Senin, 28 November 2022

KONTROVERSI OBAT SYRUP DAN KAITANNYA DENGAN GAGAL GINJAL PADA ANAK

 


OLeH: dr. Barry Army Bakry, Sp.A

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

💎 KONTROVERSI OBAT SYRUP DAN KAITANNYA DENGAN GAGAL GINJAL PADA ANAK

Assalamualaikum warahmatullohi wabarakatuh

Apa kabar semua...

Alhamdulillah, bisa jumpa kembali tholabul ilmi di sore hari ini. Dan akan membahas kasus yang menarik akhir-akhir ini yaitu tentang KONTROVERSI OBAT SYRUP DAN GAGAL GINJAL PADA ANAK.

Sejak akhir Agustus 2022, Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menerima laporan peningkatan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal atau Acute Kidney Injury (AKI) yang tajam pada ANAK dan saat ini penyebabnya masih dalam penelusuran dan penelitian.

Jumlah kasus yang dilaporkan hingga Selasa  (25/10/2022) jumlah kasus menjadi 251 dengan persentase kematian sebesar 56 % atau sebanyak 143 kasus. 
 
Kasus obat sirup ini meledak bermula pada 5 Oktober, saat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis peringatan mengenai empat produk obat sirup yang punya kaitan dengan kasus gagal ginjal akut pada anak-anak di Gambia. Empat produk itu adalah Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup. WHO menyatakan keempat produk obat ini tidak memenuhi standar mutu pembuatan obat yang baik. Melalui uji lab, ditemukan kontaminasi EG dan DEG dalam obat sirup tersebut, dalam jumlah yang melebihi batas aman. Obat tersebut diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited, India. BPOM menyatakan obat sirup ini tidak beredar di Indonesia. Kecurigaan terhadap sirup parasetamol (obat penurun panas) di Gambia muncul saat ditemukan sejumlah pasien anak mengalami gejala gagal ginjal setelah menggunakan sirup parasetamol yang dijual di sana. Saat itu, belum ada kejelasan merek sirup yang digunakan. Namun, otoritas kesehatan menangguhkan penggunaan sirup parasetamol. Setelah obat sirup ini ditarik dari peredaran, kasus-kasus gagal ginjal di sana berkurang. Kurangnya fasilitas pengujian di Gambia membuat WHO ikut turun tangan dalam penanganan kasus ini. Peringatan dari WHO tersebut menimbulkan kecurigaan bahwa kasus gagal ginjal akut pada anak dapat terjadi akibat penggunaan obat seperti sirup. Apalagi, beberapa laporan kasus dalam artikel ilmiah mengaitkan kontaminasi EG dan DEG dalam obat sirup parasetamol dengan gagal ginjal akut.

Dari hasil pemeriksaan, tidak ada bukti hubungan kejadian AKI dengan Vaksin COVID-19 maupun infeksi COVID-19. Karena gangguan AKI pada umumnya menyerang anak usia kurang dari 6 tahun, sementara program vaksinasi belum menyasar anak usia 1-5 tahun.

Juru Bicara Kemenkes dokter Mohammad Syahril mengungkapkan bahwa Kemenkes menemukan kerusakan pada ginjal pasien meninggal akibat penyakit ini. Kerusakan ini, disebutkan oleh dokter Syahril sebagai akibat dari cemaran etilen glikol.

Apa itu etilen glikol?

Dilansir dari Britannica, etilen glikol adalah anggota dari keluarga glikol (alkohol) yang berasal dari senyawa etilen. Zat kimia dengan rumus C2H6O2 ini bentuknya berupa cairan bening, rasanya manis, kental ketika dididihkan pada suhu 198 derajat Celsius. Sifat zat kimia ini tidak berbau dan bisa larut dalam air, sehingga kerap dimanfaatkan dalam produk komersial dan industri.

Fungsi etilen glikol Ada beberapa fungsi etilen glikol dalam produk komersial dan industri. Dilansir dari Chemical Safety Facts dan American Chermistry, berikut beberapa di antaranya: Bahan resin plastik poly-ethylene terephthalate (PET) untuk pembuatan wadah minuman seperti soda, minuman manis, jus, dan lain-lain, bahan serat poliester untuk pakaian pelapis karpet, bahan pembuatan bantal, pembuatan fiberglass untuk produk seperti jet ski, bak mandi, bola bowling, dl, campuran tinta untuk pulpen agar tidak menguap dan mengendap, cairan penahan panas untuk pendingin kompresor gas, pemanas, pendingin udara, sampai yang sifatnya masif seperti area seluncur es, bahan cairan pendingin mesin mobil agar tidak terlalu panas atau dingin, bahan penghilang lapisan es untuk mobil, kapal, pesawat, sampai landasan pacu, bahan minyak rem hidrolik. Banyak produsen memanen fungsi etilen glikol di atas. Pasalnya, zat kimia ini apabila digunakan sesuai peruntukannya bisa hemat energi, murah, dan bisa didaur ulang.

◼Bahaya Etilen Glikol

Meskipun ada banyak fungsi etilen glikol, zat kimia ini bisa berbahaya apabila terminum atau tertelan. Dilansir dari National Library of Medicine, sebenarnya etilen glikol memiliki tingkat toksisitas atau keracunan yang rendah. Namun, begitu zat ini terserap di dalam tubuh, metabolit etilen glikol bisa merusak berbagai jaringan tubuh, terutama ginjal. Hal itu disebabkan, metabolit zat ini bisa membentuk kristal yang merusak organ tubuh. Selain ginjal, organ lain yang bisa terdampak etilen glikol yakni otak, hati atau liver, dan paru-paru. Keracunan etilen glikol bisa menyebabkan gangguan metabolisme yang dikenal dengan asodosis metabolik. Dalam kondisi yang cukup parah, penderita bisa mengalami syok berat, gagal organ, sampai kematian. Jika masalah kesehatan ini segera ditanggulangi dengan antidot, kerusakan organ sampai kematian akibat keracunan etilen glikol bisa ditanggulangi.

Kaitan etilen glikol dengan kontroversi obat sirup, 
awal mula kecurigaan berasal dari adanya mencuatnya kasus kematian 70 orang anak di Gambia, yang terjadi karena diduga setelah  mengkonsumsi obat syr. Setelah diteliti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan zat berbahaya dalam empat jenis sirup buatan Maiden Pharmaceuticals di India. Dari hasil tes, WHO mengungkapkan temuan kandungan dietilen glikol dan etilen glikol yang dilarang di ke empat obat itu.

Di Indonesia, terjadi kasus-kasus yang serupa dimana sejumlah orang tua yang kehilangan anaknya karena gagal ginjal mengaku memperoleh obat sirup parasetamol dari puskesmas dan klinik, sehingga awal mula kecurigaan kontaminasi berasal dari sana. Tapi seiring penelitian diketahui karena obat dalam sediaan sirup tersebut mengandung dietilen glikol maupun etilen glikol.

Mengapa EG dan DEG bisa ditemukan dalam obat sirup?

EG merupakan bahan baku pembuatan plastik yang juga digunakan dalam sistem pendingin seperti AC. Sedangkan DEG merupakan gabungan dari dua molekul EG yang terikat kuat secara kimia membentuk senyawa baru. DEG biasanya diperoleh sebagai hasil sampingan reaksi kimia atau hidrolisis bahan obat etilen oksida, senyawa yang banyak digunakan dalam berbagai industri. EG dan DEG merupakan senyawa yang berbahaya jika masuk ke dalam tubuh. Pada dosis 1.500 miligram per kilogram berat badan, EG dapat menyebabkan kematian. Karena itu, di berbagai negara, termasuk Indonesia, EG dan DEG tidak boleh digunakan dalam pembuatan produk farmasi. Namun beberapa bahan tambahan seperti gliserin dan polietilenglikol yang digunakan dalam sirup memiliki potensi terkontaminasi dengan DEG atau EG. Pada proses pengujian oleh lembaga regulasi obat seperti BPOM, DEG atau EG dapat ditemukan sebagai cemaran pada pelarut tambahan. BPOM telah menetapkan standar yang mengatur batas maksimal kandungan cemaran ini sesuai standar internasional.

Dampak EG dan DEG pada ginjal EG yang ditelan dan masuk ke dalam tubuh mengalami proses metabolisme di hati oleh beberapa enzim. Proses ini akan menghasilkan asam glikolat yang mengakibatkan penumpukan asam di dalam tubuh, dan asam oksalat. Asam oksalat inilah yang dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal. Pada keracunan berat, EG dapat menyebabkan gagal ginjal akut, sehingga terjadi penumpukan senyawa kimia beracun dan ketidakseimbangan kimiawi di dalam darah. Sementara itu, DEG yang masuk ke dalam tubuh akan diolah di hati menjadi senyawa 2-hydroxyethoxyacetic acid (HEAA) yang bersifat asam dan dapat merusak ginjal dan saraf.

Belajar dari kasus-kasus serupa di berbagai negara, otoritas kesehatan dan obat-obatan Indonesia harus segera menemukan bukti ilmiah soal ada atau tidaknya hubungan antara gagal ginjal akut pada ratusan anak-anak dan obat sirup yang mereka minum. Langkah ini tetap harus dilakukan walau kini semua obat sirup telah ditarik dari peredaran. Hal ini sangat penting agar korban tidak terus berjatuhan.

✓Dari beberapa sumber.

Wallahu a’lam bishawab

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Shoffia ~ Ngawi
Dokter, apa tanda dan gejala pada anak yang mengalami AKI? 
Terima kasih

🍓 Jawab:
Keluhannya bisa beraneka ragam seperti anak mengalami diare, mual, muntah, demam, batuk, pilek, sering mengantuk dan buang air kecil (urin) dalam jumlah banyak selama 3-5 hari.
Namun kita mesti waspada jika terjadi perubahan warna urin. Jika urin berwarna gelap atau coklat, atau malah tidak BAK lebih dari 8 jam Orang tua dihimbau untuk segera membawa anaknya ke fasilitas kesehatan terdekat.

Wallahu a’lam bishawab

0️⃣2️⃣ Ulfa ~ Ciledug 
Dok, lalu apa yang harus kita lakukan saat ini untuk menghindari obat-obat sirup tersebut, secara saat ini bapil sedang melanda, Dok. 

Dan apakah dibenarkan dengan pemberian obat dalam bentuk pil yang berikan saat ini, Dok, hanya disesuaikan saja dosisnya.

🍓 Jawab:
Untuk sementara ini kita tidak menggunakan obat-obat syrup dahulu sampai terbukti keamanannya.

Wallahu a’lam bishawab

0️⃣3️⃣ Umu Abdullah ~ Makkah

1. Ada juga jamaah umroh yang melakukan cuci darah di Makkah, apa saja yang harus dilakukan untuk menghindari AKI pada orang dewasa, Dok? 

2. Dok, untuk pasien yang sudah cuci darah 2x seminggu, apakah ada harapan sembuh?

🍓 Jawab:
1. AKI pada orang dewasa adalah karena penyakit kronik, terutama pola makan dan pola hidup yang kurang baik. Jadi tidak timbul mendadak. 

2. Tentu saja tetap ada, bisa dikonsultasikan pada tenaga kesehatan ya.

Wallahu a’lam bishawab

0️⃣4️⃣ Sasi ~ Balam
Bismillah...

Dok, kan kasus ini awal terjadi di Gambia dan Indonesia tidak impor obat yang disinyalir tercernar itu, tapi kok bisa bersamaan kasusnya ya? 

Padahal obat-obatan itu seperti termorex sudah lama beredar di Indonesia dan tidak pernah dengar kasus ini ya, Dok.

Ini ada apa sih, Dok, hehe, penasaran.

🍓 Jawab:
Maksudnya, berkaca dari Gambia, makanya dicek pula di Indonesia ternyata sama juga kasusnya. 
Kasus termorex juga awalnya membingungkan tapi setelah diteliti, ternyata karena kandungan etil yang lebih besar dari angka yang dianjurkan, setelah dicek ternyata batch selanjutnya normal.

Wallahu a’lam bishawab


0️⃣5️⃣ Tia ~ Bandung
Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh 

Dok, katanya sekarang obat-obatan sirup sudah diedarkan lagi dan dinyatakan aman oleh BPOM. Apa kita sebagai orang tua harus tetap waspada?

🍓 Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi Wabarakatuh

Belum, baru beberapa saja. Kewaspadaan kita terletak di jangan beli obat sembarangan. Beli sesuai petunjuk dokter.

Wallahu a’lam bishawab

0️⃣6️⃣ Rita ~ Bondowoso
Dokter, kapan hari anak saudara saya panas habis imunisasi pentabio. Terus anaknya tidak mau puyer dari bidan, akhirnya nekat dikasih sirup. Alhamdulillah turun panasnya. Tetapi apakah nanti akan berbahaya juga, Dokter? Sampai berapa lama harus dipantau?

🍓 Jawab:
Sebenarnya itu upaya kita untuk berhati-hati, mudah-mudahan bukan yang termasuk ya.

Wallahu a’lam bishawab

0️⃣7️⃣ Aisya ~ Cikampek
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Di luar tema dok, saya ijin bertanya.

Saudara baru 4 hari lahiran caesar pulang dari RS, lalu mandi keramas, sekarang demam, apakah hal wajar, Dok?

🍓 Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi Wabarakatuh

Bisa saja, mungkin saat itu daya tahan tubuh sedang rendah.

Wallahu a’lam bishawab

0️⃣8️⃣ Tia ~ Boyolali
Dok, bagaimana prosedur sampai bisa memastikan anak terkena gagal ginjal, apakah diuji lab atau bagaimana ya, Dok? 

Terima kasih

🍓 Jawab:
Bisa kita lihat dari gejala-gejala yang timbul, pemeriksaan fisik pasien serta hasil laboratorium yang mendukung.

Wallahu a’lam bishawab

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Di akhir pembahasan ini saya justru mengingatkan bahwa  hikmah yang bisa kita ambil dari kasus ini adalah jangan sembarangan mengkonsumsi obat yang tidak perlu. Selain itu perlu diketahui juga bahwa etil glikol juga tidak hanya di dalam sirup tapi juga bisa pada bahan makanan atau jajanan yang dikonsumsi anak. Jadi hati-hati untuk ke depannya.

Mudah-mudahan bermanfaat.

Wallahu a’lam bishawab

Wassalamualaikum warahmatullohi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar