Sabtu, 30 April 2022

MUHASABAH DAN TAFAKUR DI AKHIR RAMADHAN

 


OLeH: Ustadz Undang Suherlan

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

💎MUHASABAH DAN TAFAKUR DI AKHIR RAMADHAN

بِسْــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمن الرَّحِيْمُ

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

الحمد لله
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ...

ام بعد

Segalanya milik Alloh ﷻ apa yang ada di langit dan bumi, kenikmatan dan kesusahan asalnya dari Alloh ﷻ sudah selayaknya kita panjatkan puji dan syukur hanya kepada Alloh ﷻ.

Agama Islam adalah agama yang mengangkat dan membebaskan manusia dari jaman jahiliah zaman kegelapan menuju ke zaman yang terang benderang, sudah selayaknyalah kita sebagai umatnya senantiasa menghaturkan sholawat dan salam hanya kepada Nabi Muhammad ﷺ.

Ramadhan akan segera meninggalkan kita.
ada banyak kebaikan telah dilakukan, yang penting diperhatikan adalah apakah semua yang diamalkan di dalam Ramadhan, berupa ibadah dan amal saleh yang begitu ringan dijalankan, dapat dipertahankan, bahkan diperkuat dan ditajamkan pada bulan-bulan pasca-Ramadhan?

Inilah pertanyaan yang penting agar predikat takwa tak semata melekat pada saat Ramadhan.

Tetapi sepanjang tahun hingga bertemu kembali dengan Ramadhan pada tahun berikutnya bahkan sampai bertemu dengan Ilahi Rabbi.

"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Alloh ﷻ ialah orang yang paling takwa di antara kalian. Sesungguhnya Alloh ﷻ Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS. al-Hujurat:13)

Dengan kata lain, target, ataupun capaian penting yang mesti dijaga setelah diraih dengan beragam amal ibadah dan kebaikan tiada lain adalah ketakwaan itu sendiri.

Semua amalan itu tentu saja tidak boleh terhenti di dalam Ramadhan semata, tetapi harus diupayakan untuk diamalkan pada bulan-bulan lainnya, sekalipun secara kalkulasi pahala, tentu saja Ramadhan jauh lebih berlipat ganda balasannya dibanding dilakukan pada bulan yang lain. Namun, semangat untuk menjaga karakteristik takwa di dalam diri, mesti diupayakan sepanjang tahun dan sepanjang hayat.

Permasalahan yang tidak ringan ada lah begitu Ramadhan pergi, nuansa religius secara sosial langsung bubar kemudian lenyap.

Di sini orang banyak yang lupa dengan kebaikan dirinya pada Ramadhan.

Ibadah perlahan kendur dan godaan untuk melanggar perintah-Nya kian menguat.

Sehingga jika Ramadhan ibadah kuat, di luar Ramadhan komitmen keberislamannya pun melorot.

Di sini, takwa mendapatkan ujian tidak ringan.

Mengapa Rasulullah ﷺ, sahabat, dan para ulama terdahulu menangis kala akan berpisah dengan Ramadhan?

Tidak lain adalah karena menjaga takwa pada bulan selain Ramadhan adalah benar-benar tidak mudah.

Simak percakapan antara Umar bin Khattab dan Ubay bin Ka'ab.

Ubay bertanya kepada Umar tentang makna takwa.

Khalifah kedua ini malah balik bertanya, Pernahkah engkau berjalan di tempat yang penuh duri?Ubay bin Ka'ab menjawab, Ya, pernah. Apakah yang engkau lakukan? Tanya Umar kembali.
"Tentu aku sangat berhati-hati melewatinya! jawab Ubay bin Ka'ab. Itulah yang dinamakan takwa, ujar Umar."

Ibadah-ibadah ramadhan kita memang begitu akrab dan identik dengan puasa, tarawih, sedekah dan untaian bacaan Al Quran.

Namun, ada sebagian dari kita kadang meninggalkan sebuah hal yang begitu penting untuk dilakukan di bulan ramadhan yaitu melakukan muhasabah diri.

Mengevaluasi diri, berapa banyak dosa yang telah dia kerjakan dan apa saja kebaikan yang belum dia lakukan.

Melakukan muhasabah merupakan salah satu hal terbaik yang dapat kita lakukan untuk dapat memperbaiki kesalahan dan dosa-dosa yang telah dilakukan di masa lalu. Dengan melakukan muhasabah, kita sebagai manusia menyadari bahwa kesalahan yang telah diperbuat harus dipertanggungjawabkan, baik di dunia maupun di akhirat.

Muhasabah sangat dianjurkan untuk dilakukan, hal ini seperti yang tertuang dalam surat Al Hasyr ayat 18.

Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dengan menyatakan bahwa hendaknya manusia menghisab (menghitung-hitung amalnya) dirinya sendiri sebelum Alloh ﷻ yang menghisab dirinya.

Hendaknya pula manusia melihat dan memperhatikan bekal dan tabungan amal salih yang akan dibawa ke hadapan Rabbnya.

Bahkan, Alloh ﷻ memberikan penegasan kepada manusia dua kali dalam ayat ini untuk selalu bertakwa kepada-Nya yang mencakup pelaksanaan semua perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya.

Sebagai manusia, kita semua tak pernah lepas dari kesalahan Begitulah kita sebagai anak cucu Nabi Adam yang telah ditakdirkan untuk berbuat kesalahan dan segera untuk bertaubat sebagaimana diriwayatkan:

“Seluruh anak Adam berdosa dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat.” (HR. Ibnu Maajah)

Alhamdulillah ketika kita masih diberi kesempatan untuk bisa melakukan muhasabah. Muhasabah sesungguhnya telah mengajarkan kita tentang muroqabatullah dalam artian kita meyakini bahwa Alloh ﷻ selalu hadir dan mengawasi seluruh perilaku yang kita lakukan.

Menjelang akhir ramadhan ini adalah bagaimana kita berusaha agar kita memperbanyak istighfar dan meminta ampunan Alloh ﷻ atas dosa-dosa kita.

Selain itu segera kita meminta maaf kepada orang-orang atas kesalahan-kesalahan kita terlebih kita tidak sengaja dan lupa berbuat salah pada orang lain sehingga tidak ada pengadilan di akhirat nanti.

Sebenarnya ramadhan adalah bukanlah satu-satunya waktu untuk melakukan muhasabah diri.

Akan tetapi, orang seperti kita yang belum pernah mengetahui perintah dan hakikat bermuhasabah dapat menumbuhkannya di bulan penuh berkah ini.

Alhasil, nanti ketika usai bulan ramadhan kita akan senantiasa menjadikan muhasabah sebagai kebiasaan baik sebelum dan setelah melaksanakan sesuatu.

Di penghujung ramadhan ini, kita pun sangat berharap jika setelah ramadhan berlalu pun kita senantiasa istiqamah dalam ibadah dan ilmu serta selalu berkumpul bersama orang-orang yang senantiasa bermuhasabah dan takut dengan Rabb-Nya.

Semoga, di sisa umur kita ini masih bisa dipertemukan dengan ramadhan-ramadhan berikutnya yang Alloh ﷻ perkenankan untuk kita bertemu membasahi rindu akan kehadiran bulan ramadhan dan merajut cinta yang saleh di dalamnya.

Semoga kita bisa mengakhiri ramadhan ini dengan akhir yang baik dan mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat, dan kelak Alloh ﷻ mengumpulkan kita ke dalam Jannah Al-Firdaus-Nya.

Aamiin.

Wallahu a’lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Perbanyak ibadah di sepertiga ramadhan terakhir. Karena belum tentu usia kita akan sampai ke tahun berikutnya.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar