Minggu, 25 April 2021

KETIKA ANAKKU TAK PERCAYA DIRI

 


OLeH: Ustadzah Azizah, S.Pd

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

🌀KETIKA ANAKKU TAK PERCAYA DIRI

بسم الله الرحمن الرحيم

الســـلام عليــكم ورحــمة اﻟلّـہ وبركاته

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَ نَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نَبِيَّ بَعْدَهُ

Anak adalah anugerah terindah yang diberikan Alloh ﷻ pada setiap kita saat memulai berumah tangga.

Anak adalah konsekwensi dari amanah yang dititipkan Alloh ﷻ kepada kita. Dan sejatinya anak adalah tabungan ukhrowi kita kelak.

Sebagai orang tua kita diwajibkan memberikan pendidikan dan pengasuhan yang terbaik, yang mengakomodir kebutuhan fisik dan psikologis anak.

Anak yang tumbuh kembangnya dibersamai dengan sepenuh pemahaman maka ia akan tumbuh dengan karakter positif yang membangun kepribadiannya.

Sebaliknya anak yang tumbuh di lingkungan yang tidak kondusif, penuh tekanan fisik dan psikologis, maka tumbuh kembang anak akan mengalami trouble (masalah). Salah satu contohnya, anak yang sering kena bully oleh lingkungannya. Dia akan tumbuh jadi anak yang tidak percaya diri. Atau anak yang memiliki kekurangan fisik tertentu, atau ia mengalami guncangan psikologis tertentu. Contoh kehilangan ayah, ibu, kakak atau nenek yang dia sangat cintai.

Percaya diri tidak akan pernah bisa hadir dalam diri sampai kita paham dengan diri kita. Sebenarnya memang hanya kita yang bisa memahami diri kita, tentang bagaimana kita berpikir, tentang bagaimana kita merasa, dan tentang bagaimana kita berperilaku.

Orang yang tidak percaya diri, sering sekali terlihat membatasi kemampuan mereka. Sebab, mereka menganggap bahwa dirinya bukan siapa-siapa dan tidak memiliki kemampuan lebih dibanding orang lain. Oleh sebab itu, tidak heran jika mereka merasa minder dan tertutup dengan kehidupan.

Kita akan coba lihat apa yang dimaksud dengan rasa tidak percaya diri menurut para pakar.

▪️Kepercayaan diri atau Self confidence diartikan sebagai perilaku yang membuat individu memiliki pandangan positif dan realistis mengenai diri mereka sendiri dan situasi di sekelilingnya. (WHO, 2003).

▪️Menurut Bandura (1977, dalam Hurlock, 1999) self confident adalah suatu keyakinan seseorang untuk mampu berperilaku sesuai dengan harapan dan keinginannya.

▪️Percaya diri didefinisikan juga sebagai sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. (Rini, 2002). 

▪️Menurut Hambly (1992) kepercayaan diri diartikan sebagai keyakinan terhadap diri sendiri sehingga mampu menangani segala situasi dengan tenang, kepercayaan diri lebih banyak berkaitan dengan hubungan seseorang dengan orang lain. Tidak merasa inferior di hadapan siapapun dan tidak merasa canggung apabila berhadapan dengan banyak orang.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa percaya diri (Self confidence) merupakan adanya sikap individu yakin akan kemampuannya sendiri untuk bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkannya sebagai suatu perasaan yang yakin pada tindakannya, bertanggung jawab terhadap tindakannya dan tidak terpengaruh oleh orang lain. Orang yang memiliki kepercayaan diri mempunyai ciri-ciri: 

√ Toleransi,
√ Tidak memerlukan dukungan orang lain dalam setiap mengambil keputusan atau mengerjakan tugas, 
√ Selalu bersikap optimis dan dinamis, 
√ Memiliki dorongan prestasi yang kuat.

🌀🔹🌀
Faktor Kepercayaan Diri Menurut Hurlocks

Hurlocks (1999) menjelaskan bahwa perkembangan kepercayaan diri pada masa remaja dipengaruhi oleh :

√ a. Pola asuh yaitu pola asuh yang demokratis dimana anak diberikan kebebasan dan tanggung jawab untuk mengemukakan pendapatnya dan melakukan apa yang sudah menjadi tanggung jawabnya kematangan usia.

√ b. Hubungan keluarga; remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan seorang anggota keluarga akan mengidentifikasi diri dengan orang ini dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama. Apabila dalam keluarga diciptakan hubungan yang erat satu sama lain, harmonis, saling menghargai satu sama lain dan memberikan contoh yang baik akan memberikan pandangan yang positif pada remaja dalam membentuk identitas diri.

√ c. Teman sebaya; Teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam dua cara ; pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan tentang konsep teman-teman tentang dirinya, dan kedua, ia berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompok.

Ada lima tips mudah untuk membangun rasa percaya diri pada diri Anda.

◼️1. Belajar Akui Kesalahan

Jangan merasa takut disalahkan bila terlibat dalam suatu masalah di kantor, baik itu karena kesalahan diri sendiri ataupun bersama rekan-rekan kerja. Ada baiknya jangan memendam kesalahan hingga lama. 

◼️2. Coba Gaya Baru

Mencoba gaya baru. Cobalah ganti gaya baru pada penampilan. Hal ini tentu bisa membuat penampilan lebih berbeda dari sebelumnya dan pastinya terlihat lebih segar.

◼️3. Berhenti Membandingkan

Berhenti membandingan diri sendiri dengan orang lain.

Setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Rekan kerja yang saat ini lihat sangat menarik, pasti memiliki sisi kelemahan di yang ada pada dirinya. Oleh sebab itu, berhentilah membandingkan diri sendiri dengan siapapun.

◼️4. Cintai Diri Sendiri

Saat bangun dari tidur, pergilah ke arah cermin terlebih dahulu dan lihatlah betapa berharganya diri Anda. Tumbuhkan rasa semangat untuk menjalani aktivitas hari ini.

◼️5. Segera Bangkit Dari Kegagalan

Mungkin Anda baru saja merasakan kegagalan, seperti hasil kerja yang tidak sesuai dengan atasan. Jangan terus-menerus menyalahkan diri tetapi berikanlah diri apresiasi atas hasil kerja walau tidak sesuai dengan harapan. Setelah itu, mulailah bangkit dan cepat perbaiki diri.

◼️6. Tumbuhkan Rasa Percaya Diri Sejak Dini

Bukan karena dia pakai barang ber merk, bukan dengan slogan biar tekor asal kesohor, biar ngemis asal eksis.

Wallahu a'lam

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0⃣1⃣ Safitri ~ banten
1. Bun ketika kita mau mendidik anak agar menjadi anak yang sholeh atau sholehah berarti kita harus memulai dari orang tuanya dulu yah bun? 

2. Bun bagaimana cara kita tahu dan memilih lingkungan tempat tinggal yang baik untuk proses tumbuh kembang si anak, apa kita mesti tinggal di pegunungan tempat yang sepi atau seperti apa bun?

🌀Jawab: 
Bismillahirrahmanirrahiim...

Untuk pertanyaan yang Mbak Safitri ya.

1. Yang pertama bagaimana menjadikan anak itu sholeh, apakah orang tua itu harus soleh balik duluan?

Jadi dalam satu dalil dikatakan bahwa, "hak seorang anak itu adalah terlahir dari rahim seorang ibu yang shalihah ya," itu hak nya anak itu kenapa kelak dia juga akan meminta tanggung jawab gitu kalau misalnya ibunya itu menjadi seorang perempuan yang tidak benar dalam "dia melalaikan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu."
Apakah harus dimulai dari diri sendiri, dari dia begitu sebagai seorang ibu? Jelas iya. Karena bagaimana mungkin kalau dalam sebuah apa pepatah mengatakan "bagaimana mungkin teko itu mengeluarkan isi yang berbeda", kalau teko itu isinya air putih kan tidak mungkin ketika dituang menjadi kopi susu kan begitu pasti keluarnya air putih. 

Berbeda kalau yang kita isi ke dalamnya itu adalah kopi susu maka pasti ketika keluar itu akan keluarnya pasti kopi susu.

Bagaimana mungkin anak akan melihat keteladanan kalau orang tuanya saja tidak bisa menjadi teladan. "Ayo shalat orang tuanya tidak Shalat, Ayo ngaji yang pintar tidak orang tuanya, tidak bisa ngaji." Oke, orang tuanya mungkin masih " a e a e" mengejan nya susah begitu ya karena mungkin masa lalu begitu sehingga untuk mengaji saja susah. Tapi mbok ya difasilitasi, anaknya itu di panggilin guru kemudian dia juga ikut mendengarkan sehingga, "Oh begitu toh menyimak", sehingga guru menjelaskan untuk anak-anaknya maka dia juga ikutan belajar, sehingga ada semangat untuk memberikan contoh yang baik bahwa kami sebagai Bapak dan Ibu itu juga belajar begitu kan ya.

2. Pertanyaan kedua, Bagaimana cara kita mengetahui tentang lingkungan yang baik apakah kita harus menyendiri?

Nah ini lagi juga ada dalilnya, "bahwa seseorang yang dia apa namanya berada di tengah-tengah masyarakat kemudian dia membawa perbaikan di sana maka pahalanya luar biasa, dibanding dengan seseorang yang hanya memperbaiki dirinya sendiri."

Pernah mendengar kisah tidak, ada seorang bersaudara kakak adik begitu kemudian si Kakak itu tugasnya itu adalah ibadah saja, pokoknya setiap hari itu dia salat, salat sunnah, shalat wajib, dzikiran, tilawah kemudian mengkaji kitab pokoknya itu aja dikerjain. Sementara adiknya itu tugasnya adalah mencuci, memasak, kemudian menyediakan makanan untuk kakaknya itu, kemudian dia pergi ke pasar, kemudian apapun keperluan si Kakak, kemudian adiknya yang melakukan. Kemudian dia bertanya, bagaimana dengan statusku yang aku tidak sempat untuk belajar karena aku menyediakan keperluan kakakku yang sedang belajar. Kemudian dia bertanya kepada seorang Syekh begitu Jawaban Syekh, "maka pahalamu jauh lebih besar daripada kakakmu," karena apa? Karena kamu, kakakmu bisa seperti itu karena kamu begitu lho. Kalau dia tidak, kalau tidak kamu bantu dia untuk memenuhi keperluannya mungkinkah dia bisa begitu tenang damai sentosa semua terpenuhi tinggal belajar saja kan, tinggal ibadah saja kan begitu ya. 

Jadi bagaimana caranya Apakah kita harus tinggal di pegunungan tidak seperti itu juga, karena kita adalah makhluk sosial ya kan, kalau kita belajar bahwa kita itu adalah makhluk sosial kita harus berinteraksi.

Bagaimana caranya, kalau kita kemudian mau tinggal disuatu daerah itu kita survey memilih suatu tempat begitu karena Bunda juga pernah salah tempat gara-gara tidak ada informasi apapun sementara waktu mepet, kita cari info, kita googling-googling tinggal dimana begitu ternyata kita mengontrak rumah itu sebelahnya memelihara anjing besarnya masya Allah, mau menjemur saja susah, nanti kalau dijilat sama anjingnya bagaimana najis semua gitu kan. Saat itu masya Allah tidak betah, kita sewa setahun belum sebulan sudah keluar dari rumah itu, lha kenapa? Kan ibadah kita  jadi ragu-ragu apa saja yang sudah dijilat oleh si anjing begitu kan. 

Nah ini yang kemudian perlunya kita benar-benar mempersiapkan tinggal. Jadi misalnya dilingkungan itu "lingkungan yang abu-abu" sudah terbiasa melihat orang-orang yang bukan mahrom seperti begitu kelakuannya, nongkrong-nongkrong dan lain sebagainya lebih baik kita menghindari ya, kita cari banyak kok InsyaAllah apa namanya. Carilah info misalnya mau tinggal di daerah mana kita bisa cari apa lagi kalau ikut kajian yang seperti begini mungkin bisa posting di grup gitu bertanya, ada yang kenal daerah ini nggak tapi pengen pindah kerja ke situ, bagaimana ya lingkungan yang baik, InsyaAllah kalau tujuan kita baik insyaAllah kita itu akan diberikan kemudahan untuk menemukan lingkungan yang baik karena itu penting sekali anak-anak itu akan melihat itu "paman di sebelah tidak Shalat, itu kalau Tante di sebelah tidak pakai kerudung," jadi bisa saja dia itu akan menyampaikan akan beralibi, berargumentasi dan lain sebagainya untuk menunjukkan bahwa dia tidak harus seperti apa yang dikatakan oleh orang tuanya.

Karena apa? Karena lingkungan, dimana dia dibentuk, jadi ketika di panggil untuk shalat, "itu Tante itu tidak shalat," sehingga dia merasa bahwa ada pembenaran, toh orang-orang besar juga tidak shalat di sekitar saya.

Wallahu a'lam

0⃣2⃣ Mila ~ Tegal
Bun, jika ada orang tua setelah melahirkan anaknya tahu bahwa anaknya lahir dengan fisik yang tidak sempurna atau sejalan perkembangan anak ternyata kemampuan mental dan emosinya berbeda dengan anak lainnya. 

1. Bagaimana menumbuhkan kepercayaan diri orang tua si anak tersebut? 

2. Lalu bagaimana juga agar orang tua tersebut bisa menumbuhkan kepercayaan diri ke si anak dengan kekurangan yang di miliki? 

🌀Jawab:
Bismillahirrahmanirrahiim, untuk pertanyaannya Mbak Mila yang dari Tegal. 

1. bagaimana jika ketika anak lahir kemudian anak itu "mempunyai kekurangan dalam fisiknya atau dalam mentalnya ya".

Mungkin Bunda perlu bercerita bahwa Bunda, anak pertama Bunda yang kakak Fauzan itu juga dia memiliki kekurangan fisik. Jadi tangan kanannya itu hanya sampai di siku. Jadi ketika lahir dan pada saat itu Bunda benar-benar shock atau kaget gitu merasa bahwa "apa sih yang salah?" gitu kan, dan masyaaAllah, inilah peran penting seorang suami, keluarga besar, baik dari pihak suami maupun keluarga kita, apalagi dia itu anak pertama begitu kan. 

Bunda yang bertemu dengan suami, tanya pacaran, kami dijodohkan kemudian kami memiliki anak seperti ini, maka pada saat itu yang terbayang "waduh ini nanti gimana ditengah keluarga besar suami," kalau keluarga bunda insyaa Allah, mereka memback up bunda, seperti apapun ini adalah keponakan kami. Tidak ada yang boleh menghina fisik dia, karena apa? karena dia adalah anak yang sah, terlahir dari pernikahan yang sah, ini dari keluarga bunda.

Tetapi bunda sebagai seorang Ipar, menantu, itu juga akan berpikir seperti itu, tapi SubhanaAllah karena suami yang begitu kuat, dalam artian, karena dia yang begitu memback up bunda benar-benar. Kemudian ketika bunda shock, suami itu bilang ke bunda bahwa ini itu bahwa Inilah Takdir dari Alloh ﷻ dan inilah caranya Alloh ﷻ mendidik kita bagaimana kita bisa menjadikan anak ini adalah "proyek percontohan" buat orang lain bahwa dilihat bukan karena fisiknya, tetapi dia dilihat karena kemampuannya, itu kenapa pada saat itu Bunda langsung bangkit gitu ya, perlahan bangkit itu, bunda arti nama dia Muhammad Fauzan Adhim, laki-laki mulia yang Fauzan itu adalah kemenangan.

Bunda ingin dia itu tidak menjadi laki-laki yang terpuruk ya kan namanya itu doa ya jadi dia adalah laki-laki mulia yang memiliki kemenangan yang besar dan MasyaAllah itu karena doa ya jadi Subhanallah Sampai detik ini tuh Masya Allah gitu ya, ketika dilihat dari prestasinya, bagi bunda ya sebagai orang tuanya itu, SubhanaAllah dari TK-SD-SMP-SMA dia adalah duta sekolah untuk lomba-lomba tingkat Nasional.

Jadi bagaimana cara menumbuhkan rasa percaya diri? Bunda merasakan posisi ketika orang tua mendapati anak yang diharapkannya sempurna kemudian menjadi tidak. Karena ini takdir, bagaimana menumbuhkan itu maka anak itu dididik untuk tidak merasa bahwa dia itu berbeda. Ketika ada teman-temannya yang histeris, bunda dulu stress luar biasa, karena teman-temannya "lho kok kamu seperti begitu", " apa kamu itu penjahat sehingga kamu itu dipotong tangannya?", "apa kamu mencuri?". Sampai seperti itu kan pertanyaannya. " Aku tidak mencuri" kata anak saya, jawaban dia apa coba, "kata ibukku, tangan ku ada disurga" kata dia waktu kecil.

Kemudian bunda tunjukkan ketika dulu waktu masih kecil, nonton film masih ingat tidak dulu ada "Waspadalah waspadalah" gitu kan orang yang berdiri di penjara di Balik Penjara jeruji ya kemudian mukanya tuh kayak pakai topeng begitu itu artinya, Bunda ceritakan kepada dia, coba lihat itu para penjahat yang di belakang jeruji itu semuanya badannya sehat, kekar, tangannya lengkap, tetapi di balik penjara. Jadi jaminannya bukan karena kesempurnaan seseorang itu, di mata Alloh ﷻ yang paling sempurna adalah Takwanya. Itu yang saya tanamkan sejak kecil, sehingga bunda tidak membuat lingkungan dia terkootasi jadi dirumah saja, malu bertemu orang itu tidak. Jadi bunda bawa dia kemana-mana, bunda kenalkan, bahkan "proyek dia", karena bunda jurusan guru ya kan bilangnya S.Pd (Sarjana Pendidikan) gitu ya jadi guru kita harusnya. Maka dia adalah "proyek" pertama bunda untuk menjadikan dia contoh leader untuk teman-temannya di usia dia bawa dia lebih daripada yang lain, itu adalah obsesi bunda. Dia bisa membaca di usia 4,5 tahun, membaca lho ya, membaca "Bobo", yang bunda tunjukkan pertama kali Bobo itu bukan Bobo coreng bukan.

Tetapi Inseklopedia, jadi yang ada di situ tuh, "kenapa Matahari itu", " berapa suhu Matahari?", Kemudian "Apakah Gurun Sahara?" itu yang saya tanamkan kepada dia. Jadi ketika dia bisa membaca di usia 5 tahun pengetahuan tentang segala jenis Dinosaurus itu dia tahu, makanannya apa, habitatnya bagaimana dia tahu.

Jadi secara science (pengetahuan) bunda  tanamkan, dia sudah di usia 4,5 tahun atau 5 tahun dia sudah lancar membaca Quran, kemudian lancar membaca koran ya, buku Ensiklopedia dan lain sebagainya. 

Pengetahuan dia luar biasa begitu di usia 7 tahun. Karena apa? karena saya ingin fokus ke dia, tidak ingin orang merendahkan apapun. Karena yang dia punya tangan kiri. Itu tidak boleh orang lain merendahkan dia, sehingga bunda support maksimal dia. Dan juga tahu, orang juga sudah tahu begitu bahwa otak anak itu berkembang sangat-sangat maksimal ketika di "Golden Age", jadi usia-usia yang emas itu pada usia dari 0-10 tahun. Lalu kenapa ketika dia mulai bertanya "ini apa, itu apa, kenapa kok kalau kucing jatuh tidak patah tulang dan lagi sebagainya", itu bunda push atau dorong dia sampai bunda kemudian punya ribuan buku bekas yang bunda beli di loakan, jangan bahangkan bunda orang kaya ya, bunda beli di buku bekas di buku loak. Dulu kan masih banyak ya, jadi buku-buku yang sudah tidak terpakai sama orang kaya itu kemudian di loakan begitu bunda beli, tapi di situ adalah ilmu. 

Jadi bagaimana caranya kentang tumbuh dan lain sebagainya, sehingga ketika satu hal yang membuat rasa percaya diri dia tidak bisa "di rem" itu dalam artian dia percayadiri bahwa dia itu mampu dengan orang melihat dia dalam "kekurangan" ketika dia pada usia 7 tahun.

Waktu gurunya, wali kelas nya mengatakan "besok buguru akan menceritakan tentang matahari, ada yang tahu tentang matahari?" Dia langsung angkat tangan kemudian langsung kupas tuntas tentang matahari di usia 7 tahun. Itu gurunya sampai bengong, karena apa? Maksudnya bu guru itu fungsi matahari untuk kelas 1 itu  hanya untuk menjemur, fotosintesis, menyinari bumi. Anak saya bisa menjelaskan suhu inti matahari, bagaimana kalau matahari ke bumi, jarak matahari ke bumi, dan lain sebagainya masyaaAllah. 

Jadi bagaimana menumbuhkan? inilah peran orang tua, bahwa katakan kepada dia bahwa ini adalah karunia Alloh ﷻ, tidak ada yang berbeda anak-anak yang sempurna lainnya, karena kamu dilihat dengan kemampuan bukan karena kekuranganmu.

2. Bismillahirrahmanirrahiim, lantas bagaimana untuk menumbuhkan rasa percaya diri kepada orang tuanya ya Kita sebagai orang tua.

Sadarilah bahwa manusia diciptakan Alloh ﷻ itu tidak pernah tidak sempurna, meskipun dalam kacamata kita sebagai manusia ya lahir itu harus sempurna secara fisik jadi mata ada dua kemudian punya hidung satu, mulut itu kan mulutnya tidak sumbing dan lain sebagainya ya kakinya tidak pincang dan lain sebagainya.

Kita harus sadari bahwa apapun takdir dari Alloh ﷻ itu yang terbaik untuk kita, tinggal bagaimana kita memback up diri kita pribadi sebagai manusia, sebagai hambanya untuk terus membekali diri agar amanah  itu tidak terabaikan begitu saja. Jadikan apa yang sudah diberikan Alloh ﷻ kepada kita itu sebagai ladang dakwah untuk orang lain sehingga ketika orang lain melihat bagaimana anak kita. Mungkin kita sudah lihat ya di televisi ada anak yang duduk dikursi roda, kemudian secara mental kurang tetapi hafal 30 juz Al Qur'an. Bagaimana dengan anak kita yang sempurna, belum tentu kan hafal 30 juz. Banyak kok yang bisa kita lakukan, mungkin ya mungkin untuk menghafal agak sulit, punya ketrampilan yang lain, karena bunda juga ada binaan yang anaknya belum bisa berjalan seusia Azzam, kalau tidak salah anak saya kelas X begitu, tetapi dia punya kemampuan (dia masih dikursi roda juga untuk berjalan itu sulit, pakai sepatu khusus), tetapi ibunya masyaaAllah, telaten sekali untuk mengajarkan dia menghafal Al Qur'an SubhanaAllah. Jadi memang kita tidak boleh untuk apa melihat sisi negatif dari apa yang sudah Alloh ﷻ berikan.

Bisa jadi anak yang seperti ini justru karena kita diuji dengan kesabaran yang luar biasa maka dia adalah ladang pahala kita yang akan mengantarkan kita kepada surganya Alloh ﷻ.

Jadi kita harus yakin itu tidak ada yang tidak sempurna, di hadapan Alloh ﷻ yang paling sempurna itu adalah Takwa. Apakah fisik itu nanti menjadi andalan utama, tidak juga, karena Alloh ﷻ tidak pernah melihat wajahmu ketika di dalam Al Quran. Yang Alloh ﷻ lihat itu adalah ketakwaan mu.

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Jadilah pribadi yang selalu memantaskan diri untuk menjadi ibu yang shalihah. Karena tegaknya negeri ini ada ditangan ibu yang peduli dengan pengasuhan anak-anaknya. Ibu yang siap menjadikan anak-anak pondasi, yang nantinya menjadi generasi Rabbani, generasi yang membangun negeri ini dengan adab, akhlak yang baik. Hingga Alloh ﷻ ridho menjadikan negeri ini baldatun thoyyibatun warabbun Ghafur. InsyaAllah.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar