Jumat, 14 April 2017

Kisah Khalifah Harun Ar-Rasyid



OLeh : Ustadz Khairuddin Tanjung

Karena kisah harun Al rasyid masih keturunan Rasulullah, Maka harus kita hadirkan Rasa memuliakan dan mengagungkan.
Rasa menyakini dan membenarkan. Rasa mengesankan dalam hati. Kemudian niat amal dan sampaikan.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Alhamdulillah Ihkwanufiddin
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Harun al rasyid mempunyai seorang anak laki-laki yang berumur 16 tahun. Ia banyak duduk di majelis orang-orang yang zuhud dan wara-wara. Ia juga sering berziarah ke pemakaman. Ketika sampai dipemakaman ia berkata. "Ada massanya kalian tinggal didunia ini dan sebagai tuannya akan tetapi ternyata didunia tidak melindungi kalian sehingga kalian sampai ke dalam kubur.
Seandainya aku mengetahui apa yang menimpa kalian sekarang ini, tentu aku ingin mengetahui apa yang kalian katakan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan kepada kalian.
🌸🌸🌸
Pada suatu hari ia datang ke istana ayahnya, Harun al rasyid pada waktu itu, semua menteri dan para pejabat kerajaan beserta tamu-tamu terhormat lainnya sedang berkumpul bersama raja, sedangkan anak laki-laki tersebut hanya mengenakan kain yang sangat sederhana dengan surban di kepalanya. Ketika orang-orang istana melihat dirinya dalam keadaan seperti itu, mereka berkata, "tingkah laku anak gila ini menghina Amirul mukminin dihadapan bangsawan.
Jika Amirul mukminin menasihati dan mengingatkannya, mungkin ia akan berhenti dari kebiasaan gilanya itu". Begitu mendengar perkataan mereka Amirul mukminin berkata kepada anak lelakinya. Wahai anakku sayang, engkau telah mempermalukan diriku dihadapan para bangsawan.
🌸🌸🌸
Mendengar kata-kata itu, ia tidak menjawab sepatah katapun atas perkataan ayahnya, tetapi ia memanggil seekor burung yang bertengger di ruangan tersebut dan berkata, Demi Dzat Yang menciptakanmu, terbang dan hinggaplah di atas tanganku, burung itu pun terbang dan hinggap diatas tanggannya, kemudian ia berkata, sekarang kembalilah ke tempatmu. Maka terbanglah burung itu lalu kembali ketempatnya. Setelah itu ia berkata, Ayahku, sebenarnya kecintaanmu kepada dunia itulah yg telah menghinakan diriku. Sekarang aku telah bertekad untuk berpisah denganmu. Setelah berkata demikian, anak tersebut pergi meninggalkan istana. Ia pergi hanya membawa Al-quran. Ibunya memberinya sebuah cincin yang sangat mahal agar dapat digunakan pada saat memerlukan. Ia berjalan dari istana hingga tiba di Basrah. Ia mulai bekerja sebagai buruh. tetapi dalam satu minggu, ia hanya bekerja selama satu hari, yakni pada hari sabtu. Hasil jerih payahnya selama sehari ia gunakan untuk keperluan hidupnya selama seminggu. Kemudian pada hari ke delapan, yakni pada hari sabtu, ia bekerja lagi. Ia hanya menerima upah sebesar satu dirham, dan untuk keperluan setiap harinya, ia menggunakan sebesar satu danaq (seperenam dirham). Ia tidak mau mengambil lebih atau kurang dari upah tersebut.
🌸🌸🌸
Kisah selanjutnya diceritakan oleh abu Amir Bashri rah.a. Ia berkata ketidak sebelah dinding rumahku roboh, aku memerlukan seorang tukang batu untuk memperbaiki rumahku. ada seseorang yang memberitahu aku bahwa ada seorang anak laki-laki yang dapat memperbaiki rumah. Maka aku segera mencarinya. Di luar kota, aku melihat seorang anak muda tampan yang sedang duduk membaca Al-quran. Disisinya terletak sebuah tas kecil. Aku bertanya kepadanya, Wahai anakku, apakah engkau mau bekerja sebagai buruh?
"Ia menjawab mengapa tidak, kita memang diciptakan untuk bekerja. Katakan kepadaku apa yang harus aku kerjakan?". Aku berkata, memperbaiki bangunan. Ia berkata, aku bersedia asalkan aku mendapat upah satu dirham dan satu danaq sehari, dan pada waktu shalat aku tidak bekerja. Aku harus pergi mengerjakan shalat. Aku menerima kedua syaratnya. Kemudian aku membawanya ke rumah dan menyuruhnya bekerja. Ketika saat shalat magrib tiba, aku sangat terkejut , karena ternyata ia telah menyelesaikan pekerjaan dengan baik, pekerjaan yang dapat dilakukan oleh sepuluh orang. Aku memberinya upah dua dirham, akan tetapi ia tidak mau menerimanya, karena melebihi dari syarat yang telah ia ajukan. Ia hanya mau mengambil satu dirham dan satu danaq, lalu pergi. Karena merasa penasaran, pada hari berikutnya aku keluar mencarinya , tetapi ia tidak kutemukan. Aku bertanya kepada orang-orang dengan menerangkan ciri-cirinya anak muda tersebut, kalau-kalau ada yang mengetahuinya.
Orang-orang memberitahuku bahwa anak tersebut hanya bekerja pada hari sabtu, selain hari tersebut, tidak ada seorangpun yg menemukannya. Karena merasa puas dengan pekerjaan anak muda tersebut, aku memutuskan untuk menunda pembangunan dinding rumahku pada hari sabtu, aku mencarinya lagi dan kudapati ia sedang membaca al-quran sebagaimana biasanya, aku mengucapkan salam kepadanya dan menanyakan apakah ia bersedia bekerja lagi ditempatku dengan syarat yang sama dengan hari sabtu yang lalu. Ia berangkat bersamaku dan mulai mengerjakan dinding rumahku lagi.
🌸🌸🌸
Aku masih merasa sangat penasaran dengan pekerjaan anak muda tersebut, bagaimana mungkin ia mampu mengerjakan sendiri sebuah pekerjaan yang biasa dilakukan oleh sepuluh orang pekerja.
Maka ketika ia mengerjakan pekerjaannya dengan diam-diam aku mengintip nya. Betapa terkejutnya ketika aku melihat apa yang dilakukannya. Ketika ia mengaduk semen dan meletakkanya di dinding, batu-batu itu menyatu dengan sendirinya. Maka aku sadar dan yakin bahwa anak muda tersebut bukan pemuda biasa, akan tetapi seorang kekasih Allah. sebagaimana hamba-hambanya yang khusus, dalam melakukan pekerjaannya, pemuda tersebut selalu mendapatkan bantuan dari Allah swt secara ghaib.
🌸🌸🌸
Pada sore harinya aku hendak memberinya upah sebesar 3 dirham, akan tetapi ia tidak mau menerimanya. Ia hanya mengambil satu dirham dan satu danaq kemudian pergi. Aku menunggunya lagi selama seminggu. Dan pada hari sabtu aku keluar mencarinya, akan tetapi tidak menemukannya, aku memperoleh berita dari seseorang yang mengatakan bahwa pemuda tersebut sedang sakit, 3 hari lamanya ia jatuh sakit. Kemudian aku minta tolong sama seseorang untuk mengantarkan aku ketermpat pemuda yang sedang menderita sakit tersebut. Sesampainya ditempat tinggalnya, ternyata pemuda itu tengah terbaring tak sadarkan diri diatas tanah, kepalanya berbantalkan separoh potongan batu bata. Ketika aku memberi salam kepadanya ia tidak menjawab. Maka mengucapkan salam sekali lagi, ia membuka matanya sedikit dan mengenaliku. Aku segera mengangkat kepalanya dari batu bata itu dan meletakkannya di atas pangkuanku. Tetapi ia menarik kepalanya. Ia berkata Wahai abu amir, jika ruhku telah keluar dari tubuhku, mandikanlah aku dan kafanilah aku dengan pakaian ku ini.
Aku menyahut Wahai sayang aku tidak berkeberatan membelikan kain kafan yg baru untuk mu. Ia menjawab orang yang masih hidup lebih memerlukan pakaian yang baru daripada orang yang meninggal. Anak itu menambahkan kain kafan yg baru dan yang usang akan segera membusuk. Apa yang tinggalkan bersama seseorang setelah kematian hanyalah amal perbuatannya. Berikanlah sarung dan cerekku ini kepada penggali kubur sebagai upahnya. Al-quran dan cincin ini tolong sampaikan langsung kepada khalifah Harun Al-Rasyid, dan sampaikan kepadanya pesanku.
Wahai ayah, jangan sampai engkau mati dalam keadaan lalai dan tertipu oleh dunia. Dengan keluarnya kata-kata tersebut dari bibirnya , pemuda tersebut pun meninggal dunia. Dan pada saat itulah aku menyadari bahwa ternyata ia adalah seorang pangeran dan putra mahkota.
🌸🌸🌸
Setelah putra mahkota itu meninggal dunia, aku pun memandikannya, mengkafaninya dan memakamkannya sesuai dengan wasiatnya.
Kedua benda berupa sarung dan cereknya aku berikan kepada penggali kubur. Kemudian aku pergi ke Bagdad membawa Al-quran dan cincin untuk aku serahkan kepada Khalifah Harun Al Rasyid. Sungguh aku sangat beruntung, ketika aku sampai di pintu gerbang istana Khalifah, pasukan raja sedang keluar dari istana khalifah. Aku pun berdiri di tempat yg tinggi. Mula-mula keluar pasukan berkuda yang sangat besar, yakni berjumlah 1000 tentara, setelah itu keluar lagi sepuluh pasukan berkuda. Masing-masing pasukan berjumlah 1000 tentara. Amirul mukminin sendiri berada di dalam pasukan yang kesepuluh. Dengan kerasnya aku berseru " Wahai Amirul Mukminin, demi kekerabatanmu dengan Rasulullah saw" berhentilah sebentar, mendengar suaraku itu ia melihat kepadaku maka dengan cepat aku maju kearah khalifah dan berkata . "Ini adalah titipan seorang laki-laki asing kepadaku. Ia berwasiat agar aku menyampaikan dua macam benda ini langsung kepada engkau. Begitu melihatnya, raja pun mengenalinya dan menundukkan kepala sesaat. Air matanya mengalir dari kedua matanya. Kemudian klalifah menyuruh pengurus istana untuk mengantarku ke istana.
🌸🌸🌸
Setelah Khalifah kembali pada sore harinya, khalifah memerintahkan pengurus istana untuk menutup semua tabir istana dan berkata kepada penjaga pintu. Panggil orang itu, walaupun ia akan membangkitkan kembali kesedihanku. Penjaga pintu datang kepadaku dan berkata, Amirul Mukminin memanggilmu, Tetapi ingat, ia sedang berduka.
Jika engkau ingin menyampaikan sesuatu dalam sepuluh kata, cobalah disampaikan dengan lima kata saja. Setelah berkata demikian, ia membawaku menemui Amirul Mukminin, pada waktu itu ia duduk seorang diri. Ia berkata kepadaku mendekatlah kepadaku, akupun duduk di dekat khalifah, lalu khalifah berkata. Apakah engkau mengenal anakku?
Aku menjawab, betul, aku mengenalnya. Khalifah bertanya lagi Pekerjaan apakah yang ia lakukan . Aku menjawab ia bekerja sebagai tukang batu. Khalifah bertanya, Apakah engkau juga pernah memperkerjakannya, sebagai tukang batu?
Aku menjawab , Ya". Apakah engkau tidak tahu bahwa ia masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan Rasulullah saw?. (Harun al rasyid adalah keturunan Abbas r.a. paman nabi saw) Aku berkata Amirul Mukminin terlebih dahulu aku memohon ampun dari allah swt, setelah itu aku memohon maaf kepada engkau.
Pada waktu itu aku belum mengetahui kalau ia masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan Rasulullah saw. Aku baru mengetahuinya ketika ia hendak meninggal dunia. Khalifah bertanya, Apakah engkau memandikannya dengan tanganmu sendiri?. Aku menjawab Benar. khalifah berkata ulurkan tanganmu, ia menarik tanganku kemudian menempelkannya didadanya "Kitab Raudh"
🌸🌸🌸
Keturunan rasulullah yang dikasihi oleh Allah swt
Meninggal dunia dalam keadaan zuhut
Tidak terkesan dengan kemewahan ayahnya
Selalu terjaga amalnya
Mengharapkan ridho Allah SWT
Masih muda sudah cinta kampung akhirat
Ya rasul berilah safaat mu kepada kami.
Sehingga keturunan mu terjaga
Baik di dunia maupun akhirat
Kami cinta engkau ya rasulullah
Walaupun kami tidak pernah jumpa engkau
Tapi kami tetap amalkan sunnah mu
Orang orang sukses dunia dan akhirat
Bimbinglah kami ya rasulullah agar tinggalkan dunia ini seperti orang orang yg engkau ridhoi,
🌸🌸🌸
Khalifah berkata anakku lahir sebelum aku jadi raja. Ia mendapatkan didikan adab sangat baik, ia telah belajar al-quran dan ilmu-ilmu yang lain. Ketika aku menjadi raja, ia meninggalkan aku.
Ia tidak pernah mengambil manfaat dari duniaku. Ketika ia hendak pergi, akulah yang berkata kepada ibunya agar ia diberi sebuah cincin mutiara yg sangat indah dan mahal harganya, akan tetapi ia tidak pernah menggunakannya, bahkan ketika menjelang wafat ia mengembalikannya. Anak ini sangat patuh kepada ibunya. (Raudh)
🌸🌸
Kisah ini sebagai ibroh bagi kita,
Orang orang yang ridho kepada allah
Allah pun ridho kepada mereka,
Bersambung.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar