OLeH: Ibu Hj. Irnawati Syamsuir Koto
•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•
💎 KUALITAS UMUR SESEORANG
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Sahabat-sahabatku...
Setiap ada yang merayakan hari ulang tahun, kita selalu mendengar ucapan selamat panjang umur. Atau ketika ada bayi yang lahir, didoakan agar sehat dan berusia panjang. Namun, adakah yang dapat memastikan dirinya sendiri berusia panjang? Mulia atau hina? Penuh keberkahankah?
Umur manusia adalah perkara ghaib dan merupakan rahasia Alloh ﷻ. Tidak seorangpun tahu berapa panjang usia yang dijatahkan untuknya.
Meski Umur termasuk perkara ghaib, beberapa ulama besar mencoba membahasnya. Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad, misalnya, mengkaji masalah umur melalui karyanya, Sabilul'Iddikar wal I'tibar bima Yamurru bil-Insan wa Yanqadhi lahu minal-A'mar (Jalan Menuju Peringatan dan Perenungan tentang Tahapan Usia yang Dilalui Manusia). Beliau membagi umur dalam lima tahapan :
✓ Pertama, sejak Alloh ﷻ menciptakan Nabi Adam AS dan membekalinya dengan keturunan.
✓ Kedua, terhitung sejak seorang manusia terlahir dari rahim ibunya hingga ajal menjemput.
✓ Ketiga, dimulai sejak kebangkitan manusia dari alam dunia melalui kematian sampai bertiupnya sangkakala Malaikat Israfil di Padang Mahsyar. Umur ketiga adalah masa penantian seseorang di alam barzakh.
✓ Keempat, berlangsung sejak seorang manusia dibangkitkan dari alam barzakh, bersamaan dengan ditiupnya sangkakala yang kedua hingga manusia melangkah di atas shirath al-mustaqim.
✓ Kelima, dimulai sejak seseorang memasuki pintu surga, atau terjatuh di jurang neraka.
Usia umat Rasulullah ﷺ tidaklah sepanjang usia umat-umat terdahulu. Dalam sebuah hadist disebutkan, usia mereka umumnya antara 60 sampai 70 tahun.
Rasulullah ﷺ pernah mengadukan pendeknya usia umat beliau itu kepada Alloh ﷻ. Dengan penuh kasih, Alloh ﷻ menjelaskan, meski usia umat Islam lebih pendek dari umat lain, Alloh ﷻ telah menganugrahkan banyak keutamaan. Diantaranya Lailatul Qadar, malam yang nilainya lebih dari seribu bulan.
Masa muda dan masa dewasa merupakan fase terpenting dalam kehidupan manusia. Mengenai pentingnya masa muda, seorang bijak mengatakan, "Jika engkau tidak bisa meraih kemuliaan di hari mudamu, tak akan mulia hidupnya sampai tua."
Yang sangat penting diingat, setiap orang akan diminta pertanggungjawaban tentang umur yang dianugerahkan kepadanya. Rasulullah ﷺ bersabda, "Tidak akan bergeser kedua kaki manusia pada hari kiamat sampai selesai ditanya tentang empat perkara, yaitu tentang umurnya, dihabiskan untuk apa; tentang masa mudanya, dipergunakan untuk apa; tentang hartanya, darimana diperoleh dan untuk apa dibelanjakan; dan tentang ilmunya, apakah sudah diamalkan." (HR. At-Tarmidzi).
Dalam Islam, usia 40 tahun dianggap sebagai usia yang istimewa. Ia dipandang sebagai tonggak awal kemapanan seseorang. Rasulullah ﷺ pun diangkat sebagai Nabi oleh Alloh ﷻ pada usia 40 tahun. Bagi kaum sufi, usia 40 tahun dianggap sebagai pintu gerbang menuju Alloh ﷻ. Seorang sufi besar, Syaikh Abdul Wahhab bin Ahmad Asy-Sya'rani, dalam kitab Bahrul Maurud, menulis, "Telah diambil perjanjian dari kita, apabila umur telah mencapai 40 tahun, hendaklah bersiap-siap melipat kasur dan selalu ingat pada setiap tarik nafas, bahwa kita sedang berjalan menuju akhirat, sampai tidak merasa tenang lagi rasanya hidup di dunia." Yang dimaksud dengan "melipat kasur" ialah mengurangi tidur untuk memperbanyak ibadah.
Setelah melampaui fase kedewasaan, kaum muslimin memasuki fase persiapan menghadapi kematian, yakni pada usia 60 sampai 70 tahun. Sabda Rasulullah ﷺ, "Masa penuaan umur umatku dari 60 hingga 70 tahun." (HR. Muslim dan An-Nasa-i).
Oleh karena itu , amat sangat keterlaluan orang-orang yang sudah berusia diatas 60 tahun tapi masih juga melakukan maksiat. Sabda Rasulullah ﷺ, "Alloh ﷻ tidak akan menerima dalih seseorang sesudah Dia memanjangkan usianya hingga 60 tahun." (HR. Al-Bukhari).
Usia lanjut juga merupakan sebuah keistimewaan. Dalam sebuah hadits qudsi Rasulullah ﷺ menyampaikan firman Alloh ﷻ, "Demi kemuliaan-Ku, keagungan-Ku, dan kebutuhan hamba-Ku kepada-Ku, sesungguhnya Aku merasa malu menyiksa hamba-Ku, baik laki-laki maupun perempuan, yang telah beruban karena tua dalam keadaan muslim." Dalam hadits lain beliau bersabda, "Sebaik-baik diantara kalian ialah orang yang panjang umurnya dan baik pula amalannya." (HR. At-Tarmidzi).
Namun Al-Quran juga berulang kali memperingatkan akan datanya ketuaan dan kepikunan. Misalnya dalam surah An-Nahl ayat 70, "Alloh ﷻ menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu. Dan diantara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah, supaya tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Alloh ﷻ Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa."
Kepikunan yang mengiringi ketuaan itulah yang ditakuti oleh Rasulullah ﷺ, sehingga beliau selalu berdo'a, "Aku berlindung kepada-Mu dari usia yang paling hina."
Suatu kali Ma'an bin Zaidah mendatangi Al-Makmun. Makmun bertanya, "Bagaimana keadaanmu di usia tua renta ini?" Ia menjawab, _"Aku bisa jatuh hanya karena tersandung kotoran unta, dan cukup diikat hanya dengan sehelai rambut."
"Bagaimana keadaanmu dalam makanan, minuman dan tidurmu?"
Ia menjawab, "Bila lapar, aku marah; dan bila makan, aku merasa jengkel. Bila berada di antara orang-orang, aku mengantuk; dan bila di atas kasurku, aku terjaga."
"Bagaimana keadaanmu dengan para wanita?" Beliau menjawab, "Kalau wanita yang buruk rupa, aku tidak menginginkan mereka; sedangkan para wanita yang cantik tidak menginginkanku." Makmun berkata, "Kalau begitu tidak pantas orang sepertimu dianggap muda."
"Lipat gandakanlah imbalan untuknya dan haruskanlah ia menetap di rumahnya. Biarkan masyarakat yang mengunjunginya, dan jangan biarkan ia mengunjungi siapapun."
Sejak zaman Rasulullah ﷺ sampai kini, ada orang-orang yang dianugerahi Alloh ﷻ umur panjang dari orang-orang pada umumnya. Dan mereka mengisinya dengan berbagai kebaikan, sehingga hidup mereka penuh berkah dan tercatat dalam sejarah. Mereka inilah yang dimaksud dalam hadits Nabi, "Sebaik-baik kalian adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya."
Disamping itu ada pula orang-orang yang usianya pendek tapi juga sangat berarti, karena dipenuhi berbagai amal yang diridhai Alloh ﷻ. Mereka yang tergolong dalam kelompok ini pun namanya terabadikan dalam sejarah, dan senantiasa dikenang orang.
Diantara para sahabat Nabi yang dianugrahi usia panjang adalah Anas bin Malik, salah seorang sahabat utama, perawi hadits terkenal, dan pelayan Rasulullah ﷺ.
Anas lahir pada tahun ke 10 sebelum HIjrah. Sejak kecil ia sudah memeluk Islam, dan terus melayani Rasulullah ﷺ sampai beliau wafat. Kurang lebih 10 tahun lamanya ia melayani Rasulullah ﷺ, yaitu selama beliau menetap di Madinah.
Ibunya yang mula pertama membawanya menghadap Rasulullah ﷺ agar dapat melayani beliau. Anas bangga menyandang predikat "Pelayan Rasulullah ﷺ," karena kedudukan itu memang suatu kemuliaan.
Ia adalah sahabat yang terbanyak memiliki anak, berkat do'a Nabi ﷺ. Suatu ketika ibunya memohon agar Rasulullah ﷺ mendo'akannya. Maka beliau pun mendo'akan Anas, "Ya Alloh ﷻ, berilah rezeqi anak dan harta kepadanya, dan berkahilah dia." Dalam redaksi yang lain, do'a beliau sebagai berikut, "Ya Alloh ﷻ, perbanyaklah harta dan anaknya, dan masukkan lah ia ke dalam surga."
Anas adalah sahabat yang terakhir wafat di Basrah. Menurut riwayat yang paling kuat, ia wafat pada tahun 93 H/711 M dalam usia 103 tahun. Ia wafat setelah menjalani kehidupan penuh perjuangan. Ia kaya dengan ilmu, dan sarat dengan amal. Di saat ajal hendak menjemput, ia berkata, "Talqinkanlah aku dengan ucapan La ilaha illallah." Dan kalimat tauhid itu terus diucapkannya hingga ruh berpisah dari jasadnya.
Ada pula tokoh yang usianya tidak panjang tetapi penuh dengan keberkahan dan kehidupannya tetap dikenang orang dari zaman ke zaman. Salah satunya adalah Umar bin Abdul Aziz, yang pada tahun 99 H/717 M terpilih sebagai khalifah menggantikan Khalifah Sulaiman. Ketika itu usiannya 37 tahun. Ia dipandang sebagai khalifah paling adil dan paling sederhana didi antara semua khalifah Bani Umayyah.
Umar juga menghentikan segala bentuk kemewahan para mantan khalifah, dan sebaliknya menghidupkan pengajian Al-Quran dan Sunnah. Ia juga melarang pengawal dan rakyat berdiri menghormatinya. Ketika orang-orang berdiri menghormatinya, ia berkata, "Jika kalian berdiri, kita semua berdiri, jika kalian duduk, kita semua duduk. Sepatutnya lah manusia hanya berdiri menyembah Alloh ﷻ, Tuhan sekalian alam. Sesungguhnya Alloh ﷻ telah mewajibkan hal-hal fardhu dan menyunahkan hal-hal sunnah. Barang siapa mengambilnya, bertemulah dia dengan-Nya; dan barang siapa meninggalkannya, binasalah dia."
Para salaf shalih yang beumur panjang dalam keadaaan ibadah dan taat kepada Alloh ﷻ menganjurkan para pemuda untuk memanfaatkan masa muda mereka, "Pergunakanlah masa muda kalian sebelum kalian menjadi seperti kami saat ini." Maksud mereka, di usia yang tua renta nan lemah tidak dapat melakukan banyak amal shalih padahal di usia mereka yang demikian mereka telah mendahului para pemuda dalam berlomba-lomba menuju jalan Alloh ﷻ dan bersungguh-sungguh dalam mentaati-Nya.
Sahabat-sahabatku...
Namun dalam Islam, bukan usia panjang yang terpenting, melainkan keberkahan usia. Keberkahan ditandai dengan bagusnya amal ibadah dan akhlak serta karya yang bermanfaat bagi generasi sesudahnya. Semoga Alloh ﷻ selalu bersama kita. Aamiin
Wallahu a’lam bishawab
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
0️⃣1️⃣ Atin ~ Pekalongan
Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh Uni,
1. Orang pikun apakah berarti segala perbuatannya sudah tidak dimintai pertanggungjawaban?
2. Benarkah jika usia lebih dari 40 tahun dia tidak mengarah ke kebaikan setelah terlalu banyak maksiat, akan sulit baginya berubah menjadi baik?
3. Benarkah perilaku seseorang di masa tua menjadi gambaran masa mudanya?
Maksudnya jika dia mudanya ahli dzikir, tuanya tidak akan dia tinggalkan itu. Dia tukang mengumpat, tuanya dia susah ngerem itu.
🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi Wabarakatuh
1. Benar Eyang, orang pikun, sejak dia mengalami kepikunan maka segala perbuatannya tidak lagi dimintai pertanggungjawaban, karena sudah hilangnya.
Sabda Nabi shallallahualaihi wa sallam,
أربعة (يحتجون) يوم القيامة رجل أصم لا يسمع شيئاً ورجل أحمق ورجل هرم ورجل مات في فترة، فأما الأصم فيقول رب لقد جاء الإسلام وما أسمع شيئاً، وأما الأحمق فيقول رب لقد جاء الإسلام والصبيان يحذفوني بالبعر، وأما الهرم فيقول رب لقد جاء الإسلام وما أعقل شيئاً، وأما الذي مات في الفترة فيقول رب ما أتاني لك رسول فيأخذ مواثيقهم ليطيعنه فيرسل إليهم أن أدخلوا النار، قال: فوالذي نفس محمد بيده لو دخلوها لكانت عليهم بردا وسلاما.
“Ada empat jenis orang yang akan mengajukan banding pada hari kiamat nanti: (1) orang tuli yang tak dapat mendengar sesuatupun, (2) orang dungu atau gila, (3) orang tua renta lagi pikun, dan (4) orang yang meninggal pada zaman fatrah. Orang yang tuli berkata,”Ya Tuhanku, Islam datang namun aku tidak mendengar sesuatupun tentangnya.”
Yang dungu berkata, ”Ya Tuhan, Islam datang, namun anak-anak kecil melempariku dengan kotoran hewan.”
Orang tua renda lagi pikun berkata, “Ya Tuhan, sungguh Islam telah datang, namun aku tidak mengerti atau paham.”
"Orang yang mati di zaman fatroh berkata Ya Tuhan, Rasul-Mu tidak mendatangiku.”
"Lalu diambillah perjanjian dengan mereka untuk di uji. Kemudian akan diutus seorang utusan (Rasul) kepada mereka yang memerintahkan untuk memasuki api. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya mereka masuk ke dalam api tersebut, niscaya mereka akan merasakan dingin dan selamat (dari adzab).” (HR. Ahmad, dinilai hasan oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth).
2. Menurut ulama seperti itu eyang, karena usia 40 adalah usia yang matang dan usia yang seharusnya sudah menuju kepada Alloh ﷻ, tapi disaat itu masih lalai, maka sulit akan berubah, kecuali orang-orang yang dikendaki Alloh ﷻ.
3. Wallahu a'lam, jika tidak ada perubahan, taubat dan keistiqomahan, bisa saja hak itu terjadi eyang, tapi bagi orang-orang yang istiqomah hijrah dari masa lalunya, tentu Alloh ﷻ tidak akan sia-sia meski dimasa mudanya kehidupannya tidak begitu baik.
Wallahu a’lam bishawab
0️⃣2️⃣ Tia ~ Bandung
Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh
Bu, bagaimana dengan orang yang bisa memprediksi usia orang tersebut panjang dan berkah sampai 100 tahun lebih karena katanya ia lahir di hari sabtu.
🔷Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi Wabarakatuh
Keberkahan usia bukan karena hari lahir, tapi karena kedekatan kita dengan Alloh ﷻ. Kita tidak bisa request lahir di hari apa, kapan dan dimana dan dari rahim siapa kita lahir. Kalau di dalam Islam sendiri, hari-hari terbaik adalah hari Senin, kamis dan Jum'at. Tapi apa kita bisa minta lahir hari itu? Tidak bisa kan?
Karenanya jika ingin usianya berkah, maka istiqomahlah dijalan Alloh ﷻ.
Wallahu a’lam bishawab
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
Setiap Muslim hendaknya menyadari kembali bahwa kematian akan datang tanpa diduga. Kesadaran terhadap hal ini akan memotivasi untuk bersegera mengisi umur di dunia dengan perbuatan baik dan amal saleh. Sebab, umur yang disia-siakan pada akhirnya hanya akan melahirkan penyesalan yang tidak berguna.
Semoga kita termasuk orang yang pandai mengisi dan menfaatkan sisa umur dengan hal yang mengundang rahmat dan ridha Allah subhanahu wata'ala, sehingga mati dalam keadaan Husnul khatimah.
Wallahu a’lam bishawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar