Senin, 29 Juli 2019

(Karena) KELEMBUTANNYA



OLeH; Ustadz Syahrawi Munthe

         💘M a T e R i💘

Assalamu'alaykum wr.wb.

Segala puji bagi Allah, sholawat dan salam semoga tercurah pada baginda Nabi.

InsyaAllah tema kajian kita sore ini adalah, "(Karena) Kelembutannya."

Kelembutan adalah 'air' yang membuat lekukan pada batu. Kelembutan dapat  'meruntuhkan'  keegoan dan kesombongan diri. Juga bisa membuka pintu langit lewat doa. Dalam kelembutan ada rasa kasih sayang untuk tidak dendam pada sesama, juga ada harapan agar dakwah (seruan) kepada orang lain berterima adanya, hingga ia mengakui Allah sebagai Robbnya. Maka kelembutan jiwa, suara dan sikap adalah cerminan akhlak orang-orang terdahulu.

Allah mengalamatkan hati yang lembut kepada Nabi Ibrahim as. Diberi gelar si pemilik hati yang lembut dan penyantun karena Nabi Ibrahim tidak rela ayahnya, Azar, selamanya jadi penyembah berhala hingga akhir hayatnya. Maka ia memohonkan ampun bagi ayahnya.

إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لَأَوَّاهٌ حَل

"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun."
(QS. 9 : 114)

Ibnu Jarir dalam tafsir Ibnu Katsiir, menceritakan bahwa ketika Nabi SAW. sedang duduk, seorang lelaki bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah makna al-awwah?' Rasulullah SAW. menjawab bahwa al-awwah artinya orang yang sangat lembut hatinya.

Tapi ketika Nabi Ibrahim sadar dan telah jelas baginya bahwa ayahnya adalah musuh Allah, maka kemudian ia berlepas diri darinya. Karena memang di ayat sebelumnya (lihat QS. 9 : 113), Allah melarang untuk memohonkan ampun bagi orang-orang musyrik walaupun orang-orang musyrik itu kerabatnya.

Rasulullah juga berjiwa sangat lembut. Saat beliau dakwah ke thaif,  penduduk thaif melemparinya dengan batu. Rasulullah dicemooh dan dihina. Melihat keadaan demikian, malaikat Jibril  menawarkan kepada Rasulullah agar malaikat penjaga gunung (yang siap diperintah) untuk menimpakan gunung kepada penduduk thaif.

Tapi tidak ada dendam di hati Rasulullah.  Kelembutan telah menyelimuti jiwanya. Rasulullah menjawab Malaikat Jibril :
“(Tidak) namun aku berharap supaya Allah Azza wa Jalla melahirkan dari anak keturunan mereka orang yang beribadah kepada Allah semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun jua.” (HR Bukhâri dan Muslim)

Nabi Zakaria yang sudah lemah dan tua, berdoa kepada Allah dengan suara yang lembut. Ia melirihkan suaranya memohon keturunan kepada Allah.

إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا

"...yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut." (QS. 19 : 3)

Dikisahkan dalam tafsir Ibnu Katsiir bahwa Nabi Zakaria bangun di tengah malam, sedangkan semua muridnya telah tidur; lalu dia berbisik kepada Tuhannya seraya berdoa dengan suara yang lembut. Maka Tuhannya berfirman ke­padanya, "Kupenuhi seruanmu, Kupenuhi seruanmu, Kupenuhi seruanmu."

Doa yang dilantunkan Nabi Zakaria kepada Allah di tengah malam itu karena kekhawatirannya akan tidak ada kelak pewarisnya, sedang istrinya juga seorang yang mandul. Munajatnya kepada Allah :

"Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedangkan istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai." (QS. 19 : 4-6)

Kesabaran dalam berdoa dan tidak kenal lelah, yang dilantunkan dengan lirih dan lembut kepada Allah, maka sesuatu yang tidak mungkin, Allah ubah jadi keajaiban. Nabi Zakaria dikaruniai seorang anak yaitu Yahya, yang kelak juga jadi Nabi. Subhanallah.

Dakwah Nabi Musa kepada Fir'aun, Allah perintahkan agar lembut menyampaikannya. Hal ini dilakukan supaya terbuka hatinya dan takut kepada Allah. Terlepas dari hasilnya, bahwa Fir'aun tenggelam dalam kekafiran dan kesombongannya.

 اذْهَبَا إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى (43) فَقُولا لَهُ قَوْلا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى (44)

"Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut." (QS. 20 : 43 : 44)

Demikianlah, jika Allah Maha lembut pada hambaNya, maka hal yang sama seharusnya terjadi dalam hubungan sesama manusia.

اللَّهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ ۖ وَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ

"Allah Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada yang di kehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (QS. 42 : 19)

Maka hadirnya kelembutan dalam muamalah ( interaksi sesama manusia), dengan alam, dengan Allah, akan jadi anugerah terindah dalam kehidupan. Kehidupan akan semakin syahdu dan tentram tatkala kelembutan jadi penopangnya. Semoga saja.
Amin.

🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Atin ~ Pekalongan
Assalamu'alaikum,

1. Bagaimana agar hati menjadi lembut, tidak ego dan mudah menerima masukan dari siapapun?

2. Apakah lembut hati identik dengan suara yang lembut?

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam wr.wb.

1.  Biasakan banyak mendengar, dan menerima orang lain apa adanya. Karena setiap kita unik, punya kelebihan dan kekurangan. Jadi ketika ada hikmah yang terucap dari siapapun, maka terima saja. InsyaAllah akan membuat hati lembut dan lapang.

2. Hati yang lembut, tergambar dari aksi tubuh. Cara dia bersikap, berbicara  dan menerima orang lain. Tapi tidak menjamin juga bahasa lembut, hatinya lembut. Tapi orang yang hatinya lembut, insyaAllah dia biasanya berbicara dengan lembut kepada sesama orang yang berima. Dia tidak akan memalingkan wajahnya saat bertemu dengan sesama muslim.
Wallahu'alam.

💘 Terkadang muncul 'kesombongan' ketika yang memberi masukan adalah orang yang banyak kekurangan. Rasanya bagaimana gitu. Nah cara menghilangkan ini bagaimana ustadz?

🔷Ada kalanya memang demikian, tapi kan jangankan sesama muslim. Hikmah yang ada di mulut kafirpun, boleh diambil. Artinya jikapun ia punya kekurangan, maka abaikan saja orangnya, ambil ucapannya yang baik. Jika pun sulit cukup di dengar.

0⃣2⃣ Alya ~ Ponorogo
Asalamualaikum ustadz,

Ada bebera orang yang berpendapat ngapain pakai syar'i, kita sudah ada anak, sudah tua, sudah gemuk tidak akan ada yang melirik dan tergoda bagaimana ya ustdzah cara menyikapinya mohon pencerahanya. Terima kasih.

🔷Jawab:
Wa'alaikumsalam wr.wb.

Kalau syariat, sampai meninggal tetap harus dilaksanakan, walaupun ada keringanan.

💘 Yurhanizah :
Mohon maaf ustadz maksudnya ada keringanan bagaimana ustadz?

🔷Misal dalam bersalaman dengan non muhrim, jika sudah tua, dan tidak ada lagi keinginan seksual, maka sebagian ulama membolehkan. Atau pakaiannya, dan jilbabnya, tidak harus yang lebar sekali. Malah nanti merepotkan dianya.

0⃣3⃣ Erna ~ Batam
Saya terkadang masih suka susah ustadz buat menjaga tidak bersalaman sama yang bukan mahram, kira-kira bagaimana tips untuk memulai supaya bisa menjaga ya ustadz?

🔷Jawab:
Emang nanti anggapannya agak aneh, tapi ya itu risiko. Karena memang nanti jadi beda sendiri.

Ya dicari cara saja, misal pakai kaos tangan tipis, beli kaos tangan yang lembutan bu. Biar salaman nyaman juga. Bisa juga gunakan jilbab yang panjang dan bersalaman dibalut jilbab.

0⃣4⃣ Fitri ~ Banten
Bagimana caranya menghilangkan sifat keras kepala dan tidak mau menerima pendapat orang lain termasuk kelurga sendiri? Apa itu termasuk dia tidak mempunyai sifat lembut? Bagimana caranya menghadapi orang seperti itu, apalagi kalau bicara suka ngegas?

🔷Jawab:
Ya begitulah, tensi masing-masing beda. Ibarat mesin, ada yang 2 tak, 4 tak, otomatis, dan sebagainya. Adapula yang cepat spanning. Kadar ini biasanya sesuai dengan tingkat keimanan masing-masing. Maka, orang yang hatinya keras, lalu keras kepala, bisa jadi ia malas ibadah dan banyak maksyiat. Sebab fitrahnya, orang yang suka ibadah, tidak akan sulit menerima masukan dari orang lain.
Wallahu'alam.

💘 Ustadz saya sendiri mempunyai sifat yang tidak bisa berbaur sama orang yang tidak mau kenal sama orang apa lagi orang baru.  Saya mempunyai sifat intovert (tertutup) lah jadi saya kalau sama orang baru, saya tidak bisa bersikap ramah dan lain-lain itu bagaimana sih ustadz kadang keluarga saya sendiri berkomentar sama sifat saya ini.

🔷Yah gimanalah, harus diubah. Cobalah berterima dengan keberadaan orang lain, karena mereka juga seperti kita yang ingin diterima keberadaannya.

Harus mau menerima kekurangan orang lain, ke lucuannya, kebegoannya, kepintarannya, keshalihannya atau kefasikannya, karena semua kita tidak ada yang sama. Jadi berbagilah dengan orang lain di dunia ini, bukan hanya kita seorang.

0⃣5⃣ Riana ~ Bogor
Assalamu'alaikum,

Dulu pernah bareng bersama tetapi suatu ketika ada kata-kata yang menurut kita itu nyinggung perasaan dari situ kita menghindar pelan-pelan. Tetapi tetap silaturrahim tegur sapa, tetapi tidak seperti dulu lagi.  Apa sikap begitu pertanda hati kita keras, terus bagaimana supaya hati kita bisa seperti dulu?

🔷Jawab:
Wa'alaykumussalam wr.wb.

Iya memang kondisi seperti ini akan terjadi pada banyak orang. Artinya peristiwa ini banyak. Banyak mengalaminya. Jadi untuk waktu dekat mungkin akan sulit seperti dulu lagi. Tapi yakinlah, seiring berjalannya waktu, sembari kita terus saling mendekat, kondisi seperti dulu insyaAllah akan bisa terwujud lagi. Kecuali jika kita diawal sudah ngasih 'ancang-ancang' tidak mau mendekat atau tidak respek lagi. Tapi dijalani biasa-biasa saja, akan ada momen-momen yang tidak kita sadari dan rencanakan untuk kembali bersama seperti semula lagi. Semoga ya.

0⃣6⃣ Sasi ~ Bandar Lampung
Bismillaah...

Adakah dzikir yang bisa diamalkan untuk melembutkan hati suami atau istri bahkan anak-anak, ustadz?
Syukron.

🔷Jawab:
Baca sayyidul istighfar saja, insyaAllah akan melembutkan hati.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Selamat berkahir pekan ya semua, semoga Allah lembutkan hati kita semua, agar tenang menjalani hidup ini.
Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar