Sabtu, 20 April 2019

SEMUA SUDAH KETETAPAN-NYA



OLeH: Ustadz Erwan Wahyu W.

           💘M a T e R i💘

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
 السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
 ‎الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ. وَنُصَلِّيْ وَنُسَلِّمُ عَلَى خَيْرِ اْلأَنَامِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ
: ‎رَبِّ اشْرَحْ لِىْ صَدْرِىْ وَيَسِّرْلِىْ اَمْرِىْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِىْ يَفْقَهُوْاقَوْلِى
 وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',."
(QS. Al Baqarah: 45)

Segala puji bagi Allah yang telah memberi sebaik-baik nikmat berupa iman dan islam. Salawat dan doa keselamatan smoga terlimpahkan selalu kepada Nabi Agung Muhammad Saw berserta keluarga dan para sahabat-sahabat Nabi semuanya.

🔹🌷🔹
Good People Kawula Muda Jamaah Perindu Surga  yang dirahmati Allah.

Setiap kita pasti memiliki harapan, impian atau cita-cita. Berbagai usaha pun dikerahkan untuk mencapainya. Sometimes usaha untuk menggapai harapan atau impian atau cita-cita kandas di tengah jalan karena berbagai rintangan dari dalam maupun dari luar.

Di saat harapan atau impian atau cita-cita tadi belum terwujud, bagaimanakah sikap kIta?

Ini poin yang akan kita bahas pada malam ini.

Pertama mungkin sedih tapi berusaha menerimanya dan berikhtiar lagi Ibrahim dan Sarah memiliki harapan atau impian untuk memiliki anak yang sekian lama belum tercapai, dan akhirnya bisa terwujud.
Bicara harapan dan kecewa kita bisa belajar dari kisah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam bersama istrinya, Sarah.

Padahal ada 3 sebab yang menjadi penghalang yang menjadikan harapan atau impian itu seolah sulit terwujud.
1. Sarah sudah sangat tua.

2. Ibrahim pun demikian.

3. Sarah adalah wanita yang mandul.

Ulama  berpendapat bahwa ketika anaknya Ishaq  lahir, Sarah berusia 90-an tahun dan Ibrahim berusia 100-an tahun.
Namun di usia sudah sangat senja seperti itu, Allah Ta’ala memudahkan mereka memiliki anak, yaitu Ishaq yang kemudian menjadi seorang Nabi.
Tentang kisah Ibrahim dan Sarah, kita dapat melihat dalam tadaburi 2 surah dalam Al Qur’an. Dalam kisah mereka, Allah Ta’ala menceritakan kedatangan tamu (para malaikat). Ia pun dan istrinya menjamu mereka dengan sangat baiknya dan malaikat tersebut membawa kabar gembira pada Ibrahim dan Sarah atas kelahiran Ishaq,

فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لَا تَخَفْ وَبَشَّرُوهُ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ (28) فَأَقْبَلَتِ امْرَأَتُهُ فِي صَرَّةٍ فَصَكَّتْ وَجْهَهَا وَقَالَتْ عَجُوزٌ عَقِيمٌ (29) قَالُوا كَذَلِكِ قَالَ رَبُّكِ إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيمُ الْعَلِيمُ (30)

"(Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata: “Janganlah kamu takut”, dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak). Kemudian isterinya datang memekik lalu menepuk mukanya sendiri seraya berkata: “(Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul”.  Mereka berkata: “Demikianlah Tuhanmu memfirmankan” Sesungguhnya Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui." (QS. Adz Dzariyaat: 28-30)

وَامْرَأَتُهُ قَائِمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنَاهَا بِإِسْحَاقَ وَمِنْ وَرَاءِ إِسْحَاقَ يَعْقُوبَ (71) قَالَتْ يَا وَيْلَتَا أَأَلِدُ وَأَنَا عَجُوزٌ وَهَذَا بَعْلِي شَيْخًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عَجِيبٌ (72)

"Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya’qub. Isterinya berkata: “Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam keadaan yang sudah tua pula?. Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh." (QS. Huud: 71-72)

Impian Sarah dan Ibrahim untuk memiliki anak baru terwujud setelah mereka berada di usia sangat-sangat tua.

Ketika menceritakan kisah ini, Allah Ta’ala mengatakan di akhir kisah bahwa Allah itu Al ‘Alim (Maha Mengilmui) dan Al Hakim (Maha Bijaksana). Oleh ulama tafsir ini dimaknai bhw Allah Ta’ala memiliki ilmu yang sempurna.

Sedangkan Allah itu Al Hakim menunjukkan bahwa Allah memiliki kehendak, keadilan, rahmat, ihsan, dan kebaikan yang sempurna.

Di samping itu Allah Ta’ala pun betul-betul menempatkan sesuatu pada tempatnya.

Inilah pelajaran di balik nama Allah Al Alim dan Al Hakim.
Suatu yang mustahil dapat terjadi jika Allah menghendaki. Suatu impian yang sulit terwujud dapat digapai dengan kekuasaan Allah.

🔹🌷🔹
Good People Kakak-kakak Jamaah perindu surga yang dirahmati Allah.

Bahas harapan atau impian atau cita-cita adalah bicara tentang Takdir Allah.  Jadi kecewa tidak akan kIta alami.

Ya manusiawi sih kecewa kalau harapan tidak sesuai kenyataan atau impian tidak kunjung tercapai, tapi ya tidak terus baper berkepanjangan dan bahkan menyalahkan orang lain, kondisi yang ujung-ujungnya menyalahkan Allah.
Apapun yang terjadi di muka bumi ini sudah tercatat di Lauhul Mahfuzh. Bahkan sebelum penciptaan langit dan bumi.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash)

Jika seseorang mengimani takdir ini dengan benar, maka ia pasti akan memperoleh kebaikan yang teramat banyak.

Ibnul Qayyim mengatakan:
"Landasan setiap kebaikan adalah jika engkau tahu bahwa setiap yang Allah kehendaki pasti terjadi dan setiap yang tidak Allah kehendaki tidak akan terjadi. Allah menetapkan sesuatu tidaklah sia-sia. Selalu ada hikmah di balik  semuanya."

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَاعِبِينَ (38) مَا خَلَقْنَاهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ

"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq."
(QS. Ad Dukhan: 38-39).

Jadi jika impian atau harapan itu belum terwujud, maka perlu kita pahami bahwa itulah ketentuan Allah.

Allah menjanjikan hikmah di balik itu semua karena sifat hikmah yang sempurna yang Dia miliki.

🔹🌷🔹
Good People Jamaah Perindu Surga yang dirahmati Allah.

Lantas bagaimana qta menyikapi ketetapan Allah yang tidak sama dengan harapan atau cita-cita atau impian kita agar tidak berujung kecewa dan kita gagal MOVE ON karenanya?

◾1. SABAR DAN SYUKUR

Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

"Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya." (HR. Muslim, no. 2999)

Imam Al-Munawi berkata dalam Faidhul Qadir:
Keadaan seorang mukmin semuanya itu baik. Hanya didapati hal ini pada seorang mukmin. Seperti itu tidak ditemukan pada orang kafir maupun munafik. Keajaibannya adalah ketika ia diberi kesenangan berupa sehat, keselamatan, harta dan kedudukan, maka ia bersyukur pada Allah atas karunia tersebut. Ia akan dicatat termasuk orang yang bersyukur. Ketika ia ditimpa musibah, ia bersabar. Ia akan dicatat termasuk orang yang bersabar.
Ketika ia bersyukur maka akan ditambah nikmatnya
bila ia bersabar maka keutamaan sabar akan diperoleh diantaranya,

وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ

“Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar.” [QS. Ali Imran : 146]

وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.”  [An-Nahl : 96]

Kalau sudah begitu kita rugi apa coba?
Harapan atau impian atau cita-cita tercapai atau tidak itu baik buat kita dengan sabar dan syukur.

Sometimes ketetapan Allah yang tidak sesuai dengan harapan kita itu cuma gegara kita tidak sabar saja dan pada saatnya kita baru mengerti hikmah dan kebaikannya bagi kita.

◾2. IKHTIAR DAN TAWAKKAL

Dalam upaya menggapai harapan atau impian atau cita-cita kita diminta hanya berikhtiar masalah hasil itu hak prerogatif Allah. Jadi niat yang benar, ikhtiar sesuai syariat diiringi dengan selalu bertawakkal (menyandarkan hati pada Allah).
Siapa saja yang bertakwa dan bertawakal pada Allah Ta’ala dengan sebenar-benarnya, maka pasti Allah Ta’ala akan memberikan ia jalan keluar dan akan memberikan ia selalu kecukupan. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya."
(QS. Ath Tholaq: 2-3)

Contohnya cicak, dia tidak bisa terbang, hanya nempel saja di tembok, sedangkan makananya nyamuk bebas terbang kemana saja. Tapi Allah hanya suruh cicak ikhtiar, bergerak saja maka akan dicukupkan rezkinya, hasilnya tidak akan mengkhianati ikhtiar.

Hal ini senada dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصاً وَتَرُوحُ بِطَاناً

“Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dari Umar bin Al Khottob; derajat hasan).

Sebagaimana  burung saja mewujudkan impiannya dengan mencari rizki, dengan berusaha semaksimal mungkin. Apalagi kita selaku insan yang diberi anugerah akal oleh Allah?

◾3. SENANTIASA BERDOA PADA ALLAH

Untuk mewujudkan impian, janganlah lupakan Allah. Kadang kita lalai dan hanya bergantung pada diri kita sendiri yang lemah dan tidak memiliki kemampuan apa-apa. Maka perbanyaklah do’a.

Ikhtiar itu 2 macam; horizontal dan vertikal. Vertikal ini adalah dengan doa.
Karena Allah sudah berjanji,

ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Al Mu’min: 60)

Lalu ada yang bertanya, “Saya itu sudah seringkali berdo’a, tapi mengapa impian saya belum tercapai juga?"

A. Do’a pasti terkabul inshaAllah, namun kita saja yang tidak mengetahui bentuk terkabulnya.

Terkabulnya do’a bisa jadi dengan dipalingkan dari kejelekan dari do’a yang kita minta. Dan boleh jadi Allah simpan terkabulnya do’a tadi di akhirat kelak. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ « اللَّهُ أَكْثَرُ »

“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian.” (HR. Ahmad, dari Abu Sa’id; derajat hasan)

Jadi... kalau sudah berdoa tidak auto dikabulkan seperti yang kita mau.
Contohnya kemarin saat kecelakaan pesawat Lion air di perairan Karawang para pegawai yang LDR dengan keluarga. Setelah mereka mudik dari tempat tugasnya, senin pagi mereka mengejar penerbangan pagi semua berharap dong tidak telat, sampai bandara tepat waktu, tidak terjebak macet.

Eh... ternyata ada satu orang atau dua, saya lupa pegawai dari kementerian keuangan terjebak macet di tol dan gagal ontime take off dengan pesawat tersebut, ternyata dia diselamatkan Allah sehingga tidak jadi korban kecelakaan pesawat yang seluruh penumpang dan awak pesawat tewas dalam kecelakaan tersebut.

B. Terkabulnya do’a boleh jadi diakhirkan agar seseorang tetap giat dan bersemangat dalam berdo’a.

Ketika ia giat berdo’a, maka ia pun akan mendapatkan ketinggian derajat di akhirat kelak.

Cobalah kita perhatikan apa yang terjadi pada para Nabi ‘alaihimush sholaatu wa salaam. Mereka terus saja berdo’a dan memperbanyak do’a, namun terkabulnya do’a mereka diakhirkan agar mereka tetap semangat dalam berdo’a.

Di antara contohnya adalah Nabi Ayyub ‘alaihis salam yang diberi cobaan penyakit selama 18 tahun sehingga ia pun dijauhi kerabat dan yang lainnya. Namun ia tetap terus berdo’a dan berdo’a. Allah pun memujinya karena kesabarannya tersebut,

إِنَّا وَجَدْنَاهُ صَابِرًا نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ

“Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya).” (QS. Shaad: 44)

Dipuji teman aja kita girang bingiiiit, dipuji atau diapresiasi atasan kita, apalagi terus bagaimana rasanya kalau dipuji sama Allah coba.

C. Bisa jadi do’a tersebut sulit terkabul karena beberapa faktor penghalang.

🔹🌷🔹
Di antara faktor penghalang adalah seseorang mengangkat tangan ke langit, namun ia sering mengkonsumsi makanan, minuman  dan menggunakan pakaian yang haram atau diperoleh dari hasil yang haram. Inilah yang membuat do’a seseorang sulit terkabul.

Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita rajin mengintrospeksi diri, siapa tahu do’a kita tidak kunjung terkabul karena sebab mengkonsumsi yang haram.

: عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ، فَقَالَ تَعَالَى : (( يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا )) وَقَالَ تَعَالَى : ((يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ )) ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ: أَشْعَثَ أَغْبَرَ، يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ، يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ ؟

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam besabda: “Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah Ta’ala memerintahkan kepada kaum mukminin seperti yang Dia perintahkan kepada para rasul. Maka, Allah Ta’ala berfirman, ’Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan’ –al-Mu’minûn/23 ayat 51- dan Allah Ta’ala berfirman, ’Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari rizki yang baik yang Kami berikan kepada kamu’ –al-Baqarah, ayat 172- kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan orang yang lama bepergian; rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, ‘Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku,’ sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan diberi kecukupan dengan yang haram, bagaimana doanya akan dikabulkan?”
(HR. Muslim no. 1015)

Adalah sayyidina Sa'ad bin Abi Waqqash ra,pada suatu malam beliau menjagai Rasulullah saw ketika Sa'ad bin Abi Waqqash menjaga Rasulullah saw, maka beliau tahu apa yang harus dilakukan tidak hanya kemudian menjagai tetapi Sa'ad bin Abi Waqqash menyiapkan satu bejana, bejana ini dikasih air karena dia tahu pada waktu tengah malam, Rasul akan bangun untuk qiyamul lail. Begitu Rasul terbangun maka Sa'ad bin Waqash telah siap
dikatakan "Ini air wudhu-mu Ya Rasulallah", Nabi saw sangat berbahagia karena inisiatif daripada Sa'ad bin Abi Waqqash ini
kemudian Nabi menawarkan kepada Sa'ad bin Abi Waqqash,

"Mintalah wahai Sa'ad, aku akan mintakan untukmu kepada Allah, aku akan doakan untukmu kepada Allah."

Sa'ad bin Abi Waqqash mengatakan : "Doakanlah Ya Rasulullah agar semua doaku mustajabah."

Ini permintaan yang sangat cerdas.

"Doakanlah Ya Rasulallah agar semua doaku mustajabah."

Maka Nabi saw mengatakan kepadanya,

"Bantulah aku wahai Sa'ad dengan memperbaiki makananmu."

Jadi... ada korelasi antara makanan kita dengan terkabulnya doa kita.
Ada riwayat lain tentang hal ini.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‎« أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ ( يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ) وَقَالَ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ) ». ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ ».

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyyib (baik). Allah tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang thoyyib (baik). Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: ‘Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ Dan Allah juga berfirman: ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami rezekikan kepadamu.'” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do’anya?” (HR. Muslim no. 1015)

Laki-laki ini memiliki empat keutamaan yang menjamin keterkabulan doanya;

Dalam kondisi bepergian, sedang berpuasa, terzhalimi, dan mengangkat tangannya kepada ar-Rahman.

Akan tetapi, keempat sebab terkabulnya doa ini bisa dikalahkan oleh satu hal; makanan yang tidak halal. Sebagaimana lanjutan sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan,  sementara makanannya haram, yang dikenakan pun haram.”

: اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ

Itu yang bisa saya sampaIkan pada kesempatan malam ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar