Selasa, 30 April 2019

MEMAHAMI SAMARA DALAM RUMAH TANGGA



OLeH: Bunda Azzam

        ๐Ÿ’ŽM a T e R i๐Ÿ’Ž

๐ŸŒทMEMAHAMI SAMARA DALAM RUMAH TANGGA

By. Azizah bunda Azzam
Medio Senin 23 April 2019

Rumah tangga merupakan perkara yang sangat pokok bagi kehidupan manusia. Bahkan Rasulullah shallallaahu ’alahihi wa sallam menyatakan bahwa seorang yang telah berumah tangga, berarti ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Kata beliau,

ุฅِุฐَุง ุชَุฒَูˆَّุฌَ ุงู„ْุนَุจْุฏُ ูَู‚َุฏْ ูƒَู…ُู„َ ู†ِุตْูُ ุงู„ุฏِّูŠْู†ِ، ูَู„ْูŠَุชَّู‚ِ ุงู„ู„ู‡َ ูِูŠ ุงู„ู†ِّุตْูِ ุงู„ْุจَุงู‚ِูŠ

“Apabila seorang hamba menikah berarti separuh agamanya telah sempurna. Maka hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam menjaga setengah yang tersisa.” (HR. Al-Baihaqy dalam Syu’ab al-Iman dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albany).

Pernikahan merupakan anugerah dan nikmat yang amat besar bagi umat manusia. Dalam al-Qur’an, Allah ta’ala menggambarkan bahwa rumah tangga akan mendatangkan ketentraman dan kasih sayang.

ูˆَู…ِู†ْ ุขَูŠَุงุชِู‡ِ ุฃَู†ْ ุฎَู„َู‚َ ู„َูƒُู…ْ ู…ِู†ْ ุฃَู†ْูُุณِูƒُู…ْ ุฃَุฒْูˆَุงุฌًุง ู„ِุชَุณْูƒُู†ُูˆุง ุฅِู„َูŠْู‡َุง ูˆَุฌَุนَู„َ ุจَูŠْู†َูƒُู…ْ ู…َูˆَุฏَّุฉً ูˆَุฑَุญْู…َุฉً ุฅِู†َّ ูِูŠ ุฐَู„ِูƒَ ู„َุขَูŠَุงุชٍ ู„ِู‚َูˆْู…ٍ ูŠَุชَูَูƒَّุฑُูˆู†َ

“Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah: Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kalian cenderung serta merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antara kalian rasa kasih dan sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum: 21)

Suami akan mempergauli istrinya dengan baik (mu’asyarah bil ma’ruf). Dan suami bertekad tidak melakukan pelanggaran.

Jika kita perhatikan, semua yang dinyatakan dalam syarat shighat taklik dalam pernikahan hukum asalnya adalah kewajiban bagi suami.

Mu’asyarah bil ma’ruf, mempergauli istri dengan baik, ini kewajiban yang Allah sebutkan dalam al-Quran.

Allah Subhaanallaah berfirman,

ูˆَุนَุงุดِุฑُูˆู‡ُู†َّ ุจِุงู„ْู…َุนْุฑُูˆูِ ูَุฅِู†ْ ูƒَุฑِู‡ْุชُู…ُูˆู‡ُู†َّ ูَุนَุณَู‰ ุฃَู†ْ ุชَูƒْุฑَู‡ُูˆุง ุดَูŠْุฆًุง ูˆَูŠَุฌْุนَู„َ ุงู„ู„َّู‡ُ ูِูŠู‡ِ ุฎَูŠْุฑًุง ูƒَุซِูŠุฑًุง

"Pergaulilah mereka dengan cara yang makruf (baik). Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak."  (QS. an-Nisa: 19)

๐Ÿ’ŽSAMARA
Sakinah, Mawadah, Rahmah

Sakinah =  ketenangan, ketentraman, aman atau damai.

Sebagaimana arti kata tersebut, keluarga sakinah berarti keluarga yang didalamnya mengandung ketenangan, ketentraman, keamanan, dan kedamaian antar anggota keluarganya.

Mawaddah =  perasaan kasih sayang, cinta yang membara...

Adanya perasaan mawaddah pastinya mampu membuat rumah tangga penuh cinta dan sayang. Tanpa adanya cinta tentunya keluarga menjadi hambar. Adanya cinta membuat pasangan suami istri serta anak-anak mau berkorban, mau memberikan sesuatu yang lebih untuk keluarganya. Perasaan cinta mampu memberikan perasaan saling memiliki dan saling menjaga.

Rahmah = ampunan, rahmat, rezeki, karunia.

Rahmah atau karunia dan rezeki dalam keluarga adalah karena proses dan kesabaran suami istri dalam membina rumah tangganya, serta melewati pengorbanan juga kekuatan jiwa. Dengan prosesnya yang penuh kesabaran, karunia itu pun juga akan diberikan oleh Allah sebagai bentuk cinta tertinggi dalam keluarga.

๐Ÿ”นBeberapa Tips-tips Menggapai Keluarga Sakinah

1. Niat Baik.
Berniat melaksanakan perintah Allah dan RasulNya Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam, menjaga pandangan mata dan kehormatan, menegakkan Rumah Tangga Islami, menghasilkan keturunan yang baik, yang mengesakan Allah dan membela agamaNya, dan niat-niat baik lainnya.

Dengan niat baik ini, semua aktifitas dalam Rumah Tangga bernilai ibadah.

2. Tolong-Menolong dalam Ketaatan.
Suami isteri saling memotivasi untuk menjadi lebih baik menuju ridha Allah.

3. Membangun Rumah Tangga Islami sesuai syari'at Allah dan sunnah NabiNya Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam.
Semua langkah dalam Rumah Tangga disesuaikan dengan aturan Allah dan RasulNya Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam.

4. Saling Mencintai, Menyayangi dan Bergaul dengan Baik, sebagaimana yang Allah dan RasulNya Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam perintahkan.

5. Tegas dalam Menegakkan Kebenaran karena tidak ada toleransi dalam segala hal yang dilarang oleh Allah dan RasulNya Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam.

6. Pengertian dan Jauh dari Sikap Emosional.

7. Menyadari Kelemahan dan Kekurangan Manusia karena tidak ada manusia sempurna, namun terus berusaha untuk menjadi lebih baik.

8. Merahasiakan Problematika Rumah Tangga dari orang lain, cukup suami isteri saja yang tahu (kecuali konsultasi kepada orang yang diyakini bisa memberikan solusi), serta segera mencari jalan keluar terbaik.
Tidak malu untuk meminta maaf jika bersalah dan tidak berat untuk memberi maaf jika ada yang meminta maaf.

9. Membuat Perencanaan yang Jelas dan Pasti agar bahtera Rumah Tangga terarah dan tidak terombang ambing.
Semoga kita mampu merealisasikannya sehingga benar-benar merasakan keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah di dunia sampai akhirat, aamiin.

10. Sadari bahwa tujuan berumah tangga itu adalah sedunia dan se surga bersama.

11. Menikah artinya berani menahan diri dan mengalah. Mengalah untuk memenangkan hati pasangan.

12. Mengantisipasi trouble dalam rumah tangga dengan banyak-banyak membeningkan ruh.

13. Harus paham hak dan kewajiban masing-masing anggota keluarga dan tidak boleh saling mendzhalimi atas hak masing-masing.
Artinya semua berlaku adil karena adil itu lebih dekat kepada taqwa.

14. Saling meminta doa agar dimudahkan Allah disetiap akan beraktivitas.

15. Saling memaafkan, artinya mudah meminta maaf dan memaafkn, saling aware dan care dengan masalah yang dihadapi anggota keluarga.


๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ
        ๐Ÿ’ŽTaNYa JaWaB๐Ÿ’Ž

0⃣1⃣ Ruri ~ Lumajang
Saya dan suami beda latar belakang, saya dididik secara disiplin suami dididik selow. Jadi tiap hari ada saja yang bikin tidak cocok, ada yang diributkan dari soal mandi, makan, sholat karena saya merasa suami kurang disiplin waktu. Sementara suami merasa yang dilakukan asyik-asyik saja. Lha saya baperan bunda suka ngejleb kalau dibentak jadinya saya sekarang lebih banyak diam tidak peduli saja. Baiknya saya bagaimana ya bunda?

๐ŸŒธJawab:
Mbak ruri persis seperti saya, yang terbiasa prepare segalanya, sebelum hari H nya, detail sekali, sementara suami tidak seperti itu. Lakukan saja apa yang bisa, tidak usah dibuat ribet, dan itu memang karakter dari seorang laki-laki,  yang lebih simple. Jadi tidak seperti kita yang ribet, memang ini perlu waktu, dan pertanyaannya berapa lama mba ruri menikah dengan suami?

Nah ini perlu waktu untuk penyesuaian, dan kita tidak bisa menuntut semuanya sama dengan diri kita. Ketika kita menuntut suami bisa sama seperti kita, maka suami pun bisa juga menuntut (tidak usah rempong sekali).

Jalan tengahnya adalah, membiasakan kompromi, kalau itu bukan hal yang urgent dan bukan suatu hal dosa yang jika dilakukan, maka kita harus lebih toleransi, toleransi yang tinggi, memaafkan, memahami, itu jauh lebih memudahkan. Kita harus sadar, bahwa dengan sikap suami yang seperti itu, justru beliu tidak mudah panik,  dan itu menguntungkan buat kita, membuat kita lebh tidak stres. Kebayang tidak mba kalau menikah dengan orang yang sama persis seperti mbak? Wah bisa kacau itu. Karena begitu kita sudah di akad dengan suami, maka beliulah pasangan kita, dalam al quran pasangan kita itu adalah pakaian buat diri kita. Dan kalau kita memakai baju, pasti ukurannya sesuai donk sama kita, tidak mungkin beda ya.

Artinya semuanya sudah terukur oleh ALLAH,  syukuri itu. Perbanyak bersyukur kita sudah di kasih pasangan, karena banyak diluar sana yang masih menunggu siapa pasangaannya. Maka kenapa tidak kita bersabar, bahwa kesabaran itu menjadi jalan untuk kita mendapatkan Sakinah Mawaddah wa Rahmah. Dengan sedikit kita menahan diri, mudah memaafkan, mengerti, dan mengingatkan dengan cara yang baik, maka itu peluang pahala. Karena tidak logis saja,  kalau semua orang itu harus sama. Karena memang tidak ada orang yang sama.  Anak yang kita lahirkan saja, dari ayah yang sama, karakternya bisa beda. Apalagi suami, anak orang lain yang masuk dalam hidup kita dan kita juga masuk dalam hidup dia. Inilah ujiannya. Dan kedua memang harus sama-sama berubah, insyaAllah seiring waktu, diminta sama Allah. Alhamdulillah waktu yang akan merubahnya, dengan bagaimana kita bisa saling menjaga perasaan pasangan. Begitu ya mba.

0⃣2⃣ Sari ~ Medan
Bunda bagaimana mengadapi pasangan yang memilih diam jika ada masalah? Artinya tidak mau ribut tapi masalah semakin larut.

๐ŸŒธJawab:
Coba kita cooling down, ketika masalah itu berat, coba kita menjaga jarak sejenak, menenangkan diri, jangan sampai ibaratnya menyiram minyak ke bara api, yang bisa membuat semakin berkobar dan menghanguskan semuanya,  na'udzubillah.  Masalah yang didiamkan memang tidak akan bisa diselesaikan begitu saja. Kita coba untuk bijak, ketika dia diam, maka kita berusaha untuk memahami, memberikan jeda, misal sehari 2 hari. Saat di titik dia nyaman, lagi enjoy, yuk kita ajak bicara membahas yang kemarin dengan tanpa emosi,  dan sama-sama bisa saling memberikan masukan. Bisa jadi suami diam, karena apapun yang diungkapkannya kita membantahnya, kita tidak mau dengarkan,  coba kita koreksi diri juga. Mungkin suami merasa daripda ribut, tidak didengar, dan ujung-ujungnya KDRT,  lebih baik diam. Tapi banyak juga yang suaminya mintak kopi,  istri agak lambat karena habis nyusuin anak,  suaminya langsung lempar-lempar barang sampai jadi tontonan tetangga. Jadi masih mending yang diam kan,  jadi kita tetap harus mengambil sisi positif dari hal ini ya.

Memang menyelesaikan masalah itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, jadi kita harus pandai mencari celah dimana dia paling nyaman untuk diajak diskusi. InsyaAllah kalau kita berusaha dengan cara yang baik,  wudhu dulu biar tidak diganggu setan, karena setan itu tidak suka dengan orang yang suci. Jadi jika mau menyelsaikan masalah yang berpotensi konflik, maka wudhu saaj dulu, jadi setan tidak akan mengganggu. Dicoba ya, ketika dia mulai meninggi,  maka kita yang mulai cooling down begitu ya.

0⃣3⃣ Safitri ~ Banten
Assalamuaikum bunda,

Ketika suami berantem sama istri dan dia sudah mengatakan kata-kata yang membuat rumah tangganya pisah lalu lama kemudian mereka bersatu lagi itu bagaimana bunda, berdosakah mereka dan apa pernikahan mereka masih diridhohi Allah soalnya dalam rumah tangga mereka itu berantem terus istri marah sama suami dan suami sudah mengeluarkan kata-kata pisah?
Terimakasih bunda.

๐ŸŒธJawab:
Wa'alaikumsalam,

Disini, kalau pertama kali diucapkan berarti baru jatuh talak 1, dan talak 1 itu masa iddahnya 3 bulan 10 hari kali suci.  Nah dalam masa 3 bulan 10 hari itu,  sebelum habis masa itu,  kemudian suami kembali, ini diperbolehkan, begitu juga dengan talak 2.
Jika lebih dari 3 bulan 10 hari,  maka harus nikah ulang, dan harus ada saksi yang menghadiri bahwa mereka memang rujuk kembali. Ini yang perlu dipahami, jangan sampai terjadi yang ke 3 kalinya,  karena kalau 3x terjadi talak,  maka tidak boleh kembali lagi.  Dan itu berarti pernikahan sudah berakhir.

Jika si mantan suami ingin balik (setelah talak 3), maka si mantan istri harus menikah dengan orang lain dulu dan bercerai,  baru bisa menikah lagi dengan mantan suami yang sebelumnya. Dan pernikahan kedua dari istrinya itu tidak boleh direkayasa, menyuruh orang, itu haram hukumnya. Berarti itu pura-pura menikah. Makanya kita harus banyak belajar, bahwa betapa Allah memberikan jatah untuk mengatakan cerai itu hanya 3x saja, seumur hidup pernikahan. Ini yang perlu kita jaga dengan baik,  jangan sampai kata-kata itu keluar dengan mudahnya, karena akan ada hukum dan konsekuensi yang harus dijalankan dalam rumah tangga itu.

0⃣4⃣ Lisa ~ Malang
Dan kata talak benar-benar dipegang suami ya bun, istri meski minta talak berapapun tidak akan jatuh talak njeh?

๐ŸŒธJawab:
Jadi kata talak itu memang hanya bisa terjadi dari mulut suami, kalau dari istri, namanya khuluq. Walaupun si istri berkata ceraikan aku, tetapi suami tidak meng iya kan, maka tidak akan terjadi talak atau perceraian. Sebaliknya jika si suami berkata "iya akan aku ceraikan", maka jatuhlah talak.  Nah ini yang perlu dijaga. Baik secara emosional maupun tidak, ada beberapa pendapat tentang talak ini. Jadi mau dalam keadaan marah atau tenang sekalipun, kala keluar kata-kata ini,  maka akan jatuh talak.
Itu yang harus benar-benar dipahami, makanya sebelum menikah belajar fiqh munakahat ya.

0⃣5⃣ Safitri ~ Banten
Bunda bagaimana sih caranya supaya kita manghilangkan keraguan kita untuk membina rumah tangga supaya kita benar-benar mantap biar berumah tangga tidak ada ketakutan-ketakutan apapun. Jujur bun saya ingin menikah muda tapi saya nyadar begitu saya belum bisa apa-apa dan saya masih tahap proses membenah diri insya allah, saya melihat teman-teman setelah menikah ohh seperti itu yah dan itu membuat saya ragu terus kalau saya nanti menikah apa begitu juga. Nah... selalu pertanyaan seperti itu saya pikirin, jadi masih takut. Bagaimana menurut bunda?

๐ŸŒธJawab:
Yakini dengan suatu dalil, yang jika telah datang seorang laki-laki yang sholih kepadamu, melamar anakmu, maka nikahkanlah. Intinya disini bukan materi yang diukur, tetapi akhlak dari laki-laki.  Keraguan itu datangnya dari setan,  maka ada sarana untuk bisa memantapkan hati, yaitu istikhoroh.

Apabila niatan kita baik, caranya baik, tidak ditempuh dengan cara-cara yang melanggar perintah Allah, misalnya kita pacaran (dengan dalih, bagaimana kita mau kenal masing-masing, kan kita sama-sama orang asing). Itu adalah jebakan sebenarnya. Yang bunda ketahui ada orang yang bertahun-tahun pacaran, ujung-ujungnya tidak jadi nikah. Sebaliknya dengan cara ta'arufan islami, dengan niatannya yang baik, alhamdulillah semuanya lancar. Sebelum menikah, kita sama-sama membekali diri. Minimal untuk wanita belajar memasak, menjahit minimal memasang kancing, mencuci baju dengan tangan (misal tidak ada mesin cuci), mengulek (misalnya tidak disediakan blender) minimal kita sudah mempersiapkan diri,  dan pelajari apa yang terjadi pada masa-masa kehamilan. Karena masa-masa kehamilan adalah masa-masa yang berat dengan berbagai perubahan. Bagaimana menjadikan anak yang didalam rahim itu menjadi generasi yang luar biasa, itu adalah tanggungjawab dari ibu dan ayah yang menghadirkan mereka ke dunia ini. 

Jadi jangan pernah ragu,  pantaskan diri saja,  semakin ragu maka semakin setan itu menjebak kita. Setan akan mempertemukan kita dengan (tu lihat, kalau orang menikah itu seperti itu), yang menjadikan kita semakin takut, sementara usia perempuan itu tidak bisa menunggu. Maka setan semakin membuat kita ragu dan menjadi tidak ingin menikah, sementara itu sunnahtullahnya kita. Jadi sekarang belajar memantaskan diri dulu, apa sih tugasnya istri. Saat bunda dulu bertanya ke guru ngaji,  jodoh itu seperti apa sih? Lalu beliu menjawab,  jodoh itu seperti apa kamu saat ini. Di dalam al Quran dikatakan bahwa suami itu adalah pasangan kita adalah pakaian kita. Pakaian yang memang pas sama diri kita,  itulah cerminan jodoh kita.

Maka semakin kita meng upgrade diri kita,  untuk lebih pantas, lebih bisa memahami agama, maka Allah akan datangkan jodoh seperti ikhtiar kita itu. Kita minta sama Allah,  Ya Allah saya lagi berusaha belajar Ya Allah untuk menjadi seorang istri yang shalihah, maka datangkanlah kepadaku seorang laki-laki yang shalih Ya Allah. Itu yang sering kita doakan. Robbana hablana min azwajina wazurriyatina qurrotaa'yun,  wajalna lil muttaqina imama. InsyaAllah doa bertemu doa, maka disaat Allah sudah mentakdirkan, maka disitulah akan menjadi sempurna dien kita,  insyaAllah.

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ
     ๐Ÿ’ŽCLoSSiNG STaTeMeNT๐Ÿ’Ž

Pernikahan itu adalah amanah, pernikah itu ibadah, dan pernikahan itu kesanggupan mengalah untuk memenangkan hati pasangan. Saat kita menikah maka peluang panen pahala itu besar sekali. Oleh karena itu mari semangat mengalahkn setan untuk tidak membuat huru hara di dalam rumah tangga kita.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar