Minggu, 25 April 2021

BULAN RAMADHAN BULAN KELUARGA MEWUJUDKAN KELUARGA HARMONIS

 


OLeH: Ustadz Endri Abdullah N. Sunono

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

🌀BULAN RAMADHAN BULAN KELUARGA MEWUJUDKAN KELUARGA HARMONIS

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh...

Alhamdulillah wasyukrulillah walaa haula walaa quwwata illa billah... Asyhadu anlaa illa ha illaallah wahdahulaa syarikalahu wa asyahadu anna muahmmadan 'abduhu warasulullah laa nabiyya ba'dahu Allahumma sholli 'alaa nabiyyina Muhammaddin wa ala alihi wa ashabihi wa man tabi'ahum Bi ihsanin Ila Yaumil Qiyamah...

Rekan-rekan yang dirahmati Alloh ﷻ, Alhamdulillah sore hari ini kita bisa di pertemukan oleh Alloh ﷻ dalam pertemuan yang insyaAllah juga dimuliakan Alloh ﷻ pada sore hari ini semoga mendapatkan rahmat Maghfiroh dan barokah dari Alloh ﷻ.

Shalawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Rasulullah ﷺ, kepada para keluarga, para sahabat dan para pengikut beliau illa yaumil qiyamah.

Rekan-rekan yang dirahmati Alloh ﷻ sebelum kita membahas tentang keharmonisan keluarga dihubungkan dengan ibadah puasa di bulan Romadhon, maka saya ingin menyampaikan bahwa keharmonisan dan kecocokan antara satu orang dan orang lain itu, pertama sangat dipengaruhi oleh paradigma berpikirnya, sangat pengaruhi oleh apa yang menjadi kesenangan dan hobinya, sehingga seandainya 2 orang yang hobi bola mereka hanya menonton saja. Walaupun mereka tidak kenal sebelumnya tetapi ketika keduanya bertemu, maka mereka akan cepat menjadi akrab karena pembicaraannya sama yaitu tentang bola. Bahkan mereka akan menikmati pembicaraan itu berapapun lamanya waktu.

Seseorang yang  mencintai Olah raga Fomula 1, demikian pula ketika mereka bertemu dengan orang yang tidak dikenal, tetapi mereka juga penggemar Formula 1 maka mereka seolah-olah seperti orang yang sudah kenal lama dan saling akrab, hangat, ya karena mereka mempunyai kesenangan atau hobi yang sama. 

Demikian pula ketika seseorang itu secara Akidah, dia itu menjadi seorang muslim, ataukah dia seorang Komunis ataukah dia seorang yang Liberalis, maka ketika ketemu dengan orang yang mempunyai paradigma yang sama, mereka akan cepat menjadi dekat karena yang ada dalam otak dan hatinya itu sama. Apa yang membedakan hanyalah sedikit saja. Orang yang suka hura-hurapun demikian, orang-orang Hedonis yang suka pesta, mereka akan cepat akrab, dekat dengan orang yang sesama punya pesta, oleh karena itu Rasulullah ﷺ bersabda;

الأرواح جنود مجندة فما تعارف منها ائتلف وما تناكر منها اختلف

الأرواح جنود مجندة.....

Ruh itu, mental, akal, hati itu seperti pasukan yang mengelompok, menyatu. Jadi ruh itu akan menyatu. Bagaimana cara menyatunya?

فما تعارف منها ائتلف....

Kalau ruh-ruh itu saling kenal, saling memiliki kesamaan mental dan akalnya kesenangannya maka mereka akan menjadi satu, mengumpul menjadi satu.

وما تناكر منها اختلف....

"Tetapi kalau mereka saling tidak mengenal, mempunyai paradigma yang banyak berbeda, maka mereka akan saling berselisih, saling menjauh." (HR. Imam Muslim)

Maka demikianlah ketika kita itu menikah, mempertemukan antara lelaki dan perempuan, mungkin dari latar belakang yang berbeda, dari tempat yang berbeda, bahasa yang berbeda tetapi ketika seseorang itu muslim ketemu muslimah mestinya banyak kesamaan. Apalagi mu'min-mu'minah, apalagi mereka adalah para Amilin Amillah yaitu orang yang aktivis. Aktivis dakwah keduanya, dalam organisasi yang sama misalkan, maka dia akan cepat dia menyatu. Perbedaannya tidak terlampau banyak. Karena paradigma di dalam otaknya dan keselarasan dalam hatinya sudah sama. Perbedaannya adalah masalah kecil saja, maka keluarga ini akan harmonis.

Tetapi kalau dia itu aktivis pura-pura. Pura-pura jadi aktivis,  hanya karena booming-tersebar saja atau dia menjadi aktivis Islam itu karena ingin mendapatkan sesuatu materi atau dunia maka itu nanti juga akan berat keharmonisan keluarganya karena itu ke pura-puraan, tetapi kalau dilandasi keikhlasan, kesamaan bahwa dia adalah seorang muslim-muslimah, seorang mukmin seorang mukminah, aktivis-aktivisah, akan mempunyai sedikit perbedaan karena Akidahnya sama, Imannya sama, Islamnya sama, Akhlaknya sama,  cita-citanya sama, cara berpikirnya sama berdandanya sama, minyak wanginya kurang lebih sama ya kan. Nah itu akan menyatukan mereka, tidak banyak yang berbeda, hanya hal-hal sedikit yang tinggal disepakati saja itulah menjadi keluarga yang harmonis.

Kemudian yang kedua adalah bahwa kita harus memahami benar tentang doa seseorang ketika menjalankan pernikahan, do'a yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ berbunyi barakallahu laka wabaraka Alaika wajama'a bainakuma Fii Khoirin, bisa juga do'anya untuk dua orang Barakallahu lakuma wabaroka lakuma wajama'a bainakuma Fii Khoirin arti doa itu adalah "Barakallah, Barokah Semoga Alloh ﷻ memberikan berkah.

Berkah itu maknanya adalah anni'mah waziyadatul Khoir yaitu kenikmatan dan bertambahnya kebaikan.

Jadi baik itu kebaikan yang sifatnya fisik, atau sifatnya non fisik, baik kebaikan itu yang sifatnya spiritual atau jasa dia semuanya menuju kepada kebaikan Fiddunya wal akhiroh itu namanya berkah, yang semakin mendekatkan diri kita kepada Alloh ﷻ, nah di doakan semoga Alloh ﷻ memberi berkah kepada kalian berdua, tetapi doa ini berbunyi laka dan alaika. Barakallahu laka barakallahu lakuma wabaroka alaikuma, ya semoga Alloh ﷻ memberkahi kalian. 

Kata-kata Laka pakai "la" atau "li" itu maknanya adalah Semoga Alloh ﷻ memberi kalian, semoga Alloh ﷻ memberkahi kalian dalam keadaan suka, kalau 'al dalam keadaan duka. Maka doa  Rasulullah ﷺ itu sudah jelas bahwa dalam pernikahan nanti ada suka dan duka. Tapi semoga saja suka dan duka itu mendapatkan berkah dari Alloh ﷻ, jadi jangan bayangkan doa itu tidak ada dukanya, tidak. Semoga Alloh ﷻ memberkahi kalian dalam keadaan suka dan duka.

Wajama'a bainakuma fii khairiin dan semoga suka dan duka kalian itu menyatukan kalian di dalam kebaikan.

Nah sekarang bisa membayangkan makna doa itu untuk keharmonisan keluarga kita ada suka dan duka. Suka dan duka itu tidak kemudian menjadikan keluarga kita bercerai berai berantakan tetapi justru wa jama'a bainakuma Fii Khoirin semoga dengan itu Alloh ﷻ menyatukan kalian di dalam kebajikan.

Dari sini ada empat tipe keluarga yang berdasarkan dua hal tadi bersatunya paradigma dan yang kedua adalah di dalam suka dan duka,

★ 1. Tipe Keluarga Yang Pertama Seperti Tipe keluarga Nabi Nuh Alaihissalam

Digambarkan dalam surat At Tahrim ayat yang ke 10, yaitu "Alloh ﷻ membuat istri Nuh dan Istrinya Luth ya istrinya Nabi Nuh dan istrinya Nabi Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang yang kafir. Keduanya berada dibawah pengawasan dua orang hamba yang Shalih di antara hamba-hamba Alloh ﷻ lalu kedua istri itu berkhianat kepada suaminya, maka suaminya tidak dapat membantu mereka sedikitpun dari siksa Alloh ﷻ" dan dikatakan kepada keduanya;

ادۡخُلَا النَّارَ مَعَ الدّٰخِلِيۡنَ‏

"Masuklah kalian kedalam neraka Jahanam bersama orang-orang yang masuk neraka Jahanam." Perumpamaan istrinya Nabi Nuh Alaihissalam dan Nabi Luth Alaihissalam. Jadi, karena paradigma nya sudah tidak sama, apalagi mereka tidak memahami suka dan dukanya.

★ 2. Kedua Adalah Perumpamaan Keluarga Firaun

Alloh ﷻ menggambarkan dalam surat At Tahrim ayat yang ke 11.

وَضَرَبَاللّٰهُ مَثَلًا لِّـلَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا امۡرَاَتَ فِرۡعَوۡنَ

"Dan Alloh ﷻ membuat istri Firaun yang konon namanya Asiah, perumpamaan bagi orang-orang yang beriman."

اِذۡ قَالَتۡ

"ketika istrinya Firaun itu berdoa"

 رَبِّ ابۡنِ لِىۡ عِنۡدَكَ بَيۡتًا فِى الۡجَـنَّةِ وَنَجِّنِىۡ مِنۡ فِرۡعَوۡنَ وَعَمَلِهٖ وَنَجِّنِىۡ مِنَ الۡقَوۡمِ الظّٰلِمِيۡنَۙ

 Artinya adalah "ya Alloh ﷻ bangunkanlah untuk aku sebuah rumah di sisimu di dalam surga dan selamatkan aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkan aku dari kaum yang zalim. Jadi ini suaminya kafir tetapi istrinya Mukmin, kalau Nabi Nuh dan Nabi Luth suaminya Mukmin istrinya kufur."

★ 3. Kemudian Perumpamaan Nabi Ibrahim Alaihissalam

Nabi Ibrahim Alaihissalam punya dua istri Hajar dan Sarah yang dari kedua istrinya itu lahir anak yang kedua-duanya menjadi Nabi.

Dari Ibu Hajar lahirlah nabi Ismail Alaihissalam yang tinggal di Makkah al-mukaromah, dari ibu Sarah maka lahirlah Nabi Ishaq yang tinggal di Baitul Maqdis di Palestina. Bahkan Rasulullah ﷺ kagum dengan Nabi Ibrahim Alaihissalam karena beliau itu mempunyai anak menjadi Nabi, kemudian cucunya menjadi Nabi, kemudian cicitnya menjadi Nabi.

Nabi Ibrahim Alaihissalam punya putra Nabi Ishaq Alaihissalam, kemudian Ishaq itu punya anak berarti cucunya Nabi Ibrahim Alaihissalam, namanya afalah Yakub, dan Nabi Yakub punya putra yang berarti cicitnya Nabi Ibrahim Alaihissalam Namanya Yusuf, jadi 4 keturunan yang tidak terputus menjadi Nabi. Ibrahim Alaihissalam, Ishaq Alaihissalam, Yaqub Alaihissalam dan Nabi Yusuf Alaihissalam ini adalah keluarga yang harmonis.

Apakah mereka tidak mengalami suka dan duka? Ya, mengalami suka dan duka tetapi doanya adalah wa jama'a bainakuma Fii Khoiriin semoga mengumpulkan kalian berdua di dalam kebajikan.

Ada juga yang keluarga yang kompak kompak masuk neraka, yaitu;

★ 4. Keluarga Abu Lahab

Digambarkan di dalam surat Al-lahab, kedua-duanya memusuhi Rasulullah ﷺ  walaupun mereka adalah paman dari Rasulullah ﷺ dan kedua-duanya kompak memusuhi Rasulullah ﷺ sehingga dimasukkan ke dalam neraka.

🌀🌷🌀

Rekan-rekan yang dirahmati Alloh ﷻ oleh karena itu  perlu didalam sebuah keharmonisan itu adalah kesamaan cara berpikir atau paradigma, kesamaan rasa hati yang itu diperoleh dengan cara kesamaan kita itu mendapatkan ilmu dan kesamaan kita menjalankan ritual ibadah. Kalau jarak ini terlalu jauh diantara keluarga itu terlalu jauh maka bisa terjadi gesekan, apalagi yang satu sangat jauh yang satu tertinggal maka akan terjadi benturan, gesekan  yang kalau tidak bisa dikompromikan yang menjadi ketidak harmonisan.

Baik itu suami dengan istri, istri dengan anak, istri dengan suami, orang tua dengan anak, anak dengan orang tua. Nah sehingga yang perlu diingat adalah bagaimana kita mempertemukan akal didalam keluarga itu dengan ilmu yang sama, paradigma nya sama, tentang keagamaan, tentang keislaman, tentang akidah. Kemudian juga kita mempertemukan kebersihan hati dengan ritual yang tidak jauh, ritual yang sama diantara anggota keluarga. Maka dari situ paradigmanya sama dan kemudian cara berpikirnya sama akhlaknya sama disitulah kemudian dikumpulkan oleh Alloh ﷻ di dalam kebajikan.

Nah, dibulan Ramadan ini maka kita harus mempunyai kesamaan-kesamaan itu, jangan sampai yang satu melaju terlalu jauh yang lainnya tertinggal terlalu jauh. Maka yang sudah lebih dulu maju, harus sedikit menghentikan langkahnya supaya rodanya berputar bersama mengajak anggota keluarga yang lain dan dibutuhkan kesadaran dari anggota keluarga yang lain untuk yamg tertinggal itu mau untuk mengejar anggota keluarga yang lain.

Bagaimana kita mengimplementasikan di dalam bulan Romadhon adalah;

Pertama, kita harus memanfaatkan kebersamaan ritual di dalam Ramadhan itu bersama keluarga contohnya;

√ Sahur kita keluarga kita kalau bisa memang kita,

√ Kemudian mempersiapkan sahur bersama, selain makan sahur bersama, mempersiapkan sahur bersama,

√ Buka tidak sekedar makan buka saja tetapi bagaimana mempersiapkan buka bersama,

√ Rutin di bulan Romadhon adalah tarawih.

Bagaimana kita bisa menjalankan tarawih bersama-sama kalau sekarang pandemi covid 19 dan kita tidak bisa menjalankan di masjid ya berarti kita menjalankan di rumah bersama keluarga, bahkan bisa digilir kalau di rumah siapa yang menjadi imam, siapa yang membacakan kultum nah itu digilir, dari situ ada kebersamaan dalam Ramadan minimal tiga kali kebersamaan didalam ritual ibadah kepada Alloh ﷻ ada 3.

Kalau mau ditambah yang lain karena pandemi kita banyak di rumah ya berarti;

√ Shalat lima waktu bersama-sama, subuh kemudian zuhur asar magrib Isya' tarawih. 

Kita bisa bersama-sama, ritual kebersamaan itu jangan dianggap sederhana kita mengabaikannya, apalagi kalau kita menganggap saya ada tugas yang lebih penting karena saya adalah Ustadz, menganggap diri kita Ustadz kita jadi mengisi dimana-mana, mengisi pengajian bahkan sahur sudah berangkat, kemudian mengisi buka bersama, kemudian tidak sempat pulang langsung tarawih, kita tarawih di tempat lain. Mari kita harus memperhatikan atau kita sibuk bekerja, mari kita memperhatikan masalah kebersamaan ini sehingga kita harus membuat jam mati, waktu mati.

Apa yang disebut jam mati itu adalah jam yang kita tidak pakai untuk acara-acara lain kecuali acara bersama keluarga. Jadi kita tidak mau kalau diundang buka bersama karena memang ini acara keluarga. Walaupun tidak setiap hari acara keluarga kalau kita bukan, kita orang yang sibuk, kita harus mau ada waktu dalam satu bulan Romadhon ini kita berbuka bersama keluarga, tarawih bersama keluarga, sahur bersama keluarga.

Harus ada waktu yang dijadikan jam mati bersama mereka. Karena nanti ada kesatuan hati ketika kita tiap hari sahur, buka, tarawih ada di rumah atau tarawih keliling itu akan menyatukan hati kita, paradigmanya sama dari situlah awal terbentuknya keluarga yang harmonis.

Kemudian juga masalah kajian-kajian atau diskusi di dalam keluarga. Jadi dalam keluarga itu mestinya ada diskusi, asupan ilmu kepada keluarga sehingga keluarga itu mempunyai persepsi pandangan yang sama tentang Islam itu sama, tidak berbeda. Kalaupun berbeda, perbedaan-perbedaan itu mereka sadari bahwa ini adalah perbedaan yang harus sama-sama dihormati. Nah dari situlah lahir pemikiran yang sama, atau kita mengikuti kajian yang sama juga.

Misalkan keluarga kita terlalu ekstrem sehingga cenderung untuk menjadi teroris atau bunuh diri, sementara kita tidak. Nah ini akan terjadi benturan di dalam keluarga itu sendiri. Benturan ini tentu saja menyebabkan keluarga kita tidak harmonis.

Ini bukan masalah suka dan duka. Ini masalah benar atau tidak.

Ketika kemudian kita itu bersama-sama mempunyai ilmu yang standar yang dasarnya sama tentang Islam, maka kita ini akan siap keluarga kita ini terbentuk menjadi keluarga yang harmonis, menjadi keluarga yang harmonis dan di bulan Ramadan ini kita jadikan itu misalkan dalam kultum Tarawih kita sampaikan ya kemudian di dalam kajian-kajian yang kita ikuti bersama keluarga atau diskusi ketika sahur ketika buka atau malam hari berkumpul bersama keluarga dari situlah pemikiran kita ini dekat ya kita dekat pemikirannya. Walaupun masalah bakat, hobi, kesenangan beda tetapi paradigma kita dalam kehidupan itu adalah sama. Inilah yang menyebabkan keluarga kita itu menjadi lebih harmonis.

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Jadikan ibadah Ramadhan sebagai momen Keharmonisan dalam berkeluarga.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar