Kamis, 18 April 2019

TSAQOFAH ISLAMIYYAH (Adab Sebelum Berilmu)



OLeH: Ustadz Cipto Sugiarto

            💘M a T e R i💘

Alhamdulillah tsuma alhamdulillah bisa bersua dengan para mujahidah Perindu Surga semoga istiqomah selalu. Semoga juga Dilimpakan rahmat dan karuniaNya.

Tema ana Tsaqofah Islamiyyah dan judul diskusi kita kali ini adalah tentang Adab Pertama Sebelum Menuntut ilmu.
Dalam menuntut ilmu ada beberapa adab yang perlu diperhatikan, namun sebelumnya perlu kiranya dketahui tentang pentingnya adab tersebut.

Burhanuddin az-Zarnuji berkata, “Orang-orang yang hadir di majlis ilmu itu banyak, namun mengapa yang keluar (berhasil) hanya sedikit? Hal itu, karena kebanyakan mereka tidak mengerjakan adab penuntut ilmu.”

Ibnul Mubarak berkata, “Aku belajar ilmu selama dua puluh tahun, dan aku belajar adab ilmu selama tiga puluh tahun.”

Ibnul Kharrath al-Isybiliy menyebutkan dari sebagian ahli ilmu, ia berkata, “Janganlah meremehkan adab, karena barangsiapa yang meremehkan adab, maka ia akan meremehkan sunah-sunah, dan barangsiapa yang meremehkan sunah-sunah, maka ia akan meremehkan yang wajib-wajib.”

💎Adab Penuntut Ilmu
Berikut ini beberapa adab penuntut ilmu yang perlu diperhatikan:

1.  Jujur dan Ikhlas
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. At Taubah: 119)

Rasulllah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal itu tergantung niat, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai yang ia niatkan.” (HR. Bukhari)

Nab shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memberitahukan, bahwa orang yang pertama kali menjadi bahan bakar neraka adalah tiga orang, yang salah satunya adalah orang yang belajar agama dan mengajarkannya agar disebut sebagai orang ‘alim, dan orang yang membaca Alquran agar disebut qari’ (sebagaimana dalam hadis riwayat Muslim),  nas’alullahas salaamah wal ‘aafiyah.

Oleh karena itu, hendaknya seorang penuntut ilmu meniatkan di hatinya untuk menggapai ridha Allah dan mendapatkan kampung akhirat, menyingkirkan kebodohan dari dirinya serta menghilangkan kebodohan yang menimpa orang lain. Dia pun hendaknya berniat untuk menegakkan agama Islam dan menjaganya, karena Islam terjaga dengan ilmu. Sikap zuhud dan takwa pun tidak mungkin dicapai dengan kebodohan.

Demikian sebagai pengantar silahkan jika ada tambahan dan yang mau didiskusikan...


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Safitri ~ Banten
Assalamuaikum ustadz,

Ketika menuntut ilmukan ada adabnya yah... Lalu bagaimana dengan orang-orang yang dia sudah mengetahui semua pokoknya dia pintarlah tapi dia salah dalam menyampaikanya salah dalam bersikap jadi dia memberitahu dengan cara seolah-olah dia paling benar. Itu bagimana buat orang tersebut apakah dia tidak mengetahui tentang adab-adab dan apakah kepintaran dia sia-sia karena kesombonganya?
Terimaakasih ustadz atas penjelasannya.

🔹Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Pertanyaan yang menarik...
Memang banyak ahli dalam ilmu termasuk ilmu agama tapi banyak yang keliru memahami karena memang langsung ngegas nyari ilmu tanpa memperhatikan adab. Bersyukur kita menjadi orang timur (Indonesia) yang selalu mengedepankan sopan santun dan tata krama (meski sekarang mulai luntur ya??) Karena diajarkan untuk hormat dan lain sebagainya lebih dulu. Bahkan diajari ilmu padi semakin berisi semakin merunduk.

Adapun orang yang tersebut kita doakan semoga hidayah Allah kembali menghampirinya.
Ilmu sejatinya membuat orang semakin takut kepada Allah bukan semakin sombong.
Wallahu’alam

0⃣2⃣ Lisa ~ Malang
Jika penuntut ilmu yang suka mentahdzir ulama lain, itu apakah karena terlalu mengidolakan salah satu ulama, yang istilahnya taklid buta begitu?
Lalu bagaimana dengan istilah ambil baiknya buang buruknya suatu ilmu?

🔹Jawab:
Na'am,

Hal ini karena adab dan akhlaq sebelum menuntut ilmu belum si rapihkan. Hingga yang muncul hingga jadi taklid buta. Dibutakan karena ilmu dan figuritas seseorang. Kedewasaan seseorang menuntut ilmu juga munculnya kemampuan untuk dapat menyaring yang baik dan tidak tapi hal ini butuh proses yang panjang karena pendidikan tidak bisa dilakukan mendadak.
Referensi pembanding juga perlu dimiliki karena sumber ilmu sekarang sudah banyak.

0⃣3⃣ Atin ~ Pekalongan
Tadi dijelaskan salah satu yang jadi bahan bakar neraka adalah orang yang belajar dan mengajarkan agar disebut alim.
Bagaimana dengan orang yang suka berbagi ilmu tanpa melihat kepada siapa dia memberi.

Contoh: Di grup WA  keluarga besar kantor dia rajin ngirim materi agama islam padahal anggotanya ada yang nonislam.

🔹Jawab:
Ahsanta itu namanya syiar berbeda dengan proses menuntut ilmu atau tarbiyyah.
Insya Allah sah saja kalau dalam proses syiar sebagai wasilah datangnya hidayah baik pada yang muslim maupun kafir (non muslim. red tidak alergi khan dengan sebutan kafir).

Menuntut ilmu juga ada kaidah dan kita mulai dengan pembahasan adab sebelum ke kaidah dalam menuntut ilmu. Jadi silahkan saja share materi-materi keagamaan selama terkait toleransi masih dijaga dan adab lain dalam berhubungam dengan non muslim dijaga.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
   💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

To be continued.....

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar