Sabtu, 20 April 2019

MENIKMATI 'HIDUP' DI SURGA



OLeH: Ustadz Syahrawi Munthe

           💘M a T e R i💘

Assalamu'alaykum wr.wb.

Segala puji bagi Allah yang membalas amalan shalih dengan ampunan dan surga. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah pada junjungan alam, Rasulullah Muhammad SAW.

InsyaAllah, tema materi kajian kita sore ini adalah MENIKMATI 'HIDUP' DI SURGA.

Jika ditanyakan, apa tujuan hidup di dunia dan taat pada Allah, maka jawaban yang paling umum adalah ingin masuk surga. Sah-sah saja menjawab demikian, krn begitu banyak ayat Al Qur'an yang menyebutkan janji Allah bagi hambaNya yang beriman dan beramal shalih, akan masuk surga.

Sekalipun ada yang bilang bahwa taatnya pada Allah karena ikhlas, maka insyaAllah keikhlasannya itu akan kelak membawanya ke surga juga. Tetap saja terminal akhir adalah surga yang penuh kenikmatan.

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

"Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya."
(QS. 2 : 82)

Hanya saja, membayangkan SURGA - sesuatu yang masih abstrak dan ghaib - tidak tampak, dan entah dimana 'letaknya',  maka cukup sulit memetakan bagaimana potret kehidupan disana.

Jika bukan karena iman, keyakinan yang kuat kepada Allah dan janjiNya, maka mempercayai surga adalah sesuatu yang sia-sia. Itulah sebabnya muncul penganut atheis, yang tidak percaya pada Allah, tidak percaya adanya surga dan neraka.

Tapi aqidah yang lurus menuntun umat Islam untuk yakin padanya, bahwa surga dan neraka itu ada. Bahwa setelah kematian, akan ada kehidupan di alam lain, yaitu alam akhirat. Balasan dan siksa dari Allah itu sebuah keniscayaan. Maka surga adalah tempat tujuan terakhir yang dituju, dan benar-benar nyata.

Terbayang dan menyelam di alam pikiran, sejenak merenung. Bagaimana kehidupan di surga nanti ya? Bukankah juga di dunia ini banyak yang nikmat? Bukankah di dunia ini banyak makanan enak, wanita cantik, tempat-tempat eksotis dan sungai-sungai yang indah? Jika hanya itu, maka kenikmatan surga sama saja dengan dunia.

Tapi.... bukan itu kawan.  Kenikmatan surga tidaklah sama dengan dunia. Jerih payah, lelah dan letih serta pengorbanan untuk tetap taat pada Allah, akan dihargai begitu 'besar' oleh Allah.

وَالَّذِينَ صَبَرُوا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُولَٰئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ

"Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik)."
(QS. 13 : 22)

Bahkan semua amalan itu akan dibalas dengan pahala yang lebih baik dari amalan tersebut (lihat QS. 16 : 97). Tidaklah tergambar rasa kenikmatan di surga nanti.

Mari sejenak 'menikmati' kehidupan surga. Anggap saja, setelah melewati banyak rintangan (hisab amal, harta, usia, dan sebagainya) sudah selesai dan diputuskan masuk surga. Maka tibalah saatnya di depan pintu surga. Allah bukakan pintu, dan  disambut salam malaikat,

سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ

"Lalu, dipakaikan pakaian sutera halus dan tebal, dihiasi dengan gelang emas. Kemudian disediakan tempat duduk yang sangat indah." (QS. 18 : 31).

Makanan dan minuman sudah tersedia, yang serupa dan pernah dilihat di dunia (mufassir mengatakan tidak ada yang tahu rasanya).  Semua terasa lezat dan tidak pernah habis. Dan bidadari yang berkulit putih, suci dan bermata bening datang menghampiri. Menemani sepanjang masa di surga. (QS. 2 : 25)

Memandang sekeliling, betapa indahnya surga, ada sungai-sungai yang mengalir (QS. 5 : 85). Setelah terkesima sejenak, lalu dipertemukan dengan dulu di dunia dikenal kakek, bapak, anak dan cucu. (QS. 13 : 23).  Mereka berkumpul dan bertemu satu sama lain dalam usia yang sama.

Surga tidak punya aturan seperti di dunia. Di sana semua serba boleh, apapun tersedia sesuai kemauan penghuninya. Tidak ada lagi rambu-rambu, seperti 'penjara' dunia.

Semua di surga, hanyalah berisi kenikmatan. Setiap waktu dan setiap saat. Tidak perlu kerja, tidak perlu bersusah payah siang malam banting tulang mencari rezeki, pun tidak perlu jabatan disana. Saat itu butuh, saat itu Allah berikan. Jika di dunia, berangan-angan, 'makanan' jatuh dari langit, maka akan nyata saat di surga nanti.

Tapi sungguh, dari semua kenikmatan itu, yang paling besar kenikmatannya adalah memandang wajahnya Allah. Zat yang ghaib saat di dunia, Allah tampakkan wajahNya. Bahwa Dia-lah Zat yang disembah dan sujud seluruh makhluk padaNya, yang telah menciptakan langit dan bumi. Lalu Allah memberi salam :
سَلَامٌ قَوْلًا مِنْ رَبٍّ رَحِيمٍ

"(Kepada mereka dikatakan): "Salam", sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang." (QS. 36 : 58)

Semoga kita 'hidup' disana kelak.
Amin


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Febri ~ Bengkulu
Assalamualaikum,

Bagaimana menyeimbangkan diri dalam hidup sekarang untuk bekal ke surga nantinya?

🌴Jawab: Wa'alaykumussalam wr.wb.

Konsep keseimbangan dalam kehidupan, sebenarnya bukan 50% untuk dunia, dan 50% untuk akhirat. Tetapi konsep keseimbangan (tawazun) lebih kepada keseimbangan akal, jasad dan ruhiyah. Karena sesungguhnya semua urusan hidup kita untuk Allah.

Jadi intinya bagaimana kita menyeimbangkan akal, jasad dan ruhiyah. Akal harus diasupi ilmu agar memahami agama. Jasad diasupi dengan makanan yang halal dan thayyib agar sehat dan kuat melaksanakan perintah Allah, dan ruhiyah diasupi dengan ibadah kepada Allah agar suasana kedekatan dengan Allah terawat dengan baik.

Jika ini bisa diseimbangkan, maka insyaAllah ia akan jadi hamba yang shalih, dan calon penghuni surga.

Wallahu'alam

0⃣2⃣ Safitri ~ Banten
Assalamuaikum ustadz,

Salah tidak sih ketika kita menginginkan kehidupan di surga tapi dia didunia masih belum benar-benar menjalankan perintah-perintah Allah,  pokoknya dia masih lalailah itu bagaimana ustadz?
Bagimana cara menyikapinya? 
Terimakasih

🌴Jawab: Wa'alaykumussalam,

InsyaAllah tidak salah karena semua kita ingin masuk surga. Cuma perlu disesuaikan (kata orang akuntan- kaya saya - di-adjust atau disesuaikan) antara keinginan dan ikhtiarnya.

Artinya tujuan menuju surga, harus diikuti dengan ikhtiar yang semakin baik dan mengarah kesana, tentu melalui proses.

Wallahu'alam

0⃣3⃣ Santi ~ Bekasi
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokaatuhu

Ustadz, kalau di surga tidak perlu lagi beribadah?
Apakah penghuni surga tidur juga?
Dan adakah siang dan malam?
Jazakallohu ustadz

🌴Jawab: Wa'alaykumussalam,

Suasana surga beda dengan dunia. Disana semua tanpa batas. Makan sebanyak apapun tidak akan kenyang. Tidak perlu tidur untuk istirahat, dan tidak ada ibadah disana seperti di dunia.

Surga adalah kenikmatan yang tiada tara, tidak dapat dibandingkan dengan dunia. Itulah sebabnya di dunia banyak ujian dan cobaan, dan banyak yang tidak  lulus, sebab diantara 1000 orang, hanya 1 kelak yang masuk surga. Semoga kita diantara yang 1 itu.
Amin

0⃣4⃣ Atin ~ Pekalongan
Ustadz, jika seseorang sudah melaksanakan kebaikan sesuai yang tertulis di (QS. 13: 22). Pantaskah dia meyakini diri sebagai penghuni surga?

🌴Jawab:
Itu janji Allah.
Apakah pantas, yup sangat pantas. Tapi harus istiqomah sampai ajal menjemputnya.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Semoga Allah memilih kita yang kelak mengisi surgaNya, sesuai dengan perjuangan kita meraihnya.
Amin

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar