Senin, 28 November 2022

SEMPURNAKAN POSTINGAN DENGAN AMALAN

 


OLeH: Ibu Hj. Irnawati Syamsuir Koto

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

💎 SEMPURNAKAN POSTINGAN DENGAN AMALAN

Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh sholehah...

Kita saat ini rasanya sudah tidak bisa  terlepas dari media sosial.

Dari kalangan tua hingga muda, kalangan atas hingga bawah, kalangan yang berpendidikan tinggi hingga rendah, semua aktivitas tidak bisa terlepas dari peran media sosial.

Media sosial adalah sebuah media internet atau daring, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.

Namun, pada prosesnya media sosial ini seperti dua mata pisau yang berbeda lho. Ia memiliki sisi positif dan negatif. Pisau bisa berfungsi baik jika digunakan untuk memotong sayuran atau lainnya, dan bisa berfungsi menjadi tidak baik ketika digunakan untuk membunuh seseorang.

Begitupun dengan media sosial ini. Media sosial bisa memiliki sisi yang baik, jika digunakan sebagai sarana menyebarkan informasi dan komunikasi kepada sesama dengan sangat cepat, apalagi untuk menyebarkan konten-konten kebaikan yang menginspirasi dan memotivasi sesama. Sebaliknya, media sosial juga bisa memiliki sisi buruk, jika digunakan untuk penipuan, kejahatan, membuat grup atau komunitas sosial yang menyimpang, saling mengejek dan membully di media sosial, menyebarkan berita hoax dan hal-hal lainnya yang sia-sia.

Ada tidak ya yang dapat merasakan manfaat positif dari Komunitas Perindu Surga di WA ini?

Sebagai seorang muslim kita harus bijak dalam menggunakan media sosial ini. 

Mari isi akun-akun media sosial kita dengan konten-konten positif. Artinya apapun status atau postingan kita berisi konten yang smart, elegan, argumentatif, solutif, dan mustanir. Jangan gunakan media sosial kita untuk melakukan tindakan nyinyir, menebar hoax, membully, atau mengejek sesama.

Sebab, media sosial itu adalah cerminan dari diri kita. Jika kita banyak menebar keburukan, maka itu tidak jauh beda dengan orang yang menulis atau mempostingnya. Tentu, kita tidak mau dianggap seperti itu bukan?

Bukan hanya itu saja, setiap aktivitas yang kita lakukan di media sosial juga kelak akan diminta pertanggungjawabannya oleh Allah Subhanahu wa ta’ala lho. Apakah kita sudah siap dengan semua itu? Bukankah Rasulullah ﷺ, telah bersabda:

“Tidak akan beranjak kaki anak Adam pada hari kiamat dari Rabbnya sampai ditanya tentang 5 perkara: tentang bagaimana umurnya dia habiskan?, tentang bagaimana masa mudanya dia lewatkan?, tentang hartanya darimana dia dapatkan, tentang hartanya kemana dia keluarkan?, dan tentang apa yang dia amalkan dari ilmunya?.” (HR. Tirmidzi)

Pokoknya kita akan merugi jika tidak bisa bertindak bijak dalam menggunakan kecanggihan media sosial saat ini. Oleh karena itu, mulai hari ini mari kita ubah isi status dan postingan media sosial kita dengan konten yang positif dan bermanfaat. Seperti menggunakan media sosial untuk menebar kebaikan dan kebenaran terlebih kebenaran Islam.

Ya, mari gunakan media sosial kita untuk berdakwah; menyeru untuk berbuat baik dan mencegah keburukan. Bukankah Allah Subhanahu wa ta’ala telah berfirman:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang terbaik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125)

Semoga segala aktivitas positif yang dilakukan di akun-akun media sosial kita bisa menjadi amal baik dan tabungan pahala buat kita, yang terpenting semoga apapun yang kita tulis dan share di akun media sosial, bisa memberikan pencerahan kepada umat dan menjadi wasilah hidayah-Nya kepada saudara sesama.

Namun, hendaknya di saat kita memandang sesuatu itu baik, dan kemudian mengajak orang lain, kita juga melakukan hal tersebut, bukan hanya sekedar mendakwahkan, menyampaikan tapi sekaligus juga melaksakannya. Meniru jejak para Nabi dan para rasul adalah demikian itu. Mereka menjalankan kebaikan, dan kemudian orang lain diajaknya serta.

Setiap orang seharusnya juga sibuk memperbaiki dirinya sendiri dan dan juga terus mengajak orang lain untuk berbenah. Berdakwah seharusnya diutamakan kepada dirinya sendiri terlebih dahulu, dan sekanjutnya ditujukan kepada orang lain.

Allah Ta’ala berfirman,

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Alloh ﷻ, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: _“Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS. Fushshilat: 33)

“Dan yang beramal sholeh.” Yang dimaksud adalah ketika mereka berdakwah di jalan Alloh ﷻ, mereka juga bersegera beramal mulai dari diri sendiri dengan menjalankan perintah Alloh ﷻ dan beramal sholeh yang diridhoi oleh-Nya.

Namun sekali lagi, ini bukan berarti seseorang tidak perlu beramal ketika hendak ber-amar ma’ruf nahi mungkar. 

Hendaknya orang yang ber-amar ma’ruf nahi mungkar senantiasa introspeksi diri, lebih bersemangat memperbaiki diri sendiri sebelum orang lain, selalu bersemangat mengamalkan ilmu yang ia miliki sebelum menerapkannya kepada orang lain.

Cukuplah firman Allah Ta’ala sebagai pengingat baginya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan. Hal (itu) sangatlah dibenci di sisi Alloh ﷻ jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash-Shaff: 2-3)

Demikian, semoga Allah Ta’ala memberikan hidayah kepada kita semua, terutama saya sebagai penyampai malam ini, untuk senantiasa bersemangat mengamalkan ilmu yang kita miliki. Dan semoga Alloh ﷻ menyelamatkan kita agar tidak termasuk orang-orang yang mengatakan sesuatu namun tidak diamalkan. 

Wallahul musta’an

Majlis saya kembalikan ke Kk Han sebagai momod keche malam ini.

Wallahu a’lam bishawab

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh

Bu, apa hukumnya jika kita melakukan aksi bakti sosial di tengah masyarakat, kemudian mengunggahnya di media sosial untuk mengumumkan kepada khalayak bahwa kita telah melakukan amal kepada masyarakat? Apakah termasuk riya' atau malah positif karena akan menginspirasi orang lain berbuat kebaikan serupa?

🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi Wabarakatuh 

Hal itu kembali kepada niat, untuk apa mengunggahnya, supaya orang kagum ke kita, atau agar orang terinspirasi? 

Tergantung pada diri sendiri ya.

Wallahu a’lam bishawab

0️⃣2️⃣ Aisya ~ Cikampek 
Hampir sama dengan pertanyaan kk Han bund.

1. Bagaimana hukumnya infaq Al-Qur'an tapi di Al Qur'an tersebut ada nama kita?
Niatnya agar siapa saja yang membaca mungkin tergerak juga hatinya untuk berniat infaq Al Qur'an juga.

2. Dan bagaimana ya bun menanggapi, saya di sosmed selain share ilmi dakwah (kebanyakan copas self reminder)  juga saya jualan.
Dan ada jualan muhsaf selalu saya kasih caption ada Spesial price untuk mualaf dan infaq, 

Qadarullah ada yang komen, "Jualan Al Qur'an buat infaq, yang jual nya pernah infaq belum?"

Sejauh ini belum saya jawab, karena kembali ke niat awal saya.
Bagaimana cara menanggapinya ya bund?

🔷Jawab:
1. Infaq Qur'an tapi disablonkan nama pemberi Al Qur'an, sebaiknya ini dihindari, cukup kasih stempel Al Quran infaq, tidak perlu dikasih nama. 

2. Jawab saja, cukup Alloh ﷻ dan saya yang tahu akan hal itu. Tidak perlu melayani pertanyaan yang tidak berfaedah. 

Wallahu a’lam bishawab

🌷Note bunda.
Tapi bagaimana menangapi jika ada cost yang minta custom nama di muhsafnya untuk infaq? Minta sendiri.

🔷Kalau mereka minta sendiri, itu terserah mereka yaa, bikinkan saja. Biarlah mereka dengan niat dan amal mereka. Tapi jika memungkinkan tetap sampaikan untuk kebaikan. Tapi kalau rasanya konsumen tersebut kurang enak untuk di ajak bicara, yaa tidak usah.

Wallahu a’lam bishawab

🌷Baik bunda note.
Ada yang minta sendiri. Dan Alhamdulillah ada juga yang infaq sampai 10 juta tidak mau di publish namanya.
Masyaallah tabarakallah semoga Alloh ﷻ menjaganya. Aamiin

0️⃣3️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh,

Bu, kadang kita jadi kebablasan dan kesenangan share apa saja di Medsos yang tanpa kita sadari itu sebenarnya pantas atau tidak di share di medsos. Hal apa saja Bu yang Tidak Boleh di Share di Medsos Menurut Islam?

🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi Wabarakatuh 

Hal-hal yang tidak boleh di share, adalah hal-hal yang membawa kepada kemudharatan, itulah yang tidak boleh dishare di medsos, dan juga hal-hal yang menjadi privasi kita. 

Wallahu a’lam bishawab

🌷Kalau share makanan itu boleh dak Bu? Bukan yang untuk jualan. Itu bagaimana Bu?

🔷Sebaiknya hindari, apalagi makanan yang enak-enak, kasian mereka yang tidak mampu membeli makanan tersebut, kasihan mereka yang hari itu belum mampu beli makanan.

Wallahu a’lam bishawab

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Sahabat-sahabatku....

Manfaatkan medsos untuk berdakwah, berdakwah kepada teman-teman terutama mendakwahi diri sendiri. 

Jangan sampai pesan kebaikan hanya sampai di diri kita sendiri, lanjutkan dan sebarkan kepada teman-teman lain melalui medsos masing-masing. 

Semoga Alloh ﷻ memberi kita semua hidayah. Aamiin 

Wallahu a’lam bishawab

Mohon maaf lahir batin.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar