Minggu, 25 April 2021

ARTI RAMADHAN BULAN PENUH BERKAH BAGI UMAT ISLAM

 


OLeH: Ibu Hj. Irnawati Syamsuir Koto

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

Assalamu'alaikum sholehah...

Alhamdulillah, segala puji hanya tertuju kepada Alloh ﷻ yang Maha Esa, tiada yang sebanding dengan-Nya, pemilik Alam beserta isinya.

Sholawat dan salam tercurah kepada Rasulullah ﷺ, keluarnya, sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman.

🌷ARTI RAMADHAN BULAN PENUH BERKAH BAGI UMAT ISLAM

Sholehah yang dicintai Alloh ﷻ...

Ramadhan bagi umat Islam merupakan bulan yang sangat penting dan begitu dimuliakan. 

Banyak peristiwa-peristiwa penting terjadi di bulan Ramadhan yang mempengaruhi Islam hingga sampai saat ini. Contohnya saja, bulan Ramadhan merupakan bulan diturunkannya wahyu pertama kali kepada Nabi Muhammad ﷺ, berupa Al-Qur'an surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5. Hal ini dijelaskan dan diceritakan juga di dalam Al-Qur'an, QS. Al-Baqarah ayat 185 sebagai berikut:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)."

Makna bulan Ramadhan juga tidak lepas dari keistimewaaan ibadah puasa yang dilakukan umat Islam. Saat bulan Ramadhan, umat Islam diwajibkan melakukan puasa. Puasa adalah menahan diri dari nafsu, makan, minum, dan segala sesuatu yang membatalkannya mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Puasa di bulan Ramadhan dilakukan selama 29 sampai dengan 30 hari selama bulan Ramadhan.

Selain itu, masih banyak makna bulan Ramadhan yang sangat istimewa karena merupakan bulan yang ditunggu-tunggu dan juga merupakan bulan kemenangan umat Islam. Bulan Ramadhan memiliki banyak keberkahan, keutamaan dan berbagai keistimewaan yang tidak dimiliki oleh bulan-bulan lainnya. 

❀ Keberkahan Pertama: Adalah bahwa puasa Ramadhan merupakan penyebab terampuninya dosa-dosa dan terhapusnya berbagai kesalahan. 

Sebagaimana hadits yang terdapat dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:

 مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan pahala (dari Allah Subhanahu wa Ta’ala), niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

Dan dalam Shahiih Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda, 

اَلصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرَ. 

“Shalat fardhu lima waktu, shalat Jum’at ke Jum’at berikutnya, dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan di antara masa tersebut seandainya dosa-dosa besar dijauhkannya.”

❀ Keberkahan Kedua: Pada bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu malam Lailatul Qadar.

❀ Keberkahan Ketiga: Terdapat banyak hadits lain yang menjelaskan keutamaan dan keistimeaan bulan yang sangat barakah ini, di antaranya hadits yang termaktub dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,

 إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ.

“Apabila Ramadhan datang maka pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu Neraka ditutup dan syaitan-syaitan dibelenggu.”

Sedangkan dalam riwayat an-Nasa-i dan Imam Ahmad terdapat tambahan:
“Telah datang kepadamu Ramadhan, bulan yang penuh barakah.”

❀ Keberkahan Keempat: Di antara keberkahan bulan ini adalah kaum Muslimin dapat meraih banyak keutamaan dan manfaat puasa yang bersifat ukhrawi maupun duniawi, di antaranya yaitu: 

🔹1. Keutamaan-Keutamaan Duniawi

◼️Pertama: Ketakwaan.

Alloh ﷻ berfirman:

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ 

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [QS. Al-Baqarah: 183]. 

Rasulullah ﷺ juga bersabda dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu yang diriwayatkan dalam kitab ash-Shahiihain: 

“Puasa itu adalah perisai, jika suatu hari salah seorang di antara kalian dalam keadaan berpuasa, maka hendaknya dia tidak berkata kotor dan berteriak-teriak. Jika seseorang mencela dan mencacinya, hendaknya ia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa.’”

Sabda Rasulullah ﷺ: “Puasa adalah perisai,” maknanya bahwa puasa memelihara pelakunya dari adzab Neraka pada hari Kiamat, puasa memeliharanya dari hawa nafsu dan kemungkaran dalam kehidupan dunianya.

Rasulullah ﷺ juga telah membimbing orang yang berpuasa untuk meninggalkan perkataan kotor dan keji, perbuatan-perbuatan yang buruk serta meninggalkan emosi kemarahan. Dan akhlak pelaku puasa yang mulia ini akan membantunya meraih derajat takwa. Itulah perangai yang terpuji.

◼️Kedua: Pelipatgandaan Pahala.

Berdasarkan hadits yang tertera dalam kitab ash-Shahiihain dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhhu: 

 قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ…

“Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Setiap amal yang dilakukan anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku. Akulah yang akan mengganjarnya…’”

Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: 

“Setiap amal yang dilakukan anak Adam akan dilipatgandakan. Satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Lalu Allah Azza wa Jalla berfirman, “Kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang memberi ganjarannya. Orang yang berpuasa meninggalkan syahwat dan makannya demi Aku semata.”

Imam an-Nawawi rahimahullah mengatakan, 
“Firman Allah Ta’ala yang menyatakan, ‘Dan Aku-lah yang memberi ganjarannya,’ merupakan penjelasan yang nyata tentang kebesaran karunia Alloh ﷻ dan melimpahnya balasan pahala-Nya karena sesungguhnya orang yang mulia dan dermawan jika mengabarkan bahwa dia sendiri yang akan menanggung balasannya, ini menunjukkan betapa besar kadar balasan yang dia persembahkan dan betapa luas pemberian yang Dia berikan.”

◼️Ketiga: Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih baik di sisi Alloh ﷻ  daripada wangi minyak kesturi.

Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ dalam sebuah hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu :

 وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخَلُوْفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ. 

“Demi Rabb yang jiwa Muhammad (berada) di tangan-Nya, sungguh bau mulut seorang yang berpuasa lebih harum di sisi Alloh ﷻ daripada wangi minyak kesturi.”

Al-khaluuf artinya perubahan bau mulut sebagai akibat dari puasa. 
Namun hal ini ternyata baik di sisi Alloh ﷻ dan bahkan disukai-Nya. Hal ini menunjukkan betapa agung perkara pu-asa di sisi Alloh ﷻ. Sampai-sampai sesuatu yang menurut manusia dibenci dan dianggap jijik, ternyata di sisi Alloh ﷻ merupakan sesuatu yang disukai. Karena hal tersebut dibangun di atas sendi puasa yang merupakan implementasi dari ketaatan kepada Alloh ﷻ. 

◼️Keempat: Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa itu mendapatkan dua kebahagiaan. 
Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ dalam sebuah hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu:

 لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ. 

“Bagi orang yang berpuasa itu ada dua kebahagiaan, berbahagia pada saat dia berbuka, berbahagia dengan puasanya itu dan pada saat ia berjumpa Rabb-nya.”

◼️Kelima: Pengistimewaan terhadap orang-orang yang berpuasa dengan masuknya mereka ke dalam surga lewat pintu khusus yang bernama ar-Rayyaan. 

Dalilnya adalah hadits Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu anhu dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: 

“Sesungguhnya di surga itu ada sebuah pintu yang disebut ar-Rayyaan. Pada hari Kiamat nanti orang-orang yang suka berpuasa akan masuk surga lewat pintu itu. Tidak ada seorang pun selain mereka yang diperkenankan (untuk masuk Surga) lewat pintu itu.”

Sementara itu Sholehah, 
🔹Manfaat Puasa Yang Bersifat Mendidik Dan Sosial

★ Pertama: Membiasakan diri untuk bersabar dan untuk menghadapi berbagai kesulitan dan musibah. 

Oleh karena itu, bulan ini disebut bulan kesabaran (syahru ash-shabri). Makna asal ash-shabru (kesabaran) adalah al-habsu (mengekang, menahan diri). Maka, di dalam puasa terdapat pengekangan atau penahanan diri dari (syahwat) makan dan sebagian (nafsu) kelezatan. Hal ini akan menguatkan keinginan orang yang berpuasa. 

★ Kedua: Pembinaan akhlak. 

Diriwayatkan dari Rasulullah ﷺ, beliau bersabda:

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, maka Alloh ﷻ tidak butuh (terhadap puasanya) walaupun ia meninggalkan makan dan minumnya.”

✓ Hakikat Puasa adalah berpuasanya kedua mata dari memandang sesuatu yang haram, beruasanya pendengaran dari mendengar sesuatu yang diharamkan, puasanya lisan dari perkataan dusta, keji dan sejenisnya dan berpuasanya seluruh anggota tubuh dari melakukan sesuatu yang haram. Dalam ritual puasa terdapat pendidikan bagi setiap individu mengenai persamaan antara yang fakir dan yang kaya, berbuat baik kepada kaum fakir dan miskin.

🔹Manfaat Kesehatan
★ Pertama: Membebaskan tubuh dari lemak-lemak yang bertumpuk -apalagi pada orang-orang yang hidup mewah- yang seringkali menjadi sumber penyakit ketika lemak-lemak itu terus bertambah. 

Sakit dari jenis ini merupakan penyakit kegemukan. Maka, lapar merupakan cara terbaik untuk mengatasi kegemukan tersebut.

★ Kedua: Membuang kotoran-kotoran tubuh, racun-racun tubuh yang bertumpuk dan cairan-cairan tubuh yang merusak. 

Meringankan aliran darah pada urat nadi dan menjaganya dari tertutupnya pembuluh darah. 

★ Ketiga: Puasa memiliki pengaruh positif terhadap banyak penyakit, di antaranya untuk sakit maag, tekanan darah tinggi, stress maupun depresi.

Karena itu puasa mempunyai dampak positif yang mengagumkan dalam menjaga kesehatan. Apalagi puasa itu dijalani secara benar dan terarah pada waktu-waktu yang paling utama (afdhal) menurut syari’at. 

Secara pasti tubuh membutuhkan proses seperti puasa, sebagaimana di isyaratkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah dalam bukunya, at-Thibbun Nabawi.

Para dokter di dunia barat telah memperhatikan puasa sebagai salah satu cara yang efektif dari berbagai model terapi medis. Sebagian mereka mengatakan, “Sesungguhnya faedah lapar dalam terapi medis memiliki keunggulan yang berlipat kali dari penggunaan obat-obatan."

Dokter yang lainnya mengatakan, “Sesungguhnya puasa sebulan penuh dapat menghilangkan berbagai sisa-sisa kotoran badan selama setahun."

❀ Keberkahan Kelima: Yaitu besarnya keutamaan amal shalih yang dilakukan dalam bulan ini, dan besarnya motivasi Rasulullah ﷺ untuk memacu kaum muslimin beramal shalih pada bulan ini. Diantara amal shalih yang dimaksud adalah sebagai berikut:

√ Pertama : Qiyaamul Lail.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, 
“Rasulullah ﷺ memberi motivasi (kepada para sahabat) untuk mendirikan qiyaam Ramadhan (shalat malam Ramadhan) tanpa menyuruh mereka dengan paksaan. Maka beliau ﷺ bersabda:

"Barangsiapa yang mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala (dari Alloh ﷻ), niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."

Lalu setelah Rasulullah ﷺ meninggal sekalipun, ibadah ini terus berlanjut. Dan terus berlanjut pada masa kekhalifahan Abu Bakar ash-Shiddiq dan permulaan masa kekhalifahan ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu.

Rasulullah ﷺ pernah shalat Tarawih bersama sahabat-Sahabat beliau radhiyallahu anhum, kemudian beliau meninggalkannya lantaran khawatir kaum muslimin menganggap wajib hukumnya shalat tersebut. Kemudian ‘Umar bin al-Khaththab berinisiatif untuk mengumpulkan orang-orang di masjid menunaikan shalat Tarawih.

Dan alhamdulillaah, ritual (syi’ar) seperti ini masih terus berlangsung hingga hari ini. Rasulullah ﷺ sangat sungguh-sungguh dan giat dalam beribadah serta berdo’a pada sepuluh malam terakhir (al-‘asyrul awaakhir) dari bulan Ramadhan. 

“Dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma berkata, ‘Rasulullah ﷺ, apabila memasuki sepuluh hari (yang terakhir di bulan Ramadhan), beliau menghidupkan malam, membangunkan keluarganya dan mengencangkan kainnya." 

√ Kedua : Ash-Shadaqah.
Imam al-Bukhari dan Muslim mengeluarkan hadits dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu nahuma, dia berkata: 

“Rasulullah ﷺ adalah orang yang paling dermawan dalam kebaikan. Dan beliau lebih dermawan lagi ketika di bulan Ramadhan pada saat Jibril menemuinya. Maka pada saat Jibril menemuinya, ketika itulah beliau ﷺ lebih dermawan dalam kebaikan dari pada angin yang berhembus.” Pelajaran yang dapat dipetik dari hadits ini adalah anjuran untuk memperbanyak berderma dan bersedekah, lebih-lebih lagi dalam bulan Ramadhan yang penuh barakah ini." 

√ Ketiga : Tilaawah al-Qur-aanil Kariim.
Disunnahkan untuk memperbanyak tilaawah al-Qur-an (membaca al-Qur-an) pada bulan Ramadhan. Pada bulan inilah al-Qur-an diturunkan. Rasulullah ﷺ selalu mengulang-ulang hafalannya bacaan al-Quran nya bersama Jibril, satu kali di setiap Ramadhan. Sebagaimana yang tertera dalam hadits Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma. 

Dalam hadits itu disebutkan: 
“Jibril menemuinya setiap malam pada bulan Ramadhan hingga terbaring. Saat itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjukkan hapalan bacaan al-Qur-annya pada Jibril.”

Para Salafush Shalih Radhiyallahu anhum memperbanyak bacaan al-Qur-annya di dalam shalat maupun pada kesempatan lainnya.

√ Keempat: Al-I’tikaaf. 
I’tikaaf yaitu berdiam diri di masjid untuk beribadah dalam rangka taqarrub (mendekatkan diri) kepada Alloh ﷻ. Rasulullah ﷺ ber-i’tikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.

Al-‘Umrah Dalil yang menunjukkan keutamaan melaksanakan ‘Umrah pada bulan Ramadhan adalah sabda Rasulullah ﷺ kepada seorang wanita Anshar yang tidak sempat melaksanakan haji bersama Rasulullah ﷺ:

“Apabila datang bulan Ramadhan, maka laksanakanlah ‘umrah kamu, sesungguhnya ‘umrah pada bulan Ramadhan nilainya setara dengan Haji.”

Dalam riwayat lain disebutkan: 
“(‘Umrah pada Ramadhan itu) dapat menggantikan Haji atau menggantikan Haji bersamaku.” 

Maksudnya, nilai pahala ‘umrahnya wanita Anshar menyamai nilai pahala ber-Haji, bukannya ‘umrah tersebut dapat menggantikan kedudukan hukum wajibnya Haji, sehingga dapat menggugurkan hukum wajibnya haji tersebut, bukanlah demikian.

❀ Keberkahan Keenam: Bahwasanya keberkahan-keberkahan Ramadhan adalah banyak peristiwa-peristiwa besar nan mulia yang terjadi di bulan Ramadhan. 

Dan sesungguhnya dari sekian banyak peristiwa penting yang terjadi di bulan yang penuh berkah ini, maka peristiwa yang paling fenomenal dan sangat bermanfaat untuk ummat manusia adalah peristiwa turunnya al-Qur-an al-Karim.

Demikian dulu keberkahan Ramadhan secara singkat kita bahas. 

Wallahu a'lam

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Dwi ~ Bondowoso
Assalamualaikum Bun,

Bulan Ramadhan yang paling saya suka saat i'tikaf. Dulu masih ada suami ditemani beliau i'tikaf di masjid. Namun saat ini saat sendiri dan jarak masjid dari rumah lumayan. Pergi sendiri untuk i'tikaf takut adanya fitnah Bun, apalagi status janda. Menurut Bunda, apa saya tetap saja berangkat i'tikaf tanpa peduli fitnah sana sini atau harus bagaimana, Bun?

Matur nuwun. 
(Maaf bukan curhat tapi maklum hidup di desa, Bun). 

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh Mba Dwi. 

Bagi kita wanita, boleh i'tikaf di rumah kok. Tidak harus ke masjid. 
Syech Abu Bakar ‘Alauddin al-Samarqandi pernah menulis dibuku beliau: 

"Bagi perempuan boleh melaksanakan i’tikaf  di dalam Masjid, namun jika ia i’tikaf  di masjid baitiha (tempat yang dikhusukan untuk sholat di dalam rumah) maka itu lebih utama.”

Jadi, sediakan saja satu ruangan khusus untuk beribadah, maka i'tikaflah di sana. 

Wallahu a'lam. 

0️⃣2️⃣ Yanti ~ Rembang
Assalamu'alaikum Dzah,

Apakah dengan menunaikan ibadah umroh dapat menggugurkan hukum wajib haji?

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Tentu tidak Mba, Haji tetap wajib, hanya saja disini, pahala yang diperoleh, setara dengan pahala haji. 

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Apabila datang bulan Ramadhan, maka laksanakanlah ‘umrah kamu, sesungguhnya ‘umrah pada bulan Ramadhan nilainya setara dengan Haji.”

Dalam riwayat lain disebutkan:
 “(‘Umrah pada Ramadhan itu) dapat menggantikan Haji atau menggantikan Haji bersamaku.” 

Maksudnya, nilai pahala ‘umrahnya wanita Anshar menyamai nilai pahala ber-Haji, bukannya ‘umrah tersebut dapat menggantikan kedudukan hukum wajibnya Haji, sehingga dapat menggugurkan hukum wajibnya haji tersebut, bukanlah demikian.

Wallahu a'lam. 

0️⃣3️⃣ Safitri ~ Banten 
Bun, kenapa sih orang-orang yang malas beribadah di bulan biasa begitu rajin di bulan Ramadhan walaupun mager atau males tapi dipaksa-paksain buat ibadah, sedangkan di bulan-bulan biasa malah malas yah malas begitu?

🌸Jawab:
Itulah salah satu keberkahan bulan Ramadhan, umat Islam berlomba-lomba beramal sholeh. 

Semangat untuk beramal itu begitu kuat, kalau di hari biasa tidak pernah ngaji, selama Ramadhan bisa khatam, di hari biasa jarang sedekah, saat Ramadhan jadi sering. 

Itulah keberkahannya, kita tidak bisa nanya kenapa bisa itu terjadi. Yaa karena kuasa Alloh ﷻ yang menjadikan Ramadhan itu begitu istimewa bagi orang-orang beriman. 

Wallahu a'lam. 

0️⃣4️⃣ Yulia ~ Bekasi 
Assalamualaikum Ibu, 

Mohon maaf saya mau bertanya keutamaan shalat tasbih di bulan Ramadhan? Sebaiknya berapa kali selama Ramadhan kita melakukan sholat tasbih? 

Matur nuwun, Bu. 

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Mengutamakan sholat sunnah tasbih di bulan Ramadhan itu dari sedikit yang saya ketahui tidak ada dalilnya. Kalau mau melaksanakannya, jangan dikaitkan dengan Ramadhan, karena yang dilakukan oleh Rasulullah ﷺ selama Ramadhan adalah tarawih, dilanjutkan dengan witir. 

Mau berapa kali selama Ramadhan? Terserah saja.

Wallahu a'lam. 

0️⃣5️⃣ Ami ~ Serpong
Bunda Irna, bisakah sekiranya iktikaf dihidupkan di rumah sendiri (tidak di masjid) seperti yang dianjurkan?

🌸Jawab:
Syech Abu Bakar ‘Alauddin al-Samarqandi menuliskan didalam buku beliau, 

"Bagi perempuan boleh melaksanakan i’tikaf  di dalam Masjid, namun jika ia i’tikaf  di masjid baitiha (tempat yang dikhusukan untuk sholat di dalam rumah) maka itu lebih utama.”

Jadi diperhatikan yaa boleh di rumah, tapi di tempat yang dikhususkan untuk sholat. 

Wallahu a'lam. 

0️⃣6️⃣ Novita ~ Ambon
Assalamualaykum,

Ustadzah, kalau hutang puasa (qodho) di tahun ini tertunda karena lalai sampai Ramadhan tahun berikutnya belum lunas itu bagaimana kaidah Islam mengaturnya?

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Ada perbedaan pendapat ulama dalam hal ini, ada yang menyatakan mengqhada serta bayar kafarrah, namun ada juga yang tidak, cukup membayar puasa saja. 

Namun janganlah melalaikan sesuatu yang wajib bagi kita. Jika itu telah terjadi maka bertaubatlah kepada Alloh ﷻ dan berusaha tidak mengulangi perbuatan tersebut.

Menqadha atau membayar hutang puasa setelah ramadhan berakhir. 

Wallahu a'lam. 

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Sholehah...

Setiap umat muslim yang melaksanakan amalan selama bulan puasa memang akan mendapat pahala yang berlimpah. 
Namun, bila semua amalan dilaksanakan dengan terpaksa tentu saja akan sia-sia. Sebab, pahala yang didapat tidak akan maksimal. 

Untuk itu, lakukanlah semua amalan ibadah dan kebaikan dengan hati yang ikhlas, sehingga selain akan mendapatkan pahala yang maksimal, kamu juga akan mendapatkan dampat kebaikan lainnya.

Mari dulang pahala selama Ramadhan, beribadah Lillah.

Mohon maaf lahir batin, jika selama pertemuan kita selama ini menciptakan luka dihati, kecewa dan sakit. Semua itu karena disengaja atau tidak. Mohon dimaafkan. 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar