Sabtu, 30 Maret 2019

TENTANG MASA LALU



OLeH: Ustadz Syahrawi Munthe

        💘M a T e R i💘

Segala puji bagi Allah atas ilmu yang diberikan kepada kita semua. Sholawat dan salam semoga tercurah atas junjungan alam Rasulullah Muhammad SAW.

InsyaAllah tema materi kajian kita sore ini adalah

🔷TENTANG MASA LALU

Suatu waktu yang tidak akan ditemui lagi adalah masa lalu. Demikian kata Imam Al Ghazali. Waktu, saat manusia melewati fase-fase kehidupan sejak dilahirkan sampai wafat kelak.

Masa lalu adalah 'takdir' yang tidak akan pernah berubah. Ia tersimpan dalam file kenangan indah, atau file kenangan buruk.
Namun seringkali masa lalu dianalogikan dengan 'kehidupan pahit' dan masa kelam yang 'kotor' an sich, penuh dengan dosa.

Waktu sudah pasti terus berganti setiap detiknya. Demikian juga usia manusia bertambah setiap detiknya. Masa lalu juga demikian, 'merekam' semua peristiwa yang telah terlewat. Tapi tidak semua manusia awas dengan masa lalu, karena hidayah tidak sempat hinggap di hatinya. Masa lalu baginya hanya sekadar pergantian waktu hingga semuanya kelak akan kembali kepada Allah.

Semua peristiwa yang terekam di masa lalu, jika ia kenangan indah dan mulia, maka tidak perlu dibanggakan. Biarkan ia jadi amal shalih yang kelak dapat penghargaan dari Allah. Amal shalih itu nantinya akan jadi sahabat di alam kubur dan akhirat. Kelak ia akan menjadi 'alat tukar' dengan janji Allah yaitu surga.

وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَٰئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا

"Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun."
(QS. 4 : 124)

Sebaliknya jika ia kenangan buruk, biasanya yang tersisa adalah penyesalan tidak berujung atau penderitaan yang tidak terobati. Jika ikut larut di dalamnya dan putus asa maka masa lalu akan merekam bahwa ia termasuk yang manusia yang merugi. Keputusasaan membuatnya 'kalah' dan 'pasrah' hingga tidak lagi mau mendekat dan mengejar kasih sayang Allah.

Sejatinya semua manusia memang berada dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan  beramal shalih. (Lihat QS. 103 : 2-3).

Tapi Islam melarang putus asa dan 'pasrah' dengan kondisi. Sesulit apapun kondisinya, ikhtiar sekuatnya akan 'mengundang' kasih sayang Allah, sebab tidak ada amal shalih yang sia-sia disisi Allah. Keletihan dalam susah payah dan butiran keringat dalam ikhtiar akan menambah bobot pahala.

Si pendosa juga tidak boleh putus asa, karena ampunan Allah sangatlah luas. Jika masa lalu penuh dengan 'kotoran' amal, maka mendekat dan berlari menuju ampunan Allah adalah pilihan terbaik.

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(QS. 39 : 53)

Masa lalu adalah rekaman amal di waktu hidup. Biarkan ia indah di setiap pertambahan 'usianya'.  Keindahannya akan semakin tampak tatkala kecintaan pada Allah dan Rasul-Nya bertambah.

Seorang ulama dari kalangan tabi'in, Fudhail bin 'Iyaadh dalam kitab Taqribuut Tahdziib pernah memberikan nasehat pada seseorang yang  telah berusia 60 tahun.  Beliau mengatakan :
“Engkau berbuat kebaikan (amal shaleh) pada sisa umurmu (yang masih ada), maka Allah akan mengampuni (dosa-dosamu) di masa lalu, karena jika kamu (tetap) berbuat buruk pada sisa umurmu (yang masih ada), kamu akan di siksa (pada hari kiamat) karena (dosa-dosamu) di masa lalu dan (dosa-dosamu) pada sisa umurmu."

Kata Umar bin Khattab, hisablah dirimu sebelum engkau akan dihisab kelak. Maka masa lalu adalah untuk dihisab, dihitung dan ditimbang-timbang, apakah pahala dimasa lalu cukup untuk bekal di 'masa depan'  yaitu akhirat.

Allah mengingatkan manusia agar mempersiapkan dirinya untuk masa depan. Bagaimana nasibnya kelak sebab hari esok adalah hari akhirat.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(QS. 59 : 18)

Semoga masa lalu kita jadi amal yang indah, dan masa esok yang bahagia di akhirat.

Wallahu'alam

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
        💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Kiki ~ Tanjungpinang
Apakah boleh jika kita suka terbayang masa lalu kita yang jahil dahulu ustadz?

🌷Jawab :
Masa lalu yang tidak baik, jika mengganggu dan membuat hati sedih, sebaiknya dilupakan.

Masa lalu hanya boleh diingat jika, ada muhasabah di dalamnya, agar ada dorongan untuk taubat dan mendekat kepada Allah.

0⃣2⃣ Lisa ~ Malang
Jika seseorang menyesal sampai terpuruk dan putus asa malah menjauh sama Allah, jika bukan dari dirinya sendiri apakah bisa kembali bangkit?
Karena keluarganya membiarkan apa yang dia lakukan.

🌷Jawab:
Seorang yang dewasa, pilihan hidupnya ada di tangannya. Maka jika ia salah pilih maka resikonya harus siap ditanggung olehnya, apapun itu. Jika terpuruk dan menjauh dari Allah, maka akan membuat hidupnya tambah kacau, sia-sia malah.

Menyesal itu harusnya ke arah perbaikan, bukan malah putus asa. Islam melarang putus asa, karena disetiap lorong masalah, ada penyelesaian yang sudah Allah sediakan. Tinggal kita mau tidak untuk 'melangkah'.  Di ujung sana, Allah telah menunggu kita, untuk merangkul kita hambanya yang rindu kasih sayangNya.

Maka jangan putus asa, kembalilah pada Allah. Dan arah kesana, harus kemauan diri sendiri, agar azzamnya kuat bahwa ia ingin melupakan masa lalu.

Wallahu'alam

0⃣3⃣ Lisa ~ Malang
Satu lagi ustadz.
Tentang schizophrenia, kemenakan saya pulang dari merantau di Jakarta mengalami depresi berat sampai tidak mau makan tidak mau kuliah. Orang tuanya tidak mengetahui penyebabnya, mereka hanya mengobati ke psikolog, namun sayangnya orang tua sibuk duniawi.
Schizophrenia apakah harus di ruqyah atau melalui psikolog ya ustadz?

🌷Jawab :
Sebaiknya di ruqyah dulu. Jika ia sering berhalusinasi, bicara sendiri dan ngawur, mungkin saja itu gangguan jin.
Silahkan coba dibawa ke tukang ruqyah, semoga ada perubahan.

Wallahu'alam

0⃣4⃣ iNdika ~ Kartasura
Bagaimana kalau setelah menikah, orang dari masa lalu salah satu pasangan datang & cukup mengganggu pernikahan tersebut?

🌷Jawab:
Kata orang bijak, buanglah 'MANTAN' pada tempat sampah. Jika tidak, apalagi ingat-ingat kisahnya maka bisa bahaya. Sebaiknya menjauh saja.
Terima takdir yang Allah berikan.

0⃣5⃣ Jenni ~  Depok
Pengertian tulisan ustadz diatas tadi.
"Kenangan itu bisa indah bisa kurang indah atau tidak indah atau menyakitkan."
Pertanyaan saya, kalau yang sakit adalah raga kita atau badan kita sejak kecil hingga tua, bagaimana menyikapinya yang padahal sangatlah menyakitkannya bukan hanya badan saja yang sakit, hati ini juga ikut sakit karena yang sakit tidak cuma kita tapi sekitar kita juga sakit , bagaimana cara mengatasinya ustadz ?
Syukron ustadz

🌷Jawab:
Memang untuk langsung melupakan butuh effort, ikhtiar maksimal dengan banyak cara. Melakukan kegiatan-kegiatan positif adalah salah satu cara untuk secara perlahan melupakan masa lalu.

Tidak mudah memang, tapi setelah kaki melangkah, badan bergerak, tangan bekerja, dan pikiran sering diolah, maka masa lalu itu akan bisa dilupakan secara perlahan. Mungkin tidak akan terlupakan selamanya, tapi minimal sudah punya cara bagaimana bisa move on saat teringat.

Wallahu'alam

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Hampir semua orang punya masa lalu, dan rata-rata kurang baik. Tapi sebagian ada yang bangkit, sedang sebagian lagi 'cuek' dan tidak peduli.

Sehingga ia menerima takdir apa adaanya dan tidak berubah. Sedang kita ingin perubahan, melupakan kelamnya masa lalu, untuk urusan besar di depan, yaitu pertangungjawaban kepada Allah.

Maka fokus saja dengan hal tersebut, fokus ibadah, fokus taubat dan seterusnya. 

Selebihnya serahkan pada Allah, ikuti irama takdir yang Allah tentukan buat kita.
Demikian.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar