Senin, 29 Juli 2019

MANAJEMEN KEUANGAN KELUARGA ISLAM



OLeH: Ustadz Asyari S.,MA

        💎M a T e R i💎

🌷MANAJEMEN  KEUANGAN RUMAH TANGGA DALAM  ISLAM

Oleh: Asyari Suparmin, MA

Pengelolaan keuangan rumah tangga sangatlah penting bagi pelaksanaan operasional rumah tangga. Mengelola keuangan tentunya bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, namun juga bukan hal yang sulit dan tidak terpecahkan. Mengelola keuangan rumah tangga memerlukan fokus dan ketelitian saja, tentu ditambah dengan kecerdikan dalam mengelolanya.

💎Membuat Prioritas Keungan Keluarga

Mengelola keuangan dapat dimulai dari memahamai apa kebutuhan keluarga mulai dari tabungan, tagihan rumah, listrik, telepon, biaya servis, kesehatan, dan sebagainya. Tentu hal-hal tersebut harus dikelola dengan baik dan tentunya disesuaikan dengan kebutuhan bukan berlebih-lebihan menggunakannya.
Islam mengajarkan untuk mengelola keuangan dengan baik. Hal ini sebagaimana harta dalam islam adalah alat untuk dapat melaksanakan kehidupan yang lebih baik dan juga memberikan manfaat yang banyak bagi umat.

Terlebih dalam islam terdapat aturan zakat untuk membersihkan harta sekaligus menjaga keseimbangan ekonomi dalam islam.
“dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup.” (QS. Maryam : 31)

Hukum zakat pendapatan dalam Islam adalah bernilai wajib, untuk itu zakat penghasilan adalah sesuatu yang tidak boleh ditinggalkan bagi mereka yang sudah mencapai nasabnya. Zakat dan sedekah ini adalah hal yang perlu dipertimbangkan dan masuk dalam rencana keuangan keluarga. Zakat dalam Islam adalah tanggung jawab setiap person dan keluarga yang memiliki harta lebih. Tidak boleh ada harta yang berlebihan dalam tiap keluarga, melainkan harus ada distribusi ekonomi dari zakat maal misalnya, untuk dapat menciptakan keadilan di masyarakat.

Prioritas keuangan dalam islam adalah sebagai berikut :
√ Zakat atau Sedekah
√ Tabungan
Hutang
Belanja kebutuhan rumah tangga.

Untuk itu, setiap ibu rumah tangga beserta suaminya harus melakukan review terhadap anggaran yang sudah dibuat dan lebih baik jika membuat dokumen finansial khusus untuk menyimpannya. Hal ini bertujuan agar keuangan dapat terencana, jelas, terpantau, dan dapat dilakukan evaluasi terhadapnya. Tentu, keluarga yang baik adalah yang menerapkan proses keuangan secara rinci, detail, dan dapat di evaluasi masing-masing pemasukan dan pengeluarannya.

💎Mengelola Keuangan dengan Hemat dan Sederhana

Sebelum berbicara mengenai mengelola keuangan keluarga, tentunya para keluarga muslim harus memahami terlebih dahulu bahwa Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk dapat hidup sederhana. Dapat kita ketahui bahwa Rasulullah dan para sahabatnya meninggal dalam keadaan tidak meninggalkan warisan yang banyak atau harta yang berlimpah. Mereka adalah para bangsawan kaya, memiliki jabatan tinggi di masyarakat namun tidak bermewah-mewah dalam hidupnya.

Hidup sederhana bukan berarti miskin atau tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Hidup sederhana berarti kita membatasi diri untuk tidak hidup berlebihan, bergelimang harta dan kebahagiaan dunia. Apalagi jika dengan kelebihan harta yang dimiliki tersebut membuat manusia tidak mau berbagi dengan manusia yang lainnya.
Secara umum, semakin banyak dan besar harta yang dimilikinya maka semakin tinggi pula dana sosial atau pemberian hartanya kepada umat. Semakin besar pula tanggung jawab yang dipikul untuk memberikan manfaat lebih kepada masyarakat. Untuk itu, Rasulullah dan ajaran islam memberikan perintah untuk dapat hidup sederhana dan juga tidak berlebih-lebihan. Hal ini disampaikan sebagaimana dalam ayat Al-Quran.

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al A’raf : 31)

“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al An’am : 141)

Sebagaimana disampaikan pula pada ayat di atas bahwa Allah memberikan rezeki dan tentunya rezeki tersebut wajib disedekahkan pada fakir miskin. Umat islam dilarang untuk berlebih-lebihan dan menyimpan hartanya sendiri, atau tidak membagikannya bagi ummat yang membutuhkan.

💎Membuat Tujuan Keuangan Keluarga

Dalam melakukan perencanaan keuangan rumah tangga sesuai islam, tentunya harus mengetahui dan menentukan tujuan-tujuan spesifik untuk dapat merencanakannya dengan baik. Segala sesuatu tentunya berasal dari tujuan. Tanpa mengetahui dan merencanakan tujuan, maka hal tersebut menjadi sia-sia. Berikut adalah tujuan-tujuan dalam keuangan keluarga yang harus dipahami.

✔1. Mencapai Kebutuhan Jangka Pendek
Tujuan ini berarti keluarga harus mampu mencapai kebutuhan-kebutuhan yang berada dalam jangka pendek atau keseharian rumah tangga. Hal ini seperti kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Kebutuhan jangka pendek ini wajib dilakukan keluarga, untuk dapat hidup sejahtera, layak, dan dapat produktif melakukan kegiatan kesehariannya.

✔2. Mencapai Kebutuhan Jangka Panjang
Keuangan keluarga pun harus dapat mencapai tujuan jangka panjang. Tujuan jangka panjang menjawab hal-hal seperti dana pensiun, dana pendidikan anak di masa depan, investansi, dan lain sebagainya. Dengan menjawab kebutuhan jangka panjang ini maka keluarga lebih bersiap diri, dan mempertimbangkan penghasilannya tidak habis hanya untuk masa kini atau kebutuhan praktis saja.

✔3. Mencapai Kebermanfaatan
Keluarga terhadap Umat
Kebermanfaatan keluarga terhadap umat adalah kontribusi keluarga terhadap ummat. Bagaimanapun sebagai khlaifah fil ard yang bertugas untuk mengelola dan membangun bumi, maka wajib untuk membeirkan manfaatan kepada masyarakat sekitarnya atau orang-orang yang membutuhkan. Untuk itu, mencapai kebermanfaatan keluarga ini harus dicapai oleh keluarga yang sudah mandiri secara finansial serta cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Dalam keuangan keluarga pula, jangan sampai ada harta riba di dalamnya.

Hal ini tentu menjadi masalah yang berdampak bukan hanya keberkehan harta melainkan tanggung jawab penggunaan harta dalam islam. Hukum riba dalam Islam adalah haram.

Bahaya Riba bukan hanya di dunia, melainkan juga di akhirat. Cara Menghindari Riba salah satunya adalah dengan cara mencari perbankan atau pihak yang memberikan pinjaman tanpa riba.
Mencatat dan Mengatur Cash Flow Keuangan Keluarga.
Untuk dapat mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka keluarga harus melakukan hal-hal berikut ini. Diantaranya adalah mencatat keuangan secara berkala.

◼1. Mencatat Penghasilan.

Setiap penghasilan maka diharuskan untuk mencatatnya. Hal ini untuk memudahkan mengetahui berapa penghasilan yang diterima dari keluarga tersebut setiap bulannya. Pendapatan ini bisa dari gaji pokok, hasil bisnis sampingan, bonus, dan lain sebagainya. Untuk penghasilan dapat dicatat agar mengetahui seberapa besar setiap bulan atau rata-rata penghasilan yang ada, agar dapat dilakukan evaluasi serta mengetahui modal keuangan yang harus dikelola.

◼2. Membuat Rencana Pengeluaran Bulanan.

Rencana keuangan pengeluaran bulanan tidak hanya dilakukan sekali saat terbentuknya rumah tangga. Pengeluaran bulanan pun harus direncanakan setiap bulannya, agar jelas, rinci, dan dapat sesuai dengan kebutuhan. Tanpa adanya perencanaan pengeluaran bulanan maka keluarga bisa terjebak kepada gaya hidup yang salah.

Gaya hidup itu bisa besar pasak daripada tiang, berlebih-lebihan menggunakan harta dan lupa akan tanggung jawab sosial, ataupun kekurangan padahal dibutuhkan untuk kebutuhan yang seharusnya dapat dipenuhi. Untuk itu dibutuhkan perencanaannya setiap bulan.

◼3. Membuat Rencanan Pengeluaran Tahunan.

Membuat rencana keuangan tidak hanya dilakukan setiap bulan, melainkan juga setiap tahunnya. Untuk itu, setiap tahun biasanya ada kebutuhan-kebutuhan seperti pendidikan anak, check kesehatan, membagi rezeki untuk orang tua, membeli perlengkapan rumah tangga dan lain sebagainya. Untuk itu setiap tahun baik awal atau akhir harus ada perencanaan keuangan sekaligus memasukan evaluasinya dari tahun sebelumnya.


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
       💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Nick ~ Cilegon 
Jika ada misalnya sepasang suami istri sama-sama bekerja tetapi terkadang istri merasa tidak adil karena setiap ada acara keluarga dari pihak suami istri selalu memberikan apapun yang dibutuhkan tetapi berbanding terbalik jika ada acara dari pihak istri suami cendrung begitu pelit itu bagaimana ya, padahal sudah di jelaskan tapi begitu mohon pencerahannya!

🌸Jawab:
Dialog diskusi dengan bijak. Doakan semoga Allah berikan kemudahan berbaik hati.

0⃣2⃣ Lisa ~  Malang
Saya singelillah, punya 2 Putra putri, hanya memiliki sumber penghasilan dari kontrakan rumah, jadi tidak menentu setiap bulannya. Namun sangat bersyukur masih bisa membiayai sekolah dan kebutuhan sehari-hari. Namun untuk kebutuhan lain harus benar-benar dipikirkan jauh-jauh hari.

Bagaimana caranya ustadz supaya saya bisa menyisihkan uang, karena jika ada uang selalu Saya pakai untuk perbaikan rumah? Karena kondisi rumah yang lembab dan berjamur!

Sebelumnya jazakallah khayiran ustadz atas penjelasannya.

🌸Jawab:
Barokalloh semoga berkah dan diberi kemudahan.
Bersyukur dan bersabar.  Buat sekala prioritas mulai sisihkan menabung.

0⃣3⃣ Bila ~ Tegal
Assalamualaikum, 

Kalau saya dan suami sama-sama memiliki penghasilan. Dan saya memberikan sebagian penghasilan saya ke orang tua saya tanpa sepengetahuan suami saya apa itu boleh?
Terimakasih

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Boleh.
Namun lebih baik kalau suami di kasih tahu.

0⃣4⃣ Anik ~ Ngawi,
Bagaimana menjelaskan ke orang tua agar mereka mengerti dan tidak salah paham, mereka ingin anaknya ambil rumah dengan kredit jangka panjang, agar cicilan kecil, tapi anak lebih ingin menabung dan beli tanah, kemudian membangun perlahan dan sementara kontrak, agar selain karena riba, takut akibatnya, hutangnya lamaaa dan jatuhnya mahal sekali.

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Di Bank Syariah tidak ada riba. Di pertimbangkan saja karena kondisi zaman sekarang pertumbuhan menabung tidak bisa mengimbangi perkembangan harga.

0⃣5⃣ Rahma ~ Cisalak
Bismillah
Assalamu'alaykum wr.wb

Alhamdulillah sudah dibaca Ustadz.
Dalam kehidupan yang pas-pasan, ingin sekali pas butuh itu ada. Bagaimana caranya atau trik-trik apa untuk mencapainya? 
Afwan.

🌸Jawab:
Wa'alaikumslaam,

Sabar dan bersyukur.
Kemudian rencanakan dengan baik.
Tunaikan hak-haknya,
perbanyak sedekah.

🔹Alhamdulillah, jawaban ini yang saya butuhkan. Tapi tunaikan hak-haknya itu. Contohnya apa Ustadz?
Jazaakallahu khayran katsiiran.

🌸Hak Allah zakat juga infak sedekah lainnya.

0⃣6⃣ Anna ~ Padang
Ustadz, apa di benarkan kalau kita (istri) memiliki tabungan di luar pengetahuan suami, namun sumber uang dari tabungan tersebut merupakan sisihan dari gaji suami?

🌸Jawab:
Boleh.
Tunaikan hak hak yang wajib terlebih dahulu.

🔹Iya ustadz, terimakasih.

0⃣7⃣ Fatimah ~ Bandung
Ustadz, bolehkah kita pakai uang dari suami yang sudah jadi hak kita diberikan atau dipinjamkan pada saudara" kita tanpa sepengetahuan suami?

Terimakasih.

🌸Jawab:
Sebaiknya di diskusikan dengan suami terlebih dahulu.

0⃣8⃣ Tina ~ Singapore
Assalamualaikum Ustadz,

Ketika suami memberi uang lalu sama istri di simpan saja dan digunakan untuk membeli perhiasan sendiri, sedangkan kebutuhan rumahnya menggunakan uang hasil istri bekerja. Apakah di perbolehkan Ustadz?

Terimakasih sebelumnya atas penjelasannya Ustadz.

🌸Jawab:
Wa'alaikumsalam,

Terbaik ya gaji dari suami yang untuk belanja sedang yang gaji sendiri boleh diatur.

🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎

Mari kita mulai ikhtiar sesuai syariah semoga berkah.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar