Kamis, 29 September 2022

SILAU DENGAN GEMERLAP DUNIA

 


OLeH: Ustadz Mukhtar Azizi, S.Pd.I

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

💎 SILAU DENGAN GEMERLAP DUNIA

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Yuk kita kaji bersama ya... Ada apa dengan dunia ?

Seperti apa ya dunia itu?

Sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda: 

"Perbandingan antara dunia dan akhirat bisa diukur dengan seseorang yang mencelupkan jari tangannya ke dalam air laut. Lihatlah, seberapa banyak air yang ia dapatkan di jari tangannya itu.'' (HR. Ibnu Majah dari Al-Mustaurid)

Pada satu saat, Usman bin Affan bercerita, ''Suatu saat di tengah hari, aku melihat Zaid bin Tsabit keluar dari istana Marwan. Dalam hati, saya bertanya-tanya, ada apakah ia gerangan pada saat seperti ini? Aku yakin, pasti ada sesuatu yang penting ia bawa.'' Usman mendekati Zaid dan langsung bertanya, ''Ada apa gerangan wahai Zaid?''

Zaid menjawab, ''Aku membawa sesuatu yang aku dengar langsung dari Nabi ﷺ.'' Usman bertanya lagi, ''Apa yang Nabi ﷺ sabdakan kepadamu?'' Zaid menjawab, ''Rasulullah ﷺ bersabda, 'Siapa yang menjadikan dunia sebagai ujung akhir ambisinya, Alloh ﷻ akan pisahkan ia dengan yang diinginkannya (dunia), lalu Alloh ﷻ akan menjadikan kefakiran membayang di pelupuk kedua matanya. Padahal Alloh ﷻ sudah pasti akan memberikan dunia kepada setiap manusia sesuai dengan yang telah Ia tetapkan. Tapi siapa yang menjadikan akhirat sebagai ujung akhir ambisinya, maka Alloh ﷻ akan mengumpulkan dan mencukupi segala kebutuhannya di dunia. Lebih dari itu, Alloh ﷻ akan membuat hatinya menjadi kaya. Dunia akan selalu mendatanginya, meskipun ia enggan untuk menerimanya.' (HR. Ibnu Majah dari Usman bin Affan)

Dalam hadis yang lain, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam mengungkapkan, ''Siapa yang menjadikan ambisinya semata-mata untuk meraih akhirat, Alloh ﷻ akan mencukupi kebutuhan dunianya. Tapi siapa yang ambisi meraih dunianya bermacam-macam, Alloh ﷻ tidak akan pernah peduli dengan yang ia inginkan. Ia justru akan menemui kehancurannya sendiri.'' (HR. Ibnu Majah dari Abdullah bin Mas'ud).

Wallahu a’lam bishawab

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ iiN ~ Boyolali
Ustadz, kan masih sering terjadi ya di setiap hari, yang namanya dunia itu pasti dinilai harta, banyakan mana gitu kasaran nya.

Hal apa ustadz yang membuat orang-orang itu masih saja mengukur atas dasar harta saja? Dan kenapa kebiasaan seperti itu tidak ada ujungnya?

🔷 Jawab:
Harta sesuatu yang tidak bernilai bila tidak di isi dengan cahaya iman dan ilmu,vmaka harta yang berkah hanya dijadikan untuk mencari ilmu dan ibadah kepada Rabb.

🌸ustadz bila persaingan dalam ibadah, misal sedekah, si A tidak mau kalah dengan si B, itu hal yang baik kah atau bagaimana?

🔷Kembali pada niat, beramal dengan ikhlas tidak pada persaingan melainkan amal shalih.

Wallahu a’lam bishawab

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Dunia jembatan akhirat, maka beribadah beramal akhirat, dunianya menjadi berkah.

Wallahu a’lam bishawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar