Kamis, 13 April 2017

Sebesar Apa Cintamu???



OLeh :  Irnawati Syamsuir Koto

Temen"... bicara soal cinta... malam ini kita mau ngomongin cinta kesesama apa mau cinta ke Allah?
πŸ’Ž Dua-duanya,,
πŸ’Ž hmmmmmmm....... Siapa yaπŸ€”
πŸ’Ž Sesama dan Alloh
πŸ’™ Kedua-duanya yaa 
Okey, insyaa Allah kita bicara cinta malam ini, vertikal dan horizontal,
Sahabat" ku yang ku cintai karena Allah...
Berbicara tentang cinta, siapa sih yang tidak tahu tentang hal ini?
Siapa pula yang belum pernah merasakan mencintai juga dicintai?
Tentu setiap orang pernah, bukan?
Setiap orang mengenal dengan yang namanya cinta dan bahkan sangat akrab dengannya, tentu setiap orang pun dapat mendefinisikan cinta sesuai dengan kreatifitas, pengalaman, dan perspekfifnya masing-masing.
🌸🌸🌸
CiNTA dalam pandangan islam seperti iman, yaitu :
Diyakini dengan HATI
Diucapkan dengan LISAN
Daaaaan
Dibuktikan dengan TINDAKAN
Karena mencintai merupakan salah satu ciri orang-orang beriman.
Cinta itu tak hanya sekedar kata kata yaaa... perlu dibuktikan,
Apa yaa kira" pembuktian cinta?
Kira" udah pada pengalaman dengan yang namanya cinta😁
Para jofisha duduk termangu disudut kamar membaca pengalaman para seniornyaπŸ˜…
Ini keinginan para jofisha πŸ˜‚
Cinta.....
Diyakini dengan hati, yaitu cinta datang bukan berasal dari dorongan nafsu. Tetapi, cinta datangnya dari iman di dalam diri yang mengedepankan akhlak mulia dan ketaqwaan kepada Allah swt. Karena cinta atas dasar nafsu takkan mendatangkan kebahagiaan dan ketentraman di jiwa, kecuali kesengsaraan dan kehinaan yang berkepanjangan.
Diucapkan dengan lisan, yaitu cinta diucapkan kepada seseorang yang kita cintai, dan itu termasuk sunnah karena Rasulullah sendiri menganjurkannya. Namun ada aturannya, yaitu cinta diucapkan kepada yang sudah mukhrim (halal), teman yang shalih, dan yang paling penting adalah kepada orang tua.
Dibuktikan dengan tindakan, karena Rasulullah saw pernah berkata bahwa jika ada seorang laki-laki mencintai seorang perempuan, maka melamarnya untuk dijadikan istri merupakan bentuk dari pembuktian cintanya. Jika menyukai, segera nikahi. Tetapi kalau belum mampu, maka berpuasalah, Yaitu kendalikan nafsu dan cintai dalam diam. Itu semua demi menjaga kesucian diri sendiri dan kusucian dia yang dicintai.
Namun ketika kita berbicara tentang ‘hakikat’ sebuah cinta, maka seyogyanya kita mampu mengenali cinta secara objektif.
Yaitu tentunya dengan mengembalikan definisi cinta sesuai pengertian yang sebenar-benarnya.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak memiliki pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati akan dimintai pertanggungjawabannya.”
(QS. Al-Israa’: 36)
Firman Allah tersebutlah yang menjadi dasar akan pentingnya kemudian kita harus mempelajari cinta sesuai dengan hakikatnya, supaya kita tidak salah pengertian dalam mendefinisikan serta mengamalkan cinta.
Cinta secara hakikatnya jika dipandang secara umum yaitu sedia mengorbankan waktu, tenaga, dan harta kita hanya untuk sesuatu yang kita cintai. Sedangkan cinta secara hakikatnya jika dipandang secara syari'at islam yaitu mencintai seseorang atas dasar ketaqwaan kita kepada Allah Swt. Jadi, kalau bisa kita simpulkan dari dua pandangan tersebut bahwa, cinta secara hakikatnya yaitu sedia mengorbankan waktu, tenaga, dan harta kita kepada Allah swt. dengan tujuan untuk kemaslahatan manusia.
Cinta sangat erat kaitannya dengan kehidupan. Karena memang setiap manusia tidak bisa hidup tanpa sebuah cinta.
Di mana-mana bisa kita temukan cinta. Bahkan bagaimana mungkin manusia lahir dan berkembang tanpa ada sebuah cinta yang melahirkan dan membangunnya?
Maka jika memang cinta sangat erat kaitannya dengan kehidupan, hal tersebut berarti bahwa kita harus merujuk pada sumber petunjuk dalam kehidupan untuk kemudian kita menemukan definisi dari hakikat sebuah cinta.
Lantas pertanyaannya, apakah sumber petunjuk dari sebuah kehidupan? Tentunya, sebagai muslim kita berpegang teguh pada Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai sumber petunjuk kehidupan yang sebenar-benarnya.
🌸🌸🌸
Berikut beberapa poin tentang ciri-ciri cinta menurut Islam, yang kemudian setelahnya barulah kita bisa menyimpulkan definisi hakikat dari sebuah cinta menurut Islam.
Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
*1. Sensitif Terhadap Nama*
Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala berikut, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang apabila disebut nama Allah maka gemetarlah hati mereka.”
(QS. Al-Anfaal: 2)
*2. Semakin Berinteraksi Semakin Cinta*
Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala berikut, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang...
Apabila dibacakan ayat-ayat-Nya maka bertambahlah keimanannya.”
(QS. Al-Anfaal: 2)
*3. Sikap Rela Berkorban*
Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala berikut, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang... senantiasa berserah diri kepada Tuhannya.”
(QS. Al-Anfaal: 2)
“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah, dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.”
(QS. Al-Baqarah: 207)
*4. Senantiasa Mengingat*
Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala berikut, “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
*5. Patuh/Taat*
Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala berikut, “Katakanlah (Muhammad): "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. Ali-Imran: 31)
Nah, dari ciri-ciri di atas kira-kira sudah dapat kita simpulkan belum tentang hakikat sebuah cinta?
Atau sempat berpikir tidak sih mengapa ayat di atas kebanyakan menyebut “orang-orang yang beriman”?
Ya, karena memang hakikat sebuah cinta adalah erat kaitannya dengan keimanan. Begitulah kesimpulannya. Lantas pernyataan seperti itu juga didukung oleh sabda Rasulullah shallallahu’alayhi wa salam berikut :
“Ada tiga perkara yang apabila dimiliki oleh seseorang, dia akan merasakan manisnya iman. Yakni Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada kecintaannya terhadap sesuatu yang lain, mencintai orang lain semata-mata hanya karena mencari keridhaan Allah, dan takut kembali ke jalan kufur sebagaimana dia takut dirinya di masukkan ke dalam siksa neraka.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Lagi-lagi di dalam hadits tersebut istilah cinta dikaitkan dengan keimanan. Karena memang seperti itu, antara cinta dengan iman sangatlah erat hubungannya, bahkan tidak seharusnya dipisahkan.
Cinta atas dasar keimanan adalah ketika kita mencintai seseorang/sesuatu maka akan membuat keimanan kita semakin bertambah. Atau dengan kata lain semakin mencintai maka semakin berkembang pula keimanan kita.
🌸🌸🌸
Namun jika cinta tidak didasari keimanan maka sudah barang tentu ketika kita mencintai seseorang/sesuatu maka justru akan menganggu atau bahkan menghambat berkembangnya keimanan kita.
Cinta yang seperti ini tentu tidaklah dapat dikatakan ‘cinta’ namanya. Walaupun memenuhi ciri-ciri sebuah cinta namun jika cinta tersebut tidak sesuai dengan sebagaimana dasar keimanan maka tetap tidaklah dapat dikatakan ‘cinta’ namanya.
Banyak sekali tulisan-tulisan, perkataan-perkataan, dan tindakan-tindakan tentang cinta namun pada kenyataannya tidaklah sesuai dengan aturan keimanan atau dengan kata lain membuat pelakunya justru bermaksiat (melanggar aturan) dari Allah maka sudah jelas lagi-lagi kita harus tegas katakan bahwa hal tersebut bukanlah ‘Cinta’ namanya, melainkan nafsu.
Karena jika cinta yang berlandaskan sebuah keimanan maka tidak akan menyalahi aturan yang ada. Terlebih, di dalam cinta itu sendiri ada beberapa peraturan yang setidaknya harus dipenuhi bagi kita.
Adapun peraturan-peraturan tersebut sesuai dengan hadits yang ada, yaitu sebagai berikut:
*1. Jangan Salah Melabuhkan Cinta*
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu’alayhi wa salam berikut, “Cintamu terhadap sesuatu (bila tidak hati-hati) akan membuat (hati)mu buta dan tuli.”
(HR. Ahmad)
*2. Mencintai Allah & Rasul-Nya Lebih Dari Siapapun/Apapun*
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu’alayhi wa salam berikut, “Ada tiga perkara yang apabila dimiliki oleh seseorang, dia akan merasakan manisnya iman. Yakni (di antaranya) Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada kecintaannya terhadap sesuatu yang lain.”
(HR. Bukhari & Muslim)
“Tidaklah beriman seorang di antara kalian sampai dia mencintai aku, lebih dari cintanya kepada anaknya, ibunya, dan manusia seluruhnya.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Pada realitanya betapa banyak orang yang mengatakan cinta kepada Allah, namun sangat sedikit yang berani berkorban yang terbaik untuk-Nya dan agama-Nya. Untuk mendapatkan kesenangan dunia, kita berani berkorban apa saja milik kita yang terbaik. Namun untuk meraih kebahagiaan akhirat, surga dan ridha Allah kita hanya berkorban seadanya.
*3. Menikah*
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu’alayhi wa salam berikut, “Tidak ada yang lebih pantas dari dua orang (bukan mahram) yang saling mencintai kecuali menikah.”(HR. Ibnu Majah)
*4. Jika Belum Mampu Menikah Maka Berpuasa*
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu’alayhi wa salam berikut, “Wahai para pemuda, menikahlah! Karena (menikah) itu lebih bisa menjaga pandangan dan kemaluan kalian. Barangsiapa yang belum mampu, berpuasalah. Sebab, puasa itu adalah perisai (meredakan nafsu).”
(HR. Bukhari, Nasa'i, & Tirmidzi)
Keempat peraturan cinta tersebut seharusnya dipenuhi, karena jika tidak maka tentu bukan cinta namanya dan tidak sesuai dengan hakikat dari sebuah cinta tentunya. Karena lagi-lagi jika berbicara tentang hakikat maka sudah barang tentu ada kaidah-kaidah atau batasan-batasan yang sepatutnya dijaga. Dalam hal ini, hakikat cinta seyogyanya turut serta diamalkan berikut dengan aturan-aturan yang ada, supaya pelaku tidaklah tersesat dalam mengamalkan cinta.
Cinta yang sejati atau cinta yang hakiki seperti penjelasan di ataslah seharusnya, sesuai dengan kaidah dan aturan yang ada. Tidak salah memahami, dan mengindahkan batasan. Seperti itulah cinta. Maka jika tidak, bukanlah cinta namanya, melainkan nafsu. Karena nafsu tidaklah memedulikan kaidah dan aturan yang ada. Salah memahami, dan tidak mengindahkan batasan. Lagi-lagi begitulah nafsu.
🌸🌸🌸
Nah, sebagai ummat Muslim tentunya kita harus mengetahui dasar cinta ini, supaya kita tidak salah dalam memahami dan mengamalkan cinta, supaya cinta yang kita jalani tidaklah melanggar batasan yang ada, dan tentunya supaya cinta yang kita miliki diridhai oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke mulut, tetapi cinta adalah anugerah Allah yang indah dan suci, jika manusia dapat menilai kesuciannya. Islam sangat menjaga kesucian cinta, sehingga tidak ada istilah pacaran. Tak perlu pacaran, karena jodoh sudah diatur.
Yang terpenting adalah kita menata diri kita menjadi orang yang baik, dan insya Allah jodoh kita pun baik. Allah akan memberikan pasangan jiwa yang sesuai dengan perangai kita, jika ingin dapat yang baik, maka jadilah orang baik. Seperti pada firman Allah berikut ini :
“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).” (QS An-Nur:26)
Adapun bila pasangan kita buruk (tidak sesuai harapan), maka itu adalah ujian bagi kita untuk menjadi hamba-Nya yang bersabar dan bersyukur. Karena surgalah tempat mereka yang mampu bersabar dan bersyukur. Cinta yang baik juga harus bisa membuatmu menjadi lebih baik dari sebelumnya. Bila cintamu membuat hidupmu lebih buruk, maka jangan takut untuk melepaskannya pergi.
🌸🌸🌸
Cinta terbesar dan cinta hakiki bagi orang yang beriman ialah cinta kepada Allah. Sehingga cinta kepada Allaah-lah yang seharusnya menjadi motivator terbesar dan tidak terbatas.
Jika Allah yang menjadi tujuan, kenapa harus dikalahkan oleh rintangan-rintangan yang kecil di hadapan Allah?
Jika mencari nafkah merupakan ibadah, semakin kerja keras kita, Insya Allah semakin besar pahala yang akan diberikan oleh Allah.
Jika nafkah yang didapat merupakan bekal untuk beribadah, maka semakin banyak nafkah yang didapat, semakin banyak ibadah yang bisa dilakukan.
Jika Cinta Kepada Allah telah kita ikrarkan , maka dalam Melaksanakan berbagai kewajiban merupakan kita jadikan pintu kecintaan kepada Allah yang paling besar.
Berapa ramai umat Islam yang mangaku bahwa ia mencintai Allah Swt. namun reliti kehidupannya, ia banyak mengabaikan perintah–perintah-Nya terutama yang fardhu.
Banyak sekali amalan- amalan yang di wajibkan Allah Azza Wa jalla kepada hamba-Nya, seperti solat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu tidak dilaksanakan dengan sempurna .
Mereka meninggalkan akhlak Islam, tidak menjalankan hukum-hukum Allah dalam kehidupan dan meninggalkan sifat-sifat mahmudah dalam kehidupan.
Sebagai tanda bukti cinta seorang hamba kepada Allah maka hendaklah ia memperbanyak amalan amalan sunat dan mengamalkan sunnah Nabi s.a.w.
🌸🌸🌸
Orang yang hanya melaksanakan yang wajib belumlah di katagorikan mulia, selagi tidak menambahkan dalam amalan kehidupannya amalan-amalan sunat dan sunnah. karena kedekatan dan kecintaan kepada Allah adalah dengan seringnya bercengkrama dengan Allah. selayaknya kita akan sering rindu untuk bercengkrama dengan orang yang kita cintai.
Tanda bukti cinta seorang hamba kepada Allah adalah ia memperbanyak zikir kepada Allah s.w.t.
Zikir kepada Allah Azza Wa jalla . Hendaklah dijalankan sepanjang waktu, siang dan malam, sentiasa lidahnya basah menyebut nama Allah dan memuji kebesaran Allah Azza Wa jalla.
Tidakkah kita perhatikan bagaimana orang yang mencintai itu tidak pernah jemu-jemu mengingati kekasihnya?
Rasulullah s.a.w. telah bersabda maksudnya : “Pada hari kiamat orang yang paling beruntung mendapat syafaatku ialah orang yang banyak membaca kalimah ‘Laailaha illallah’ dengan hatinya dan jiwanya yaitu dengan hati yang ikhlas”.
Firman Allah s.w.t dalam Hadis Qudsi yang bermaksud : "BASMALLAH untukmu dan ummatmu, suruhlah mereka apabila memohon sesuatu dengan BASMALLAH. Aku tidak akan meninggalkannya sekejap mata pun sejak BASMALLAH diturunkan kepada Adam."
Berikutnya Banyak membaca al-Qur'an.
Allah sangat mencintai orang2 yang membaca Al Quran, hingga Allah menghargai setiap bacaan dengan 1 hurufnya dihargai 10 kebaikkan... bayangkan 1 juz berapa kebaikkan yaa???
Seorang mencintai Allah maka ia akan mencintai apa apa yang di cintai oleh Allah Azza Wa jalla
Di dalam al-Qur'an banyak sekali Allah berfirman dengan menggunakan ungkapan “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik, orang- orang yang bertaubat, orang- orang yang bertakwa, orang- orang yang sabar, orang- orang yang bertawakal dan orang -orang yang berlaku adil”.
Oleh karna itu jika kita mencinta Allaah maka hendaklah kita berusaha untuk menjadi peribadi yang sesuai dengan apa yang di sebutkan dalam firman Allah di atas untuk pembuktian cinta kita padaNYA.
🌸🌸🌸
Bila Allah sudah mencintai hamba-Nya maka seorang hamba akan hidup senantiasa berada dalam lindungan-Nya. Seluruh anggota tubuhnya seperti telinga, mata, tangan dan kakinya akan berada dalam bimbingan Allah Azza Wa jalla. Dan puncaknya saat seorang hamba tiba ajalnya dan rohnya kembali kepada Allah Azza Wa jalla maka ia akan di sambut Oleh Allah Azza Wa jalla dengan sambutan penuh cinta dan kasih sayang, “ Wahai jiwa yang tenang kembalilah kamu kepada Tuhanmu dengan redha dan diredhi, masuklah kamu kedalam kelompok hamba-hamba-Ku yang sholeh dan masuklah kamu kedalam Syurga-Ku”.
Bagaimana caranya agar kita bisa mencintai Allah dan RasulNya melebihi yang lain termasuk diri kita?
Sulit memang.. Namun dengan penghambaan kita kepada Allah dan rasa Syukur terhadap Rahmat dan NikmatNYA cinta itu akan hadir didalam jiwa. Tanpa itu semua rasa cinta itu akan hilang ditelan kesombongan kita .
Demikian kebersamaan kita malam ini, semoga kecintaan kita bisa kita ukur dengan amal perbuatan, tindak tanduk kita terhadap apa yang kita cintai.
Materi ini dirangkum dari berbagai sumber...
Semoga bermanfaat
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
πŸ’ŽTaNYa JaWaBπŸ’Ž
0⃣1⃣ Sri
Ustadzah.. Bagaiman cara mengendalikan cinta terhadap sesama supaya tidak melebihi cinta terhadap Allah dan Rasulullah??
Karena tidak jarang salah satu penyemangat juga motivasi kita supaya lebih dekat dengan Allah dan Rasulullah itu timbul dari cinta terhadap sesama!!
πŸ’™Jawab:
Iyaa Mba Sri terkadang motivasi itu datang karena kedekatan kita dengan sesama. Namun disini perlu kita sadari bahwa Allah adalah cinta sejati kita, kita harus mencintai Allah melebihi dari cinta kepada hal" lain.
"Katakanlah: “Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. ” [At Taubah 9:24]"
Peringatan ini perlu kita renungkan sebelum kita melabuhkan cinta pada dunia dan isinya.
Kesadaran ini yang perlu kita tumbuhkan hingga kita bisa menempatkan cinta tersebut secara porposional. Dikala cinta dihati kepada makhluk mulai melebihi cinta kepada Allah maka sering" lah bertafakur dan merenung, bahwa cinta yang kita punya ini milik Allah, dia yang kita cinta juga milik Allah, dan semua bisa hilang pada kesempatan berikutnya.
Mencintailah karena Allah, landasan cinta karena Allah ini akan memberi alarm kehati bahwa Allah diatas segala nya.
Wallahu a'lam
0⃣2⃣ Riska
Assalamualaikum ustadzah,
Cinta yang hakiki adalah untuk Allah SWT Semata. Bagaimana dengan orang yang hatinya ternoda, harus seperti apakah taubat nya yang bisa di terima Allah SWT.
πŸ’™Jawab:
Mba riska yang dicintai Allah
Dikala hati mulai condong kepada makhluk dan Allah mulai jadi nomor sekian dan kepatuhan dan keta'atan pun mulai bergeser, dikala diri tersadar maka segeralah bertaubat dengan memohon ampun kepada Allah untuk kelalaian hati kita, dan kembalilah ta'at dan patuh pada Allah. Serta istiqomahlah dalam cintaan pada Allah.
Allah maha pengampun yang akan mengampuni hambaNya yang kembali. Dan akan menyambut dengan kegembiraan yang amat sangat.
Mohon kekuatan serta bimbangan kepada Allah agar hati kita tidak lagi ternoda.
Wallahu a'lam
0⃣3⃣ Nitnit
Bagaimana cara memperjuangkan cinta dalam diam?
Bolehkan yah mencintai nya dalam diam??
πŸ’™Jawab:
Eheeem...
Jofisha punya cerita yaa....
Mencintai itu manusiawi mba nitnit. Dalam mengolah rasa inilah perlunya keseimbangan emosi dan Iman yang kuat. Mencintai dalam diam tentu saja dibolehkan asalkan nantinya tidak kecewa jika Allah berkehendak lain.
Namun jika tidak siap dengan kecewa maka kuburlah cinta tersebut.
Dan biarkan Allah yang menuntun hati untuk siapa cinta itu akan berlabuh.
Wallahu a'lam
0⃣4⃣ Susi
Apa hukumnya jika kita mencintai orang yang mengajak kita dekat dengan Allah?
πŸ’™Jawab:
Mencintai orang yang mengajak kita dekat dengan Allah boleh-boleh saja. Cinta akan lebih mudah hadir dalam kondisi ini. Hati" juga disaat kecewa maka hati kita juga bisa mulai lemah dalam mengingat Allah.
Mintalah dia kepada Allaah. Karna hatinya ada ditangan Allah. Jika Allah melihat ada kebaikkan untuk dua orang ini tentu Allah akan jodohkan dia .
Wallahu a'lam
0⃣5⃣ Erna
Assalamu’alaikum wr.wb.
Ustadzah, Apakah kita berdosa jika kita susah melupakan orang yang kita sukai dan bahkan kita nangis kalau ingat kenangan itu.
Karena biasa dulu SMA kesehariannya saling menyemangati dalam hal ibadah maupun belajar. Biasanya saling mengingatkan buat sholat fardhu, dhuha, hajad, tahajud, puasa senin kamis bahkan pas kita lomba saling berpuasa bareng" agar diberi kelancaran. Terus bagaimana solusi biar bisa melupakan itu ustadzah, susah banget melupakannya hehe.. Sukron ustadzah πŸ™πŸ™
πŸ’™Jawab:
'Alaikumussalam mba,
Gimana yaa melupakan sesuatu yang sudah terukir?
Saya rasa setiap yang sudah terekam didalam memory tidak akan bisa dihapus kecuali jika kita terkena amnesia yaa...
Jadi dosanya dimana?
Yang berdosa itu kita berpanjang angan-angan dengan kenangan tersebut, misal dengan terus berfikir kenapa bukan dia , kenapa mesti terjadi seperti itu, andai dia tetap disisiku dan lain-lainnya, hal inilah yang dilarang.
Sekarang ini yang bisa kita lakukan adalah dengan merubah mindset kita dari sedih dikala ingat menjadi alunan doa-doa agar apa yang dia lakukan kepada kita menjadi amal sholehnya. Dan jadikan itu tetap menjadi motivasi agar kita bisa lebih baik.
Lalui dan jalanilah hidup masing" dengan sebaik-baik nya tanpa merusak hati dan ibadah kita.
Wallahu a'lam
0⃣6⃣ Oktriani
Izin bertanya bunda,
Bagaimana menyeimbangkan antara cinta kepada Allah dan Ciptaannya!!
Syukron😘
πŸ’™Jawab:
Untuk menyeimbangkan hati adalah berusaha untuk terus ingat kepada sang pencipta kita. Allah satu" dzat yang pantas mendapatkan cinta dari kita , karena cinta Allah kepada kita takkan mampu kita bayar dengan apapun. Karena sangat banyak nikmat Nya yang telah kita terima mulai dari terbentuknya kita didalam rahim ibunda kita. Tak bisa kita hitung. Sementara dengan manusia yang kita lebih cendrung mencintainya lebih besar dari kecintaan kepada Allah adalah makhluk Nya yang kapan saja bisa berubah dan berpaling.
Jadi cintailah sekedarnya saja tidak melebihi cinta kepada Allah. Dengan mahkluk kita raih cinta Allah jangan malah sebaliknya kita dapatkan murkanya Allah.
Wallahu a'lam
0⃣7⃣ Nina
Assalamualaikum wr.wb.
Ustadzah, Jika kita mencintai seseorang, bolehkah kita mendoakan agar di persatukan dengan dia sementara jodoh sudah diatur?
Bagaimana cara kita mencintai dalam diam agar tidak terjerumus ke dalam pikiran atau hal yang tidak diridhoi Allah?
Terima kasih, Ustadzah😊
πŸ’™Jawab:
Boleh mba...
Jodoh sudah diatur, inilah rahasia Allah yang tak bisa kita tebak, karena itulah sama halnya dengan rizki yang lain, kita memohon dan meminta kepada Allah untuk dijodohkan dengan orang yang kita nilai bisa mendekatkan kita kepada Allah.
Berharap, meminta dan bermohon kepada sang pemilik hati ,namun dibalik itu kita hanya melihat kasat mata, hanya itu kemampuan kita, apa yang tersirat tidak mampu kita baca, dan hanya Allah yang tahu, jika Allah tidak mengabulkan permohonan kita untuk dijodohkan dengannya maka perlu kita sadari bahwa dia bukan yang terbaik untuk kita menurut Allah... Jangan kecewa.
Mencintai dalam diam cukup hanya sebatas mengaguminya sebagai manusia biasa, tidak boleh berlebihan, dan jangan mencoba untuk berangan- angan dalam hal apapun. Sibukkan diri dengan mengingat Allah dan hal" positif lain agar terhindar dari pikiran" yang tidak diridhoi Allah.
Wallahu a'lam
0⃣8⃣ Wandira
Seperti yang umi sampaikan kalau cinta hrus dilandasi karena Allah, cinta yang membawa kita lebih taat kepada Allah bukan karena nafsu.
Lalu apa cara yang baik untuk melepaskan seseorang demi kembali kepada Allah karena sadar cinta itu karena nafsu semata?
Kadang mau bilang takut menyinggung perasaannya, Dan masih sayang πŸ™ˆπŸ™Š
πŸ’™Jawab:
Pertanyaan yang berat dari mba wandira ...
Untuk melepaskan seseorang ini Mungkin bisa dilakukan dengan meminta izin agar memberi ruang bagi masing" untuk bermuhasabah dan merenungi kembali tujuan dari kebersamaan agar nantinya kedepan lebih bisa saling menerima dan memahami masing" pribadi. Demi kebaikkan berdua.
Mungkin ini salah satu jalan yang bisa dilakukan. Jangan lupa minta ampun kepada Allah karna telah salah dalam mencintai, dan mohon kepada Allah untuk memberi petunjuk jalan apa yang harus ditempuh guna meraih ridho Allah.
Wallahu a'lam
0⃣9⃣ Mainizar
Assalamu'alaikum wr.wb.
Bagaimana caranya untuk bisa tidak memikirkan cinta, Hanya fokus Cinta kepada Allah Rosul dan Al-qur'an? Menerapkan dalam pikiran cinta kepada sesama itu hanya bonus ketika kita sudah bisa benar" mencintai Allah?
Bagaimana ya caranya Mom,,terimakasihπŸ™
πŸ’™Jawab:
Kita juga tidak boleh fokus hanya cinta kepada Allah dan RasulNya.
Sebagai manusia kita diciptakan dilengkapi dengan hawa nafsu, hanya saja kita harus mampu meletakkan dan menata hal ini agar tidak melewati batas yang telah Di tentu kan Allah azza wa jalla. Dalam mencintai... Agar hati ini tak condong kepada manusia, seperti yang saya sebut diatas tadi, bahwa kita harus sering bertafakur dan slalu memenuhi diri dengan rasa syukur kepada Allaah.
Wallahu a'lam
1⃣0⃣ Yuni
Afwan ustadzah..
Yuni mau tanya....menikah itu ibadah dan salah satu syarat untuk menyempurnakan cinta.... Namun beberapa tahun lalu sudah ada beberapa ikhwan yang mendatangi wali namun pribadi ini belum nyaman untuk menerima karena belum klik....
Dan Alhamdulillah wali saya juga sangat" mndukung keputusan saya....
Dan alhasil sampai sekarang yang sudah beberapa yang dekat lagi dan bahkan sudah merasa serasi ketika ingin menyempurnakannya malah selalu ada saja halangan... Mohon ustadzah pencerahannya??
Apakah yang kurang??
Sedangkan satu sama lain sudah meluruskan niat.....
πŸ’™Jawab:
Mba yuni..inilah yang namanya rahasia Allah, kita udah merasa cocok, namun Allah menentukan hal lain. Memang Niat sudah lurus karena Allah...
Namun penentu toh bukan niat, namun penentu adalah Allah azza wa jalla, Allah yang maha Tau siapa pendamping terbaik kita. Tak ada hubungan sebuah keberhasilan dengan niat. Niat adalah hubungan kita dengan Allah, hasil adalah ketetapan Allah. Allah yang tau siapa yang kita butuhkan dan siapa yang membutuhkan kita. Bukan hanya saat ini, tapi hingga nanti ke akhir hayat kita, bahkan nanti hingga akhirat kita.
Kita hanya bisa berdoa agar dimudahkan mendapatkan jodoh yang terbaik.
Tak perlu kecewa... Adanya Halangan bisa jadi Allah meminta kita untuk berjuang, jika sudah berjuang tetap gagal maka itu berarti Allah melihat dia bukan yang kita butuhkan dalam hidup kita.
Move on ke hati yang berikutnya.
Wallahu a'lam
1⃣1⃣ Nuring
Kalau dari penjelasan tadi tentang cinta vertikal dan horizontal, apakah cinta itu harus selalu di ungkapkan atau hanya di dalam hati saja , baik itu sesama muslimah ataupun kepada orang tua, dan cinta kepada manusia kan tidak kekal ya mam??
Dan yang kekal cinta kepada Allah saja???
Nah realitanya... banyak karena cinta dan salah mengartikan cinta malah jadi salah kaprah, hem apalagi di jaman serba elektronik dan d jaman yang luaar biasa tantangannya bagi kita??
Apakah ada solusi mam untuk anak" negeri ini yang masih butuh perhatian dan cintaa???
πŸ’™Jawab:
Heeemmm....
Manusia tidak mampu menembus hati manusia lain. Berhubung Cinta ini soal hati, maka jika tidak diungkapkan dan dinampakkan bagaimana orang lain bisa mengetahuinya?
Tempatkanlah cinta pada yang halal, jangan mengumbar cinta kepada yang bukan pemiliknya. Bersabarlah dalam meniti jalan untuk mencapai cinta.
Khususnya bagi muslimah Hargai diri mu sendiri dengan menjaga kesuciannya. Jangan menjadi bunga ditepi jalan, yang siapa saja bisa menjamahnya.
Tapi jadilah permata yang tersimpan didalam kotak yang hanya disentuh oleh orang yang telah mendapatkannya dengan cara yang sah.
Wallahu a'lam
1⃣2⃣ Rima
Kalau cinta kepada diri sendiri boleh kan?
Misalnya terkadang kita ingin berhias, shoping hanya untuk mencintai diri sendiri. Istilahnya mencari kebahagian diri sendiri. Boleh kah?
πŸ’™Jawab:
Tentu saja boleh mba rima. Tapi tetap sesuai dengan porsinya. Tidak berlebihan. Cintai diri sesuai dengan kebutuhan saja. Menjaga tubuh agar tetap sehat, menjaga kulit agar tetap cantik namun tetap dalam rangka menjaga ciptaan Allah.
Tidak pernah dalam Islam diperbolehkan sesuatu itu jika berlebihan.
Termasuk membahagiakan diri sendiri selama didunia. Ingatlah bahwa diri ini lebih berhak bahagia diakhirat kelak dengan memasukkannya ke surga, disana dia akan menemukan kebahagiaan yang tak akan pernah ada bandingnya didunia ini.
Wallahu a'lam
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
πŸ’ŽCLoSiNG STaTeMeNTπŸ’Ž
Sahabat"ku calon *Bidadari Surga....*
Cinta jika telah berlabuh maka nakhodanya harus mampu membawa kearah yang benar agar bisa membawa ketempat tujuan.
Cinta yang salah arah akan membawa kita kearah kehancuran .
Cinta butuh pembuktian. Bukan hanya sekedar kata dan ungkapan.
Pembuktian butuh pengorbanan yang kadang juga menurut kita terlalu berat.
Cinta kepada Allah dan RasulNya adalah cinta yang terbesar , maka buktikanlah dengan amalan sholeh.
Disaat kita mampu berkorban untuk kekasih maka disisi lain Kita juga harus mampu berkorban untuk yang telah menganugrahkan cinta tersebut.
Untuk cinta kepada manusia kita rela korbankan apapun saja maka untuk sang maha Pecinta kita harus rela korbankan jiwa dan raga kita. Jangan cinta kita padaNya hanya sekedar dibibir saja, tapi buktikan dengan amalan.
Selamat menikmati hidangan Cinta dari sang Maha Pencinta yang tidak pernah surut cintanya walau kita Sering ingkar kepadaNya.
Demikian saja, semoga bermanfaat. Mohon maaf jika ada salah salah kata. Kebenaran datang dari Allah, kesalahan datang dari saya karna kefakiran saya sendiri. Karenanya mohon dimaafkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar