah melangsungkan pernikahan yang kedua.

3. Ia telah menikah, namun suaminya tidak dapat memasuki surga bersamanya.

4. Ia wafat setelah menikah.

5. Ia ditinggal mati suaminya, dan tidak menikah lagi sepeninggalnya.

6. Ia ditinggal mati suaminya lalu menikah dengan laki-laki lain.

Inilah beberapa keadaan yang dialami wanita ketika di dunia. Tiap keadaan memiliki balasannya masing-masing saat di surga, yaitu:

1) Adapun wanita yang wafat sebelum menikah, maka di surga kelak ia akan dinikahkan oleh Alloh ﷻ  dengan pemuda dari penduduk dunia yang masuk surga dalam keadaan membujang. Alloh 

Hal ini berdasarkan berdasarkan sabda Rasulullah ﷺ :

(( مَا فِي الْجَنَّةِ أَعْزَبُ ))

“Tidak ada penduduk surga yang membujang.” (HR. Muslim)

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin  berkata:
“Bila di dunia seorang wanita belum pernah menikah, maka Alloh ﷻ akan menikahkannya dengan pemuda yang menyejukkan hatinya di surga. Sebab kenikmatan surga bukan terbatas bagi laki-laki saja. Namun, mencakup juga laki-laki dan perempuan. Termasuk bagian dari kenikmatan surga adalah melangsungkan pernikahan.” (al-Majmū’ ats-Tsamīn 1/175)

2) Semisal poin (1) adalah wanita yang wafat dalam keadaan telah dicerai suaminya.

3) Semisal poin (1) adalah wanita penghuni surga yang suaminya tidak dapat memasuki surga.

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin  berkata:
“Wanita penduduk surga yang belum pernah menikah atau wanita penduduk surga yang suaminya tidak dapat masuk surga bersamanya, maka di surga kelak ia akan dinikahkan dengan laki-laki penghuni surga yang belum pernah menikah juga ketika di dunia.” (al-Majmū’ ats-Tsamīn 1/173)

4) Wanita yang wafat setelah pernah menikah, maka suaminya ketika di dunia akan menjadi suaminya di surga, dengan syarat suaminya tersebut pun masuk surga.

5) Wanita yang ditinggal wafat suaminya dan tidak pernah menikah lagi sesudahnya, maka suaminya di dunia akan menjadi suaminya di surga.

6) Wanita yang ditinggal mati oleh suaminya, lalu ia menikah dengan laki-laki lain, maka suami terakhirlah yang akan menjadi pasangan hidupnya di surga, meskipun ia menikah dengan banyak laki-laki sebelumnya. 

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah ﷺ :

(( الْمَرْأَةُ ِلاۤخِرِ أَزْوَاجِهَا ))

“Wanita menjadi pasangan hidup (istri) di surga bagi suaminya yang terakhir.” (Silsilah al-Ahādīts ash-Shahīhah no. 1281)

Juga berdasarkan ucapan Hudzaifah bin Yaman  ke-pada istrinya:

( إِنْ شِئْتِ أَنْ تَكُوْنِي زَوْجَتِيْ فِي الْجَنَّةِ فَلاَ تَزَوَّجِيْ بَعْدِيْ، فَإِنَّ الْمَرْأَةَ فِي الْجَنَّةِ ِلآخِرِ أَزْوَاجِهَا فِي الدُّنْيَا، فَلِذٰلِكَ حَرَّمَ اللهُ عَلَى أَزْوَاجِ النَّبِيِّ  أَنْ يَنْكِحْنَ بَعْدَهُ ِلأَنَّهُنَّ أَزْوَاجُهُ فِي الْجَنَّةِ )

“Bila engkau ingin menjadi istriku kelak di surga, maka janganlah engkau menikah sepeninggalku. Sesungguhnya istri akan menjadi pasangan di surga bagi suami terakhirnya ketika di dunia. Oleh karena itu, Alloh ﷻ mengharamkan bagi para istri Nabi untuk menikah lagi sepeninggal beliau, sebab mereka adalah para istri beliau di surga.” (Silsilah al-Ahādīts ash-Shahīhah)

Wallohu a'lam.

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Safitri ~ Banten 
Ustadz, seorang wanita itukan lebih mudah masuk surga dengan sholat lima waktu, puasa wajib di bulan ramadhan, menjaga kehormatan dan dapat menjaga diri ketika suami jauh, taat sama suami nah yang taat ini nih ustadz, kenapa sih begitu sulitnya wanita itu taat sama suaminya dibalik kata taat tersimpan hati yang berat dan belum tentu ikhlas dalam menjalaninya pasti ada saja keluhannya, bagaimana tuh ustadz?

🔷Jawab: 
Benar sekali, biasanya karena godaan setan untuk membangkang pada suaminya, juga hawa nafsunya yang tidak mau dikekang. 

Biasanya karena kurangnya rasa cinta pada pasangan dan rasa kecewa terhadap pasangan. Maka maafkanlah ia dan semaikan kembali rasa cintanya. Serta berdoa dan usahakan belajar ilmu bersama insyaaAlloh akan lebih mudah mentaati suami. 

Wallohu a'lam

0️⃣2⃣ Yulia ~ Bekasi
Assalamu'alaikum ustadz, Masya Allah materinya luar biasa,

1. Bagaimana jika yang meninggal masih anak-anak apakah di surga bisa bertemu dengan kedua orang tuanya?  

2. Bagaimana jika seorang istri menikah lagi setelah suaminya meninggal namun suami yang baru tidak masuk ke surga, apakah bisa bertemu dengan suami pertama? 

🔷Jawab: 
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

1. Bisa jika orang tuanya pun masuk surga. 

2. Ya, Bila suami pertama lebih sholeh, lebih menyayanginya.

Wallohu a'lam.

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Merindu surga adalah amalan yang sangat mulia, namun kerinduan itu harus diperjuangkan agar benar dapat berjumpa dengan yang dirindukan. 

Perjuangan mengejar surga itu butuh keseriusan, pengorbanan dan ketahanan baik fisik maupun mental.

Sebagai seorang muslimah medan juang terbaik untuk mendapatkan surga adalah tetap berdiam di rumah, perbanyak membaca doa, dzikir, al qur'an dan solawat.

Pintu surga yang paling mudah baginya adalah menjaga wudhu dan menahan diri dari pandangan laki-laki yang bukan mahromnya. 

Berbakti pada orang tua dan taat pada suami adalah ladang jihadnya.

Tapi tahukah akhwat sekalian wanita itupun menjadi penghuni neraka yang paling banyak disebabkan lisannya, rasa syukur dan ketidakmampuannya menahan diri dari pandangan laki-laki bukan mahrom.

Joget tiktok ala jahiliyyah, berpakaian tapi telanjang (ketat, pakaian tidak menutup aurat dengan baik), berdendang lagu dengan suara mendayu dayu di dahapan ajnabi (bukan mahrom). 

Saudariku, tekan nafsumu, tumbuhkan rasa malumu, niscaya Alloh ﷻ memuliakanmu dan surga pun akan merindukanmu. 

Wallohu a'lam

Sahabat dakwah anda Abdillah N. Rahmat

https://youtube.com/channel/UCuP-F_bhCR0ZH7-e8oDrZ0w

Tidak ada komentar:

Posting Komentar