Senin, 28 November 2022

INI JALAN HIJRAHKU, MANA JALAN HIJRAHMU

 


OLeH: Ibu Hj. Irnawati Syamsuir Koto 

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

💎INI JALAN HIJRAHKU, MANA JALAN HIJRAHMU

Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh Sahabat-sahabat ku.

Semoga kita semua sehat yaa...

Sahabat sholehah...

Hijrah itu datang dari keinginan manusia sendiri dan berkat doa orang tua yang menginginkan anak-anaknya menjadi orang soleh.

Jika manusia berikhtiar atau berusaha untuk hijrah, Alloh ﷻ pasti akan memberikan jalan, memberikan hidayah dan taufik. Manusia pasti akan menemukan satu titik kebosanan, bahwa dunia itu hanya begini-gini saja dan kemudian berpikir kenapa kita tidak berikhtiar untuk agama? Untuk akhirat?

Hijrah itu bisa dilakukan oleh setiap insan. Sebab, pada dasarnya manusia memiliki kecendrungan untuk berbuat lebih baik. Perasaan untuk menjadi lebih baik pasti ada di setiap orang, itu sudah menjadi fitrah manusia.

Manusia yang berani mengambil keputusan untuk berhijrah, pasti akan menemukan satu kenikmatan yang tidak pernah dirasakan sebelumnya. 
Sejatinya, hidup manusia itu berada dalam perjalanan hijrah, baik menuju kedekatan dengan Alloh ﷻ dalam meraih ridha-Nya maupun menuju jalan yang menjauhkan diri dari-Nya, karena salah tujuan dan orientasi hidupnya.

Hijrah menuju ridha Alloh ﷻ merupakan ajaran dan pengalaman profetik Nabi Muhammad ﷺ yang sangat sarat pelajaran kehidupan.

Menurut Ibn Qayyim al-Jauziyah, hijrah hakiki (hijrah haqiqiyah) merupakan transformasi mental spiritual dari sikap dan penghambaan terhadap semua tujuan, dan orientasi duniawi, menuju penghambaan dan ketaatan autentik kepada Alloh ﷻ dan Rasul-Nya.

Hijrah bukan untuk memenuhi kepentingan egoisitas dan syahwat duniawi, melainkan untuk mengalahkan egosektoral menuju kedekatan spiritual dengan-Nya.

Jika peristiwa hijrah Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya dari Mekah ke Madinah dianalisis dan dikontekstualisasikan dengan kehidupan kebangsaan masa kini, tampaknya kita dapat mengambil sejumlah pelajaran penting, dalam rangka memaknai hidup yang lebih berorientasi masa depan: meraih kesuksesan dan bahagia di akhirat melalui kesuksesan dan bahagia di dunia yang fana ini.

Esensi hijrah bukanlah sekadar migrasi fisik, melainkan juga merupakan transformasi dinamis dan progresif dalam rangka perubahan paradigma atau mindset jahiliyyah (kemusyrikan, dekadensi moral, dan karakter negatif lainnya), menuju paradigma Ilahi dengan mengaktualisasikan nilai-nilai Islam yang universal dan kosmopolitan.

Dalam hijrah Nabi ﷺ dan para sahabatnya, terdapat keyakinan kuat bahwa spirit tauhid itu merupakan penggerak jiwa raga untuk bersikap, berpikir, bertindak positif, dan rela berkorban demi meninggalkan karakter negatif, dan penyakit jahiliah yang sudah mendarah daging.

Hijrah Nabi ﷺ menuju ridha Alloh ﷻ ditunjukkan dengan memberikan teladan kebajikan paripurna sebagai the best role model (uswah hasanah). Melalui hijrah, beliau menampilkan contoh mendidik dengan cinta yang tulus dengan mewakafkan jiwa dan raganya untuk umatnya.

Beliau menanamkan pendidikan kepribadian dengan sentuhan hati: menyayangi, bukan melaknati. Beliau mendidik dengan penuh keikhlasan, ketekunan: tidak kenal lelah dan tidak pernah menyerah. Terus memberikan motivasi dan inspirasi. Beliau juga mendidik para sahabatnya dengan penuh kesabaran: tidak mudah emosi, tidak menyakiti, tetapi menjadikan peserta didik sebagai mitra sejati.

Hijrah menuju ridha Alloh ﷻ idealnya bermuara pada terwujudnya sikap batin yang memotivasi dan melahirkan karakter yang positif, baik, dan mulia secara spontan. Oleh karena itu, spirit hijrah menuju rida-Nya perlu diorientasikan kepada, ✓Pertama, proses humanisasi warga bangsa menjadi berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur. ✓Kedua, menanamkan rasa malu dan etos berbuat dan berlombalomba dalam kebajikan (fastabiqul khairat) sesuai dengan hati nurani. ✓Ketiga, menghargai kehidupan dengan berbuat yang terbaik dan bermanfaat bagi orang lain demi kemajuan, kebaikan, dan kebahagiaan bangsa.

Teladan hijrah Nabi dan para sahabatnya terbukti mampu membentuk dan melejitkan pribadi-pribadi teladan yang berkepribadian unggul dan mulia. 

Figur Abu Bakar ash-Shiddiq yang setia menemani dan mengawal hijrah Nabi menampilkan karakter kuat dalam meyakini dan memperjuang kan kebenaran Islam. Setia dan rela berkorban demi kejayaan Islam. 

Sosok Umar bin al-Khattab menunjukkan karakter pemberani, teguh pendirian, rela berkorban dan mandiri dalam menegakkan kebenaran dan keadilan Islam.

Demikian pula, spirit hijrah menuju ridha Alloh ﷻ meneguhkan pribadi Utsman bin Affan dalam menampilkan karakter dermawan, peduli, em pati, dan murah hati dalam memberikan dan mendermakan sebagian besar kekayaannya untuk kemajuan Islam.

Figur Ali bin Abi Thalib juga memperlihatkan karakter kuat, keberanian luar biasa ketika ditugasi Nabi ﷺ untuk menggantikan posisi tidur beliau di atas tempat tidurnya, rela berkorban dan menjadi ‘tebusan nyawa’ bagi beliau.

Akhlak mulia juga ditunjukkan putra-putri Abu Bakar ash-Shiddiq dalam menjalankan peran keumatan dan kemanusiaan. Abdullah bin Abu Bakar mampu menjalankan peran sebagai intelijen dan informan bagi Nabi ﷺ. Adiknya, Asma’ binti Abu Bakar, menunjukkan dedikasi tinggi dalam menyiapkan logistik bagi perjalanan hijrah Nabi yang harus dilalui, dengan transit terlebih dahulu di Gua Tsur, sekitar 7 kilo meter arah selatan Mekah.

Tidak ketinggalan, sesampai di Madinah, sosok Abdurrahman bin Auf juga diberdayakan Nabi ﷺ sebagai pengusaha sukses, dengan menunjukkan etos kewirausahaan yang tangguh sehingga mampu meng gerakkan ekonomi kreatif umat melalui pengembangan pasar Madinah.

Jadi, hijrah itu harus diniati dan diisi multikesalehan agar jalan menuju ridha Alloh ﷻ terbuka lebar dan penuh harapan. Teladan hijrah Nabi ﷺ menuju rida Alloh ﷻ harus diaktualisasikan sebagai energi positif dan inspirasi penggerak perubahan sosial kearah lebih baik dan positif.
“Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Alloh ﷻ, kemudian mereka terbunuh atau mati, sungguh Alloh ﷻ akan memberikan kepada mereka rezeki yang baik (surga). Dan sesungguhnya Alloh ﷻ adalah sebaik-baik pemberi rezeki. Sungguh, Dia pasti akan memasukkan mereka ke tempat masuk (surga) yang mereka sukai. Dan sesungguhnya Alloh ﷻ Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.” (QS. Al-Hajj: 58-59)

Begitulah yang Alloh ﷻ janjikan kepada mereka yang berhijrah di jalan Alloh ﷻ. Ya, surgalah sebaik-baik balasan bagi mereka yang mengerahkan daya upaya demi mencapai puncak hijrah, serta istikamah dalam hijrahnya.

Masing-masing kita punya cerita hijrah sendiri-sendiri seperti para sahabat, hal itu akan menjadi bibit-bibit yang akan mekar menuju kecintaan kepada Alloh ﷻ.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat.

Wallahu a’lam bishawab

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Han ~ Gresik
Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh Bu,

Bagaimana dengan trend hijrah di generasi milenial ini. "Iri deh lihat teman-teman yang udah hijrah. Jadi pengen hijrah juga. Tapi, kalau sudah hijrah, masih boleh nge-like foto artis ganteng nggak ya? Masih boleh belanja online nggak ya? Masih boleh ngefans sama artis Korea nggak ya?”

Makna hijrah di zaman milenial ini Khan tidak harus pindah tempat begitu Bu, tapi merubah kebiasaan yang buruk misalnya menjadi baik. Tapi kalau sekadar ikut trend bagaimana Bu?

🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi Wabarakatuh

Apa yang diniatkan maka itulah yang akan dia dapatkan, kalau hanya sekedar ikut trend, yaa itulah yang dia dapatkan, kalau inginkan ridha Alloh ﷻ, maka itulah yang akan dia gapai. Jadi semua tergantung niatnya dia. 

Wallahu a’lam bishawab

🌷Semua bergantung niat ya Bu, walaupun lihat trend yang lain hijrah, tetap niat yang utama njih Bu?

Terus bagaimana Bu, sudah niat tetapi belum terlaksana juga?

🔷Selain niat, tentu butuh azzam yang kuat, jika tidak, maka akan berat, bisa bisa tidak terlaksana, tinggal hanya angan-angan, apalagi hijrah bukan jalan mudah, tapi jalan yang penuh ujian. 

Wallahu a’lam bishawab

0️⃣2️⃣ Tia ~ Bandung
Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh 

Bu, bagaimana dengan hijrah dari cara berpakaian yang syar'i tapi suka diomongin orang-orang katanya pakaiannya tidak sesuai dengan kelakuan.

Suka dibilang mending tidak usah pakai jilbab, buka saja jilbabnya. Kita suka sedih, sepertinya berasa sia-sia begitu bu hijrahnya?

🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi Wabarakatuh 

Pakaian syar'i adalah penutup aurat, menutup aurat secara menyeluruh ada perintah dari Alloh ﷻ. Jika muslim yang bijak, tidak akan menyandingkan antara pakai dan kelakuan seseorang, boleh mengingatkan tapi jangan menyeret kepada hal yang berdosa lainnya yaitu malah menyuruh untuk tidak berpakaian syar'i. 

Pakai saja, jangan dengarkan ocehan orang tentang pakaian, tapi berusahalah terus untuk memperbaiki diri. 

Wallahu a’lam bishawab

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Sahabat-sahabatku...

Berhijrah menjadi proses yang dilakukan seseorang kembali pada jalan kebenaran sesuai tuntunan agama. 

Hijrah dalam Islam bisa diartikan dengan mentaati segala perintah Alloh ﷻ dan menjauhi larangan-Nya. 

Hijrah bukan saja terlihat dari apa yang tampak seperti cara berpakaian, melainkan juga hati, jiwa, serta sikap.

Wallahu a’lam bishawab

Mohon maaf lahir dan batin

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar