Kamis, 06 Desember 2018

SKENARIO TERINDAH



OLeH: Ibu Irnawati Syamsuir Koto

           💘M a T e R i💘

Syukur kita kepada Allah, Tuhan semesta alam, yang memberikan  kesadaran diri kita untuk Online nyimak kajian malam ini, karena sebuah keyakinan dan kesadaran diri kita adalah jalan menuju kebersamaan terutama bersama berkumpul dimajlis RAK ini.

Tutur salam dan Sholawat semoga dapat tersampaikan kepada Nabi Muhammad Saw. Kepada Keluarganya, Para Sahabatnya, pengikutnya dan kita sekian, sehingga kelak di hari kiamat kita semua mendapatkan pertolongan, Aamiin yaa Robbal 'Alamiin.

Sholehah.....
Hidup ini tidak ubahnya seperti sebuah drama atau sandiwara. Setiap orang mempunyai perannya masing-masing. Setiap dari peran itu mempunyai konskuensi tersendiri. Namun terkadang dalam waktu tertentu seolah kita berada di bangku penonton menyaksikan drama tersebut. Sehingga kita bisa menilai, memprotes, dan mengkiritik  atas perbuatan dari lakon tertentu dan alur ceritanya. Sementara ketika kita menjadi dari lakon itu sendiri. Kita hanya menjalankan peran yang ada, tanpa bisa menilai, mengkritik dan memprotes.
Seorang pemain film jika tidak sesuai dengan arahan sutradara maka actingnya gagal dan akan diulang lagi sampai pas dengan yang dimaui oleh sutradara tanpa bisa protes.
Lhaa... kita sering sekali protes sama sang Maha Sutradara, tapi minta surga lagi untuk bayarannya, miris yaa...
Terkadang kita selalu berpikir, mengapa seringkali terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan kita. Plot cerita yang telah dirancang sebelumnya seringkali tidak berjalan mulus dikarenakan hadirnya hal-hal di luar kendali kita. Tidak jarang diri ini tidak kuasa menahan emosi yang muncul.
Seringkali kita merasa tidak puas dengan suatu keadaan, atau suatu adegan dalam episode hidup ini. Kita mempertanyakan keadilan Sang IIlahi. Bahkan kita sering menuduh bahwasanya Allah SWT, Dzat Yang Maha Sempurna dan Adil, berlaku tidak adil kepada kita. Allah SWT telah mencelakakan atau menyia-nyiakan kita.
Kita sering terburu-buru untuk menghakimi Allah SWT. Ketika Allah SWT memberikan sesuatu yang menurut kita buruk.
Padahal Allah telah ingatkan kita:

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah [2] : 216).

Maka tidak bisakah kita bersabar sejenak untuk menunggu kabar bahagia selanjutnya?

Tentu kita pernah mengalami suatu hal yang terjadi diluar rencana kita, diluar kehendak kita, diluar skenario kita. Hal yang paling kita takuti ternyata tidak bisa kita hindari. Hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya ternyata menimpa kita.  Hal yang paling kita benci ternyata semakin mendekati kehidupan kita.

Tidak peduli, saat ini kita sedih, duka, ringkih, gagal, atau bahkan kehilangan sekalipun, karena pasti setelahnya Allah ganti dengan yang lebih indah dan lebih baik.


🌷🔷🌷
Sholehah yang dicintai Allah...

Ketika Allah sedang menyulam kehidupan hamba-Nya, tidak perlu Allah mengungkap rencana-Nya, karena Allah ingin semua terasa indah pada waktu yang pas. Allah ingin melihat hamba-Nya gigih dalam menjalani prosesnya. Allah ingin melihat hamba-Nya bercucuran air mata, bersimpuh di malam hari menghadap-Nya. Allah ingin melihat tegarnya dada hamba-Nya, bersabar dalam menerima cobaanya. Allah ingin melihat senyum dan ucapan syukur keluar dari mulut hamba-Nya tatkala Allah merealisasikan doa hamba-Nya dan rencana terbaik-Nya.

Kita hidup dalam dimensi yang tidak semua hal bisa kita kendalikan. Walaupun ada yang bisa kita kendalikan, itu hanya karena kebetulan kehendak kita sejalan dengan kehendakNya. Dan jika kehendak kita tidak sejalan dengan kehendakNya, maka kehendakNya lah yang terjadi, sementara kita hanya bisa pasrah menerima segala bentuk ketetapanNya.

Memang terkadang sulit bahkan sangat sulit menerima segala bentuk ketetapanNya dengan ikhlas dan lapang dada. Apalagi jika kita telah mengatur dan memantapkan rencana, tiba-tiba karena satu dan lain hal rencana kita itu membelok bahkan tidak terlaksana. Padahal kita menaruh harapan yang sangat besar terhadap hal itu. Disinilah biasanya kita bersedih, meratapi nasib, berburuk sangka terhadap Allah, bahkan ada yang putus asa.

Ketika kenyataan tidak sesuai dengan yang diharapkan, ada rasa kecewa dan sedih itu wajar. Namun jangan sampai kita berprasangka yang tidak-tidak dengan Allah Swt. Kecewa merupakan reaksi alami yang timbul akibat kenyataan, tidak sesuai harapan. Perasaan tersebut sangat manusiawi. Namun kecewa jadi tidak baik ketika ia justru membuat kita terpuruk terlampau dalam, hingga menghilangkan kesadaran, bahwa Allah selalu tetapkan tujuan, dalam setiap kejadian. Tetaplah untuk selalu berpikir positif bahwa Rencana atau Skenario Allah jauh lebih indah dari apa yang kita rencanakan. Percayalah selalu ada hikmah dibalik setiap skenarioNya.

يُسْرًا الْعُسْرِ مَعَ إِنَّ  . يُسْرًا الْعُسْرِ مَعَ فَإِنَّ

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”  (QS. Al-Insyirah: 5-6)

Bersabarlah sejenak teman.... Ada keindahan sesudah kesulitan itu.
Terimalah  segala yang menjadi ketentuan-Nya, tanpa harus memilih mana yang harus kita syukuri.
Karena apapun yang ditetapkan-Nya akan selalu membuat kita baik-baik saja, bila yang kita tahu hanya bagaimana caranya hati kita tak lepas dari rasa syukur.

Ada yang ingat kisah bapak-bapak yang batal naik Lion Air yang kecelakaan beberapa waktu lalu?

Tidakkah pada awalnya membuat bapak tersebut kecewa???

Namun pada akhirnya hal itu yang membuatnya bersyukur tiada henti?

Jika kita yakin bahwa semua skenario ini telah dirancang dengan rapi oleh Sang Sutradara Alam Semesta, maka tidak perlu takut, tersenyumlah. Jika kita tahu bahwa Sang Khalik tidak akan pernah menzhalimi hamba-hamba-Nya, maka tidak usah gelisah, tersenyumlah. Jika kita faham bahwa hanya Sang Allah yang mengetahui apa yang baik untuk kita, maka tidak perlu risau, tersenyumlah. Jika kita mengerti bahwa skenario Allah itu adalah skenario yang paling indah, maka tidak usah gundah, tersenyumlah.

Ruang lingkup penglihatan Allah sangat-sangat jauh bila dibandingkan dengan ruang lingkup penglihatan hamba-Nya. Ibarat seseorang yang melihat dari dalam lubang, dan seorang yang lain melihat dari atas menara. Maka, seseorang yang melihat dari atas menara jangkauan pandangannya akan lebih luas dari jangkauan pandangan seseorang yang melihat dari lubang. Oleh karena itu, wajar jika banyak keputusan Allah yang berbeda dari keinginan kita. Karena Allah melihat dari sudut pandang yang luas. Mempertimbangkan berbagai macam pertimbangan, merencanakan sesuatu dari data yang lebih lengkap. Tidak pantas bila kita menyalahkan skenario yang Allah buat. Maka jangan cemas, jangan gulana. Apapun yang kita jalani, alami, ambil pelajaran dan selalu bersyukur. Mau menyebalkan, mau membahagiakan, itu skenario terbaik. Jangan memaksakan diri.

Tetaplah percaya bahwa apapun yang Allah tulis untuk kita adalah yang terbaik, jangan pernah ragu akan ketetapan yang Allah persembahkan untuk kita.
Allah telah merancang skenario yang sempurna. Terkadang Allah menyembunyikan mutiara yang indah di balik sebuah kotak yang terlihat kusam. Kita tidak bisa dengan mudahnya menyalahkan setiap kejadian buruk di hadapan, karena siapa tau kejadian yang indah sedang menunggu selangkah dua langkah di depan kejadian buruk yang menimpa kita itu.
Allah menuliskan takdir pada kita sudah lengkap dengan kebaikan yang terkandung didalamnya, karena Allah memang akan selalu mempersembahkan yang terbaik untuk hamba-hambanya.

La Tahzan (Janganlah beredih) sudah Allah swt siapkan kado spesial bagi kita yang kini tengah berjuang melalui ujian dengan penuh sabar dan tawakkal kepada Allah Azza Wajalla. Jangan menyalahkan masalah, apalagi menyalahkan Allah.

Demikian saja dulu dari saya... majlis saya kembalikan ke hanny sebagai momod malam ini.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Regita
Assalamualaikum warahmatullahi wabarkaatuh.

Bagaimana caranya untuk benar-benar meyakinkan dalam hati kita kalau skenario Allah itu memang yang paling terbaik dan bakal indah pada waktunya. Terkadang ingat dengan perkataan itu tapi terkadang lupa jugaa, jadi suka sedih meratapi nasib. Padahal sudah ingat dengan nikmat Nya yang begituu banyaaaaakkkkkkkk yang selama ini Allah kasih.

Syukron katsiron ustadzah.

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Disinilah pentingnya penguatan Aqidah, karena dari Aqidahyang benar iman menjadi kuat, Iman yang kuat akan membuat kita yakin dan percaya dengan kekuasaan Allah, dengan imanlah kita mampu memahami kasih sayang Allah, Seorang Rasul, yang digelari Habibullah, kekasih Allah adalah orang yang paling berat ujiannya, kalau menurut awamnya kita, seseorang yang dicintai, yang disayangi pasti tidak akan disakiti dengan ujian-ujian yang berat, tapi nyatanya bagaimana? Untuk demam saja Rasulullah menderita demam yang dua kali lipat dari demam kita, “Aku pernah mengunjungi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang saat itu sedang sakit. Kemudian Aku letakkan tanganku di atas selimut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, aku dapati panasnya (sangat panas karena yang disentuh adalah selimutnya, bukan badannya).

Aku berkata, ‘wahai Rasulullah, betapa beratnya demam ini!’

Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‘Sesungguhnya kami para nabi, diberi ujian yang sangat berat, sehingga pahala kami dilipat gandakan.’

Abu Said pun bertanya, ‘wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat ujiannya?’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab;

"Para nabi, kemudian orang shaleh. Sungguh ada di antara mereka yang diuji dengan kemiskinan, sehingga harta yang dimiliki tinggal baju yang dia gunakan. Sungguh para nabi dan orang shaleh itu, lebih bangga dengan ujian yang dideritanya, melebihi kegembiraan kalian ketika mendapat rezeki." (HR. Baihaqi)

Itu baru untuk demam loo... belum ujian lainnya. Tapi dengan pandangan Imanlah semua ujian itu dilewati oleh Rasul, semakin diuji semakin naik imannya.

Beda memang dengan kita, semakin diuji kita semakin tidak percaya dengan kasih sayang Allah... Na'udzubillah.

Karenanya sudah sepantasnya kita umat Islam kembali mengaji dan mengkaji ilmu agama, khususnya ilmu Aqidah, karena Aqidah itu sangatlah penting, jangan abaikan majlis-majlis ilmu yang kita temui meski itu majlis Online seperti ini, jangan bangga dengan kesibukkan duniawi yang melalaikan kita dari mengkaji ilmu agama, karena dengan ilmu agamalah kita mampu menemukan hakikat kehidupan ini.

Baca dan tadaburrilah Al Quran, karena didalamnya ada petunjuk untuk kita agar slalu berada dijalan yang benar. Baca dan maknailah hadist Rasulullah karena disana kita akan temuai petuah petuah sarat makna yang menjadi kompas hidup kita.

Kenalilah dengan baik Allah dan Rasulullah agar kita bisa mencintaiNya, dengan cinta itulah kita bisa mengorbankan hidup kita hanya untuk penghambaan padaNya, dengan penghambaan itulah kita sempurnakan ibadah-ibadah kita, dengan sempurnanya ibadah maka hati kita akan tunduk dan patuh kepada Qada dan Qadar Allah Azza Wajalla. Kita kan jalani takdir hidup kita dengan penyerahan diri kepada Allah. penyerahan diri yang bukan tanpa usaha, tapi penyerahan diri dari hasil usaha kita.

Wallahu a'lam


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Sholehah...

Hidup Itu Bukan Tentang Apa Yang Kita Mau, Tapi Tentang Menerima Dengan Lapang Meski Tidak Seperti Yang Kita Mau.
Akan Ada Banyak Hal Yang Tidak Akan Sesuai Dengan Keinginan, Tapi Pada Saat Itulah Letak Kesabaran Diuji.

Seberapa Pun Kita Tidak Menginginkannya, Kita Tidak Akan Pernah Bisa Melawan Takdir.
Meski Tidak Sesuai Dengan Apa Yang Kita Mau, Kita  Harus Bisa Menerimanya Agar Dapat Merasakan Hikmah Dari Semuanya.

Jalani Saja!!!! Tidak Perlu Menentang Takdir Allah, Biarkan Hidup  Mengalir Hingga Allah Menempatkan Ditempat Yang Indah Dan Penuh Kebahagiaan.

Demikian dari saya, mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak pada tempatnya.
Semoga memberi manfaat bagi kita semua, khususnya saya pribadi.

#Semua materi ini saya kutip dari berbagai sumber.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar