Sabtu, 20 April 2019

GAYA BELAJAR ANAK



OLeH: Bunda Nurhamida

         💎M a T e R i💎

Alhamdulillah washshalatu wassalaamu'alaa rasulillah...
Alhamdulillah pada malam ini kita masih diberi kesempatan untuk bertemu dalam kajian parenting. Semoga apa yang akan kita bincangkan dapat memberi manfaat bagi kita semua...

Pada kesempatan ini, mari kita kenali gaya belajar anak kita, yang secara tidak langsung kita juga bisa mengenali gaya belajar kita sendiri.

Pentingnya kita memahami gaya belajar pada anak adalah agar kita tidak salah dalam menstimulasi. Kebanyakan yang terjadi adalah, ketika seorang ibu memiliki gaya belajar visual memiliki anak yang bergaya belajar kinestetik, ini repot sekali. Kasihan pada anaknya karena kecenderungannya adalah si anak harus mengikuti gaya belajar si ibu. Ibu menganggap anak tidak pernah belajar dengan pergerakannya yang lincah dan kadang dalam pandangan si ibu hanya membuatnya pusing belaka.

Anak yang sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa, pada akhirnya dikerdilkan oleh orang tuanya sendiri sebab kurangnya ilmu dalam pendidikan anak.
Tidak heran jika prestasi anak tidak meningkat, bahkan cenderung biasa saja. Anak-anak melakukan proses belajar bukan karena keinginannya sendiri melainkan karena dipaksa mengikuti persepsi orang tua.
Berikut penjelasannya gaya belajar anak...

🌷MENGENAL GAYA BELAJAR ANAK

A.  APAKAH GAYA BELAJAR ITU?

Gaya belajar adalah cara belajar yang lebih disukai oleh seorang pembelajar saat  ia sedang melakukan proses  pembelajaran, yang berasal dari variabel kepribadian, susunan kognitif dan psikologis, latar belakang sosio kultural dan pendidikan.

Gaya belajar pada anak balita pada umumnya tidak menunjukkan satu gaya belajar saja melainkan bersifat kombinasi berdasarkan kebutuhan. Semakin besar anak, gaya belajar akan mengerucut pada salah satu gaya saja, meski gaya yang lain tidak hilang.

Gaya belajar anak dipengaruhi kerja otak.
THE TRIUNE BRAIN:

~ Survival brain: reptilian
~ Emotional brain: limbic
~ Thinking brain: neo-cortex

B. GAYA BELAJAR ANAK

◼1. Cara belajar visual
Gaya belajar dengan cara melihat atau membaca, memahami materi lebih baik dalam bentuk visual dibandingkan verbal (catatan tertulis, diagram, grafik, peta, gambar), senang menggambar, membaca, menulis, mudah mengeja dan teratur.

◼2. Cara belajar auditory
Gaya belajar dengan cara mendengarkan, memahami materi lebih baik dalam bentuk lisan (seminar, diskusi, instruksi verbal, belajar kelompok) dan mengerjakan tugas lebih baik dalam bentuk lisan, serta senang musik dan bahasa.

◼3. Cara belajar Kinestetik
Gaya belajar dengan cara bergerak dan melakukan, memahami materi lebih baik dengan bergerak, menyentuh, ekplorasi, membuat karya, hands-on activities, praktikum, field trips, serta senang olah raga, drama, menari, membuat karya.

C. CIRI GAYA BELAJAR VISUAL

1. Anak akan berusaha untuk melihat gurunya yang sedang menyampaikan materi.
2. Anak tidak untuk menjadi terdepan dalam berbicara dan anak cenderung tidak suka untuk mendengarkan orang lain.
3. Anak tidak cepat memahami pembelajaran yang disampaikan secara acak atau lilies.
4. Anak dapat berdiam diri dan tetap konsentrasi manakala lingkungannya banyak keributan dan ramai.
5. Ketika anak kesusahan dalam menyampaikan sesuatu maka anak akan menggunakan gerakan tubuh untuk membantu menyampaikan.
6. Mementingkan penampilan.
7. Anak akan mudah yang dibacanya dan anak suka membaca.

D. CIRI GAYA BELAJAR AUDITORI

1. Anak lebih suka dengan pembelajaran dengan metode diskusi dan anak akan mampu untuk mengingat pelajaran yang disampaikan secara lisan.
2. Anak auditori lebih senang  banyak bicara dan fasih dalam menyampaikan.
3. Anak akan mudah mengingat  lirik lagu atau jingle iklan yang ia dan dapat mengikutinya secara lengkap.
4. Anak tidak pandai dalam membuat karangan dan menulis.
5. Anak bukan pembaca yang baik sehingga anak akan kesulitan untuk mengingat apa yang telah dibacanya dan anak biasanya akan mengeraskan bacaannya.
6. Anak tidak suka melihat hal baru disekitarnya seperti anak baru, papan pengumuman sekolah dan lain-lain.
7. Anak suka berbicara sendiri.
8. Anak sulit berkonsentrasi ketika berada di tempat yang bising dan penuh keributan.

E. CIRI GAYA BELAJAR KINESTETIK

1. Anak tidak akan bisa berdiam diri dan cenderung lebih menyukai gerak.
2. Tangannya selalu aktif.
3. Anak kinestetik akan memiliki koordinasi tubuh yang cukup baik.
4. Anak kinestetik cenderung lebih sulit memahami dan mempelajari yang sifatnya abstrak, misalnya simbol matematika, melihat peta, rumus kimia dan lain-lain.
5. Anak lebih suka menyentuh dan memegang benda yang dijumpainya.
6. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika sedang membaca.
7. Suka mengekspresikan dengan gerakan.

F. CARA BELAJAR ANAK MENURUT MARIA MONTESSORI

~ Kemampuan anak pada masa 0-6 tahun seperti busa atau spon yang memiliki kemampuan menyerap informasi paling besar ( absorbent mind).

~ Anak melewati masa fase unconscious (0-3 tahun) dan conscious (4-6 tahun).

~ Melewati 6 masa peka.

G. PERTIMBANGKAN CARA BELAJAR ANAK
~ Bermain
~ Bergerak dan Menyentuh
~ Bertanya dan Mengulang
~ Meniru dan Mencoba
~ Mengamati dan Mempraktikkan
~ Berteman dan Berkelompok

H. APA MANFAAT ORANG TUA DAN GURU MENGETAHUI GAYA BELAJAR ANAK?

🔹KEUNTUNGAN AKADEMIK
1. Memaksimalkan potensi belajar anak.
2. Sukses pada semua tingkat pendidikan.
3. Memahami cara belajar terbaik dan bisa mendapatkan nilai lebih baik pada ujian dan tes.
4. Mengatasai keterbatasan dalam kelas,.
5. Mengurangi frustasi dan tingkat stress.

🔹KEUNTUNGAN PRIBADI
1. Meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri.
2. Mempelajari cara terbaik menggunakan otak anak.
3. Mendapatkan wawasan kekuatan dan kelemahan diri anak.
4. Mempelajari bagaimana menikmati belajar dengan lebih dalam.
5. Mengembangkan motivasi belajar.
6. Mempelajari bagaimana memaksimalkan kemampuan serta ketrampilan alami anak.
7. Unggul dalam kompetisi.

I. TUGAS GURU DAN ORANG TUA

Dengan mengenali gaya belajar anak dan 6 masa peka yang dilewati anak usia dini, maka guru dan orang tua dapat mempersiapkan lingkungan yang menyenangkan bagi anak untuk mengembangkan 6 aspek perkembangan yang harus dicapai seperti yang tercantum dalam PERMENDIKBUD No 137 tahun 2014 : Aspek Agama dan Moral, Bahasa, Kognitif, Kemandirian, Fisik-Motorik dan Seni.

Pada slide kedua, salah satu pakar neurologi, MacLean, otak itu memiliki 3 lapisan, yang berwarna merah itu Reptilian Brain, fungsinya untuk bertahan. Seperti jika kita merasa haus maka kita akan segera mencari air minum, jika terkena sengatan panas mataharu kita akan segera mencari tempat berteduh.

Sistem Limbik berfungsi sebagai otak yang mengelola emosi. Jika anak merasa takut atau sedih, kecenderungannya anak sulit untuk menerima informasi atau belajar. Sistem limbik ini memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Orang tua dan guru harus mampu menjaganya agar anak tetap dalam kondisi yang tenang dan senang saat kita sedang memberikan informasi.

Sementara yang warna hijau, Neo Cortex berfungsi sebagai otak untuk berpikir, mengambil keputusan, menganalisa, melakukan hipotesa. Jika limbik ok, maka neo cortexnya akan mudah menangkap informasi.
Triune brain ini akan mempengaruhi cara dan gaya belajar anak.

Anak yang selalu diaktifkan dahulu sistim limbiknya cenderung menjadi anak yang mudah untuk distimulasi dan memiliki kesempatan menemukan cara belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.

Sementara anak yang seringkali menghadapi hambatan emosi sebelum belajar dimulai, maka kemungkinan ia akan mengalami kesulitan dalam menerima informasi karena saat perasaannya sedang terganggu, limbik akan tertutup digantikan oleh Reptilian Brain: mempertahankan diri agar terhadap hal yang membuat dirinya terganggu.
Misal, pada waktu pagi hari saat anak akan berangkat ke sekolah, jika sejak ia bangun tidur hingga menjelang ia berangkat ia didesak untuk melakukan semua persiapan pagi sesuai dengan jadwal si ibu, maka kemungkinan hatinya dipenuhi rasa kesal. Rasa kesal ini tidak akan selesai sampai ia keluar rumah dan bahkan akan dibawanya sampai ke sekolah. Boleh jadi tiba di sekolah, semua yang dia lihat akan salah semua. Bila sudah begini, anak datang ke sekolah tidak mendapatkan manfaat apapun.

Nah... Kebiasaan kebiasaan yang dibangun oleh keluarga, dan bagaimana cara kerja otak yang dimiliki anak, serta kondisi sosial emosi anak, ini akan berpengaruh terhadap pembentukan gaya belajarnya.


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Sofi ~ Jaksel
Keponakan saya terkena asma, jadi kadang tidak masuk sekolah 2-3 hari kalau lagi kambuh.
Baru kelas 1 SD, umur 6 tahunan.
Sebenarnya anaknya lumayan pintar, tapi saya takut dia ketinggalan pelajaran gara-gara sakitnya.

Bagaimana solusinya nih bun?

Terimakasih.

🌸Jawab:
Anak dengan penyakit asma pada dasarnya bisa distimulasi sama seperti anak lainnya. Yang perlu diperhatikan adalah kegiatannya tidak terlalu menguras tenaga dan menghindari media belajar yang dapat memicu penyakitnya. Misal, jika pemicu asmanya karena udara dingin, maka berikan aktifitas yang membuat ia banyak bergerak agar tubuhnya hangat, jika karena debu, hindari media yang potensial ada debunya misal pasir dan boneka, atau alas lantai pakai karpet plastik bukan karpet bulu, dan seterusnya.

Perlakukan anak dengan asma seperti biasa, jangan dianggap sakit namun tanamkan pada anak agar ia lebih hati-hati dan waspada dalam menjaga tubuhnya. Sikap orang tua yang berlebihan dalam mengkhawatirkan kesehatannya akan berdampak buruk pada perkembangan psikologisnya. Ia akan menganggap dirinya lemah, motivasinya akan rendah untuk melakukan aktivitas yang sebenarnya bagus untuk dirinya, serta akan menjadi penakut. Takut ini takut itu karena cemas asmanya akan kambuh. Jika tidak terlalu berat, cukupkan gizi dan tidurnya. Jika memang berat, bekali dengan obat yang diizinkan dokter sebagai langkah pertama pertolongan jika penyakitnya kambuh.

0⃣2⃣ Chusnul ~ Kramat Jati
Assalamu"alaikum,

Saya punya anak 3 laki-laki semua, nah yang anak pertama saya usia 7,5 tahun cenderung emosi sedangkan yang ke 2 qodarullah spesial bun. Yang mau saya tanyakan, bagaimana cara mendidiknyaa ya? Takut ada kecemburuan.

🌸Jawab:
Waalaikumsalam wr.wb.

Masyaallah, luar biasa Bunda. Allah memberikan kepercayaan Bunda mengasuh anak istimewa. Karena hanya orang tua istimewa yang diberikan kepercayaan tersebut. Semoga berhasil ya. Saya mendapatkan di sekeliling saya, ibu yang sabar dalam mendampingi anak istimewa, membuahkan putra atau putri yang luar biasa, berhasil dan menorehkan prestasi yang tidak semua anak miliki.

Jika si sulung cenderung emosional, coba dicari apa penyebabnya. Apakah dulu saat mengandung, kondisi Bunda sedang tidak stabil, ini berpengaruh secara kejiwaan pada anak.
Jika bukan, maka kita lihat lagi, apakah saat anak tumbuh kembang dari bayi hingga saat ini, ananda jarang bertemu Bunda dan Ayah? (Apakah ayah dan ibu bekerja?) jika ya, kemungkinan ada rasa tidak aman yang ada dalam jiwanya.
Jika bukan, apakah perilaku emosional ini hadir saat ia kehadiran adik? Jika ya... ini hal yang lumrah terjadi pada siblings. Jadi tidak usah terlalu khawatir. Tinggal kita mencari cara untuk memberi lingkungan yang lebih baik bagi si kakak.

Usahakan Bunda punya waktu khusus untuk si sulung. Walau hanya satu jam, tapi berdua saja. Pada saat seperti itu sampaikan bahwa Bunda menyayanginya sejak ia berada dalam kandungan Bunda. Tanyakan apa yang menyebabkan ia selalu emosi. Jika anak bisa menyampaikan, itu bagus. Tandanya ia percaya pada Bunda. Ini modal dasar Bunda menggenggam hatinya. Jika sudah diketahui sebabnya berdasarkan pengakuan anak, berikan rasa aman pada anak, katakan bahwa ia tidak perlu khawatir karena Bunda selalu sayang. Berikan pengertian mengapa Bunda banyak memperhatikan adik, karena kondisi adik berbeda dengan kakak. Berikan saja contoh: dulu ketika kakak usia 5 tahun sudah bisa ini, itu mandiri. Tapi adik, tidak bisa. Karena Allah berikan ia keterbatasan dan kita perlu membantunya. Bunda akan senang kalau kakak mau juga membantu adik.

Buka ruang dialog dengan si sulung agar perlahan ia juga bisa memahami alasan-alasan perlakuan Bunda yang berbeda tersebut. Jangan lupa buatlah aturan yang harus dipatuhi bersama. Adik dengan segala keistimewaannya juga wajib patuh. Kondisinya yang demikian tidak lantas menjadikan kita membolehkan apa saja pada adik. Karena kelak adik juga akan berhadapan dengan peraturan di luar rumah. Jika tidak dilatih di rumah, Bunda kelak akan kesulitan saat membawanya serta berjalan-jalan.

Kuncinya bersikap adil ya Bun. Insyaallah dengan cara seperti ini si sulung akan lebih mudah kooperatif.

0⃣3⃣ iNdika ~ Kartasura
Bagaimana memberikan pendidikan yang benar kepada 2 keponakan saya. Mereka berumur 4,5 tahun & 3 tahun?
Karena nenek & kakeknya selalu memberikan HP supaya tenang. Kalau yang kecil suka main mobil-mobilan dari kardus Pepsodent, kadang disusun sendiri. Yang besar suka lari-lari atau banyak gerak.

🌸Jawab:
Wah senang punya tante yang memperhatikan keponakan.
Coba ajak bicara kakek dan nenek, sampaikan tentang dampaknya kalau anak-anak terlalu banyak berinteraksi dengan HP. Mulai dari dampak pada kesehatan, psikologis, fisik, dan sosialnya.  Akibatnya tidak sekarang, melainkan saat anak-anak mulai masuk usia sekolah.

Jika sudah ada kesepakatan dengan kakek dan nenek, tugas tantenya memberi pilihan aktivitas yang mengasyikkan yang dapat mengalihkan perhatian keduanya dari HP dan menenangkan kakek dan nenek karena tidak membuat gaduh.

Tadi Mbak sudah bisa melihat ciri khas masing-masing. Sudah bagus. Tinggal distimulasi sesuai dengan ciri yang mereka punya. Yang suka main kardus, ajak untuk bereksperimen membuat berbagai bentuk dari koran, kertas bekas, kardus, dan lain-lain. Intinya yang berkaitan dengan ketrampilan tangan. Di you tube banyak ya Mbak contoh kegiatannya. Mbak cari saja lalu pilih. Sesuaikan tingkat kesulitannya dengan usia anak. Jangan lupa dampingi mereka saat beraktivitas, untuk penguatan dan menumbuhkan rasa percaya diri mereka.

Untuk yang suka lari-lari, beri permainan seperti hide and seek dengan si adik. Buat adik ini variasi aktivitas, atau bola sepak agar ia bisa bergerak dengan terarah, tali skipping sesuai usianya, dan sesekali ajak jalan-jalan keluar rumah. Jalan kaki saja, biarkan ia bergerak dengan leluasa di luar dengan pengawasan kita tentunya.
Lebih baik diskusikan dahulu ke anak-anak, mereka maunya main apa. Akan lebih menyenangkan buat mereka.

Sampaikan juga ke ayah dan ibunya soal ini. Lakukan bergantian, dan ingat, ini sebenarnya tugas ibu dan ayahnya. Karena tugas mendidik adalah kewajiban mereka. Mbak tentu pada posisi membantu saja ya.

Selamat mencoba, semoga berhasil.

0⃣4⃣ Hilma ~ Tangerang
Bunda seperti yang pernah hilma *curhat*kan hee... Anak saya termasuk anak kinestetik. Luar biasa sekali gerakannya.  Namun saat di kelas dia bisa diam (walaupun tetap tidak bisa diam).
Kebanyakan sekolah (biasa) akan menyamaratakan metode anak 1 dan anak lainnya. Kalau tidak visual ya auditory.
Tolong berikan contoh belajar membaca untuk anak kinestetik, dengan media sederhana.
Fyi anak saya sudah bisa baca 2 suku kata bun.

🌸Jawab:
Belajar baca untuk anak kinestetik bisa menggunakan kartu kata ya Kak (inget tidak teori Glen Doman? Kakak kan yang mengajar anak juga dengan kartu kata tersebut?)

✔Tempelkan semua kartu kata yang bermakna di setiap dinding dan benda di sekeliling anak. Jika anak sedang ada di dekatnya, sebutkan nama tersebut, minta anak mengulang. Jika tidak mau, cukup ia memandang kata tersebut beberapa detik sudah cukup. Nanti lama-lama ia akan membaca sendiri.

✔Langkah berikut, sebutkan setiap huruf yang membentuk kata tersebut sehingga anak mengenal abjadnya dan mengetahui bentuk dan bunyi yang dihasilkan.

✔Langkah ketiga buat permainan: Mencocokkan kartu kata dengan yang tertempel di dinding. Lebih bagus per topik ya. Misal topiknya ruang keluarga: maka semua kata yang harus dicocokkan yang ada di ruang keluarga saja. Ini bisa bervariasi saat melakukannya: bisa dengan petak umpet. Kak Hilma sembunyikan kartu katanya di beberapa lokasi.  Lalu minta anak mencarinya sesuai dengan kartu kata yang diminta. Atau anak yang menjadi gurunya. Kak Hilma yang belajar membaca kartu katanya. Ini pasti asyik.

✔Langkah keempat
Ajak anak membentuk huruf dengan plastisin dan buat sesuai dengan huruf yang membentuk namanya, kata ibu, papa, nama adik, dan seterusnya. Tingkat kesulitannya diperhatikan yaa... Bertahap dari yang paling mudah ke paling susah.

Jika sudah bisa baca suku kata, bisa lebih asyik. Misal, mencocokkan antar suku kata lalu dibunyikan.

✔Langkah kelima
Cocokkan benda dengan nama benda. Ini sudah bisa menggunakan gambar ya. Letakkan gambar ayam dan di bawahnya tulisan ayam. Jika anak sudah bisa mencocokkan, buat langkah berikutnya:
Siapkan 2 set kartu alfabet dan 1 set gambar sesuai topik dan kartu katanya.
Minta anak menyusun kata sesuai kartu kata dan gambarnya.

✔Langkah keenam
Gunakan buku cerita. Minta anak mencari kata-kata yang sudah dipelajari. Anak akan menyukai kegiatan ini. Beri pujian jika berhasil. Ini tahapan menuju membaca awal.

0⃣5⃣ Ulfa ~ Bogor
Anak saya usia 5 tahun, terkadang ia lebih sering suka belajar disekolah daripada saya ajarin dirumah.
Ia anak yang aktif dan lantang dalam bicara, beda dengan kakaknya yang belajarnya inginnya suasana yang tenang.
Lalu saya harus bagaimana ya bun mengajari ke 2 anak saya?

Karea bila ngajarin kakak, adiknya minta main bareng.
Sedang kakaknya diam dan menunggu bila saya ajari adiknya.

🌸Jawab:
Jika berbeda karakternya, Bunda perlu menyiapkan dua cara.
Untuk kakak yang tenang, Bunda perlu banyak dialog, berikan kepercayaan dan pengertian bahwa Bunda sangat sayang pada kakak, tetapi jika Bunda lebih banyak menemani adik, karena adik memag sudah membutuhkan perhatian lebih banyak.

Jika kakak tipe yang visual, maka berikan media belajar yang sesuai dengan kakak. Misal dengan memperbanyak bahan bacaan menarik, memberi aktivitas menyenangkan yang sifatnya keterampilan saat bunda mendampingi si adik.

Jika waktunya bersamaan, berikan aktivitas yang mengasyikkan untuk si adik, sambil berpesan: bunda temani kakak dulu, nanti bunda ke sini lagi. Berikan batasan pada si adik untuk tidak mengganggu kakak yang sedang belajar. Pisahkan ruangannya, misal jika adik lebih senang gaduh, ia bermain di ruang tengah, kakak di kamar.

Bunda punya otoritas untuk mengatur keduanya. Jangan bunda yang diatur anak ya. Jika begini, persoalan tidak akan pernah selesai.

Jadi menghadapi keduanya dengan strategi berbeda. Jika ada ayahnya di rumah, bisa minta si adik main dengan ayahnya dulu.

Jika sudah trampil, dan anak-anak dapat menyesuaikan dengan aturan, belajar bersama akan lebih menyenangkan buat mereka.

0⃣6⃣ Agustin ~ Purwodadi Grobogan
1. Bunda, adakah bagian tubuh tertentu yang harus distimulus untuk anak yang aktif agar bisa lebih tenang dan fokus saat bermain dan belajar serta sebaliknya?

2. Jika dalam suatu kelompok terdapat anak-anak dengan gaya belajar berbeda beda, bagaimana sebaiknya sebagai guru dalam memfasilitasi mereka bermain dan belajar agar materi yang disampaikan bisa diterima anak-anak?

Jazakillahu khair.

🌸Jawab:
1. Anak yang aktif pada dasarnya bagus, artinya otaknya bekerja. Anak balita memang punya kecenderungan aktif karena sedang pada masa eksplorasi. Jika aktifnya berlebihan, tenangnya hanya sekian detik, maka perlu dicari tahu dahulu:
~ Bagaimana stimulasi yang didapat dalam keluarga. Apakah anak ini cenderung dikekang, segala sesuatu tidak boleh karena orang tua khawatir anak cedera, atau anak ini tidak diberi aturan sehingga gerakannya sulit dikontrol, atau apakah memang ada gangguan pada otaknya yang disebabkan konsumsi makanan ibu saat hamil, penggunaan susu bubuk dengan berbagai formula tambahan yang berlebihan, atau ada alergi pada jenis makanan tertentu yang jika ia mengkonsumsi makanan tersebut, ada zat yang mengaktifan hormon dopaminnya.

~ Jika sudah diketahui penyebabnya, maka akan lebih mudah mencari solusinya.

~ Solusi sementara: Berikan aktifitas yang bersifat fisik, seperti ia diminta senam dulu, lompat-lompat di atas trampolin, atau misal menggunakan semua media bermain di luar ruangan dalam waktu 5 menit sehingga ia merasa lelah. Setelah itu baru ia diminta gabung dengan temannya.

~ Aktifitas belajar yang diberikan harus juga mempertimbangkan karakter anak ini, jadi ada kegiatan yang menggerakkan tubuh ada yang motorik halusnya, bermain peran, atau mencari jejak (petak umpet).

2. Mbak mengajar paudkah? Jika ya, dengan mengacu pada STPPA sesuai usia, kita bisa buat aktifitas setiap hari bervariasi. Setelah menentukan Kompetensi Dasarnya, silakan cari di STPPA 6 aspek yang akan dikembangkan pada anak. Aspek Nilai Agama dan Moral misalnya: Bisa dengan bermain peran aku anak jujur, anak ini diberi peran sebagai anak yang jujurnya yang dicurangi oleh temannya. Atau menjadi imam shalat, yang penting ia diberi penugasan.

Aktifitas fisik memberi ruang pada anak-anak bergaya belajar kinestetik.

Aspek fisik motorik, misalnya bisa melempar dan menangkap bola, membuat berbagai bentuk dari plastisin atau tanah liat, atau jika menggabungkan dengan aspek bahasa: Mencari jejak Menemukan puzel gambar peta Indonesia. Di setiap pos ada tulisan: pos satu: jawa, pos dua: sumatera, dan seterusnya. Jadi anak belajar bahasa melalui aktifitas menarik. Anak yang visual, akan mengingat dengan baik tulisan tersebut dan mencoba mencocokkan dengan gambar pulaunya. Anak auditori akan menyimak setiap kata yang keluar dari guru dan temannya, terlebih bila ada nyanyiannya yang akan menguatkan ingatannya. Prose diskusi yang terjadi saat menemukan puzel tersebut sangat dinikmati oleh anak auditori, juga visual dan kinestetik. Semua kebagian peran dan cara.

0⃣7⃣ Dewi ~ Semarang
Anak saya 15 bulan alhamdulillah dia tumbuh menjadi anak yang aktif, tapi terkadang saya kesal karena semua yang dia lihat pasti dipegang dan dibuang dan kalau dilarang malah semakin menjadi-jadi. Saya sadar dia belum mengerti, tapi terkadang saya kesal, jadi saya omelin. Bagimana cara menghadapi agar bisa memberi pendidikan diusia yang masih dini?

🌸Jawab:
Usia 15 bulan adalah tahapan grasping atau belajar  mengambil benda, menggenggamnya sekian detik lalu dia lepas. Mengapa demikian? Karena otot-otot halusnya belum kuat dan tahap grasping ini adalah tahap ia melatih otot tangannya. Jadi jangan dimarahi. Cukup diberi stimulasi saja: Wah adek sudah bisa menggenggam ya. Tapi jangan dilempar ya. Kalau lempar ke sini aja (sodorkan kotak berwarna mencolok) lalu latih anak untuk melempar ke arah kotak itu. Pastikan jarak kotak dekat dengan anak ya... karena anak belum bisa menjangkau lebih dari jangkauan tangannya.

Perbanyak istighfar dan zikir aja ya Mbak kalau sudah mulai kesal.

Sebenarnya kalau kita tahu ilmunya, kita tidak akan kesal. Malah akan senang. Tandanya anak kita perkembangannya normal. Bunda bisa cek di kartu DDTK. Nah itu tahapan yang harus dilewati anak batita. Namanya tugas perkembangan. Jadi wajib terlewati, kalau tidak, nanti akan bermasalah di kemudian hari.

0⃣8⃣ Yuli ~ Jombang
Bunda, bagaimana kalau kita terlambat mengenali gaya belajar anak dan terlanjur tanpa sadar "memaksa" anak mengikuti kemauan kita, apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaikinya Bun?
Terimakasih.

🌸Jawab:
Lebih baik mengetahui walau terlambat daripada tidak tahu sama sekali.

Langkah yang bisa dilakukan adalah dengan mengenali dahulu gaya belajar anak dan gaya belajar kita sebagai orang tua. Jika berbeda, maka pelajari ciri-ciri gaya belajar anak kita. Lalu mulailah lakukan perubahan pendekatan. Misal, jika sebelumnya kita memaksa anak kita untuk belajar seperti yang kita pikirkan (membaca, menulis PR, tidak boleh main, dan sebagainya), maka mulailah sesuai dengan apa yang seharusnya diterima anak, sesuai dengan gaya belajarnya.

Buka ruang  dialog, bisa juga dengan cara bercerita. Sebelum.memasuki kegiatan belajar yang sesuai dengan gaya belajarnya, bunda harus siapkan dulu perangkatnya. Misal mau mengajar berhitung pada anak auditori dan kinestetik, pakai dengan cara tebak-tebakan, bermain congklak, atau seperti bermain dam ( mengisi kotak yang masih kosong angkanya berdasarkan informasi angka dan penjumlahan yang tersedia). Atau bisa juga menggunakan alat. Sudah banyak alat yang tersedia secara komersil. Misal Logico, bermain matematika bersama Albert (tigaraksa), atau dari produsen pustaka anak. Atau bisa libatkan anak dalam aktivitas harian. Jika bunda mau masak, minta anak menghitung bawang merah yang Bunda beli.

Untuk anak sekolah dasar, bunda bisa minta anak membantu mengiris 1 wortel menjadi 15 irisan. Jika ada 3 wortel, ada berapa irisan yang sudah dibuat anak? Intinya bunda harus kreatif. Coba searching di you tube, ada banyak trik yang bisa kita tiru.

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Kenali gaya belajar anak sedini mungkin agar kita tidak menyia-nyiakan masa emasnya dalam menemukan gaya belajarnya sehingga masa belajarnya akan menjadi masa terbaik dalam mengembangkan seluruh kemampuan dirinya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar