Kamis, 18 April 2019

RUMAHKU SURGAKU, Part-2



OLeH: Bunda Lilis N.

          💎M a T e R i💎

 🌷RUMAHKU SYURGAKU
Bunda Lilis N.

Saat ini setiap orang sibuk dengan PILPRES. Semua orang bicara tentang negara dari kelas tukang becak sampai tingkat Jendral.
Bertebaran aneka bahasa negatif dan positif di dunia maya dan nyata. Dan yang negatif jauh lebih bertebaran dibanding yang positif.
Pilpres ini bagai SIHIR yang mampu menyedot seluruh perhatian kita. Masuk ke negara terkecil kita yaitu keluarga, bahkan lebih kecil dari itu, ruang hati kita sehingga hati tidak lagi tenang, resah gelisah penuh amarah dan kecemasan.

IBLIS Dajjal yang masuk ke Hp kita, sudah cukup sukses memecah belah umat, memecah persahabatan, memecah hati yang dulunya terikat oleh satu tali yaitu tali Allah.
Urusan dunia ini telah memecah banyak hati karena kita telah melampaui batas.

Kembali kita bicara dengan rumah terkecil kita.Jangan sampai virus Pilpres ini mengganggu keharmonisan suami isteri, orang tua dan anak.
Kita upayakan seluruh keluarga bersikap dan bertindak dewasa.
Demokrasi adalah urusan dunia walau berdampak pada akhirat. Tetapi jika sampai saling mengkafirkan satu sama lain apalagi  dalam satu keluarga ini menjadi rusak dan memiliki efek domino secara sosial.

Negara dibangun di atas pondasi keluarga. Jika anggota keluarga tidak tenang, resah, tidak nyaman maka tetap berdampak pada skala yang lebih luas yaitu masyarakat bahkan negara. Negara pun akan lemah dan hancur.

Para suami banyak yang meninggalkan isteri dan lalai pada keluarga atas nama Jihad.
Para istri sibuk meninggalkan dapur dan anak - anaknya untuk ikut sibuk dalam Pilpres ini masih juga atas nama Jihad.

Allah menyuruh wanita lebih utama berada di rumah. Allah berfirman ;

"Tinggallah kalian di rumah masing-masing"
(QS. Al - Ahzab : 33)

Jika wanita keluar rumah harus bersifat urgent dan tidak meninggalkan kewajiban utamanya sebagai istri dan ibu.
Dan harus dengan ijin suaminya.
Anak-anak jangan sampai  pusing dan bingung melihat kelakuan orang tuanya.

Semua harus tetap di relnya. Rel Sunnah. Menjalankan Sunnah dalam berumah tangga ini.
Rumah tangga adalah ibadah yang paling utama, karena di situ tempat pembentukan akhlak dan karakter anak.
Selamatkan keluarga dulu,baru selamatkan negara.
Siapapun yang jadi presiden, jika anak kita gagal dalam keluarga, gagal dalam mendidik  ahlak anak maka penyesalan datang, dan waktu sulit untuk kembali. Salah memprogram anak, maka gagal dalam membangun generasi.

Ada yang lebih parah lagi dari itu, anak dilibatkan dalam urusan pesta Pilpres ini yang penuh dengan kericuhan.
Anak dibawa saat aksi, orasi dan demo. Ini suatu kesalahan fatal.

Kekerasan di depan mata seorang anak, tidak akan mudah hilang dalam pikirannya selama 10 tahun. Itu akan membekas. Anak yang seharusnya dididik dan ditumbuhkan dalam suasana kasih sayang harus dipaksa melihat kekerasan yang juga bisa menimbulkan trauma berat.

Sebagian orang beralasan bahwa anak biar belajar perang. Ini salah baik ditinjau dari Sirrah Nabawiyah dan teori psikologi atau ilmu pendidikan.

Rasulullah sendiri melatih anak untuk persiapan jihad ini diusia kisaran 15 dan 16 seperti Rasulullah mendidik Ali.
Jadi, membawa anak balita, batita, atau usia SD pada hiruk pikuk orasi dan aksi tidak sesuai dengan yang Rasulullah ajarkan. Jika dipaksakan, maka anak tumbuh natural bahkan ia bisa tidak sehat jiwanya.

Anak diusia bermain seharusnya dikembangkan otaknya pada kreativitas sehingga otak kanannya tumbuh dan berkembang dengan sempurna. Itu adalah bekal dan pondasi dalam memecah simpul-simpul kehidupannya yang rumit kelak.
Sebaliknya tekanan dan depresi justru akan mematikan banyak sel-sel otak.

Kita harus membentengi rumah kita dari virus-virus luar. Dari semua gangguan syetan dalam bentuk manusia dan jin.
Virus yang dimaksud, virus yang diciptakan Dajjal untuk bisa masuk ke rumah kita, ke ruang hati kita.
Bukan cuma alat-alat elektronik, tetapi juga pemikiran-pemikiran dan pemahaman sesat yang membenturkan antara suami isteri, orang tua dan anak.

◼Diantara cara-cara membentengi rumah dari Syetan jenis manusia dan jin adalah:

1. Ucapkan salam sebelum masuk rumah. Karena ucapan salam itu akan mengusir syetan dan mendatangkan penjagaan Allah.

Allah berfirman dalam QS. An- Nur : 61

"Apabila kalian masuk ke dalam rumah rumah maka ucapkanlah salam ( kepada penghuninya yang berarti memberi salam) kepada diri kalian sendiri, salam yang ditetapkan di sisi Allah,yang diberkahi lagi baik."

2. Isi rumah dengan dzikir dan bacaan Al quran.

3. Biasakan setelah shalat Maghrib, atau waktu lain untuk mengkaji isi Alquran per ayat.

4. Jangan mudah memasukkan orang-orang fasik ke dalam rumah. Kawan atau tetangga kita yang fasik, bisa jadi dia akan menjadi syetan jenis manusia di rumah kita.

5. Bacakan dzikir pagi petang agar Allah mengirim malaikat untuk menjaga rumah kita. Bentuk penjagaan bisa melalui CiptaanNya.

6. Jangan biarkan anak istri membeli buku atau majalah atau  bacaan yang syubhat atau sesat.

7. Kenali ulama atau ustadz yang mendidik anak istri atau suami kita.

8. Dirikan shalat Sunnah.

Ini hanya beberapa saja tips yang didasari Qur'an dan hadist.

Semoga bermanfaat.

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Fitri ~ Banten
Assalamuaikum ustadzah,

Saya mau tanya bagimana cara dan sikap kita menyikapi dengan baik agar tidak menimbulkan percecokan antara warga tentang pilpres ini?
Makasih

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Dalam Nahi mungkar jika kita mampu dengan tangan ( kekuasaan) lakukan dengan tangan. Jika posisi kita RW, RT, Kyai, Babinsa, Bimas Polri.

Jika tak mampu dengan lisan, bisa langsung (dengan hikmah) atau kita yang berbicara dengan tokoh-tokohnya dulu.

Atau dengan hati.
Menjauhi dan
doakan.

Atau gunakan strategi (siyasah)

🔹Ehemmm iya iya iya, tapi kita tidak salahkankan ustdzah kalau kita mempunyai pilihan sendiri dan mendukung salah satu pilpres tersebut?

🌸Jika tak mampu dengan tangan, bisa dengan lisan. Kebesasan perbedaan berpendapat dan hak menentukan pilihan.

0⃣2⃣ Nina ~ Bogor
Assalamualaikum,

Saya seorang pekerja dari pagi sampai sore anak sama neneknya dan saya masih tinggal bersama mertua. Saya belum merasakan rumah ku surga ku karena beberapa faktor, dan yang ingin saya tanya bagaimana cara mengalihkan anak kita supaya tidak selalu meminta hp karena kalau ada saya anak suka tantrum pengen hp saya. Dan saya juga punya cita-cita ingin punya rumah sendiri dan menjadi surga keluarga saya.
Sebelumnya Terima kasih bunda

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Tinggal dengan orang tua tidak sesuai dengan Sunnah Rasulullah.
Ngontrak lebih baik dan lebih mudah membangun karakter anak dan selesaikan masalah.

Tegas, jangan ijinkan Hp, tapi alihkan. Beri alternatif lain. Misal kasih alat pertukangan kalau lelaki, alat kebun atau ketrampilan kertas untuk perempuan.

Fasilitasi dengan ruang bermain terbuka.
Akan bagus kita terlibat di dalamnya.
Berumah tangga tidak mengikuti Rasulullah akan banyak masalah.

0⃣3⃣ Phity ~ Jogja
Bunda...
Kalau kita memasuki rumah dengan mengucap salam kan syetan akan kabur. Bagaimana kalau ada tamu yang nyelonong saja masuk rumah?
Apakah dia bisa membawa syetan ke dalam rumah kita?

🌸Jawab:
Tamu yang nyelonong juga itu syetan jenis manusia. Tetapi cara menegurnya jangan frontal.
Sampaikan dengan canda agar ketuk pintu dan ucapkan salam terlebih dahulu.

0⃣4⃣ Elly ~ Lamongan
Saya juga tinggal dirumah mertua dan beliau yang memfasilitasi semuanya sampai kebutuhan dapur.
Alhamdulillah suami saya keterima kerja di luar kota dlm waktu dekat dan insyaAllah kami juga mau ngontrak saja disana.
Namun sepertinya mertua saya ini tidak rela kalau kami keluar rumah ini. Dan kalaupun kita pindah keluar kota beliaupun nantinya akan ikut kami sepertinya. Karena beliau sering bilang begitu. Sedangkan saya inginnya tinggal bertiga sama anak dan suami.
Bagaimana ya ustadazh?
Suami saya orangnya pendiam, nurut saja, tapi tegas sih. Cuman dia juga pasti luluh kalau ibunya ikut tinggal sama kami.

🌸Jawab:
Ibu menjadi tanggung jawab anak laki-laki nya.

Dalam hal ini benar kalau ibunya sudah tua dan tidak gesit lagi.
Bersabarlah karena doa dan keridhoan ibunya adalah kebaikan bagi hidup kalian.
Kalau suami isteri sudah tua, bisa rumahnya berdampingan.

🔹Jazakillah ustadzah.
Ibu mertua saya masih aktif bekerja dan gajinya lebih besar dari suami saya ustadzah, jadi ngerasa kalau anaknya ini belum bisa apa-apa terus. Saya sampai terbawa perasaan tiap hari. Makanya ingin cepat-cepat pindah saja.

🌸Ya, kalau ibunya menginginkan begitu tidak apa-apa, jangan memprovokasi suami.
Ibu lebih berhak atas anaknya.

Yang Sunnah bisa gugur oleh sesuatu yang wajib.
Tinggal di rumah sendiri Sunnah, mengurus ibu adalah wajib.

0⃣5⃣ Anita ~ Palembang
Bunda,,, saya ibu rumah tangga dengan 2 balita,, sekarang-sekarang saya mulai sering emosi lihat tingkah laku anak, bagaimana ya cara mengatasinya?
Takutnya lama-lama kelepasan buat nyubit atau mukul.

🌸Jawab:
Saat marah cepat wudhu dan duduk.
Langsung dzikir.
Juga pada suami.
Saat emosi reda dan waktunya pas, dinasehati.

0⃣6⃣ Eriska ~ Pangkal Pinang
Assalamu'alaikum bunda,

Saya dan keluarga in syaa Allah setiap hari membaca al qur'an, dan tahajjud. Tetapi terkadang saat saya bangun malam sering terdengar suara, apakah itu setan, sementara rumah di sebelah saya kosong?

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Bisa angin, bisa tikus, bisa pantulan-pantulan, bisa  syetan. Kalau indikasi itu syetan, jangan hiraukan. Syetan lagi caper. Cuekin saja, pura-pura tidak dengar dan bacakan ayat Kursi.

0⃣7⃣ Febri ~ Depok
Maaf klo boleh menyanggah.
Tinggal serumah dengan orang tua bukan sunnah Rasul. Kan memang Rasulullah tidak punya orang tua.

🔸Yuli ~ Jombang
Sedikit yang saya tau Bun, Sunnah Rasulullah itu bermacam-macam, ada Sunnah yang beliau contohkan dan ada Sunnah yang beliau ucapkan.

🔹Apakah ada hadits rasulullah atau pernyataan rasulullahnya? Yang menyatakan bahwa tidak harus tinggal bersama orang tua?

🔸Saya tidak paham terkait tempat tinggal Bun, maksud saya, intinya, Sunnah itu tidak melulu apa-apa yang dilakukan Rasulullah saja.

🔹Saya paham pengertian sunnah memang tidak hanya perbuatan tapi juga perbuatan, ketetapan dan juga ucapan hehe..., maka ketika kita menyatakan suatu perkara sunnah atau bukannya adalah merujuk kepada dalil-dalil atau hadis-hadis yang menyatakan perbuatan, perkataan atau ketetapan tersebut.

Karena ada pernyataan dari ustazah lilis itu "tinggal bersama orang tua bukan sunnah Rasulullah" nah saya menanyakan itu.

Karena yang saya tahu terkait tinggal bersama atau tidak dengan orang tua, itu hubungannya adalah managemen  rumah tangga.

🌸Jawab:
1) Bunda lupa dalilnya, tapi itu ada dalil yang menguatkan bahwa setelah menikah mesti terpisah.

2) Rasulullah tidak tinggal di rumah orang tua isteri - isterinya.

3) Dilihat dari potensi konfliknya atau akibatnya atau mudhorot.
Al-Qur'an tidak menyatakan rokok itu haram. Yang membuat jadi haram adalah akibat yang ditimbulkannya.

Jadi asumsi ini bisa dimasukkan dalam masalah ini.
Apalagi ada dalil tentang.

a. Ipar itu maut.

b. Rumah adalah hak isteri atau tidak boleh sembarang orang masuk.

4) Pernikahan adalah tujuan ibadah. Bagian dari Sunnah Rasul.
Yang di situ akan dilaksanakan semua perintah Allah. Di situ ada Imam. Bagaimana Imam melaksanakan tugasnya jika penuh dengan campur tangan orang lain!

5) Sunnah itu tidak selalu dengan contoh, tapi dengan dalil dan lain-lain.

Ada dua kewajiban seorang suami:
~ Memberi rumah pada isteri.
~ Berbakti pada orang tua.

Maka keduanya bisa terpenuhi dengan cara rumah yang berdekatan.

🔹Masya Allah syukran jazakillah khair jawabannya, mencerahkan.

0⃣7⃣ Mariam ~ Bandung
Bismillah,
Bunda, bisakah jelaskan maksud ipar itu maut?

🌸Jawab:

ari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِيَّاكُمْ وَالدُّخُولَ عَلَى النِّسَاءِ فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَرَأَيْتَ الْحَمْوَ . قَالَ الْحَمْوُ الْمَوْتُ

“Berhati-hatilah kalian masuk menemui wanita.” Lalu seorang laki-laki Anshar berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat Anda mengenai ipar?” Beliau menjawab, “Hamwu (ipar)adalah maut.” (HR. Bukhari no. 5232 dan Muslim no. 2172)

Hamwu yang dimaksud dalam hadits bukan hanya ipar saja namun setiap kerabat dekat isteri yang bukan mahram. Yang masih mahram bagi suami dari keluarga istri adalah seperti ayah dan anaknya.

Al Laits berkata bahwa al hamwu adalah ipar (saudara laki-laki dari suami) dan keluarga dekat suami.
Sehingga apa yang dikatakan oleh Al Laits menunjukkan bahwa ipar itu bukan mahram bagi istri.

Yang dimaksud dengan maut di sini yaitu berhubungan dengan keluarga dekat isteri yang bukan mahram perlu ekstra hati-hati dibanding dengan yang lain. Karena dengan mereka seringkali bertemu dan tidak ada yang bisa menyangka bahwa perbuatan yang mengantarkan pada zina atau zina yang keji itu sendiri bisa terjadi. Kita pun pernah mendapatkan berita-berita semacam itu.

Hadits di atas juga mengajarkan larangan berdua-duaan dengan wanita yang bukan mahram. Karena dalam hadits sudah disebutkan pula,

لاَ يَخْلُوَنَّ أَحَدُكُمْ بِامْرَأَةٍ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ ثَالِثُهُمَا

“Janganlah salah seorang di antara kalian berdua-duaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya.” (HR. Ahmad 1: 18. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih, para perowinya tsiqoh sesuai syarat Bukhari-Muslim).

Namun jika bersama wanita itu ada wanita lain atau terdapat mahramnya, maka jadilah hilang maksud yang dilarang. Ini berlaku untuk pergaulan dengan yang bukan mahram.

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
    💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Selamatkan keluarga dulu, selamatkan masyarakat, baru selamatkan Negara.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar