Rabu, 12 April 2017

Jangan Kau Lubangi Perahu Dakwah "Part 2" (NaMiMaH)



OLeh : Ustadz Aly Arasy

بسم الله الرحمن الرحيم 🌸
```JANGAN KAU LUBANGI PERAHU DAKWAH```
*Jama'ah yang dimuliakan Allah*
Tidak mudah perjuangan dalam menyampaikan risalah dakwah, dakwah Islam sangat terkait dengan akhlak, Dalam _Wahy al-Qalam_, al-Rafi'i menuturkan, _Seandainya aku diminta untuk merangkum filosofi seluruh ajaran Islam dalam dua kata, maka akan kukatakan, *KEKUKUHAN AKHLAK*.
Akhlak, _lebih indah dari yang kita kira_, terutama bagi para penyampai dakwah, bagi seseorang yang sering dirinya diminta untuk menyampaikan nasehat, memberikan nasehat, karena sebuah nasehat tidak akan berarti jika tidak dibarengi dengan akhlak yang baik. Nasehat yang kita sampaikan hanyalah ibarat membuang garam di laut, tak ada yang bisa kita ubah.
Perhatikanlah korelasi dari hadits dan ayat berikut, _Aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak_, dan firman Allah, _Kami tidak mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi semesta alam_. *Ketahuilah, tidak ada rahmat bagi semesta alam kecuali dengan AKHLAK*.
Jika kemaren kita sudah membahas *GHIBAH* yang merupakan dosa termanis, maka malam ini kita akan membahas *NAMIMAH (Adu Domba)*
💜
Allah تعالى berfirman,
همازمشآء بنميم
_Yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah_ (QS. al-Qalam : 11)
Para ahli tafsir mengatakan, ayat ini turun berkenaan dengan *Walid bin al-Mughirah*. Allah تعالى berfirman,
وٱمرأته حمالة ٱلحطب
_Dan (begitu) istrinya, pembawa kayu bakar_ (QS. al-Masad : 4)
Dikisahkan, istri Abu Lahab ialah orang yang suka memfitnah dan hobi membicarakan orang. Diriwayatkan dari Hudzaifah, Rasulullah صلى الله صلى الله عليه وسلم bersabda,
لايدخل الجنة نمام
_Orang yang mengadu domba tidak akan masuk surga_ (HR. Bukkhari, Muslim, Tirmidzi, dan Abu Dawud)
Ibu Abbas meriwayatkan, _Sesungguhnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah melewati dua pusara, lalu bersabda, *Sesungguhnya penghuni kedua pusara ini tengah disiksa. Keduanya disiksa bukan lantaran dosa besar. Salah satunya lantaran hobi ke sana ke mari melakukan namimah, sedang yang lain disiksa lantarab tak menjaga kesucian air seninya*_ (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud, dan an-Nasa'i)
Sebagian ulama mengatakan, _... keduanya disiksa bukan lantaran dosa besar ..._, menurut asumsi mereka *berat* untuk meninggalkannya (disepelekan).
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, _Maukah kalian aku beritahu tentang orang yang terjebak di antara kalian?_ Mereka menjawab, _Iya_. Beliau bersabda, _Orang yang berjalan sambil mengadu domba, orang yang memisahkan orang-orang yang saling mencintai, dan orang zalim yang mengobral aib_ (HR. Ahmad)
Ibnu Mas'ud berkata, _Perhatikanlah, aku akan memberitahukan kepada kalian apa itu 'idhdh, yaitu fitnah berupa omongan (yang bail dan buruk) yang tersiar di antara manusia_ (HR. Muslim, ad-Darimi, dan Imam Ahmad)
*an-Namimah* ialah mengalihkan pembicaraan di antara manusia dengan tujuan merusak dan mengobarkan permusuhan dan kebencian. Adu domba merupakan akhlak tercela. Sebab, ia mendorong terjadinya fitnah, pemutus hubungan, penanam kebencian, dan meceraiberaikan persatuan. Ia menjadikan teman sebagai musuh dan saudara sebagai orang asing. Orang yang suka mengadu domba seperti seekor lalat yang menularkan bakteri.
Adapun _namimah_ adalah istilah yang disematkan untuk orang yang mengadu domba perkataan orang lain kepada orang yang diajak bicara. Misalnya, *Fulan membicarakan begini dan begini*. Namun demikian, adu domba tak hanya terbatas pada hal ini. Bahkan, definisinya ialah membeberkan sesuatu yang tidak disukai kalau dibeberkan. Atau, ada orang ketiga yang tidak suka jika terjadi sesuatu tersebut dibeberkan. Baik pembeberan tersebuit dengan ucapan, tulisan, maupun isyarat.
Karena itu, segala kondisi manusia yang menurut seseorang tidak disukai, sebaliknya tidak boleh dibeberkan, kecuali di dalamnya mengandung faedah bagi orang muslim atau mencegah terjadinya perbuatan dosa. Ada kalanya adu domba dipicu keinginan jelek terhadap orang yang diceritakan. Atau, memperlihatkan rasa cinta kepada orang yang diajak bercerita. Atau pula, mengurangi pembicaraan, suka berlebih-lebihan, dan melakukan kebathilan.
*Bagi orang yang diadu domba, hendaknya melakukan enam hal,*
Tidak percaya terhadap orang yang mengadu domba. Sebab ia adalah orang fasik. Firman Allah, _Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu_ (QS. al-Hujurat : 6)
Mencegah orang yang mengadu domba dari perbuatannya, menasehatinya, dan mencela perbuatannya.
Membencinya karena Allah, sebab perbuatan tersebut dibenci oleh Allah.
Jangan berprasangka buruk kepada saudara kita yang tidak ada di tempat. Karena Allah berfirman, _Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prsangka (kecurugaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa_ (QS. al-Hujurat : 12)
Apa yang diceritakan kepada kita jangan sampai menyebabkan kita melakukan penyelidikan dan mencari tahu. Sebab Allah berfirman, _dan janganlah mencari-cari keburukan orang_ (QS. al-Hujurat : 12)
Jangan rela terhadap apa yang disampaikan orang yang mengadu domba kita. Selain itu jangna menceritakan adu dombanya, sehingga kita pun menjadi orang yang mengadu domba dan menghibah. Karena itu, bertakwalah kepada Allah, jauhilah para pemilik lisan yang tajam, dan janganlah ucapkan yang baik sleain kepada makhluk Allah.
dalam hal ini cukuplah bagi mereka sabda Nabi صلى الله صلى الله عليه وسلم, _Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam_ (HR. Bukhari, dan Muslim)
the last ... sebuah penutup ...
*Beberapa Atsar tentang Namimah*
al-Hasan berkata, _Barangsiapa mau bercerita (dengan maksud fitnah) kepadamu, pasti ia mau bercerita memfitnahmu_.
Seseorang berkata kepada Amr bin Ubaid, _Sesungguhnya Aswara tidak henti-hentinya membicarakan kejelekanmu dalam cerita-ceritanya_. Lalu, Amr menjawab, _Apa ini, kamu tidak menjaga hak persahabat seseorang karena memindah pembicaraannya kepada kami. Kamu juga tidak melaksanakan hakku ketika memberitahuku mengenai saudarau tentang sesuatu yang aku benci. Beritahukan kepdanya, *Bahwa kematian selalu mengelilingi kita, hari kiamat akan menghimpun kita, dan Allah akan memberikan keputusan kepada kita, Dia adalah sebaik-baik Zat yang memutuskan*_
Diriwayatkan bahwa Sulaiman bin Abdul Malik pernah duduk dan di sisinya ada az-Zuhri. Lalu, ada orang yang mendatanginya. Sulaiman berkata kepada orang itu, _Aku denganr anda berkata begini dan begitu_. Orang tadi menjawab, _Aku tidak melakukan ini dan tidak mengatakan itu_. Sulaiman berakat, _Sesungguhnya orang yang memberitahuku orang jujur_. az-Zuhri menyela, _Orang yang mengadu domba bukanlah orang jujur_. Lalu Sulaiman berkata, _Anda benar_. Kemudian, ia berkata kepada orang itu, _Pergilah semoga anda selamat!_.
Sebagian ulama mengatajan, _Andai apa yang diceritakan orang yang mengadu domba kepadamu benar, tentu ia orang yang berani mencaci anda. Adapun bagi orang yang diceritakan, ia lebih berhak atas kedewasaanmu. Sebab, ia tidak meyambut anda dengan mencaci anda_.
Dikisahkan, Umar bin Abdul Aziz pernah didatangi seseorang. Ia menceritakan fitnah orang lain. Lantas, Umar berkata, _Jika Anda mau, kami akan membuktikan apa yang anda katakan ini dan melihat apa yang anda nisbatkan kepadanya. Bila anda bohong, anda termasuk kelompok dalam ayat ini, *Jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti*_ (QS. al-Hujurat : 6).
Bila anda benar, anda termasuk dalam kelompok ayat ini, _Yang paling banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah_ (QS. al-Qalam : 11)
Dan bila anda mau, kami akan memaafkan anda. Lalu orang itu berkata, _Maafkan aku wahai Amirul Mukminin. Aku tidak akan mengulangi lagi perbuatan ini selamanya_.
💜💜💜🌸🌸🌸💜💜💜
💎TaNYa JaWaB💎
0⃣1⃣ Wahyuni
Assalamu'alikum..ustadz..
Mau tanya..menanyakan kebenaran kepada narasumber terus beliau dak terima..marah ..apakah itu disebut adu domba ustadz??
Misal:
Si A dengar tentang si B dari si C..
Lalu si B dak terima omongan si C.. Lalu si B marah dan maki" si C... Si B dak terima kalau masalahnya di ungkit atau di jelek"an..
P4adahal si A cuma ingin mencari tau kebenaranya..
Apakahh si A termasuk adu domba ustadz..
Syukron.
🌸Jawab :
Ghibah 😊
Membicarakan keburukan orang lain di belakang orang tersebut, kalai ingin tau sebuah kebenaran tidak dengan cara menceritakan secara gamblang, apalagi menyebutkan ia mendengar cerita dari seseorang 😬
Si A yang cara bertanyanya salah menurut hemat ana 😊
Secara ndak langsung ia sudah namimah,
Maksudnya tabayyun tapi jadi salah, gunakan bahasa yang santun kalau ingin tabayyun,
Cari kata yang bijak, sehingga yang ditabayyun tidak merasa sakit hatinya 😊
Misalnya dengan cara meminta pendapat, punya seorang temen sifatnya seperti ini, arahkan seakan-akan orang lain, sehingga kita mendapat info darinya secara tidak sadar 😊
Dan bisa dikatakan namimah juga,
Aasif harus muter² penjelasannya,
Tapi intinya si A salah fatal dengan cara yang ia lakukan,
Bukan mendamaikan, malah membuat perseteruan antara sahabatnya,
Harusnya ia nasehati si C agar tidak membicarakan si A
🌟Berarti salah ya tadz...
Dak muter" tadz..cukup jelas..😁
Niatnya memang mau mendamaikan malah jadi kejerumus sendri...😅
Memang tidak ada niat buat adu domba si tadz ..😅
Cuma pingin tau kebenarnya..biar dak ada fitnah si B..😅
🌸Done ya 😊
0⃣2⃣ Ardita
U hiz
Apakah untuk yang bukan urusan kita kita harus tabayyun,
Apalagi ini menyangkut prifacy seseorang yang dak perlu kita tau!
🌸Jawab :
Relatif ...
Kalau tabayyun ditanyakan langsung ke yang berdsngkutan, dengan bahasa yang baik, tidak menyudutkan, sekedar konfirmasi boleh, dengan tujuan untuk menghindari ghibah atau fitnah.
Namun jika yang bersangkutan tidak berkenan menjelaskan, artinya jangan dipaksakan.
0⃣3⃣ Atik
Saya pernah punya pengalaman.
Ada ustadzah yang suka ngisi ta'lim di masjid dekat rmh. Ustadzah tersebut suka meminta bantuan berapa uang. Ada yang buat rumah Qur'an. Ada yang katanya buat panti jompo. Katanya dia bikin di rumahnya.
Nah kebetulan teman saya ada yang rumahnya dekat beliau. Saya cerita ke teman saya. Betapa baiknya ustadzah tersebut. Tapi teman saya cerita. Di rumah ustadzah tersebut tidak ada kegiatan apapun. (yang katanya rumah Qur'an dan panti jompo).
Lalu saya menyampaikan k rekan" saya sesama majelis ta'lim. Maksud saya sih. Supaya kita semua cari tahu kebenarannya. Dengan sidak bersama atau apa gitu.
Eh saya malah dianggap memfitnah ustadzah tersebut. Dan mau dipertemukan dengan ustadzah tersebut.
Saya jadi bingung. Ini saya menyampaikan kebenaran kok jadi diposisikan seperti ini.
Tapi qadarullah entah kenapa ustadzah tersebut tidak jadi menemui saya. Lalu tentang ta'lim tersebutb akhirnya saya mundur teratur dan dak pernah datang lagi sampai sekarang.
Dalam hal ini. Apakah saya termasuk Namimah?
Jazakallah
🌸Jawab :
*Karena ini terkait kepentingan umum, maka wajib tabayyun, ini bukan namimah*
Beda kalau ustadzahnya minta bayaran buat kajian semacam SPP, yang ini dak perlu dikepoin ... kan SPP itu untuk beliau pribadi 😅
🌟Yang jadi kekhawatiran saya. Soalnya dana yang dihimpun banyak sekali. Beliau mengisi banyak majelis ta'lim. Semua ibu" yang ikut ta'lim ikut nyumbang. Malah seperti dikasih buku semacam tabungan gitu. Jadi rutin tiap bulan mereka kasih sumbangan.
🌸Karenanya harus cari orang-orang yang satu pemahaman dulu, yang mulutnya ndak bocor, hingga bukti cukup terkumpul 😊
0⃣4⃣ Atik
Lalu misalkan saya mengalami kejadian yang serupa lagi.
Apa sebaiknya yang harus saya lakukan.
Diam saja cari aman, daripada ribut.
Atau bagaimana ?
🌸Jawab :
Coba diinfokan secara perlahan kepada beberapa orang yang sekiranya bisa dipercaya yang (maaf) mulutnya ndak bocor, lalu kumpuokan info serta bukti, selanjutnya tabayyun langsung pada beliau, jama'ah lain ndak usah dikasih tau, minta agar beliau meluruskan perkataan beliau kepada jama'ah 😊
0⃣5⃣ Eti
Ustadz izin bertanya..
Apakah baik jika kita tidak ikut suatu kajian dikarenakan kebanyakan dalam kajian tersebut biasanya ibu" pada ghibah.. Jadi terkadang saya lebih memilih tidak ikut...
Apakah ini baik ustadz.. Apa saya harus tetapi ikut dalam kajian tersbut... Karena mengingatkan orang terkadang tidak mudah.. Karena saya lebih muda.. takut dikira menggurui🙏
🌸Jawab :
Apakah saat kajian berjalan tetap ghibah?
Jika tidak datang terlambat saja, usahakan datang maa materi, selepas selesai segera berlalu 😊
Ghibah adalah dosa termanis, karenanya amat sulit dihindari 😊
Jika pas kajian sama, dalam artian ustadzahnya ikut ghibah juga, tidak berusaha peringatkan jama'ahnya, lebih baik tidak diikuti.
🌟Alhamdulillah..
Syukron ustadz.. 🙏
0⃣6⃣ Mawar
Ustadz mau tanya...
Misal kita A mempunyai masalah sama si B....
trus kita curhat ke seseorang dan seseorang itupun sudah janji tidak menyampaikan ke B...
tapi suatu ketika orang tersebut itu menyampaikan ke si B....
B ini tdk terima merasa di jelek jelekan... terus menyampaikan ke suami si A.... akhirnya suami si A .... dan berujung berakhir rumah tangganya....
Orang yang menyampaikan ini hukumnya bagaimana??
🌸Jawab :
Yang curhat salah karena kasih nama,
Yang dicurhati juga salah kenapa disampaikan,
Melingkar dosanya ... hingga debunya mengenai orang-orang di sekitarnya.
Hati-hati kalau curhat, jangan pernah menyebutkan nama tokohnya 😊
0⃣7⃣ Chie
1. Jika ada A punya sangkutan ma B, lalu B coba korek info ke si C seperti apa itu si A sebenarnya. Apa itu termasuk dosa ghibah dan namimah kah??
2. Saat kita kurang sepaham denga seseorang lalu kita memilih bersikap diam dari pada terjadi perpecahan di komunitas lalu seseorang mensalah artikan sikap tersebu lalu boleh kah kita membicarakan secara publik perihal alasan sikap kita tersebu??
🌸Jawab :
1. *Pertama* apa kepentingan kita dengan aib orang lain di sana, apakah kita orang yang bisa menyelesaikan masalah, atau orang yang sekedar penasaran saja, kalau sekedar penasaran *hentikan* saat itu juga langkah kita.
2. *Kedua* tidak perlu  kalau ini terkait komunitas, tugas pemimpin komunitas tadi yang menyelesaikan masalahnya, kita bisa lihat bagaimana ia menyelesaikan masalah, apakah pantas ia dijadikan panutan 😊
0⃣8⃣ Rini
Jika kita di adu domba dengan saudara.. sebaiknya diam dan menghindari atau memberi penjelasan!
🌸Jawab :
*Bagi orang yang diadu domba, hendaknya melakukan enam hal,*
Tidak percaya terhadap orang yang mengadu domba. Sebab ia adalah orang fasik. Firman Allah, _Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu_ (QS. al-Hujurat : 6)
Mencegah orang yang mengadu domba dari perbuatannya, menasehatinya, dan mencela perbuatannya.
Membencinya karena Allah, sebab perbuatan tersebut dibenci oleh Allah.
Jangan berprasangka buruk kepada saudara kita yang tidak ada di tempat. Karena Allah berfirman, _Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prsangka (kecurugaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa_ (QS. al-Hujurat : 12)
Apa yang diceritakan kepada kita jangan sampai menyebabkan kita melakukan penyelidikan dan mencari tahu. Sebab Allah berfirman, _dan janganlah mencari-cari keburukan orang_ (QS. al-Hujurat : 12)
Jangan rela terhadap apa yang disampaikan orang yang mengadu domba kita. Selain itu jangna menceritakan adu dombanya, sehingga kita pun menjadi orang yang mengadu domba dan menghibah. Karena itu, bertakwalah kepada Allah, jauhilah para pemilik lisan yang tajam, dan janganlah ucapkan yang baik sleain kepada makhluk Allah.
Dalam hal ini cukuplah bagi mereka sabda Nabi صلى الله صلى الله عليه وسلم, _Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam_ (HR. Bukhari, dan Muslim)
0⃣9⃣ Bunda Yudith
Ustadz, saya seorang warga keturunan meski dari lahir alhamdulillah sudah masuk islam, alm ayah saya mualaf jauh sebelum menikah sama ibu saya, meski dari keluarga ayah mash ada yg nasrani dan kong hu chu... Tapi alhamdulillah kami saling menghormati satu sama lain...nah tahun kemaren saya posting di fb soal larangan mengucapkan natal...itu dah biasa...
Tapi rupanya tante saya dan anaknya dak suka...beliau abis menyindir saya sebagai anak yang tidak menghormati keluarga mentang"nya ayah saya sudah wafat jadi berani menjauh dari keluarga alm... Padahal dari dulu zaman ayah masih ada kami tudak pernah sekali pun mengucapkan natal pada keluarga yang noni.... Pendeknya sekarang saya di jauhi sama tante dan sepupu saya...karena di bilang fanatik..di medsos di delet...di grop keluarga juga...saya biarkan aja karena saya yakin apa yang saya sampaikan benar....
ustadz bagaimana caranya untuk memperbaiki hubungan keluarga saya ? sementara tante saya semakin heboh..dan berceloteh bahwa ucapan selamat natal/imlek itu wajar kan sama saudara sendiri...jadi saya yang dianggap aneh sama mereka...
Mohon pencerahannya ustadz!!
🌸Jawab :
Memang langkah yang diambil salah, ayah sudah benar dengan sikap diam yang beliau lakukan (dari penjelasan di atas selama beliau hidup memang tidak pernah mengucapkan ucapan natal atau ucapan lainnya), jadi seharusnya memang tidak membuka masalah yang merupakan bukan masalah, apalagi dengan memposted hal tersebut di grup.
Saat ini posisi sudah salah, artinya harus bersabar, jika kata maaf sudah diucapkan, cukuplah sudah, karena mereka berbeda keyakinan, tidak terlalu menjadi masalah bagi kita karena tidak mendapatkan kata maaf dari mereka, kuatkan hari dengan keadaan saat ini, berbuat baiklah kepada mereka, namun tidak dengan menjual aqidah.
Jangan diulangi lagi 
🌟Saya posting di fb kok ustadz dak di grop keluarga..dan saya dak tag mereka.. jadi waktu itu ada kajian di grop sebelah..dan materinya saya posting...
eh dak lama kemudian tante saya ngomel..
Kadang materi kajian saya share ke fb..😔
🌸Di FB itu kalau privacynya dak kita atur, apa yang kita share akan muncul di wall.
Meski dak ada niat sedikitpun menyakiti perasaan, bersabarlah 
🌟Dulu waktu alm. ayah saya ada bebeapa kali saya posting kajian sperti itu mereka tidak protes😔
🌸Abi sepertinya memiliki wibawa, karenanya mereka diam 
🌟Kemaren yang saya kaget malahan ada kabar tante dan sepupu saya ikutan natalan...🙈🙈 sementara om saya yang adik kandung ayah saya malah memilih diam di mesjid🙈😔
Astaghfirullah..😔😞
🌸Apakah yang ikut natalan itu muslim?
🌟iya muslim..keluarga tante saya muslim meski ada yang noni juga,
🌸Apakah mereka muslim yang taat dan paham syari'at 😊
🌟Saya tidak berani menilai tapi yang saya lihat shalat nya tidak pernah tinggal puasa wajib di jalankan, pengajian sih dak pernah ikutan. males katanya🙈
🌸Kebablasan makna tolerasi saja mungkin,
🌟Saya belum pernah lihat mereka tilawah... hanya om saya saja yang sering,
🌸Karena kaburnya makna toleransi tadi,
🌟iya mungkin
🌸Tugas suaminya 😊
🌟Om saya dak tegas🙈
🌸Jika memang suami sudah menasehati, namun istri tetap dak nurut, maka itu dosa istri sepenuhnya,
Tegas bukan berarti melarang,
Asal beliau selalu menasehati akan kesalahan istrinya, kalau istrinya tidak mau sadar dan beliau sabar,
QS. ar-Ra'd : 11
Kalau istrinya murtad maka pernikahan batal,
🌟Ya allah🙈
Syukron atas pencerahannya ustadz🙏
🌸Coba bicarakan hati ke hati ama om ya,
Kuatkan beliau dukung beliau untuk bertindak sebelum terlambat,
🌟insyaallah semoga depan om ke bandung..saya akan bicara sama beliau,
Siaap ustadz...syukron 🙏
💜💜💜🌸🌸🌸💜💜💜
💎CLoSiNG STaTeMeNT💎
*NAMIMAH*
Sama seperti *GHIBAH*, dosa yang sangat manis, ghibah ibarat permen, namimah laksana cokelat ...
Banyak yang menggemarinya, banyak yang menyukainya ...
Padahal mereka merusak, sangat merusak, namun tidak langsung, akan ada masa akibatnya muncul, dan memberikan hentakan yang begitu kuat ... karena perkataan satu orang bisa menjadi perceraian, perpisahan, dan kehancuran ...
Don't do that *(GHIBAH AND NAMIMAH)*!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar