Senin, 28 November 2022

PENTINGNYA TAUBAT

 


OLeH: Ustadz Akhyar Al Banjary, S.Pd.I 

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

💎 PENTINGNYA TAUBAT

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪَ ﻟِﻠﻪِ ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩْ ﻭَﻧَﻌُﻮﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦْ ﺷُﺮُﻭْﺭِ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ ﻭَﻣِﻦْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ، ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِﻩِ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓَﻼَ ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻼَ ﻫَﺎﺩِﻱَ ﻟَﻪُ. ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد

قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
 يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Alhamdulillah, pada kesempatan ini ana akan menyampaikan tentang PENTINGNYA TAUBAT bagi seorang hamba.

Taubat adalah pokok permulaan hidup seseorang, sekaligus menjadi ruh akhir hidup seseorang. Artinya, kata Ibnu Qudamah Al-Maqdisi dengan bertaubat seseorang akan menikmati hidup, tidak dikejar-kejar dosa, tidak dicaci orang, dan tidak dihinakan Alloh ﷻ.

Diantara hal yang dapat mempengaruhi hidup seorang hamba adalah dosa-dosanya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan informasi kepada kita bahwa, “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kekhawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Alloh ﷻ akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya.” (HR. Al-Bukhari no. 5642 dan Muslim no. 2573.

Karena itu, tatkala musibah atau sakit menimpa hendaknya yang pertama kita lakukan adalah bertaubat, berusaha taat, barulah berobat. Bukan sibuk berobat, lupa taubat, dan malah meninggalkan shalat. 

"Keperluan seseorang untuk bertaubat pada akhir hidup merupakan kemutlakan, dharuri dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sebab semua orang menginginkan akhir hidup yang indah," kata Ibnu Qudamah dalam kitabnya Tawabbin.

Ibnu Qudamah mengatakan, taubat adalah kembalinya Alloh ﷻ hamba kepada Alloh ﷻ, melepaskan diri dari jalan yang sesat dan dimurkai Alloh ﷻ. Seseorang tidak bisa menempuh jalan taubat kecuali dengan hidayah Alloh ﷻ, yaitu petunjuk jalan yang lurus.

Hidayah Alloh ﷻ tidak bisa didapat tanpa mendapat Pertolongan Alloh ﷻ dan mengEsakan Alloh ﷻ. Surat Al-Fatihah, kalau dikaji secara detail dan bertahap akan menjadi petunjuk bagi orang-orang yang ingin bertaubat. Petunjuk menuju jalan yang lurus tidak ada akan diperoleh kalau tidak mengetahui dosa, juga tidak akan dapat kalau perbuatan dosa terus dilakukan.

"Ketidaktahuan menjadi penghalang datangnya hidayah, dan ketergantungan pada perbuatan dosa menghalangi datangnya keinginan untuk bertaubat," katanya.

Karena itu, tidak sah bertaubat kecuali setelah mengetahui dosa, mengakuinya, dan meminta untuk dibebaskan dari akibat buruk yang akan menimpanya.

Hakikat Taubat adalah kembali tunduk kepada Alloh ﷻ dari bermaksiat kepada-Nya kepada ketaatan kepada-Nya. Taubat ada dua macam: taubat mutlak dan taubat muqayyad (terikat). Taubat mutlak ialah bertaubat dari segala perbuatan dosa. Sedangkan taubat muqayyad ialah bertaubat dari salah satu dosa tertentu yang pernah dilakukan.

Syarat-syarat taubat meliputi: beragama Islam, berniat ikhlas, mengakui dosa, menyesali dosa, meninggalkan perbuatan dosa, bertekad untuk tidak mengulanginya, mengembalikan hak orang yang di dzalimi, bertaubat sebelum nyawa berada di tenggorokan atau matahari terbit dari arah barat. Taubat adalah kewajiban seluruh kaum beriman, bukan kewajiban orang yang baru saja berbuat dosa. Karena Alloh ﷻ berfirman,

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Dan bertaubatlah kalian semua wahai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung.” (QS. An Nuur: 31) (lihat Syarh Ushul min Ilmil Ushul Syaikh Al ‘Utsaimin rahimahullah, tentang pembahasan isi khutbatul hajah).

Jadi perintah untuk bertaubat, bukan hanya Alloh ﷻ perintahkan kepada para pelaku dosa, tapi juga kepada orang yang beriman. Bahkan dalam QS. Ali Imron Alloh ﷻ menyebutkan bahwa salah satu sifat penghuni surga yaitu,

 وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فعلوا وهم يعلمون (135)

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau mendzalimi diri sendiri, segera mengingat Alloh ﷻ, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosanya selain Alloh ﷻ? Mereka pun tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui." (QS. Ali ‘Imran: 135)

Maka mereka para penghuni surga itu bukanlah orang yang tidak pernah berbuat dosa, tapi orang yang berbuat dosa tapi dia ingat kepada Alloh ﷻ dan bertaubat. Ketahuilah kita masuk surga bukan semata-mata karena ibadah atau pahala kita, tapi karena ampunan Alloh ﷻ. Lihatlah bagaimana kisa Nabi Adam Alaihi wa sallam yang dikeluarkan dari surga hanya karena satu dosa. Sementara kita, belum di surga dan dosa kita tidak sedikit.

Alloh ﷻ Maha Pengampun, Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang
Alloh ﷻ mensifati diri-Nya di dalam Al Qur'an bahwa Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang hampir mendekati 100 kali. Alloh ﷻ berjanji mengaruniakan nikmat taubat kepada hamba-hamba-Nya di dalam sekian banyak ayat yang mulia. Allah ta’ala berfirman,

وَاللّهُ يُرِيدُ أَن يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَن تَمِيلُواْ مَيْلاً عَظِيماً

“Alloh ﷻ menginginkan untuk menerima taubat kalian, sedangkan orang-orang yang memperturutkan hawa nafsunya ingin agar kalian menyimpang dengan sejauh-jauhnya.” (QS. An Nisaa’: 27)

Allah ta’ala juga berfirman,

وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ وَأَنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ حَكِيمٌ

“Dan seandainya bukan karena keutamaan dari Alloh ﷻ kepada kalian dan kasih sayang-Nya (niscaya kalian akan binasa). Dan sesungguhnya Alloh ﷻ Maha Penerima Taubat lagi Maha Bijaksana.” (QS. An Nuur: 10)

Allah ta’ala berfirman,

إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ

“Sesungguhnya Tuhanmu sangat luas ampunannya.” (QS. An Najm: 32)

Allah ta’ala berfirman,

وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ

“Rahmat-Ku amat luas meliputi segala sesuatu.” (QS. Al A’raaf: 156)

Oleh Karenanya, Saudaraku yang Tercinta…
Pintu taubat ada di hadapanmu terbuka lebar, ia menanti kedatanganmu… Jalan orang-orang yang bertaubat telah dihamparkan. Ia merindukan pijakan kakimu… Maka ketuklah pintunya dan tempuhlah jalannya. Mintalah taufik dan pertolongan kepada Tuhanmu… Bersungguh-sungguhlah dalam menaklukkan dirimu, paksalah ia untuk tunduk dan taat kepada Tuhannya. Dan apabila engkau telah benar-benar bertaubat kepada Tuhanmu kemudian sesudah itu engkau terjatuh lagi di dalam maksiat, sehingga memupus taubatmu yang terdahulu, janganlah malu untuk memperbaharui taubatmu untuk kesekian kalinya. Selama maksiat itu masih berulang padamu maka teruslah bertaubat.

Allah ta’ala berfirman,

فَإِنَّهُ كَانَ لِلأَوَّابِينَ غَفُوراً

“Karena sesungguhnya Dia Maha Mengampuni kesalahan hamba-hamba yang benar-benar bertaubat kepada-Nya.” (QS. Al Israa’: 25)

Allah ta’ala juga berfirman,

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ

“Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri-diri mereka, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Alloh ﷻ. Sesungguhnya Alloh ﷻ mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dialah Dzat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Maka kembalilah kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datangnya adzab kemudian kalian tidak dapat lagi mendapatkan pertolongan.” (QS. Az Zumar: 53-54)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Seandainya kalian berbuat dosa sehingga tumpukan dosa itu setinggi langit kemudian kalian benar-benar bertaubat, niscaya Alloh ﷻ akan menerima taubat kalian.” (Shahih Ibnu Majah)

Maka di manakah orang-orang yang bertaubat dan menyesali dosanya? Di manakah orang-orang yang kembali taat dan merasa takut siksa? Di manakah orang-orang yang ruku’ dan sujud?

🔸Ada berbagai Keutamaan Taubat

Pada hakikatnya taubat itulah isi ajaran Islam dan fase-fase persinggahan iman. Setiap insan selalu membutuhkannya dalam menjalani setiap tahapan kehidupan. Maka orang yang benar-benar berbahagia ialah yang menjadikan taubat sebagai sahabat dekat dalam perjalanannya menuju Alloh ﷻ dan negeri akhirat. Sedangkan orang yang binasa adalah yang menelantarkan dan mencampakkan taubat di belakang punggungnya. Beberapa di antara Keutamaan Taubat ialah:

✓ Pertama: Taubat adalah sebab untuk meraih kecintaan Allah ‘azza wa jalla.

Allah ta’ala berfirman,

إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

“Sesungguhnya Alloh ﷻ mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang suka membersihkan diri.” (QS. Al Baqarah: 222)

✓ Kedua: Taubat merupakan sebab keberuntungan.

Allah ta’ala berfirman,

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Dan bertaubatlah kepada Alloh ﷻ wahai semua orang yang beriman, supaya kalian beruntung.” (QS. An Nuur: 31)

✓ Ketiga: Taubat menjadi sebab diterimanya amal-amal hamba dan turunnya ampunan atas kesalahan-kesalahannya.

Allah ta’ala berfirman

وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنِ السَّيِّئَاتِ

“Dialah Alloh ﷻ yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan Maha Mengampuni berbagai kesalahan.” (QS. Asy Syuura: 25)

Allah ta’ala juga berfirman,

وَمَن تَابَ وَعَمِلَ صَالِحاً فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَاباً

“Dan barang siapa yang bertaubat dan beramal saleh maka sesungguhnya Alloh ﷻ akan menerima taubatnya.” (QS. Al Furqaan: 71) artinya taubatnya diterima.

✓ Keempat: Taubat merupakan sebab masuk surga dan keselamatan dari siksa neraka.

Allah ta’ala berfirman,

فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيّاً إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحاً فَأُوْلَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْئاً

“Maka sesudah mereka (Nabi-nabi) datanglah suatu generasi yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, niscaya mereka itu akan dilemparkan ke dalam kebinasaan. Kecuali orang-orang yang bertaubat di antara mereka, dan beriman serta beramal saleh maka mereka itulah orang-orang yang akan masuk ke dalam surga dan mereka tidaklah dianiaya barang sedikitpun.” (QS. Maryam: 59, 60)

✓ Kelima: Taubat adalah sebab mendapatkan ampunan dan rahmat.

Allah ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ عَمِلُواْ السَّيِّئَاتِ ثُمَّ تَابُواْ مِن بَعْدِهَا وَآمَنُواْ إِنَّ رَبَّكَ مِن بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ

“Dan orang-orang yang mengerjakan dosa-dosa kemudian bertaubat sesudahnya dan beriman maka sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengampun dan Penyayang.” (QS. Al A’raaf: 153)

✓ Keenam: Taubat merupakan sebab berbagai kejelekan diganti dengan berbagai kebaikan.

Allah ta’ala berfirman,

وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَاماً يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَاناً إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلاً صَالِحاً فَأُوْلَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً

“Dan barang siapa yang melakukan dosa-dosa itu niscaya dia akan menemui pembalasannya. Akan dilipatgandakan siksa mereka pada hari kiamat dan mereka akan kekal di dalamnya dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman serta beramal saleh maka mereka itulah orang-orang yang digantikan oleh Alloh ﷻ keburukan-keburukan mereka menjadi berbagai kebaikan. Dan Alloh ﷻ Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Furqaan: 68-70)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang yang bertaubat dari suatu dosa sebagaimana orang yang tidak berdosa.” (HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al Albani)

✓ Ketujuh: Taubat menjadi sebab untuk meraih segala macam kebaikan.

Allah ta’ala berfirman,

فَإِن تُبْتُمْ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ

“Apabila kalian bertaubat maka sesungguhnya hal itu baik bagi kalian.” (QS. At Taubah: 3)

Allah ta’ala juga berfirman,

فَإِن يَتُوبُواْ يَكُ خَيْراً لَّهُمْ

“Maka apabila mereka bertaubat niscaya itu menjadi kebaikan bagi mereka.” (QS. At Taubah: 74)

✓ Kedelapan: Taubat adalah sebab untuk menggapai keimanan dan pahala yang besar.

Allah ta’ala berfirman,

إِلاَّ الَّذِينَ تَابُواْ وَأَصْلَحُواْ وَاعْتَصَمُواْ بِاللّهِ وَأَخْلَصُواْ دِينَهُمْ لِلّهِ فَأُوْلَـئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْراً عَظِيماً

“Kecuali orang-orang yang bertaubat, memperbaiki diri dan berpegang teguh dengan agama Alloh ﷻ serta mengikhlaskan agama mereka untuk Alloh ﷻ mereka itulah yang akan bersama dengan kaum beriman dan Alloh ﷻ akan memberikan kepada kaum yang beriman pahala yang amat besar.” (QS. An Nisaa’: 146)

✓ Kesembilan: Taubat merupakan sebab turunnya barakah dari atas langit serta bertambahnya kekuatan.

Allah ta’ala berfirman,

وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَاراً وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلاَ تَتَوَلَّوْاْ مُجْرِمِينَ

“Wahai kaumku, minta ampunlah kepada Tuhan kalian kemudian bertaubatlah kepada-Nya niscaya akan dikirimkan kepada kalian awan dengan membawa air hujan yang lebat dan akan diberikan kekuatan tambahan kepada kalian, dan janganlah kalian berpaling menjadi orang yang berbuat dosa.” (QS. Huud: 52)

✓ Kesepuluh: Keutamaan taubat yang lain adalah menjadi sebab malaikat mendoakan orang-orang yang bertaubat.

Hal ini sebagaimana difirmankan Allah ta’ala,

الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْماً فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ

“Para malaikat yang membawa ‘Arsy dan malaikat lain di sekelilingnya senantiasa bertasbih dengan memuji Tuhan mereka, mereka beriman kepada-Nya dan memintakan ampunan bagi orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu-Mu Maha Luas meliputi segala sesuatu, ampunilah orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan-Mu serta peliharalah mereka dari siksa neraka.” (QS. Ghafir: 7)

✓ Kesebelas: Keutamaan taubat yang lain adalah ia termasuk ketaatan kepada kehendak Allah ‘azza wa jalla.

Hal ini sebagaimana difirmankan Allah ta’ala,

وَاللّهُ يُرِيدُ أَن يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَن تَمِيلُواْ مَيْلاً عَظِيماً

“Dan Alloh ﷻ menghendaki untuk menerima taubat kalian.” (QS. An Nisaa’: 27). 

Maka orang yang bertaubat berarti dia adalah orang yang telah melakukan perkara yang disenangi Alloh ﷻ dan diridhai-Nya.

✓ Kedua belas: Keutamaan taubat yang lain adalah Alloh ﷻ bergembira dengan sebab hal itu.

Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya, “Sungguh Alloh ﷻ lebih bergembira dengan sebab taubat seorang hamba-Nya ketika ia mau bertaubat kepada-Nya daripada kegembiraan seseorang dari kalian yang menaiki hewan tunggangannya di padang luas lalu hewan itu terlepas dan membawa pergi bekal makanan dan minumannya sehingga ia pun berputus asa lalu mendatangi sebatang pohon dan bersandar di bawah naungannya dalam keadaan berputus asa akibat kehilangan hewan tersebut, dalam keadaan seperti itu tiba-tiba hewan itu sudah kembali berada di sisinya maka diambilnya tali kekangnya kemudian mengucapkan karena saking gembiranya, ‘Ya Alloh ﷻ, Engkaulah hambaku dan akulah tuhanmu’, dia salah berucap karena terlalu gembira.” (HR. Muslim)

✓ Ketiga belas: Taubat juga menjadi sebab hati menjadi bersinar dan bercahaya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: "Sesungguhnya seorang hamba apabila berbuat dosa maka di dalam hatinya ditorehkan sebuah titik hitam. Apabila dia meninggalkannya dan beristighfar serta bertaubat maka kembali bersih hatinya. Dan jika dia mengulanginya maka titik hitam itu akan ditambahkan padanya sampai menjadi pekat, itulah raan yang disebutkan Allah ta’ala,"

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِم مَّا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Sekali-kali tidak akan tetapi itulah raan yang menyelimuti hati mereka akibat apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Muthaffifin: 14) (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan dihasankan Al Albani)

Hijrahlah dengan tidak melupakan taubat, karena dosa-dosa yang belum ditaubati akan memperberat jalan menuju hidayah dan surga. 

Mohon ampunlah dan memaafkanlan, tanpa perlu memandang ke belakang. Akan selalu ada maaf dari Rabbana untuk manusia seperti kita. Bersungguh-sungguhlah.

Walaupun dosamu sebanyak buih di lautan.
Walaupun dosamu sebanyak pasir di pantai. 
Bahkan walaupun dosamu sepadat isi bumi.
Percayalah, Alloh ﷻ akan ampuni...
Alloh ﷻ Al Ghofur...
Sifat Alloh ﷻ yang Maha Pemaaf, memang ia siapkan untuk hamba yang mau bertaubat. 

Wallahu a’lam bishawab

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ iMa ~ Bojonegoro
Bagaimana agar istiqomah dalam kebaikan dan juga istiqomah agar menghindari maksiat tadz?

🔷Jawab:
Manusia memang tidak luput dari salah dan khilaf, karena itu pinta taubat selalu terbuka selama masih berada di dunia. Diantara upaya agar kita bisa istiqomah adalah memiliki sahabat yang senantiasa mengingatkan dalam kebaikan, berada di lingkungan atau komunitas yang se-frekuensi, banyak mengingat yang bisa memutus cinta dunia yaitu ingat mati, dan pastikan itu kita mau belajar ilmu syar'i. 

Wallahu a’lam bishawab

0️⃣2️⃣ Kiki ~ Dumai
Ustadz, bagaimana caranya agar diri ini menjadi pribadi yang mudah untuk bertaubat dan terus bertaubat ustadz?

🔷Jawab:
Banyak menuntut ilmu agama, karena dengan banyak belajar akan lebih luas pemahaman kita tentang taat dan taubat, keutamaan taubat dan konsekuensinya, tentang batasan antara halal haram, perintah dan larangan, seseorang tidak akan bertaubat ketika ia tidak mengetahui perbuatannya benar atau salah, dan taubatnya tidak akan diterima jika tidak memahami ilmunya. 

Wallahu a’lam bishawab

0️⃣3️⃣ Rustia ~ Bekasi 
Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh 

Bagaimana bila seseorang sudah bertaubat kemudian dia futur?

🔷Jawab:
Wa‘alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh 

Semua orang pasti pernah merasakan naik turunnya iman itu wajar, sudah jadi ketentuan. Tidak apa-apa futur, namun minimal ibadah wajibnya jangan pernah ditinggalkan. Kalau futur malah maksiat atau meninggalkan sholat itu kebablasan. 

Wallahu a’lam bishawab

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Allah Ta’ala berfirman, “Bersegeralah menuju ampunan dari Rabbmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang bertakwa.” (QS. Ali ‘Imran: 133)

Ayat ini menjadi dalil oleh para ulama, bahwa bertaubat itu harus disegerakan. Barangsiapa yang menunda taubatnya, maka ia akan mendapatkan dua dosa. Pertama dosa yang belum ditaubati dan kedua dosa karena menunda taubat.

Jangan bicarakan aib orang lain, karena kita juga punya aib dan orang lain juga punya mulut. 

Wallahu a’lam bishawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar