Kamis, 18 April 2019

INVESTASI YANG TERTUKAR



OLeH: Ustadz Syahrawi Munthe

           💘M a T e R i💘

Assalamu'alaykum wr.wb.

Segala puji bagi Allah, atas ilmuNya kepada kita semua. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada junjuangan alam, Rasulullah SAW.

InsyaAllah, tema kajian kita sore ini adalah INVESTASI YANG TERTUKAR

Yang terbayang dari investasi biasanya adalah tingkat pengembalian (return). Hitungannya berapa persen dari modal yang disetor akan menghasilkan imbal hasil, atau  sebaliknya, bisa juga terjadi  resiko rugi (loss).

Investasi terbaik tentu yang selalu menghasilkan  imbal hasil (gain). Dan orientasi semua orang hampir sama, ingin investasi yang aman dan dapat hasil. Kadang berlaku sikap konservatif, yang penting aman, resiko kecil walaupun imbal hasilnya juga kecil. Tapi ada juga yang 'cerdas' melihat peluang investasi, walaupun harus beresiko, tapi imbal hasilnya juga sangat besar.

Dalam konsep ini, rasanya yang ada dalam referensi otak hanyalah untung dan rugi (gain or loss).  Bahagia jika untung, dan sedih jika rugi. Diantara bahagia dan sedih, ada rasa cemas yang selalu menghantui.

Dalam paradigma Islam, Rasulullah pernah berpesan bahwa orang yang cerdas adalah yang sering ingat mati. Adalah Ibnu Umar mengisahkan bahwa seorang Anshar bertanya pada Rasulullah, :

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا قَالَ فَأَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الْأَكْيَاسُ

“Wahai, Rasulullah. Manakah di antara kaum mukminin yang paling utama?” Beliau menjawab,”Yang paling baik akhlaknya di antara mereka.” Dia bertanya lagi: “Manakah di antara kaum mukminin yang paling cerdas?” Beliau menjawab, ”Yang paling banyak mengingat kematian di antara mereka, dan yang paling bagus persiapannya setelah kematian. Mereka itu orang-orang yang cerdas." (HR. Ibnu Majah)

Pesan dari hadist ini, muslim yang paling cerdas adalah yang investasinya untuk kematiannya (yang paling banyak diingat), yaitu investasi akhirat. Ya, investasi akhirat yang kerap kali terlupakan, karena pesona dunia begitu indah dalam pandangan.

Jika merujuk pada hadist Nabi, maka bentuk investasi yang kelak terus memberikan 'imbal hasil' yang tiada henti, antara lain adalah sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang shalih. Sabda Nabi :

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

"Apabila seseorang sudah meninggal maka seluruh amalannya terputus kecuali dari tiga perkara (yaitu) dari sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan dan anak shalih yang mendo’akannya."
(HR. Muslim)

Dalam investasi akhirat ini, ada analisa logika terbalik sebab tidak ada imbal hasil yang bentuknya aktual atau fisik, semuanya dalam bentuk 'abstrak'. Investasi sedekah jariyah misalnya, semakin banyak bersedekah maka imbal hasilnya akan mengalir pahala, dari sejak ia masih hidup hingga hari kiamat. Fisik pahala tak akan pernah terlihat, tapi ada, wujudnya adalah terhindar daru siksaan kubur, dan ganjaran dari Allah di akhirat.

Investasi berupa Ilmu yang bermanfaat, artinya memberikan jasa kepada orang lain dengan mengajarkan ragam disiplin ilmu. Ilmu apa saja yang memberi manfaat bagi kehidupan. Yang paling utama adalah mengajarkan ilmu yang bisa mengantarkan seseorang agar mengerti tentang agamanya,  mengenalkan Rabbnya, menuntunnya  ke jalan yang lurus, ilmu yang dengannya bisa membedakan antara petunjuk dan kesesatan, kebenaran dan kebathilan, serta halal dan haram.

Orang yang mengajarkan ilmu, maka sesugguhnya ia telah berinvestasi untuk kematian dan akhiratnya. Jika ia mati, imbal hasil berupa pahala akan mengalir selamanya.

Kemudian, doa anak yang shalih. Maka berbahagialah orang-orang yang mempunyai keturunan, lalu ia didik anak-anaknya jadi anak yang 'sesungguhnya' yaitu anak yang shalih. Anak-anak yang sejak dini sudah mengenal agama, dekat dengan al qur'an,  berakhlak baik dan beramal shalih.

Bagaimanapun mendidik anak-anak bukanlah perkara mudah, perlu perjuangan dan keseriusan. Apalagi dengan embel-embel 'anak shalih'. Sebab jika salah didik, karena fokus pendidikan 'hanya' agar pintar saja, maka siap-siap orang tuanya akan terlupakan. Anak tidak hanya sebagai rahmat bagi orang tuanya tapi bisa juga jadi musibah.

Banyak kisah tentang orang sukses tapi tidak mengenal agama, maka ketika orang tuanya meninggal ia tinggal 'menyewa' orang lain untuk menyolatkan dan membacakan yasin. Padahal hakikatnya anak shalih tidaklah demikian.

Maka mendidik anak jadi shalih, adalah investasi yang sangat berharga. Pahalanya  akan terus mengalir buat orang tuanya. Do'a darinya akan jadi penolong orangtuanya di alam barzakh dan akhirat kelak. Merekalah nantinya yang akan memohonkan ampun buat orang tuanya.

Semoga kita tidak pernah melupakan investasi untuk kematian dan akhirat nanti. Amin.
Wallahu'alam


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Ummu Umar ~ Solo
Assalamu'alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh ustadz,

Bagaimana dengan investasi seperti  di public channel misalnya saat ini kita mengelola. Tapi tidak tahu juga namanya ajal datang. Lha bagaimana dengan hal yang demikan Ustadz apakah bisa menjadi investasi,  Selagi itu dimanfaatkan?
Mohon pencerahannya Ustadz.
Jazakallah khairan

🌸Jawab:
Wa'alaykumussalam,

Kalau ini urusannya muamalah. Ada akad transaksinya. Jika yang bersangkutan meninggal, maka seharusnya dialihkan ke ahli warisnya. Dan tidak ada niat dari yang bersangkutan semasa hidup untuk mewakafkan, atau memberikannya kepada orang lain. Niatnya belum tuntas.  Sementara investasi akhirat yang kita bahas terkait dengan amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang shalih.

0⃣2⃣ Kiki ~ Tanjungpinang
Untuk doa anak sholeh atau sholehah, apakah "anak" disini dalam artian anak kandung ya ustadz?
Mohon pencerahannya ustadz.
Jazakallah.

🌸Jawab:
iya benar,
Anak kandung dari garis keturunannya.

🔹Ustadz misalkan bagaimana dengan yang Allah belum anugerahkan keturunan ya ustadz?

🌸 Jika tidak punya keturunan, bisa dengan 2 lainnya, dengan ilmu yang bemanfaat serta amal jariyah. Sedang terkait dengan keturunan, itu urusannya dengan Allah.

Wallahu'alam

0⃣3⃣ Fitri ~ Banten
Assalamuaikum ustadz,

Jika orang tua laki-lakinya sudah meninggal dan anak anak perempuan ini dia belum mengerti agama dan tidak menggunakan jilbab sebagai wanita muslimah lainya itu apakah di akhirat sana sang ayah sedang dalam siksaan dan azab Allah dan apakah siksaan tersebut akan terus berlanjut sebelum si anak ini bertaubat?
Mohon penjelasan ya ustadz?

🌸Jawab:
Wa'alaykumussalam,

Azab kubur hakikatnya tergantung dari amalannya. Jika amalannya banyak, maka azab kubur tidak akan terjadi. Adapun doa anak yang shalih, akan meringankan siksa kubur, atau menambah pahala orang tuanya. Karena pahala itu mengalir karena doa tersebut kepada orang tuanya.

Wallahu'alam

0⃣4⃣ Mala Hasan ~ Lampung
Assalamualaikum ustadz,

Apa orang yang berbagi ilmu masakan juga termasuk amal jariyah. Apakah membantu seseorang  dalam menyelesaikan masalahnya.  Misalnya minta nasehat atau saran dalam masalah yang di hadapi orang lain?

Afwan saya fakir ilmu nih tadz...

🌸Jawab:
Wa'alaykumussalam,

Ilmu yang bermanfaat menurut para ulama, maknanya adalah semua ilmu yang berguna bagi kemaslahatan kehidupan. Tentunya bukan ilmu yang terkait dengan yang haram. Selama ilmu itu bermanfaat, dan diterapkan dalam kehidupan, maka pahalanya akan mengalir kepada yang mengajarkan.

Wallahu'alam

0⃣5⃣ Erna ~ Batam
Melanjutkan dari doa anak sholih untuk orang tua jika keduanya sudah meninggal disini, bagaimana jika pasangan yang tidak memiliki keturunan lalu mereka menggangkat anak atau punya anak asuh dari kecil sampai dewasa, apakah doa-doa mereka sampai kepada orang tua sambungnya?

🌸Jawab:
Si orang tua akan dapat pahala mendidik si anak, terlebih mengajarkan ilmu baginya. Tapi itu bukan anak kandungnya. Semua akan terputus, saat mereka sudah meninggal. Kecuali 3 hal tersebut. Jika saat di dunia mereka mengajarkan ilmu, maka ilmu itu yang akan mengalirkan padanya. Juga dengan amal jariyah jika ada. Tapi tidak dengan doa anak yang shalih.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Investasi akhirat adalah sarana untuk mengekalkan amal. Semakin banyak bersedakah jariyah, semakin baik mendidik anak dan banyak mengajarkan ilmu, maka ia telah berinvestasi untuk akhiratnya.

Logika ini terbalik dengan logika manusia, yang ingin menumpuk harta (sulit bersedekah), sulit berbagi ilmu (karena harus dibayar), dan hanya sekadar menitipkan anak di sekolah-sekolah tanpa menguatkannya dengan didikan yang baik agar jadi anak yang shalih (orang tua hanya berpikir mencari uang).

Jika itu yang terjadi, maka jangan berharap dapat pahala setelah meninggal, karena semua akan terputus. Hanya amal yang sedikit saja menemani (itupun kalau ada). Semoga Allah menerangi jalan-jalan kita agar semakin dekat denganNya. Amin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar