Kamis, 18 April 2019

RUMAHKU SURGAKU, Part-3



OLeH: Bunda Lilis N.

           💎M a T e R i💎

RUMAHKU SYURGAKU
 (Lisan Yang Menoreh)

Oleh: Bunda Lilis N.


Rumah adalah tempat berlindung dari panas dan hujan.

Rumah juga tempat kita menjalankan ibadah setiap hari selama hampir 24 jam.

Rumah juga madrasah bagi isteri dan anak - anak kita. Tempat membangun generasi.

Bukan cuma setiap menit,bahkan setiap detiknya kita berada di rumah.
Maka tempat yang seharusnya paling  nyaman, tenang, tentram dan bisa khusyu' beribadah haruslah rumah kita sekalipun kecil dan terbuat dari bambu.
Rumah besar mewah jika suasana panas dan penuh konflik, akan terasa bagai  neraka, bukan tersiksa setiap jamnya, setiap menitnya, bahkan setiap bernafasnya.

Ada hal kecil yang  paling seringkali mudah  menciptakan konflik atau kemarahan dalam sekam?
Dialah sang Lisan.

Seringkali lisan ini yang menciptakan kemarahan, dendam dan penderitaan.
Dalam pepatah, Lisan lebih tajam daripada pedang .Sebab efek lukanya bisa terasa puluhan tahun,sulit diobati kecuali dengan ikhlas.

Allah berfirman dalam Qur'an Surat Al - Ahzab ayat 58 :

"Dan orang- orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mu'minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat,maka sesungguhnya dia telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata."

Ayat ini juga berlaku jika seseorang itu melakukan kesalahan,karena boleh jadi itu adalah salah faham kita saja. Maka wara' berhati - hati akan lebih baik.

Orang - orang yang paling dekat dengan kita adalah suami atau isteri kita.

Banyak suami atau isteri ketika marah, lisannya terlepas bagai anak panah  melesat dari busurnya,tidak terkendali,baik itu suami pada isteri atau isteri pada suami.
Padahal boleh jadi itu hanya ucapan kosong yang terlepas hanya sekedar untuk mempertahankan egonya atau menjatuhkan lawan bicara.

Kadang hanya sepatah dua patah kata suami mengeluarkan kata - kata yang melukai,atau isteri juga pada suaminya.
Tapi bekasnya bisa begitu dalam di hati. Akan terrngiang - ngiang bertahun-tahun bahkan bisa  puluhan tahun.
Apalagi ucapan suami pada isterinya, sebab wanita lebih perasa dan pendendam, seringkali menyimpannya selama puluhan tahun.

Efek dari  sakit hati bisa membias dalam bentuk perilaku. Bisa jadi akan mengurangi  ketaatan seorang isteri pada suaminya, mengurangi pelayanan  dan perhatian,bahkan isteri  bisa menjadi dingin, maka menjadi rusaklah pernikahan.
Isteri merasa terhina dan bisa membelakangi.

Semisal suami mengatakan :

Bodohnya kamu !

Kamu tidak ada apa - apanya dibanding isteri pertamaku !

Gak berguna, kamu!

Kamu gak ngerti apa - apa !

Dan Lain-lain...

Ucapan itu bisa terekam dalam dalam di hati sang isteri, dan jika itu kerap diucapkan isteri tidak lagi merasakan rumah yang nyaman, sekalipun rumah mewah. Ia akan lari keluar dan mengeluh pada banyak orang,maka terbukalah aibnya.
Jikapun ia memilih memendam saja mungkin ucapan - ucapan itu seperti racun yang pelan - pelan merusak tubuhnya. Akan muncul dalam bentuk penyakit.
Juga sebaliknya, jika isteri berlaku demikian pada suami. Saat marah isteri mudah meminta cerai atau ucapan hinaan lainnya.
Maka suami akan lari ke luar rumah.
Rasulullah kalau marah, diam di masjid.

Kebodohan itu sangat menyakitkan. Jika pasangan kita hatinya telah jauh dengan kita, tempat mana lagi yang bisa menampung segala beban saat suka dan duka, selama menjalani kehidupan panjang ini?

Jika cinta telah mati, gairah pun berkurang. Rumah pun kering dan hampa.


Tiada obat bagi kebodohan kecuali ilmu.
Kita harus terus belajar dan tidak berhenti.
Rumah tangga Rasulullah adalah sebuah contoh dan  gambaran rumah tangga terbaik dan berdiri di atas pondasi Al-Qur'an.
Maka, sudah seharusnya kita mengikutinya. Bagaimana Rasulullah memperlakukan isterinya,sehingga isteri - isterinya menjadi ahli surga.

Mulai dari cara Rasulullah memanggil isterinya, Aisyah dengan panggilan yang indah "yaa Humairoh !"
Wahai si pipi merah.
Begitu indahnya panggilan seorang suami yang menyanjung isterinya. Agar isteri merasa dihargai sehingga hatinya ikhlas dan merasa nyaman di sisinya.

Panggilan yang indah dan lembut ini, menggambarkan bahwa Rasulullah begitu lemah lembut dan penuh kasih sayang pada isteri - isterinya.

SURGA adalah tempatnya orang beriman. Dan di tempat itu tidak ada ucapan lain kecuali penuh dengan ucapan  keselamatan.
Maka salah satu ciri rumah orang beriman, di rumah itu tidak berserakan ucapan - ucapan kotor, tapi ucapan- ucapan yang dituntun oleh Al-Qur'an.

Ucapan - ucapan yang baik dan penuh do'a.
Bahkan dalam satu hadist, seorang dikatakan muslim kalau lisannya tidak menyakiti orang di sekitarnya.

"Seorang muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya."
(HR. Muslim)

Tetapi hal yang manusiawi kadang kala sebagai manusia ia salah faham dan marah. Jikapun ucapan yg menyakitkan sudah melesat seperti panah pada hati seseorang,tiada ada ucapan yang baik kecuali meminta maaf dan menggantinya dengan  perilaku yang baik. Menggantinya dengan sanjungan.
Lebih dari itu doakan agar sang pemilik hati  menghapus luka hatinya dan menggembirakannya.
Karena hanya Allah yang kuasa menjangkau dan membolak-balik hatinya.

Biasakan juga, berwudhu dan duduk ketika marah.
Isteri atau suami diam ketika pasangannya sedang marah.
Nasihat tidak berguna pada orang yang sedang marah dan ditutupi kebencian.

"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia berkata baik atau diam."
(HR. Bukhari Muslim)

Jika Allah menyuruh kita memaafkan kesalahan orang lain,apalagi suami atau isteri kita.Maka jadikanlah meminta maaf dan memaafkan
sebagai hiasan rumah.

Wallahu alam

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Atin ~ Pekalongan
Suami orang Sumatera jadi gaya bicaranya keras dan cenderung kasar di mata saya yang orang jawa.
Sudah sering kritik beliau untuk mengurangi volume tapi tetap belum sukses. Yang ada akhirnya malah protes dengan kalimat klise. Lah emang aku gini, gimana lagi.

Apakah itu artinya saya terlalu menuntut?

🌸Jawab:
Ya tiap daerah beda.
Yang penting tidak ada ucapan dzolim.

Lemah lembut juga kalau ucapannya dzolim yah tidak boleh.

🔹Tidak dzolim cuma risih aja bun.

🌸 Ya. Belajar menerima kekurangan dan kelebihan.

0⃣2⃣ Phity ~ Jogja
Bunda, bagaimana menghadapi orang tua yang selalu bertengkar dan sering mengucapkan kata-kata yang kasar satu sama lain?

🌸Jawab:
 Tetap jadi anak Sholeh.

1) Ciptakan suasana tenang dan perdengarkan ayat - ayat suci Alquran. Karena marah itu dari syetan.
2) Sering bacakan surat Al-Baqarah sebagai Ruqyah rumah.
3) Jawab dengan prestasi agar orang tua bangga punya keluarga.
4) Datangkan kawan-kawan yang Sholehah agar suasana sejuk.

Tapi bukan lagi bertengkar

0⃣3⃣ Kiki ~ Tanjungpinang
 Bagaimana caranya untuk menahan diri agar suami atau istri tidak berdebat mengenai hal-hal yang dirasa sepele ya bunda?

🌸Jawab:
Saling memaafkan dan memaklumi.

Isteri taat pada suami dan jangan membantah walau tidak suka.
 SYURGA isteri di suami.


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Jika bicara tidak bisa menyelesaikan masalah, lebih baik diam. Dan mengadukan pada Allah.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar