Sabtu, 30 April 2022

LALAI DALAM SHOLAT

 


OLeH: Ustadz Abdillah Noor Rahmat

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

🌸LALAI DALAM SHOLAT

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah...

Alhamdulillahilladzi Hadana Lihadza Wama Kunna Linahtadiya Laula An Hadanallah

Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wahdahu laa syarikallahu wa asyhaduanna muhammadan abduhu wa rasuulullah

Akhwati fillah rahimani wa rahimakumullah

Sebagaimana yang telah dijadwalkan, InsyaAllah kita akan membahas tema berkaitan dengan Lalai Dalam Sholat.

Yang perlu kita ingat yang pertama itu, Shalat adalah amalan yang sangat agung di dalam Islam ini. Sesungguhnya sholat memiliki kedudukan yang sangat terhormat, agung, mulia dan berharga dalam Islam. Shalat dalam Islam, ibarat kepala bagi wujud dalam jasad maka tidak mungkin terbayang apabila ada tubuh yang bisa hidup tanpa kepala. Demikian pula tidak terbayang bila Islam tanpa shalat. Oleh karena itu tidak heran apabila shalat termasuk sebagai rukun Islam yang kedua dari agama kita ini. Bahkan, menjadi rukun yang paling ditekankan setelah 2 kalimat syahadat. 

Shalat adalah tiang agama, barangsiapa yang mendirikannya berarti ia mendirikan agama, sebaliknya siapa yang meninggalkannya, siapa yang melalaikannya berarti ia telah menghancurkan agama. 

Shalat juga menjadi amalan yang paling utama karena merupakan kontak atau hubungan langsung antara seorang hamba dengan Khalik-Nya yaitu Allah Subhana wa ta'ala. 

Hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam:

inna ahadukum idza shalaat yunaaji rabbiih

"Sesungguhnya salah seorang dari kalian apabila mengerjakan shalat maka ia sedang bermunajat, sedang berinteraksi dengan Rabb-nya yaitu Allah Subhana wa ta'ala."
(Hadist ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari) 

Shalat merupakan mata air yang jernih, yang mengalirkan kekuatan, keteguhan dan rahmat kasih sayang Allah Subhana wa ta'ala yang deras kepada seorang hamba sehingga Allah Subhana wa ta'ala menghilangkan kotoran-kotoran dan dosa-dosanya. Hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh nabi shallallahu 'alaihi wasalam dari sahabat Jabir RA bahwasannya perumpamaan shalat lima waktu bagaikan sungai yang mengalir deras di depan pintu salah seorang di antara kalian lalu ia mandi padanya setiap hari sebanyak lima kali. 

Kemudian Al Hasan berkata: "Lantas adakah kotoran yang tersisa darinya? 
(Hadist ini diriwayatkan oleh Imam Muslim) 

Akhwati fillah rahmani wa rahimakumullah

Berdasarkan dua hadist ini maka perlu kita ingat shalat ini merupakan sarana yang paling agung bagi kita untuk bermunajat langsung pada Rabb kita bahkan shalat secara bahasa itu berarti ad du'a, berarti doa, memang dalam shalat ini dari awal sampai akhir semuanya merupakan rangkaian doa, apabila kita taddaburi maka begitu agung dan mulianya apa yang kita panjatkan dalam shalat kita. 

Dan perlu ingat juga bahwasannya Nabi shallallahu alaihi wasalam pernah menyampaikan bahwasannya wajib bagi seseorang yang akan melaksanakan shalat itu hendaknya berwudhu maka dari wudhu inilah Allah Subhana wa ta'ala menggugurkan dosa-dosa dari anggota badan kita yang terkena basuhan air wudhu, ini MasyaAllah rahmat dan kasih sayang Alloh ﷻ serta maghfirah-Nya begitu dikucurkan sederas-derasnya  bagi mereka yang menjaga rukun Islam ini, menjaga amalan yang sangat agung ini. Kemudian yang perlu kita ingat juga adalah nabi shallallahu alaihi wasalam pernah menyampaikan bahwasannya amalan yang pertama akan dihisab pada hari kiamat itu adalah shalat maka siapa yang menjaganya dengan baik, dia akan selamat, sementara siapa yang melalaikannya, yang meninggalkannya maka  bahayalah bagi orang tersebut. 

Oleh sebab itu kawan-kawan sekalian hendaknya kita menjaga amalan yang mulia ini, jangan sampai amalan yang mulia ini kita tinggalkan ataupun kita lalaikan. Perlu kita ingat Allah Subhana wa ta'ala telah menyampaikan bahwasannya fawailul lil musholin yakni kebinasaan, kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,  yang shalat bagaimana? Dijelaskan dalam ayat berikutnya allażīna hum fii ṣalātihim sāhụn, yakni orang-orang yang dalam shalatnya itu lalai. Lalai yang dimaksud di sini adalah mereka yang tidak menjaga batasan-batasan shalat itu sendiri. Mereka yang tidak menjaga batasan-batasan waktunya. Mereka yang tidak mentaddaburi apa yang dipanjatkannya ketika dalam shalat. Mereka yang keluar dari waktu shalat baru mengerjakan shalat atau ketika mereka shalat, mereka lebih sibuk dengan angan-angan dan bayang-bayang tertentu, jauh dari kata khusyuk dalam shalat itu sendiri. Maka bagi orang-orang yang demikian, Allah Subhana wa ta'ala ancam dengan kalimat fawailul lil musholin, kebinasaan atau al wail, neraka wail bagi mereka yang lalai dalam shalat.

Maka khatifidin rahimani wa rahimakumullah, hendaknya kita menjaga batasan-batasan shalat itu sendiri, perhatikan ya, jangan sampai setiap rukunnya kita tinggalkan, jangan sampai setiap sunnah-sunnahnya kita abaikan, kita lalaikan, kita anggap sepele padahal semuanya merupakan rangkaian ibadah yang mulia. 

Ketika kita menjaga berbagai macam aspek dalam shalat itu sendiri maka ketika shalat kita ini sempurna pahalanya akan sangat besar di sisi Allah Subhana wa ta'ala. 

Kemudian lebih berbahaya lagi bagi mereka, orang-orang yang meninggalkan shalat, hal ini sebagaimana yang Alloh ﷻ firmankan:

Audzubillahiminasyaitonirojim

Ma salakakum fii saqar, qālụ lam naku minal-muṣallīn.

Mereka penduduk yang ada di dalam surga ini bertanya: apa yang menyebabkan kalian itu memasuki neraka saqar? 

Maka mereka orang-orang yang berada di dalam neraka saqar menjawab: qālụ lam naku minal-muṣallīn.

Dahulu kami tidak mengerjakan shalat. Maka ancaman bagi orang-orang yang mengabaikan shalat, meninggalkan shalat adalah neraka saqar itu sendiri. Dan bagi mereka yang melalaikan shalat, mereka tetap shalat tapi keluar dari batas waktu yang ditetapkan oleh syariat, mereka yang shalat tetapi pikirannya itu tidak fokus, tidak khusyuk malah melalang buana ke sana kemari, memikirkan berbagai hal perkara duniawi, kemudian tidak memahami apa yang dibaca serta tidak tumaninah maka orang-orang yang demikian inilah yang dikategorikan lalai. Dan yang sangat disayangkan bagi mereka, orang-orang yang terbiasa melalaikannya maka yang disayangkan shalat itu tidak akan berbekas terhadap kehidupannya itu sendiri sehingga banyak orang yang shalat tetapi akhlak mereka masih jauh daripada nilai-nilai yang ditetapkan dan yang diinginkan oleh syariat, banyak mereka yang mengerjakan shalat tetapi tindak tanduknya jauh daripada apa yang diperintahkan oleh syariat. Sehingga shalat ini berdampak bagi dirinya, kehidupan pribadi dan masyarakatnya, oleh sebabnya ketika seorang mukmin mampu menjaga shalat dengan baik, maka mereka akan berbahagia, tetapi bagi mereka yang terbiasa melalaikannya maka kebinasaan, kerugian dan kecelakaanlah yang akan didapatkan. Dan perlu kita ingat, salah satu kerugian terbesar adalah tidak mendapatkan ampunan Allah subhan wa ta'ala, tidak mendapatkan rahmat Allah subhana wa ta'ala dan dosa-dosa yang telah dikerjakan pun juga tidak digugurkan Allah subhana wa ta'ala melalui media shalatnya. 

Oleh sebab itu akhwatifidin rahmani wa rahimakumullah, mari jaga shalat kita, Mudah-mudahan Allah subhana wa ta'ala mengampuni dosa-dosa kita dan menjadikan kita sebagai penduduk surga yang akan langsung dipanggil melalui pintu shalat itu sendiri. 

Wallahu a'lam bishowab

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu anlaaillaaha illa anta wa nastaghfiruka wa atuubu ilaik.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Cucu Cudliah ~ Tasikmalaya
Dari penjelasan Ustadz bahwa shalat merupakan pintu deras yang menghilangkan kotoran. 

1. Apakah kotoran itu yang dhohir atau yang bathin atau keduanya?

2. Apa hikmah dari pintu deras yang menghilangkan kotoran?

3. Bagaimana sebaiknya bila sudah mendengar adzan, tapi lagi membaca Al-Qur'an.
Maka saya melanjutkan bacaan Al-Qur'an sampai surat atau selesai juz tanpa mengindahkan suara Adzan

🌸Jawab:
1. Batin (yang saya maksud dosa) perumpamaan dalam hadits itu sholat diibaratkan sungai yang mengalir 5 kali. Siapa yang melaksanakannya maka bagaikan orang yang mandi 5 kali, tentu tidak meninggalkan kotoran. Begitupun kita yang berdosa, maka 5 kali kita sholat akan menggugurkan dosa kita.

2. Bukan pintu deras tapi sungai. Penjelasannya di poin 1.

3. Hentikan baca Al Quran, jawab adzan dan sholat. 

Wallohu a'lam.

0️⃣2️⃣ Apni ~ Garut
Assalamualaikum...

Apa hukumnya ketika shalat kita membawa tas? Karena kalau kita letakan di bawah ada kekhawatiran terinjak anak atau was-was hilang?

Wassalammua'laikum warahmatullahi wabarakatuh

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Boleh. Asal tasnya tidak mengganggu sholatnya serta isinya yang wajar. 

Wallohu a'lam

🔹Iya. Terima kasih banyak, Ustadz.

🌸Sama-sama. 
Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Fatimah ~ Bandung 
Mohon pencerahannya. 

Ketika kita sholat berjamaah namun imamnya kurang fasih dalam baca Quran atau Al Fatihahnya, apakah kita baca fatihah sendiri? Terima kasih. 

🌸Jawab:
Ya, baca ulang. Bila bacaan imam banyak yang salah. Terkhusus al-fatihah.

Wallohu a'lam

🔹Ooh gituh, jazakalloh khoir, Ustadz. 

0️⃣4️⃣ Aisya ~ Cikampek 
Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh

1. Ustadz, adakah tanda-tanda shalat kita diterima atau tidak?

2. Ustadz, wudhu itu syarat sahnya shalat.
Apakah ada kaitannya jika kita belum bisa khusuk dalam shalat itu ada yang salah dari wudhunya?

3. Jika kita mentadaburi QS. Al Ankabut ayat 45, shalat itu menjauhkan dari hal keji dan munkar. 
Kalau kita shalat tapi masih berbuat dosa dan apakah termasuk katagori lalai juga, Ustadz?

🌸Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

1. Ada, cirinya setelah shalat diikuti amalan soleh dan bisa menjaga diri dari perbuatan yang Alloh ﷻ haramkan. 

2. Perbaiki wudhu dan pelajari kembali fiqh shalat dan tadaburi apa yang dibaca. 

3. Tanda shalat kita belum sempurna atau cacat. Tapi kewajiban kita harus tetap shalat, dan memperbaiki diri serta pahami fiqh sholat. 

Wallohu a'lam.

🔹Nggih note, Ustadz.

Jika kita sudah merasa wudhu kita baik dan alhamdulillah mencoba untuk tidak mendekatkan dri kemaksiatan dan dosa, dan thumaninah tapi dalam shalat kita merasa belum mampu mutmainah.

Di pikiran masih saja ada duniawi (takut masak gosong, anak jatuh dan lain-lain).

Apakah ada amalan sunnah, Ustadz agar shalat kita lebih khusuk?

🌸Shalat masih mengingat hal-hal di luar shalat adalah salah satu bentuk kelalaian.

Maka sebelum sholat pastikan:
1) Urusan kita sudah selesai.
2) Wudhu kita sudah sempurna. 
3) Istiadzah memohon kepada Alloh ﷻ dijauhkan dari gangguan jin.
4) Iringi dengan sholat sunnah, dan 
5) Dzikir ba'da sholat.

Wallohu a'lam

🔹Ta'awudz atau isti'adzah ya, Ustadz...iya Saya biasanya langsung basmalah.

Nggih note, Ustadz, Syukron jazilaan

Afwan, satu lagi, Ustadz. 
Adakah larangan dari ulama, Ustadz menggunakan sajadah yang tebal dan empuk ketika sholat?

🌸Terkait larangan menggunakan sajadah empuk dan tebal. Sejauh ini Saya belum dapati keterangannya. Jadi insyaaAllah aman. Atau boleh ditanyakan pada asatidzah lain.

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Shalat adalah tiang agama, ia merupakan amalan utama setelah syahadat. 

Shalat merupakan amalan yang akan ditanya pertama kali. Shalat adalah amalan yang dapat menghantarkan keridhoan Alloh ﷻ dan mendatangkan ampunan-Nya.

Siapa yang ingin mendapatkan semua keutamaan itu maka jagalah ia. Siapa yang melalaikannya maka pertanda kecelakaan yang akan menghampirinya.

Mari jaga shalat. Semoga Alloh ﷻ mudahkan. 

Wallohu a'lam bishowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar