Selasa, 25 April 2017

Bagaimana Mendapatkan Pertolongan Allah



OLeh : Ustadzah Endria Soediono

Alhamdulillah
Syukur kepada Allah ‎ﷻ atas segala nikmat dan karunia yang kita diberikanNya kepada kita semua.

Terutama nikmat Iman dan Islam.
Nikmat hidayah dan nikmatnya beramal sholih...

Sholawat dan salam bagi Nabi sholallahu 'alaihi wa salam...
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ

🔏 Baik kita sudah bisa mulai kajiankah...?
🔑 Monggo bunda, bisa dimulai❤

Senang bersama teman-teman mampir di grup BS ini ...
Semoga pertemuan yang singkat ini diberkahi Allah ‎ﷻ
Aamiin yaa Robbanaa

🔑 Aamiin yaa Rabbal'alamiin

🌸🌸🌸
Malam ini in syaa Allah kita akan bincang-bincang tentang kehidupan kita yang penuh dengan berbagai ujian...

Setiap orang termasuk diri kita semua pasti memiliki bagian ujian masing-masing...

Ujian ini dalam fakta kehidupan kita lebih akrab dengan sebutan masalah atau problema...

Setiap diri pasti disibukkan dengan ujian (problematika) kehidupannya masing-masing ...

Karena itu bagi yang saat ini sedang mendapat ujian berat maka jangan bersedih...

Karena kalian tidak sendiri ...
Orang-orang disekitar kita juga memiliki problema...

Alhamdulillah pada malam ini Allah ‎ﷻ telah takdirkan kita bertemu di majelis ini untuk sedikit mengupas tentang bagaimana agar Allah ‎ﷻ segera menolong kita semua dari belenggu problematika kehidupan kita.

Berikut saya akan share materi yang sudah saya siapkan ashar tadi ...

Silahkan disimak dan jika ada pertanyaan insyaAllah kita akan diskusikan bersama ...

🌸🌸🌸
Bagaimana Agar Mendapat Pertolongan Allah?

 ‎بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

‎ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ

Dalam kehidupan manusia di bumi ini, sebagai salah satu sunnatullah adalah Allah ‎ﷻ menghadirkan berbagai ujian bagi manusia. Bahkan kepada semua manusia, apakah mereka beriman maupun kafir.

A. Untuk apa Allah ‎ﷻ memberikan ujian...?

Jawabannya jelas. Didalam beberapa ayat di dalam Al-Qur'an Allah ‎ﷻ telah sampaikan alasannya, yakni :

1. Untuk membuktikan keimanan seseorang.

Allah ‎ﷻ berfirman:

‎وَلَقَدْ فَتَـنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَـعْلَمَنَّ اللّٰهُ  الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ

"Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta." (QS. Al-'Ankabut: 3)

Dengan diturunkan ujian maka seorang yang telah beriman akan tampak kebenaran dan kesungguhan imannya. Dan Allah ‎ﷻ yang akan menilai, karena hanya Dia-lah yang mengetahui isi hati manusia.

2. Agar manusia banyak bersabar.

‎وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا ۖ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ حِينَ تَقُومُ

"Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri."
(QS. At Thur : 48).

Agar kita menjadi orang yang sabar. Karena dengan turunnya ujian tentu hati menjadi gelisah mengharap penyelesaian. Dalam penantian tersebut Allah ‎ﷻ menghendaki kita agar bersabar menunggu takdir keputusanNya.

Dibalik sabar yang kita lakukan karena memenuhi perintahNya itu - walaupun kondisi hati sudah merasa sangat berat menyangga beban ujian, rupanya Allah ‎ﷻ telah siapkan apa balasan bagi hambaNya yang taat (bersabar) itu.

Perhatikan firmanNya :

‎وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ

“Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar”. (QS. Ali Imran : 146)

Ternyata, cinta Allah ‎ﷻ akan meliputi seorang yang sabar. Siapa diantara kita yang tidak ingin dicintai Allah ‎ﷻ ?
Tentu cinta Allah ‎ﷻ adalah impian dan harapan kelas tinggi bagi seorang mukmin.

Kemudian juga balasan bagi sang penyabar juga akan mendapatkan balasan yang lebih baik daripada amal sabar itu sendiri. Perhatikan Firman berikut :

‎وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

"Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”. (QS.An-Nahl : 96)

3. Agar manusia semakin beriman kepadaNya.

‎مَاۤ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ  ؕ  وَمَنْ  يُّؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ يَهْدِ قَلْبَهٗ  ؕ  وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

"Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
(QS. At-Tagabun: 11).

Setiap ujian pasti akan menggiring manusia pada 2 kemungkinan kondisi, yakni :
1. Semakin bertambah keimanannya kepada Allah ‎ﷻ .
2. Cenderung kufur (ingkar) terhadap Allah ‎ﷻ .

Maka beruntunglah manusia yang mukmin dan yang tetap menjaga keimanannya disaat ujian melandanya. Karena sebagaimana janji Allah ‎ﷻ , bahwa Dia akan menunjuki hatinya. Tentunya ketika Allah ‎ﷻ sendiri yang menunjuki hati manusia maka apapun langkah yang diambil adalah bimbingan dari Allah ‎ﷻ sehingga dirinya berada di atas jalan yang diridhoiNya. Dan ketika Allah ‎ﷻ ridho tentu Dia akan menjaga dan melindungi hambaNya termasuk menolong segala persoalan hidupnya.

Sebaliknya jangan sampai kita menjadi orang yang kufur atau ingkar kepada Allah ‎ﷻ, karena kekufuran justru akan menjauhkan diri dari pertolonganNya dan justru mengundang murkaNya. Betapa ruginya orang yang mendapat murka Allah ‎ﷻ . Na'udzubillahi mindzalik.

B. Bagaimana cara mendapatkan pertolongan Allah ‎ﷻ ?

Sebelum melakukan amal perbuatan riil yang mendatangkan pertolongan Allah ‎ﷻ , perlu kita siapkan sikap mental yang positif dalam pikiran kita.
Bagi manusia yang beriman, tentu dirinya akan meyakini bahwa setiap ujian yang datang kepadanya adalah atas kehendak Allah ‎ﷻ karena itu ia harus menyikapinya dengan pikiran yang positif. Yakni :

1. Menganggap bahwa ujian hidupnya adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah ‎ﷻ , karena dengan ujian tersebut Allah ‎ﷻ menghendaki kita menjadi lebih baik. Karena dengan ujian ini Allah ‎ﷻ tempa diri kita agar menjadi orang yang sabar sehingga Allah ‎ﷻ akan memberi balasan syurga sebagaimana janjiNya.

2. Menerima ujian kehidupan sebagai suatu peluang untuk menjadi manusia yang lebih berkualitas. Sabar, Tawakal dan Bertanggung jawab atas hubungannya antar manusia, terlebih peluangnya dalam menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Allah ‎ﷻ .

3. Menerima ujian sebagai kesempatan untuk mendapatkan ampunanNya.

Dengan menerima ujian kehidupan dalam pandangan pikiran yang selalu positif akan menjadikan mudahnya masalah terurai. Karena keadaan pikiran yang positif hampir bisa dipastikan jiwa dalam keadaan stabil dan tenang. Sehingga segala nilai kebaikan yang diterima dari lingkungan sekelilingnya akan dapat diserap dengan baik sehingga mempengaruhi dirinya dalam mengambil keputusan yang baik.

Masukan dari lingkungan sekitarnya bisa saja berupa nasihat dari teman atau saudara, ilmu agama yang bersifat mengarahkan umatnya dalam semangat taqwa, sabar, tawakal dan lain sebagainya. Hal ini sangat berguna bagi seorang yang sedang dilanda ujian kehidupan. Oleh karena itu pentingnya setiap muslim saat mendapat tekanan ujian atau masalah ia segera menemukan lingkungan pertemanan atau pesaudaraan yang baik yang dapat memberi masukan-masukan yang positif.

🌸🌸🌸
Selanjutnya adalah bab pokok yang menjadi fokus kita adalah bagaimana cara agar kita segera mendapat pertolongan Allah ‎ﷻ atas segala problema ujian hidup yang sedang kita hadapi ?

💎Pertama
Segera kembali kepada Allah ‎ﷻ membuka hati dengan penuh kerendahan diri dan kejujuran mengakui bahwa diri kita hina dan penuh kesalahan sehingga kita dengan tulus mohon ampunanNya.

💎Kedua
Meningkatkan intensitas dan kualitas dzikir kepada Allah ‎ﷻ. Dzikir adalah salah satu sarana pendekatan diri kepada Allah ‎ﷻ yang sangat dahsyat pengaruhnya. Perlu diingat bahwa dzikir kepada Allah ‎ﷻ sebaiknya dilakukan secara serius dan saling simultan dalam 3 bentuk, yakni :

🔸Dzikir dengan Lisan :
Mengucap kalimat-kalimat dzikir yang direkomendasikan oleh Rasulullah ﷺ.

🔸Dzikir dengan Perbuatan :
Yakni dengan melakukan revolusi ahlaq prilaku. Bertekad untuk membangun pribadi yang sholih yang berahlaq kharimah. Termasuk didalamnya adalah melakukan berbagai amal ibadah dengan tekun dan penuh kekhusyu'an baik yang sunnah apalagi yang diwajibkan.

🔸Dzikir dengan Hati.
Yakni selalu menjaga kehidupan hatinya terutama dengan ilmu. Dengan ilmu, hati seorang akan tergerak untuk melakukan amal-amal yang menguatkan jiwanya, melakukan ibadah hati seperti :
- Menguatkan kesabaran hatinya.
- Banyak berfikir mengamati berbagai kejadian disekitarnya dan menghubungkan dengan kekuasaan dan keagungan Allah ‎ﷻ .
- Memikirkan penciptaanNya yang sempurna.
- Selalu menjaga kesadaran atas kehadiran Allah ‎ﷻ yang menyaksikan segala perbuatan kita.
- Menyadari akan ilmuNya Yang Maha Mengetahui apa isi hati kita.
- Menyadari akan PenglihatanNya yang Maha Melihat apa yang kita perbuat, menyadari akan PendengaranNya yang Maha Mendengar ucapan lisan kita,
- Bertawakkal kepadaNya, dst.

💎Ketiga
Menolong orang lain yang sedang kesulitan.

Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya :
. “Sesungguhnya Allah akan menolong seorang hamba-Nya selama  hamba itu menolong orang yang lain“. (HR. Muslim, Abu Dwud dan Thimidzi).

Dalam hadist di atas jelas sekali konteks katanya sehingga kita mudah memahaminya. Akan tetapi jika diri kita tidak pernah melatih diri menjadi pribadi-pribadi yang mudah mengulurkan pertolongan maka akan sulit mengamalkan hadist tersebut. Oleh karena itu bab mohon ampun di atas yang menjadi bagian dari ikhtiar ini juga harus direalisasikan dalam bentuk memperbanyak istighfar di berbagai waktu dan kesempatan. Agar hati lebih lembut dan peka terhadap kesulitan orang lain, selanjunya pandai memanfaatkan moment menolong orang lain yang sejatinya kita dalam keadaan menolong diri kita sendiri. Karena sesuai hadist di atas menolong orang lain akan membuka jalan Allah ‎ﷻ menolong segala kesulitan kita.

💎Keempat
Membela Agama Allah ‎ﷻ .

Membela Agama ini dapat di wujudkan dalam beberapa bentuk amal, yakni seperti :
- Mendakwahkan Syariat Allah ‎ﷻ
- Membela Kemuliaan Al Qur'an
- Menegakkan Kalimatullah dan hukum-hukumNya.
- Mengajak orang lain kembali pada jalan Taqwa kepada Allah ‎ﷻ
- Dst.

💎Kelima
Menjaga Iman dan Taqwa

Bab ini tidak boleh dilupakan, justru keduanya adalah pokok pangkal penggerak amal upaya yang telah kita bahas sebelumnya.
Dengan menjaga kekuatan iman dan ketaatan (taqwa) kita kepada Allah ‎ﷻ bahkan mengupayakan agar terus meningkat  merupakan kunci utama bagi manusia untuk mendapatkan "simpati" dari Allah ‎ﷻ . Oleh karena itu penjagaan ini menjadi vital dan harus diberi perhatian yang utama dan secara terus menerus dilakukan baik ujian masih menimpa ataupun jika Allah ‎ﷻ sudah mengangkatnya.

Demikian beberapa amal bisa kita upayakan agar mendapatkan pertolongan Allah ‎ﷻ . Tentunya kesemua amal tersebut sebaiknya dilakukan secara bersamaan, artinya berada dalam suatu pergerakan waktu kehidupan yang sedang berjalan. Tidak perlu harus melaksanakan satu persatu. Karena jika dilaksanakan secara serentak maka yang akan terlihat pada diri kita adalah adanya suatu perubahan drastis yang mengarah pada suatu pribadi yang tenang, sholih dan penuh kerahiman.
Inilah kiranya out put yang semestinya muncul jika semua amal dilakukan secara bersamaan (silmultan).

🌸🌸🌸
Semoga dengan materi kajian yang singkat ini hati kita terbuka dan tergerak mengamalkannya hingga beban ujian dan berbagai persoalan yang selama ini menyesakkan dada kita terdapat titik terang jalan yang mengarahkan langkah menuju suatu kondisi jiwa dan raga yang layak mendapatkan pertolongan Allah ‎ﷻ .
Aamiin yaa Robbanaa.

Billaahi taufiq wal hidayah
Waallahu a'lam bishowwab.
Alhamdulillahi Robbil 'aalamiin

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Irna
Assalamu'alaikum ummu,
Ujian memang merupakan kasih sayang Allah, tapi kadang datangnya beruntun yang membuat kita terkadang merasa terhempas, Bagaimana caranya agar kita bisa tetap bertahan dalam ujian yang datang timpa menimpa tersebut...?
Syukron jazakillah khair.

🌺Jawab :
‎وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

 ‎بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

MasyaAllah pertanyaannya bagus sekali dan faktual. Artinya hampir setiap diri kita pasti pernah mengalami saat-saat seperti ini.

Saya akan coba memberi jawaban dengan bahasa yang sederhana ya. Begini...

🔹Pertama :
Kita harus yakin bahwa setiap ujian hidup berapa pun porsinya harus kita terima dengan ihlas bahkan sebaiknya ibarat "berguman" kepada Allah ‎ﷻ :
"Yaa Allah ‎ﷻ hamba terima ujian yang Engkau bagikan kepadaku ini, hamba ikhlas, karena hamba yakin bahwa ujian ini telah menjadi kehendakMu atas diri hamba.
Hamba yakin bahwa Engkau adalah Dzat yang maha adil, maha baik, maha penyayang terhadap hambaNya yang beriman kepadaNya. Karena itu hamba yakin dibalik ujian ini Engkau pasti telah menyiapkan balasan yang terbaik bagi hamba. Hamba mohon ampun yaa Robb jika ujian berat ini karena suatu dosa hamba, hamba sungguh bertaubat atas dosa itu, dan juga dosa apa saja yang menyebabkan Engkau memberi ujian berat ini. .....dst"
Jadi biasakan berdialok dengan Allah ‎ﷻ dengan bahasa kita. Tentu sebaiknya setelah kita banyak melakukan ibadah, seperti sholat, dzikir, dan tilawah Qur'an.

🔹Kedua :
Yakinlah bahwa Allah ‎ﷻ itu maha suci. Termasuk suci dari berbagai bentuk kedzaliman sekecil apapun dari segala kehendak dan perbuatanNya.
Jadi tidak mungkin Allah ‎ﷻ yang maha suci dari kesalahan dan sifat tidak adil kemudian Dia memberi ujian kepada kita lebih dari batas kemampuan kita.

🔹Ketiga :
Dalam keadaan berat menanggung beban ujian maka perbanyaklah dzikir, khususnya 3 jenis dzikir, yakni :
- Istighfar
- Tasbih
- Kalimat Syukur

Yang mana usahakan dari ketiganya mengandung lafadz tauhid.
Seperti :
🔺Untuk Istighfar : laa ilaaha illaa an'ta subahaka inni kun'tu minadzhoolimiin
(Bisa juga dengan melazimkan baca syayyidul istighfar dalam sehari sebanyak yang kita mampu lakukan).
🔺Untuk Tasbih : subhanallahi wa bihamdihi, subhanallahi 'adziim
🔺Untuk Kalimat Syukur : yaa Robbi lakalhamd kamaa yambaghili wajhika wa 'adziimi shultoonik - atau kalimat syukur yang lain...

🔹Keempat :
Dengan fokus membayangkan bagaimana keadaan akhir hayat kita. Jika kita putus asa, kita tidak tahan dengan ujian dari Allah ‎ini, kita berarti tidak yakin terhadap kuasa Allah ‎ﷻ yang akan sangat mudah mengangkat ujian kita jika Dia kehendaki, tapi mengapa belum Allah ‎ﷻ lakukan, karena bisa jadi Allah ‎ﷻ masih menghendaki agar kita lebih dekat denganNya dalam keadaan seperti ini.

Ingat bahwa apa yang menurut kita tidak baik bisa jadi hal itu adalah yang terbaik menurut Allah ‎ﷻ . Dan sebaliknya jika kita anggap terangkatnya ujian ini adalah pasti baik menurut kita, bisa jadi bagi Allah ‎ﷻ dengan pengetahuanNya adalah hakikatnya tidak baik bagi kehidupan baik dunia dan akhirat kita.

Waallahu a'lam bishowwab

0⃣2⃣ Esa
Assalamu'alaikum bun..
Pertanyaannya
1. Samakah antara musibah dengan cobaan?
2. Bagaimana caranya supaya kita tidak terlena dengan cobaan kesenangan dunia?

🌺 Jawab :
1. Pada hakekatnya sama, keduanya adalah jika dari satu rumpun istilah maka pokonya adalah ujian atau cobaan.
Artinya sesuatu yang menjadi kegelisahan hati karena suatu beban yang tidak lazim atau memberatkan porsi kemampuan kita dalam batas kehidupan yang wajar.

Hanya saja yang kita kenal biasanya kalau ujian, bisa ujian kesempitan dan ujian kelapangan, keduanya merupakan suatu beban yang seharusnya dikembalikan kepada Allah ‎ﷻ karena merupakan semacam test case saja untuk mengetahui kesungguhan iman kita kepadaNya.

2. Menuntut ilmu dan mengamalkan dalam amal sholih baik ibadah ritual maupun amar ma'ruf nahi mungkar merupakan suatu tabiat yang in syaa Allah dapat meredam kecenderungan kita kepada gemerlap dunia.

Bagaimana tidak, jika kita sibuk dengan urusan persiapan bekal akhirat kita maka otomatis urusan dunia bagaimanapun menariknya tidak akan membuat kita kendor dalam mencintai kehidupan akhirat.

Kemudian juga perbanyak mengingat bagaimana kiranya keadaan kita kelak di hari kiamat yang begitu dahsyat.

Hari itu sangat berat. Masing-masing manusia akan sibuk dengan urusan pertanggung jawaban dirinya dihadapan Allah ‎ﷻ .

Darimana kita bisa mengetahui kehebohan keadaan hari kiamat. Tentu informasinya dari Al-Qur'an, oleh karena itu jika kita rajin mempelajari makna Al-Qur'an In syaa Allah akan memiliki sifat kehati-hatian dalam menjalani setiap sesi kehidupan kita.

Waallahu a'lam bishowwab.

0⃣3⃣ Nanda
Assalamualaikum Bund,
Yang ingin ana tanyakan tentang pendosa (manusia).
1. Apakah azab itu, samakah dengan ujian?
2. Jika tidak, seperti apa bedanya?
Jika keduanya beda samakah cara mendapat pertolonganNya??

🌺 Jawab :
1. Azab itu adalah hukuman dari Allah ‎ﷻ yang akan diturunkan kepada para pendosa kelak di akhirat. Sedangkan ujian bisa jadi semacam peringatan karena suatu kesalahan kita agar segera kembali ke jalan yang diridhoiNya atau bisa juga memang kehendak Allah ‎ﷻ untuk mengangkat derajat kita.

2. Cara mendapat pertolongan Allah ‎ﷻ tentu polanya sama.
Yakni temukan jalan agar diri kita menjadi hamba yang Allah ‎ﷻ ridhoi - dan kondisi ini harus kita pertahankan hingga akhir usia kita. Sehingga kita bisa disebut sebagai manusia yang khusnul khotimah.

Adapun bagaimana cara mendapat ridho Allah ‎ﷻ itu ...
Sebagian sudah saya jelaskan panjang lebar pada materi di atas.

Intinya adalah kita memurnikan iman kita (tidak memiliki sifat syirik dan munafik sedikitpun) - kemudian kita juga menjaga ketaatan kita kepadaNya. Ketaatan ini harus meliputi apapun yang di syariatkan Allah ‎ﷻ dan NabiNya Muhammad ﷺ .

Karena itu banyak kita baca ayat Al Qur'an yang Allah ‎ﷻ awali dengan panggilan :

Yaa ayyuhaladziina aamanuu wa 'amilushoolihat,...dst.

Ini suatu panggilan mesra dari Allah ‎ﷻ kepada hamba-hamba yang diridhoiNya.
Yakni 2 ciri utamanya;
Beriman dan Beramal Sholih.

Waallahu a'lam bishowwab.

0⃣4⃣ Rina
Bagaimana menyikapi sebuah ujian yang terus menerus menerpa...? Terkadang kita sudah semaksimal mungkin berdoa dan berusaha , namun belum bisa mendapatkan titik terangnya , kadang dalam hati ada keputus asaan... Bagaimana ya bunda minta solusinya...?
Apa itu penyebab dari semua dosa-dosa kita...?
Jazakillah

🌺 Jawab :
 ‎بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Allah ‎ﷻ berfirman :

‎مَاۤ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ  ؕ  وَمَنْ  يُّؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ يَهْدِ قَلْبَهٗ  ؕ  وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

"Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
(QS. At-Tagabun: 11)

Semua ujian adalah sudah seizin Allah ‎ﷻ ...
Terima dengan sabar.

Lebih baik merasa bahwa ujian yang diterima adalah karena dosa dan kesalahan kita atau bahkan karena kebodohan kita daripada kita tidak merasa berdosa dan merasa pintar dan sebagainya.

Karena dalam keadaan mengadapi ujian berat tentu harapan kita adalah pertolongan Allah ‎ﷻ ; saat mengharap pertolonganNya tentu tidak layak jika kita membanggakan diri dihadapanNya. Yang ada seharusnya menghinakan diri serendah-rendahNya, dan sebaliknya memuji dan mengagungkanNya.

Dengan demikian akan mudah kita memohon ampunan dan juga pertolonganNya.

Salah satu sifat yang tidak disukai Allah ‎ﷻ adalah rasa putus asa, mengapa...?

Karena dengan putus asa berarti ada perasaan tidak yakin bahwa Allah ‎ﷻ itu maha baik, bahwa Allah ‎ﷻ maha menolong hambaNya , maha menjawab doa-doa dan juga maha kuasa atas segala sesuatu.

Oleh karena itu jauhkan rasa putus asa itu. Bahkan di dalam Al-Qur'an Allah ‎ﷻ perintahkan kita untuk bersabar ...
Bersabar yang bagaimana...?

Sabar yang dahsyat ...
Dalam menjalani berbagai pahit getirnya kehidupan yang kita jalani.

Sabar disini mengandung pesan tidak saja tahan terhadap rasa sakit dan pilu hati tetapi juga sabar dalam tetap melaksanakan terus apa saja yang diperintahkan oleh Allah ‎ﷻ . Bahkan selain itu, harus sabar juga dalam menahan diri dari berfikir ataupun berbuat yang maksiat sehingga menimbulkan murka Allah ‎ﷻ .

Waallahu a'lam bishowwab.

0⃣5⃣ Rafika
Ada yang mengeluh kenapa setiap kali aku rajin ibadah, mendekatkan diri pada Allah selalu saja cobaan hidup semakin besar... Jadinya aku ibadahnya biasa-biasa saja deh daripada diuji terus-terusan... Pertanyaannya setiap kita mendekatkan diri pada Allah apakah selalu mendapatkan cobaan atau ujian hidup yang besar dan terus menerus...?

🌺 Jawab :
 ‎بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ukhti sayang ...
Dalam materi diatas saya sudah jelaskan bahwa setiap ujian itu pasti mengandung tujuan yang mana Allah ‎ﷻ ingin menguji kesungguhan keimanan hambaNya.

Jadi seyogyanya jika kita diuji maka kita harus positif thingking ya sayang, jangan sebaliknya berfikir kalau tidak sholih-sholih amat toh justru tidak ada ujian malah,...ini salah dan sangat merugikan diri kita.

Tahu nggak pikiran seperti itu datangnya dari siapa...?
Dari syetan.

Syetan membohongi kita agar tidak berusaha sholih, mendekat kepada Allah ‎ﷻ ; agar mereka bisa dengan leluasa menguasai dan mengendalikan pikiran kita.
Mereka buat kita terlena, jauh dari Agama, terbuai dengan segala hal keindahan dunia daripada urusan kehidupan akhirat. Mengapa...? Karena syetan ini kita kelak menjadi teman mereka di neraka. Na'udzubillahi mindzalik. Jangan mau kita ikut bisikan syetan.

Sedangkan mengapa ketika kita berniat baik atau ingin beribadah dan mendekat kepada Allah ‎ﷻ , menjalankan kehidupan yang Agamis justru ujian dateng bertubi-tubi, tahu nggak kenapa...?

Allah ‎ﷻ ingin tahu, niat kita benar  nggak, sungguh-sungguh nggak, rapuh nggak , mudah goyah nggak...?

Maka itu didatangkan ujian lah sehingga akan kelihatan jawabannya.

Demikian kira-kira gambaran sederhananya ya say...

Yang jelas segera rubah mindset anti .... jangan mudah menyerah dengan ujian yang datang jika langkah kita memang menuju Allah ‎ﷻ ...

Selalu bayangkan bahwa syetan selalu membawa gula-gula padahal hakikatnya mereka menginginkan kita lalai di dunia ini hingga akhir waktu hidup kita dan kelak masuk neraka.

Sedangkan Allah ‎ﷻ menghendaki keteguhan hati kita melalui ujian-ujian agar kita kokoh dalam mengimaniNya dan tabah serta sabar dalam menghadapi ujian yang sengaja didatangkanNya.

Ini pikirkan dengan cermat. Sekali lagi jangan terkecoh.

Hidup ini waktunya sangat singkat sayangku...
Jangan tunda-tunda untuk menjadi orang yang sholih. Karena bisa jadi waktu kontrak hidup terputus tiba-tiba tanpa ada kabar sebelumnya. Lantas bagaimana kiranya nasib kita kelak di akhirat...?

Padahal disana hanya ada 2 kapling saja...
Yakni Syurga dan Neraka .
Kira-kira siapkah kita menjadi penguhuni selain syurga...?
Nau'udzubillahi mindzalik.

Perbanyak istighfar agar hati lebih lembut dan mudah menerima nasihat serta cemerlang dalam menangkap atau memahami ilmu serta cekatan dalam melakukan amal ibadah dan segala kebajikan yang dapat menjadi pemberat timbangan amal kebaikan kita di akhirat kelak.

Waallahu a'lam bishowwab.

0⃣6⃣ Umi Andy
Apa bedanya pasrah menerima ujian dengan tawakkal...?
Saya menerima ujian atau cobaan tanpa berusaha untuk memperbaiki/menghalangi cobaan itu karena saya yakin semua tidak akan terjadi tanpa ijin ALLAH.

🌺 Jawab :
Pasrah dalam makna positif bisa saja sama dengan tawakal.

Tetapi yang perlu diluruskan dari pola pikir umi Andi, saya kira adalah bahwa yang namanya tawakal itu bukan berarti diam tidak berusaha.

Tawakal yang dimaksud oleh syariat islam adalah sesorang terus melakukan ihktiar dalam mencari solusi dari permasalahannya sayang...

Allah ‎ﷻ sangat menghargai hambaNya yang tidak kenal lelah melakukan ikhtiar dalam mencari jalan keluar dari problemanya.
Walaupun sesungguhnya solusi sudah disiapkanNya. Tetapi manusia disyariatkan untuk beramal (berbuat) kemudian bersamaan ikhtiarnya itu dia iringi dengan doa dan berbagai amal sholih yang menjadi tawasul kepada Allah ‎ﷻ .

Mari kita cermati...
Jika syariat yang diajarkan oleh Islam bahwa cara tawakal itu dengan berdiam diri pasrah tanpa usaha.
Lantas ...

Mengapa Rasulullah ﷺ bersama para sahabatnya harus berjuang melalui medan peperangan dalam meninggikan kalimatullah...? Bahkan keadaan mereka hingga harus mengorbankan raga dan jiwanya...

Kemudian para Nabi Allah ...
Sebut saja Nabi Musa 'alaihissalam.

Beliau tidak tahu bukan bahwa laut akan terbelah saat dirinya dan seluruh pengikutnya terbentur laut yang menutupi jalan pelariannya karena kejaran Fir'aun.
Pada batas diluar kemampuannya toh akhirnya Allah ‎ﷻ menolongnya. Akan tetapi tetap saja Allah ‎ﷻ ingin melihat bagaimana hamba yang akan diberi pertolongan itu menyempurnakan ikhtiarnya.

Demikian ya bunda sayang...

Semoga bisa difahami dengan mudah, maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan😘

Waallahu a'lam bishowwab.

0⃣7⃣ June
Ustadzah... Bagaimana dengan seseorang yang kebetulan sekeluarga sedang diuji dengan cobaan financial sehingga menyebabkan seseorang tersebut sudah tidak melaksanakan sedekah setiap menerima penghasilannya...?
Namun hanya memenuhi kebutuhan pokok keluarganya saja....
Kalau ada lebihnya disimpan buat jaga-jaga kalau ada keperluan mendadak seperti kalau ada yang tiba-tiba sakit......
Karena memang sudah tidak ada simpanan lagi....
Sedangkan bersedekah itu sangat dianjurkan.....
Mohon pencerahannya ustadzah....

🌺Jawab :
 ‎بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Yaa Allah tolonglah saudara kami ini, ukhti June dan keluarganya. Beri kelapangan dalam urusan dunianya dan juga beri keteguhan dalam urusan agama dan akhiratnya. Aamiin yaa Allah.

Ukhti June yang dirahmati Allah ‎...

Disinilah diantara fungsi berukhuwah islamiyah, walaupun hanya sebatas chat via WA seperti ini, namun jika hati kita khusyu' ... maka Allah ‎ﷻ akan pertemukan ruh-ruh kita dalam majelis ini. Dan Dia serta para MalaikatNya menjadi saksi terhadap apa yang sedang kita kerjakan ini. Kita bisa saling berbagi ilmu, saling mendoakan serta mungkin bisa saling menasehati. Kehidupan pergaulan seperti ini adalah kehidupan yang membuat hati kita "hidup" dalam arti berada dalam kondisi tidak lalai.

Terkait dengan apa yang sedang anti alami, bisa jadi diantara teman dan saudara yang ada disekitar kita juga mengalami hal serupa. Artinya anti tidak sendiri. Jangan bersedih.

Tidak bersedih juga bukan karena banyak saudara yang senasib akan tetapi lebih pada "berkaca"...

Barusan saya sempat menulis untuk salah satu sahabat saya yang qadarullah sedang mengalami keadaan musibah yang bertubi-tubi. Mungkin bisa menjadi bahan renungan kita bersama :

Semua rejeki itu tidak pernah dikirim kepada orang yang salah alamat. Demikan juga dengan ujian. Allah ‎ﷻ kirimkan ujian tidak pernah keliru kepada siapa yang dikehendakiNya.

Kalau ujian kesenangan biasanya membuat kita lupa kepada Allah ‎ﷻ, tapi kalau kita diuji dengan kesempitan atau musibah kesulitan dan lain-lain biasanya kita lebih semangat mendekat kepadaNya.

Jadi saya sering berfikir kalau sebaiknya terhadap ujian pun kita bersyukur kepada Allah ‎ﷻ karena apa pun ujian yang ditimpakan kepada kita ini adalah suatu bentuk penyelamatan Allah ‎ﷻ dari musibah yang lebih besar lagi. Atau bisa jadi ujian ini sebagai penebus dosa kita karena Allah ‎ﷻ menghendaki kita menjadi bersih dengan diberi ujian ini.

Mengapa seperti itu ?

Dalam setiap ujian apapun kita pasti beruntung ?

Karena kita adalah orang beriman. Sehingga ujian adalah kufarat (penghapus dosa).

Sedangkan bagi orang kafir juga mereka tak terlepas dari ujian berat seperti kita atau bisa jadi lebih berat lagi. Tapi ujian bagi mereka adalah DP azab yang disegerakan sedangkan azab neraka kelak diakhirat akan lebih dahsyat lagi jika mereka sebelum meninggal tidak islam.
Bersyukur karena kita muslim dan in syaa Allah muslim yang mukmin, semoga kita diberi karunia menjadi mukmin yang mukhlis dan juga yang muhsinin serta yang muqorrobin

Aamiin yaa Allah ‎
Yaa Robbal 'aalamiinn"

Demikian diantara suatu nasihat atau sekedar saran yang bisa saya utarakan.
Adapun terkait dengan bagaimana menyikapi keadaan keterbatasan rizki yang kita terima dengan niat bersedekah ?

Kan taqwa itu diperintahkan tidak hanya kita dalam keadaan lapang kan sayang...?

Termasuk dalam urusan shodaqoh memang bukan suatu kewajiban, akan tetapi jelas sekali dalil anjuran serta penjelasan keutamaannya yang firmankan oleh Allah ‎ﷻ dan disabdakan oleh Rasulullah ﷺ ; diantaranya :

‎لَن تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنفِقُوا مِن شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (Ali ‘Imran: 92).

Ini adalah dorongan dari Allah untuk hamba-hamba-Nya agar berinfak di jalan-jalan kebaikan.

Sedangkan Rasulullah ﷺ bersabda :

‎وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ

"Dan sedekah adalah bukti.” (HR. Muslim).

Maksudnya, bahwa sedekah yang dikeluarkan seorang hamba menunjukkan akan kebenaran iman yang ada dalam hatinya. Oleh karena itu, orang-orang munafik enggan mengeluarkan sedekah karena mereka tidak memiliki keimanan dalam hatinya.

Sedangkan jika kita mendahulukan cinta kita Allah ‎ﷻ atas kecintaan terhadap harta lalu kita keluarkan harta kita dalam rangka menggapai ridha Allah ‎ﷻ, WALAUPUN diri kita merasakan kesempitan yang luar biasa, maka ini menunjukkan kokohnya keimanan kita, kebajikan hati kita dan ketaqwaan yang mantab. Yang mana sifat-sifat tersebut akan menjadi penyebab turunnya pertolongan Allah ‎ﷻ .
Bagi yang yakin akan pertolongan itu segera akan turun.

Jadi permasalahannya yang harus dikuatkan adalah setelah mengimani Allah ‎ﷻ harus dilanjutkan dengan meyakini bahwa setiap penghambaan (berupa  amal shodaqoh) kita pasti akan dibayar cash olehNya.

Setiap pertolongan Allah ‎ﷻ kepada diri kita biasanya besarnya akan sebanding dengan besarnya keyakinan kita terhadap kekuasaanNya untuk menolong kita.

Jadi silahkan dibuktikan saja ukhti sayang ... Saran saya tetaplah beramal shodaqoh walaupun nilainya hanya sedikit, misal 1rb atau 2rb atau hingga 10rb jika tidak memberatkan, yang penting kita niatkan rutin dan benar-benar mengharap ridho dan balasan Allah ‎ﷻ ... maka anti bisa tunggu bagaimana dahsyatnya pertolongan Allah ‎ﷻ akan diturunkanNya untuk diri kita.

Ingat hadist dibawah ini :

‎خَيْرُ الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى

"Sebaik-baik sedekah adalah yang masih menyisakan kecukupan.” (Muttafaq ‘alaih)

Namun ada juga hadits lain yang menyatakan bahwa sedekah paling utama adalah sedekah yang dikeluarkan oleh orang yang fakir. Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – ditanya sedekah apa yang paling utama, beliau menjawab,

‎جَهْدُ الْمُقِلِّ

"Shodaqohnya (yang dikeluarkan) oleh seorang yang fakir.” (HR. Abu Daud dan an-Nasai).

Semoga jawaban singkat ini bisa melegakan ukhti June dan kita semua juga dapat mengambil pelajaran darinya.

Waallahu a'lam bishowwab.

0⃣8⃣Rima
Ustadzah....
Bagaimana jika kita sering diuji dalam hubungan sosial bermasayarakat kemudian kita memutuskan untuk dirumah saja tidak mau aktif di masyarakat.
Apakah itu keputusan yang benar?

🌺Jawab :
 ‎بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ukhti Rima yang dirahmati Allah ‎ﷻ

Mari kita coba buka hati kita , kita niatkan perdalam ilmu Agama ini agar kita bisa melaksanakan berbagai ketaatan kepada Allah ‎ﷻ .

Saran saya jangan kita berfikir fokus pada eksistensi kita di luar rumah. Sebelum kita memahami bagaimana Allah ‎ﷻ memberi arahan bagaimana keadaan yang terbaik bagi kita dan yang paling diridhoiNya.

Bukankah percuma saja jika kita puas dengan kehidupan kita dalam bentuk apapun jika keadaan itu bukan yang diridhoi Allah ‎ﷻ ?

Baik ...
Sekarang mari kita renungkan bagaimana sih kehendak Allah ‎ﷻ atas diri kita yang ditakdirkanNya sebagai seorang wanita...?

Ukhti yang dirahmati Allah ‎ﷻ ...

Diantara perintah Allah ‎ﷻ kepada wanita muslimah adalah perintah untuk tinggal dan menetap di rumah-rumah kita.
Allah ‎ﷻ berfirman :

‎وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيراً

"Dan hendaklah kamu tetap tinggal di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Al Ahzab: 33).

Ayat di atas adalah sebuah perintah yang tidak mungkin Allah ‎ﷻ bersikap tidak adil kepada hambaNya wanita.

Perintah di atas juga banyak mengandung hikmah dan maslahat. Tidak hanya bagi wanita itu sendiri, namun juga mengandung kemaslahatan bagi umat.

Jadi saran saya sebaiknya kembali perhitungkan dengan seksama plus dan minusnya jika kita berada (beraktivitas) di luar rumah, karena jika manfaatnya sangat sedikit dan justru mengandung mudharat yang banyak maka kita tidak perlu merasa terlalu resah jika tidak bisa berkiprah di luar rumah. Karena fitrah wanita adalah berada di dalam rumahnya. Ini sudah merupakan suatu amal besar jika diniatkan memenuhi perintah Allah ‎ﷻ .

Banyak hal yang bisa dilakukan oleh wanita di rumahnya dan semua itu oleh Allah ‎ﷻ dicatat sebagai amal sholih dan sebuah bukti ketaqwaan kepadaNya. Sekali lagi jangan tinggalkan niat untuk taqwa sehingga amal kita sampai kepadaNya.

Waallahu a'lam bishowwab.

0⃣9⃣ Umi Andy
Mau berusaha tapi situasi kondisi tidak mendukung karena jarak yang jauh dan sudah terjadi jadi cuma bermuhasabah bahwa ini semua karena kesalahan dan dosa umi sendiri,
Salahkah umi berpendapat demikian...?

🌺Jawab:
 ‎بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Merasa bersalah terhadap diri sendiri adalah sesuatu yang lebih baik daripada kita berbangga diri dan tidak memiliki rasa bersalah, karena bisa mengeraskan hati dan membuat nasihat sulit masuk dan diterimanya.

Namun sedih atau menyesal karena kesalahan diri TIDAK boleh dibiarkan terus menerus berlangsung pada dirinya. Mengapa...?

1. Karena akan menghalangi diri untuk move on. Seorang yang terlalu merasa bersalah dan perasaan tersebut terus menerus menghantuinya maka akan membuat syetan mudah masuk ke dalam pikirannya. Mempengaruhi dirinya dengan bisikan-bisikan yang bersifat pesimis. Hingga seseorang akan menjadi mudah putus asa, emosional labil, tidak memiliki harapan yang baik kedepannya, merasa jalan buntu bagi segala usahanya dll. Ini sangat bahaya.

2. Dengan terus menerus merasa bersalah artinya ia tidak yakin bahwa Allah ‎ﷻ itu maha mengampuninya, maha memaafkan, maha mendengar segala doa yang dipanjatkan oleh hambaNya, serta maha memberi pertolongan terutama bagi hambaNya yang yakin bahwa perrtolonganNya itu sangat dekat.

Adapun diantara taqwa kepadaNya adalah :
Dengan bersabar, tawakal, tidak putus asa, tidak su'udzhon kepada Allah, optimis dan penuh cinta, takut dan berharap kepadaNya.

InsyaAllah semua kegelisahan maupun beban berat yang ada di pundak dan pikiran kita akan segera diangkatNya.

Waallahu a'lam bishowwab.

1⃣0⃣ Dwie
Assalamualaikum Ustadzah,
Saya sering merasa Allah tidak mendengar Doa saya.. Ujian datang silih berganti seakan menurut saya tidak ada putusnya...Padahal saya berfikir, saya selalu lakukan ibadah, selalu berusaha berbuat baik dan berusaha selalu membahagiakan orang tua dan saudara saudara saya yang kurang mampu, tapi tetap saja ujian datang yang terkadang membuat saya lemah dan malas...Apa yang harus saya lakukan ustadzah untuk bisa memperbaiki semuannya. Saya takut karena hal ini bisa melemahkan iman saya.....Dulu saya sering ke orang pintar tapi sudah lama saya buang semua jimat-jimat yang saya punya dan tidak pernah ke orang pintar lagi dan lebih banyak mendekatkan diri pada Allah...Tapi tetap saja ujian datang bertubi-tubi!! Mohon saran dan solusinya ustadzah.... Thanks

🌺Jawab :
 ‎بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Pertama :
Tidak baik kita sebagai hamba yang beriman kepada Allah ‎ﷻ memiliki prasangka bahwa Allah ‎ﷻ tidak mendengar doa kita dan juga tidak mengabulkan permohonan kita. Karena hal ini tentu bertentangan dengan firmanNya yang mulia :

Allah ‎ﷻ berfirman :

‎وَاِذَا  سَاَلَـكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ  ؕ  اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran."
(QS. Al-Baqarah: 186).

Segera luruskan hati dan berkhusnudzhon terhadap segala takdir Allah ‎ﷻ yang diberikan kepada kita.

Jelas jika kita sungguh-sungguh mengimani Al Qur'an maka kita akan yakin atas kebenaran dari seluruh ayat-ayat yang ada di dalamnya.

Bahwa sungguh Allah ‎ﷻ itu mendengar doa setiap hamba yang berdoa kepadaNya. Akan tetapi mengapa doa itu belum juga berjawab ?
Yang jelas pasti bukan salah Allah ‎ﷻ kan bunda ? Karena Dia maha suci dari segala kesalahan ataupun kebatilan sekecil apapun. Yang ada justru Dia maha Rahman, maha Rahim, maha Mujiib, dst.

Lantas apa kira-kira yang menyebabkan doa kita didengar tetapi belum dijawab Allah ‎ﷻ ?

Bisa jadi karena :
1. Kita belum memenuhi syarat terkabulnya doa. Bisa terkait adab dan hal-hal yang menghalanginya.
2. Bisa jadi juga karena kita belum banyak bertaubat kepada Allah ‎ﷻ .
3. Bisa jadi karena kita masih memiliki sifat over confident (terlalu percaya diri bahwa sudah baik).
4. Bisa jadi kita tidak berdoa yang sifatnya memohon dengan segala penyerahan jiwa dan raga tetapi justru terkesan mendikte atau bahkan memaksa Allah ‎ﷻ .
5. Bisa jadi masih banyak hak-hak Allah ‎ﷻ yang belum kita penuhi.
6. Jika kita merasa sudah banyak melakukan berbagai kebaikan dan amal sholih yang utama, maka seharusnya penghargaan Allah ‎ﷻ kepada kita adalah cash (kontan), terutama jika kita berbakti kepada orangtua kita. Tetapi mengapa tidak demikian ? Mungkin kita perlu meluruskan niat kita. Ini PR yang vital dan perlu direnungkan sayang.

Tentu hal-hal seperti di atas harus diperbaiki dulu. Disholihkan dulu akhlaq kita. Disalimkan dulu qolbu kita. Hingga doa-doa kita tidak menggantung tetapi langsung menembus langit dan akan diprioritaskan oleh Allah ‎ﷻ.

Kedua :
Allah ‎ﷻ tidak akan menguji hambaNya lebih dari batas kemampuan sang hamba.

Simak firman Allah ‎ﷻ berikut :

لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". (QS. Al Baqoroh : 286).

Ayat di atas tentu sudah akrab dengan kita semua karena in syaa Allah kita telah melazimkan baca setiap harinya.
Dengan demikian tinggal kita lakukan penghayatan maknanya, imani janjiNya, dan juga laksanakan pesan yang ada di dalamnya, termasuk memanjatkan DOA sebagaimana yang diajarkanNya.

Ketiga :
Ujian adalah sebagai bentuk kasih sayang Allah ‎ﷻ agar kita segera kembali dari jalan yang tidak diridhoiNya, atau bisa juga karena Allah ‎ﷻ ingin mengangkat derajat kita.
Diantara bentuk kasih sayang Allah ‎ﷻ adalah menjaga hambaNya dari kesia-sia an. Apa itu ?
Sibuk dengan segala urusan yang berbau dunia. Dengan menjauhkan hamba dari kecintaan terhadap dunia diberikannya kondisi yang penuh dengan ujian, hingga kadang kita merasa ujian itu datang bertubi-tubi. Padahal dibalik itu adalah agar kita diarahkan agar sibuk mendekat kepadaNya, merengek, mengadu dan memohon pertolonganNya. Bukankah ini kondisi yang baik bunda ?

Coba kita lihat betapa banyaknya manusia yang diberi kekayaan berlimpah, ketenaran, kelapangan dalam segala hal hingga apapun yang ia inginkan akan didapatnya dengan mudah. Tetapi sayang hatinya justru sulit untuk menerima panggilan ketaatan kepada Allah ‎ﷻ. Jiwanya keras dan enggan mengikuti syariat Agama Allah ‎ﷻ, mengapa demikian ?
Karena dia merasa sudah tidak membutuhkan yang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Ketumpulan hatinya semakin hari semakin dalam karena semakin jauh tertipu syetan dengan mengabdi pada kehidupan dunia.
Na'udzubillaahi mindzalik.

Keempat :
Ketika kita memiliki hajat keperluan kepada Allah ‎ﷻ agar ditolongNya maka hal prinsip yang harus kita pegang pertama adalah Keyakinan kita terhadapNya.

Jika kita tidak yakin bahwa Dia maha menolong, Dia maha mendengar, Dia maha berkehendak, dan juga maka kuasa atas segala sesuatu di alam semesta dan seluruh jagat raya ini. Maka tidak adil dong jika kita menganggap Allah ‎ﷻ tidak mengabulkan doa kita karena prasangka-prasangka kita ini dan itu.

Oleh karena itu yakinlah kepada Allah ‎ﷻ, jaga hak-hakNya, jaga kemuliaan dan keagunganNya. Banyaklah memujiNya. Banyaklah memohon ampun kepadaNya. Dan juga murnikan ke Esa-anNya.

InsyaAllah doa pasti akan terjawab. Ok ?

Mulai sekarang rubah pikiran kita ya bunda sayang ... cintai Allah ‎ﷻ dengan cinta yang dahsyat, penuhi perintahNya dan agungkan Asma dan SifatNya sebagaimana mestinya.

Waallahu a'lam bishowwab.

1⃣1⃣ Uky
1. Seringkali kita berpikiran bahwa ujian disaat kita sedang mengalami musibah. Namun, ujian juga bisa datang saat kita merasa bahagia, senang. Bagaimana caranya agar kita tetap bertawakkal?

2. Seperti tadi dikatakan bahwa ujian sudah seizin Allah. Bagaimana cara kita agar kita bisa tetap ikhlas menjalani semua cobaan itu?
Terima kasih

🌺Jawab :
 ‎بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Pertanyaan-pertanyaan yang sangat bagus sayang...

Ukhti Uky yang dirahmati Allah ‎ﷻ ...
Kita selayaknya bersyukur telah memiliki kesadaran bahwa tidak semua ujian Allah ‎ﷻ itu berupa keadaan yang tidak nyaman dan menyesakkan bahkan tak jarang menyakitkan baik fisik maupun batin kita.

Akan tetapi ujian dari Allah ‎ﷻ juga bisa turun berupa kelapangan, kebahagiaan, dan berbagai bentuk kesenangan hidup yang disukai oleh manusia.

Kalau kita diuji dengan yang tidak enak maka mudah sekali kita kembali kepadaNya, meringkuk bersimpuh memohon belas kasihNya. Walaupun ini bukan tidak baik juga ... hehehe.

Tapi ketika ujian yang Allah ‎ﷻ turunkan berupa kenikmatan maka jangankan bersyukur .., ingat kalau nikmat tersebut adalah ujian saja jarang.

Oleh karena itu saya katakan bahwa ini adalah pertanyaan yang sangat baik dan hendaknya menjadi tadzkiroh (pengingat) bagi kita semua agar bisa mengambil pelajaran darinya.

Bagaimana cara agar nikmat yang kita terima menjadikan kita tetap menjadi hamba yang bertawakal kepadaNya ?

Tentu jawaban utamanya adalah :

Jaga rasa syukur kita, bahkan tingkatkan terus jangan sampai kendor sedikit pun. Sebagaimana arahan Allah ‎ﷻ jika kita bersyukur kepadaNya baik saat diberi kelapangan maupun kesempitan maka Allah ‎ﷻ akan menambah nikmat atau segala yang kita butuhkan yang mengandung jaminan kebaikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Akan tetapi sebaliknya, jika kita kufur nikmat, tidak mau bersyukur kepada Allah ‎ﷻ atau enggan dan malas maka Allah ‎ﷻ mengancam dengan hukumanNya yakni berupa azab yang sangat pedih. Mengapa Allah ‎ﷻ sebut dengan azab ? Padahal konotasi azab adalah hukuman yang akan diturunkan kelak di akhirat. Karena Allah ‎ﷻ masih menunggu atau memberi kesempatan kepada hambaNya untuk bertaubat.

Dan jika peringatan azab akhirat juga tidak digubris manusia maka jelas kenikmatan-kenikmatan yang telah diterima manusia itu hanya akan bersifat semu dan sementara, tidak ada keberkahannya. Bahkan bisa saja justru menjadi istijroj baginya. Yakni suatu nikmat yang sengaja diturunkan untuk menambah kekufuran manusia hingga kelak balasan azab juga akan dilipatgandakanNya.
Na'udzubillahi mindzalik.

Bagaimana cara bersyukur itu ?

1. Laksanakan segala perintahNya.
2. Jauhi laranganNya.
3. Tauhidkan DiriNya.
4. Banyak berbagi kepada sesama.
5. Jaga hukum-hukumNya dalam kondisi apapun.
6. Perbanyak mengucap kalimat-kalimat pujian kepadaNya dan juga ungkapan syukur kita secara lisan.
7. Sedangkan syukur dengan hati bisa melalui penghayatan atas seluruh ibadah yang kita lakukan.

Kemudian tentang bagaimana menjaga keikhlasan hati menerima ujian dari Allah ‎ﷻ ?

Dengan perbanyak dzikir kepada Allah ‎ﷻ .
Sungguh kalimat-kalimat dzikir itu sangat dahsyat pengaruhnya bagi ruh dan hati kita. Apalagi jika kita memahami maknanya dan selalu meresapi dan menghayati saat mengucapkannya. Karena setiap dzikir yang kita lantunkan dengan ikhlas, apakah itu tasbih kita, tahmid kita, takbir kita dan juga lafadz-lafadz dzikir yang memiliki keutamaan besar sebagaimana disebutkan oleh Hadist Nabi ﷺ maka hal itu merupakan salah satu cara kita mendekat kepada Allah ‎ﷻ yang sifatnya bisa kita lakukan setiap saat dan dimana saja posisi kita.

Dzikir ini akan mendekatkan ruh kita dengan Allah ‎ﷻ ; ketika ruh sudah memiliki maqom yang stabil disisi Allah ‎ﷻ maka kita akan merasakan bahwa segala apa yang terjadi serta hiruk pikuk dunia ini adalah sangat kecil di dalam pandangan kita.

Tidak ada masalah yang lebih besar bagi kita kecuali jika yang terjadi adalah musibah yang menimpa urusan Agama kita, urusan renggangnya hubungan kedekatan kita dengan Allah ‎ﷻ . Dengan demikian termasuk bagaimana kita menyikapi segala ujian yang terkait dunia ini maka otomatis sudah tercakup keikhlasan hati kita menerimanya.

Ibarat jika anak kita suatu saat membuat kesal kita, maka apa yang kita katakan dalam hati setelah ungkapan kekesalan kita kepadanya, tentu ridho dan ikhlas kita tidak pernah terlepas dari hati kita untuknya.
Bisa jadi seorang ibu setiap habis ngomelin anaknya, atau bahkan dalam waktu bersamaan dengan omelan itu, hatinya mengadu kepada Allah ‎ﷻ bahwa kita ridho kepadanya, kita mohon agar Allah ‎ﷻ tidak murka kepadanya, karena kekecewaan kita hanya suatu bentuk didikan saja bukan benar-benar lepas dari rasa ridho.

Demikian juga dengan keadaan ujian yang kita terima, karena kita sadar bahwa semua terjadi dengan seizinNya maka yang kita segera tonjolkan adalah rasa cinta kita kepadaNya, sehingga kekesalan, kekecewaan dan lain sebagainya yang sifatnya tidak ridho dengan perbuatan Allah ‎ﷻ akan terpendam dan tidak muncul dipermukaan hati kita. Namun untuk bisa seperti ini tentu kita semua harus terus latihan dan latihan. Banyak merenung, istighfar dan mohon perlindngan dan dijauhkan dari bisikan syetan. Karena kondisi salim qolbu seperti ini susah dimiliki kecuali orang-orang yang hatinya khusyu'. Yang terbiasa menempa dari dengan berbagai amal sholih yang utama sehingga syetan akan sulit masuk kedalam hatinya dan mengusai akhlaq dan perilakunya.

Demikian ya ukhti sayang. Semoga dengan penjelasan singkat ini bisa dimengerti. Yang baik dari Allah ‎ﷻ dan semua kesalahan yang ada tentu dari kesalahan saya.

Waallahu a'lam bishowwab.

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSiNG STaTeMeNT💎

Besarnya Pertolongan Allah tergantung pada keyakinan kita atas kekuasaanNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar