Senin, 29 Juli 2019

ME TIME UNTUK MUSLIMAH, PERLUKAH?



OLeH: Bunda Nurhamida

           💎M a T e R i💎

Assalamualaikum wr.wb.
Alhamdulillah washalatu wassalamu 'alaa Rasulillah.
Senang bertemu kembali dengan Akhwatfillah rahimakumullah di room Bidadari Perindu Surga.

Perkenankan saya berbagi tentang judul di atas, "Me Time untuk Muslimah, perlukah?"

Saya akan share slide berikut... isinya tentang sebuah tulisan saudari kita pandangannya tentang "me time".

Dari tulisan tersebut, kita akan diskusikan bagaimana sebagai muslimah kita memanfaatkan waktu kita. Benarkah harus ada me time? Dari mana Ide Me Time tersebut berasal? Apakah sebagai muslimah juga perlu me time?

Beberapa tahun terakhir, kaum muslimah terutama para ibu muda, baik yang bekerja maupun yang full sebagai ibu rumah tangga, sangat populer dengan istilah me time. Alasannya ingin punya waktu untuk diri sendiri, menyenangkan diri sendiri setelah sibuk seharian dengan aktivitas yang umumnya untuk kepentingan orang lain. Kebutuhan "me time" ini menjadi jadi dengan gencarnya tulisan-tulisan dan iklan-iklan via media sosial yang mengajak kaum muslimah meluangkan waktu tertentu untuk menikmati fasilitas-fasilitas menyenangkan diri.
Apakah tidak boleh? Tidak ada yang melarang. Silakan saja selama memiliki pintu rizki dan tidak merugikan keluarga. Namun, jika para muslimah ini sudah terkontaminasi dengan konsep "me time", dampaknya akan sangat besar utama pada saat mereka sudah berkeluarga.

Misalnya, akan ada tuntutan pada suami, diberi waktu tertentu bebas dari mengasuh anak, kewajiban rumah tangga, khusus untuk dirinya sendiri. Suami perlu menyiapkan dana tertentu khusus untuk "me time" istrinya. Tidak boleh? Oh...boleh saja. Itu kewajiban suami untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan istri sesuai kesanggupan.
Namun, dampak dari pola pikir ini akan mempengaruhi secara keseluruhan cara muslimah berinteraksi dan mengelola rumah tangganya. Padahal pada saat seorang muslimah telah berkomitmen untuk menikah, ia telah bersedia untuk menerima sekian banyak tanggung jawab yang besar dan menjanjikan ganjaran yang besar, yakni surga.
Seabreg tugas dan tanggung jawab tersebut jika tidak didasari oleh kesadaran dan pengetahuan yang memadai tentang strategi menjalankannya, maka akan melahirkan situasi yang membuat muslimah cepat penat, mudah stress dan sakit. Di situlah konsep "me time" memenuhi relung kebutuhan psikologisnya. Padahal jika berkaca pada sirah nabawiyah, bagaimana ummul mukminin dan shahabiyah memberi teladan  mereka menjalankan tugas mereka sebagai istri. Kita berada pada titik yang jauuuuh sekali dengan amalan yang mereka lakukan sehari hari. Amalan yang dapat mengantarkan mereka ke surga.

Kesibukan yang sangat dalam rumah tangga dan hampir tidak terpikir untuk melakukan "me time" saking sibuk berzikir kepada Allah, beribadah dalam tugas hariannya. Sehingga ada kisah yang sangat dikenal oleh para muslimah, ketika Fatimah, putri kesayangan Nabi saw mengeluh minta diberikan khadimat karena beratnya pekerjaan rumah tangga, Rasulullah saw malah menyampaikan hal yang tidak terduga; memintanya melakukan zikrullah 33 kali tasbih, takbir, tahmid, dan tahlil. Menggiling gandum sambil berzikir, menjadikan pekerjaan tersebut bermakna dan menjadi jalan ke surga karena zikirnya.
Baik, mari kita baca dahulu slidenya.

🌸🌷🌸
ME TIME UNTUK MUSLIMAH, PERLUKAH?

Mari cermati tulisan Ibu Yesi Elsandra yang saya kutip dari https//: www YESIELSANDRA. COM/2017/09/APA SIH ME-TIME ITU? PERLUKAH BAGI MUSLIMAH html.

Semua manusia memiliki waktu yang sama, 7 hari dalam seminggu dan 24 jam dalam sehari. Tetapi setiap orang memiliki cara yang berbeda mengisi dan memanfaatkan waktunya. Ada yang merasa 24 jam rasanya kurang, tetapi tidak sedikit yang merasakan lama sekali waktu berlalu.

Mengelola waktu adalah seni. Seperti kisah 4 orang mahasiswa yang sedang menunggu antrian bimbingan dengan dosennya.
Mahasiswa pertama menggerutu dan kesal karena mengantri lama sekali.
Mahasiswa kedua memanfaatkan waktu menunggu dengan membaca buku kuliah.
Mahasiswa ketiga bernyanyi untuk menghilangkan bosannya. Sedangkan mahasiswa keempat menghafal Al Qur'an.

Apa yang terjadi pada keempat mahasiswa tersebut setelah lulus kuliah?
Mahasiswa pertama sulit mendapat pekerjaan karena selalu berpikir negatif. Mahasiswa kedua menjadi asisten dosen karena wawasannya luas dan pintar. Mahasiswa ketiga berhasil mengikuti audisi penyanyi di sebuah televisi swasta dan mahasiswa keempat menjadi hafidz Qur'an.

Menunggu pastinya adalah sesuatu yang sangat membosankan. Empat orang mahasiswa berada dalam situasi yang sama tetapi berbeda cara mengisi dan memafaatkan waktunya. Lihatlah hasilnya yang berbeda pula. Begitupun bagi seorang ibu, apakah ibu tersebut full di rumah mengurus aktivitas domestik atau ibu tersebut juga adalah seorang ibu rumah tangga yang tentunya urusan domestik menjadi tanggung jawabnya tetapi ia juga aktif di publik. Perlu "Me Time" bagi seorang ibu agar tetap waras menjalankan aktivitas domestik maupun publiknya.

Apa Itu Me Time secara sederhana, Me Time dapat dikatakan sebagai waktu untuk diri sendiri. Waktu ini dapat kita gunakan untuk memperhatikan diri kita sendiri, baik fikriyah kita, ruhiyah kita maupun jasadiyah kita. Sebagian orang memahami Me Time sebagai waktu dimana orang menjauh dari aktifitas rutin yang menjemukan, lepas dari urusan sumur dapur kasur. Lepas dari customer, bos, laporan, dan urusan kantor lainnya.

Ada juga sebagian ibu yang memaknai Me Time itu sebagai waktu yang bebas dari suami dan anak-anak. Waktu untuk tidak disibukkan dengan renggekkan anak, dan menemani suami. Me Time dipahami juga oleh sebagian Ibu sebagai waktu untuk memanjakan diri di tempat tempat tertentu seperti ke salon, ke mall, ke gym, ke luar kota sendirian dan lain lain. Tidak sedikit pula ibu yang memahami Me Time sebagai waktu untuk bersenang-senang ke luar negeri bersama teman teman atau menikmati indahnya pantai. Setiap orang memandang Me Time dengan cara yang berbeda beda. Terlepas dari cara pandang yang berbeda tersebut, sebaiknya Me Time itu benar benar harus menjadi booster yang memberi energi dan semangat baru dalam menjalankan aktifitas sehari hari.

Perlukan Me Time Bagi Ibu? Tentu perlu.
Seorang ibu yang rutin menjalankan aktifitas domestik seperti bangun tidur, memasak, menyiapkan sarapan, cuci piring, beres-beres rumah, menyapu dan ngepel, menyetrika pakaian, memandikan anak, mengantar dan menjemput anak sekolah, begitu setiap hari berulang ulang. Suatu saat mungkin merasa jenuh dengan rutinitas tersebut. Apalagi jika ibu itu juga adalah seorang ibu bekerja yang melaksanakan rutinitas kantor. Belum lagi jika beban kerja yang telalu berat, tuntuan kerja yang tinggi, lingkungan kantor yang tidak kondusif, pertikaian pendapat dengan teman sekantor dan lain-lain.

Bagaimana ibu memandang semua rutinitas tersebut, apakah sebagai sesuatu yang harus disyukuri atau rutinitas yang memberatkan?

Semua tergantung cara pandang ibu. Jika ibu terus dalam keadaan tertekan, bosan karena padatnya aktifitas sehari hari maka ibu dapat mengalami depresi dan stres. Ibu akan mudah marah pada anak dan suami. Ibu akan mudah lelah fisik dan pikiran termasuk lelah hatinya. Maka perlu bagi ibu memiliki Me Time sebagai booster agar memiliki energi baru, agar pikiran senantiasa fresh, agar hubungan dengan anak dan suami terus harmonis, agar pekerjaan kantor dapat diselesaikan dengan baik, agar semua aktifitas dapat bermanfaat dan menjadi amal ibadah yang bernilai ibadah di mata Allah.

Hindari Me Time yang bernilai sia-sia, seperti:
Menghambur hamburkan uang atau cenderung boros dan berfoya foya.
Meninggalkan kewajiban utama mendidik anak dan melayani suami.
Menimbulkan fitnah dan membahayakan diri sendiri.
Lupa pada ibadah wajib.
Lupa waktu
Agar pikiran kita tidak terbebani, pandanglah urusan domestik dan publik kita sebagai suatu kesempatan untuk merenda amal ibadah. Sebagai suatu value yang harus kita syukuri. Jika kita mengalami kejenuhan dan bosan, kita dapat berkontemplasi, menata kembali hati dan pikiran agar tenang dan jernih dalam berfikir.

Bagi saya Me Time tidak harus ke luar rumah atau mengeluarkan biaya besar. Me Time yang paling memberi energi bagi saya adalah berkontemplasi di sepertiga malam. Sholat malam, mengaji dan berdoa memberi saya energi untuk bergerak. Me Time yang tak kalah asiknya buat saya adalah tidur. Setelah bangun badan pikiran fresh kembali. Me Time lainnya yang saya lakukan adalah bekam di rumah sehat atau facial atau potong rambut di sebuah salon. Bersepeda mengelilingi kota Kanazawa juga merupakan Me Time tersendiri. Banyak tempat yang bisa disinggahi, bebas polusi dan macet. Banyak cara yang dapat kita lakukan. Silahkan mencari waktu yang pas dan mengisinya dengan kegiatan positif.

Manfaatkan Me Time kita benar benar untuk men charge ruhiyah, jasadiyah dan fikriyah kita. Sehingga kita menjadikan Me Time sebagai Continual Improvement Process sehingga menjadikan kita sebagai ibu yang profesional dan berkualitas baik di ranah domestik dan juga di publik.

🌸🌷🌸
Me Time menurut dictionary .com

Waktu bagi seseorang untuk memberikan kesempatan dirinya melakukan sesuatu untuk kesenangan dirinya sendiri. Simplenya: Waktu untuk menyenangkan dirinya sendiri.
Benarkah ada Me Time dalam Islam?

Islam memiliki aturan sendiri mengenai waktu bagi hambanya, baik ia muslim maupun muslimah.

Allah telah berfirman dalam surat Al Ashr 1-3:  "Demi Masa, Sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman dan beramal shalih dan saling menasihati dalam kebenaran dan menasihati dalam kesabaran."

Dan mengenai berharganya waktu tersebut ada pahala bagi mereka yang dapat mengisinya dengan amal shalih seperti dalam (QS. Al Ahzaab ayat 35):

"Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk,
laki-laki dan perempuan yang bersedekah,
laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya,
laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar."

"Ketahuilah sesungguhnya barang dagangan Allah itu mahal. Ketahuilah bahwa barang dagangan itu syurga." (HR. Tirmidzi)

Jika merujuk pada Me Time yang digaungkan oleh psikolog barat, pada dasarnya mereka sedang mengajak kaum muslimah untuk perlahan meninggalkan hakikat sebagai hamba ALLAH yang terikat dengan perjanjian. Yakni perjanjian untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Menjadi seorang muslimah yang banyak tugas dan peran yang semuanya jika dilakukan dengan niat untuk beribadah, maka itu akan memiliki pahala besar di sisi ALLAH. Dan ALLAH telah terbeli jiwa kaum muslimin atau mukminin dengan harga yang sangat mahal yakni dengan surga. Mungkinkah surga itu didapat jika kita berleha-leha?

Mari kita lihat dalam surah As Saf 10-13. Allah menyatakan penawaranNya:
"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? [yaitu] kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan [memasukkan kamu] ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan [ada lagi] karunia yang lain yang kamu sukai [yaitu] pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat [waktunya]. Dan sampaikanlah berita gembira kepada  orang-orang yang beriman."
(QS. As Saf 10-13)

Diperkuat dalam:
“Sesungguhnyà Allah telah membeli dari orang-orang mü’min, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka dibunuh atau terbunuh. Itu yang menjadi janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al Qur-an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. At Taubah: 111)

Konsep islam menawarkan bahwa seluruh waktu yang dimiliki oleh seorang muslimah memiliki nilai ibadah. Janganlah dilalaikan oleh sesuatu yang dapat menggelincirkan diri kita pada hal buruk atau tidak bermakna ibadah di sisi Allah.

Lakukan semua aktivitas dalam kerangka ibadah, menjaga niat untuk tetap ikhlas. Me time bagi muslimah adalah seluruh waktunya. Karena seluruh waktunya ia dedikasikan untuk ALLAH melalui aktivitas harian yang dijalaninya.

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Evi ~ Jakarta Selatan
1. Bagaimana sikap kita sebagai perempuan yang sudah berkeluarga apabila ada kawan kita yang mengajak untuk pergi atau jalan-jalan keluar kota dengan alasan acara reuni, temu kangen, silaturahmi dan sebagainya?
Bagaimana cara menolak halus untuk tidak ikut apabila suami tidak mengizinkan?

2. Ada beberapa teman yang mengajak "me time" dengan jajan, shopping (belanja), pokoknya menghabiskan uang.
Bagaimana supaya kita tidak ikut-ikutan gaya hidup teman-teman kita?
Banyak nyinyiran jika tidak ikut tidak solid dan lain-lain.

Terimakasih jawabannya maaf kepanjangan.

🌷Jawab:
1. Sebenarnya sangat mudah dan ringan Bunda untuk menjawabnya. Ketika Bunda sampaikan suami tidak mengizinkan, itu sudah jawaban yang tepat. Mengapa demikian? Jawaban tersebut menunjukkan kemuliaan Bunda yang mematuhi suami dan tidak memaksa untuk ikut ajakan mereka. Pada zaman ini, ketaatan istri pada suami menjadi keniscayaan. Para istri tidak paham bahwa kewajiban utamanya menjadi istri adalah mentaati suami selama tidak menyuruh pada kemaksiatan.

Umumnya, jika mereka mengerti hukum dasar ini, meraka tidak akan nyinyir.  Mereka akan menghormati keputusan Bunda.
Jika mereka nyinyir,  tegaskan saja bahwa Bunda tidak ingin melanggar suami, karena konsekuensinya berat, Allah tidak ridha. Biarkan saja mereka berbicara apa saja setelah Bunda menjelaskan. Jika masih merongrong, itu sudah waktunya Bunda meninggalkan mereka karena mereka bukan teman yang baik.

2. Jika sudah berkeluarga, bergaul dengan teman apalagi teman lama ya, perlu ada filter (penyaring). Mana teman yang mendukung keharmonisan keluarga mana yang justru akan mengganggu. Dalam hal ini Bunda harus cermat dan perlu bersikap tegas. Jika ajakan mereka tidak ada manfaatnya untuk keluarga, silakan tolak saja. Misal dengan memberikan alasan, ada pekerjaan atau sedang mendampingi anak anak (tapi tidak boleh bohong ya).
Agar tidak terpengaruh oleh gaya hidup mereka, cobalah perlahan mengurangi interaksi dengan mereka. Lalu bergaulah sekedarnya, jika memang ada nilai silaturahimnya, silakan ikuti. Atau dengan mengajak serta anak anak, sehingga walau ibunya bersenang senang, anak tetap dalam pengasuhan ibunya.
Perlu keberanian dan keteguhan dalam memegang prinsip ini.

Salah satu caranya adalah dengan menambah ilmu tentang hak dan kewajiban suami istri, dan ilmu tentang dinnullah.


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Mari kita menjaga diri kita untuk tidak mudah menerima tawaran tawaran atau konsep yang tidak sesuai dengan agama kita. Semakin jauh kita dari pemahaman Islam, musuh Islam akan senang. Namun umat semakin jauh dari rahmat Allah karena ketidaktaatannya pada perintah Allah.

Pergunakan seluruh waktu yang Allah berikan sebagai "me time" yang sesungguhnya yakni menjadikan seluruh waktu untuk ibadah sebagai bekal kita menuju Surga Allah. Insyaallah.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar