Jumat, 25 Januari 2019

SEJARAH ISLAM DI UNITED KINGDOM



OLeH: Ustadzah Rizqi M.A.

           💘M a T e R i💘

ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ

اعوذبالله من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْه
ِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَهَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

Puji syukur kehadirat Allah ﻋﺰّﻭﺟﻞّ  atas segala nikmat dan karuniaNya sehingga kita bisa berjumpa  di kajian  malam ini, dalam kafaah keilmuan kita untuk menjadi seorang yang lebih baik lagi dalam bertaqarrub kepada Allah, menguatkan Azzam dalam jamaah, memaksimalkan potensi dakwah, menyemaikan syariah dalam bermuamalah hingga dunia bersemai indah.

Shalawat dan salam kita haturkan pada baginda Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ , yang berahklak mulia, uswatun hasanah.
Semoga terus memotivasi kita untuk terus menjadi lebih baik.

Semoga pada malam hari yang barokah ini, insyaAllah mampu menerangi kita untuk selalu dekat dengan-Nya untuk menuju Jannah yang Abadi...
Aamiin ya robbal alaamiin.

Insya Allah kita mulai kajian malam ini tentang Sejarah Islam di UK  (United Kingdom) atau Great Britain alias Inggris. Tentu kita pernah tau atau pernah berkunjung ke negeri ini....yang ada di benua eropa.

Umumnya kita kenal dari bebrapa produk budayanya. Seperti karya film ataupun olahraga.
Pasti awam dengan nama pemain bola asal inggris siapa yang kenal cung?
Tahu nama nama club sepak bola asal negeri white lion ini?.....sebutkan....
Atau beberapa karya seni misalnya film dan novel yang cukup terkenal, seperti harry potter....
Kenal kan ya sholihaat dengan nama-nama tersebut? Dibalik ketenaran barat di eropa tersebut khususnya di Inggris. Negeri yang dipimpin oleh seorang ratu....
Ada sejarah dan perkembangan Islam yang perlu kita ketahui.....

Islam berkembang Di Eropa dengan ekspansinya kerajaan Islam ke seluruh negeri. Mulai dari samudra atlantik di barat dan Asia tengah di Timur. Seperti kerajaan Umayyah, abasiyyah, Seljuk, Ottoman, mughal, melaka yang telah menjadi kerajaan yang kuat dan besar.
Banyak ahli sains, ahli falsafah dan lainnya muncul Dari negeri Islam terutama pada zaman Emas Islam.

💎Sejarah Islam di UK

Sejak berabad lalu Islam sudah ada di Inggris, yaitu pada abad 8, Offa, Raja Mercen Angli Saxon mencetak koin dengan tanda Islam. Ini seperti cwtakam yang dikeluarkan oleh khalifa Al Mansyur.
Pada masa  penjelajahan samudera, armada laut Muslim menguasai laut mediterania. Sejak abad ke 16. Ratu Britania bekerja sama dengan armada laut Muslim. Baik saat perang maupun perniagaan dan jalin hubungan dengan Muslim di jalur sutra. Orang inggris pertama yang memeluk Islam adalah seorang putra Pereira laut, John Nelson.

Abad ke ,19, Islam tersebar luas. Yaitu berdirinya masjid sekaligus institute Islam pertama dan tertua di inggris. Yaitu William Hendrik Quiliam. Setelah teronspjrasi perjalanan ke timur tengah tahun 1882. Seorang pengacara yang setelah muallaf menjadi Abdullah Quiliam.
Langkah besar lainnya ialah 1900 Marmaduke Pickhall, Prof Ilmu Islam asal London yang terjemahkan Al Quran ke bahasa Inggris.
Islam terus berkembang hingga hari ini dengan banyaknya Islamic Centre, Masjid, pusat kegiata Islam, halal center, dan lain-lain yang menunjang untuk umat Muslim. Termasuk di kampus-kampus UK banyak studi ke islaman dan musholla.
Kalau dilihat dari sejarah Islam di UK tentu tidak lepas dari tokoh bernama Abdurrahman al Ghafiqi.
Nama asli beliau adalah Abu Said Abdul Rahman ibn Abdullah ibn Bishr ibn Al Sarem Al 'Aki Al Ghafiqi.

Abdurrahman Al-Ghafiqi Penakluk Spanyol dan Perancis di zaman dulu, sebagian wilayah Perancis pernah dikuasai pasukan Islam. Pasukan Islam sudah sampai ke kota Bordeaux, Perancis. Panglima pasukan Islam saat itu adalah Abdurrahman Al-Ghafiqi.Abdurrahman Al-Ghafiqi dijuluki singa Arab karena sangat pemberani. Dulunya, Abdurrahman Al-Ghafiqi pernah berguru dan meniru langsung ilmu dan akhlak Amirul Mukminin, Umar bin Khattab ra. Selain panglima perang, Abdurrahman Al-Ghafiqi juga seorang gubernur Andalusia (Spanyol pada masa kekuasaan Islam), dari ujung Timur hingga ujung Barat. Abdurrahman Al-Ghafiqi dikenal sangat kuat kemauannya, gigih dalam ketakwaan, bersih, dan bijaksana dalam mengambil keputusan. Abdurrahman Al-Ghafiqi punya kebiasaan berkeliling Andalusia sambil memasang pengumuman, “Barangsiapa yang mempunyai persoalan dan merasa dizalimi oleh pejabat, hakim atau seorang yang lain, ia harus melaporkannya pada gubernur. Baik ia warga muslim atau non muslim, sebab kedudukan keduanya sama sebagai warga negara.”

🔷🌷🔷
▪Membangun Jembatan Kebanggaan Spanyol

Abdurrahman al-Ghafiqi tidak hanya pintar berbicara. Sejak memegang kendali kekuasaan, Abdurrahman Al-Ghafiqi juga sibuk mempersiapkan berbagai sarana dan prasarana penting. Senjata-senjata diproduksi, latihan-latihan diselenggarakan, benteng-benteng yang rusak dibenahi dan jembatan-jembatan dibangun. Satu di antara jembatan bersejarah yang bisa disaksikan hingga kini adalah yang dibangun di Cordova, ibukota Spanyol. Jembatan itu melintasi sungai besar yang bisa dimanfaatkan untuk lalu lintas dan menjaga negeri itu dari bahaya banjir. Jembatan itu merupakan salah satu keajaiban dunia. Hingga kini menjadi kebanggaan bangsa Spanyol.

▪Penaklukkan Prancis

Abdurrahman Al-Ghafiqi mendapat tugas meluaskan Islam sampai ke tanah Perancis. Abdurrahman Al-Ghafiqi melakukannya dengan sangat baik. 100.000 pasukan muslim maju, memukul mundur musuh, serta menguasai sangat banyak harta rampasan. Di Poitiers, Abdurrahman Al-Ghafiqi dihadang pasukan Eropa yang dipimpin Karel Martel. Di hari ke-8 pertempuran hebat, pasukan Eropa merampok gudang harta Kaum Muslimin. Akibat hal ini, banyak pasukan muslim yang meninggalkan perintah, mereka kembali untuk mengamankan harta sehingga  mereka terpukul mundur. Kerinduan akan mati syahid akhirnya terlaksana juga. Abdurrahman Al-Ghafiqi wafat di atas kuda karena terkena panah musuh yang menancap di dadanya saat peperangan melawan pasukan musuh yang dipimpin oleh Karel Martel.

Setiap kali mengunjungi wilayah kekuasaan kaum muslimin, ia selalu mengajak orang untuk sholat berjamaah, menganjurkan kaum muslimin untuk memburu syahid, terus berjihad, dan menyemangati mereka tentang ridha Allah ‘Azza wa Jalla. Salah satu gambaran sikap perwira dan rendah hati al Ghafiqi adalah seringnya beliau berkumpul dengan kepala pasukan dan pemuka masyarakat di setiap daerah yang ia taklukkan. Ia selalu mendengarkan dan memperhatikan perkataan orang-orang yang ada di sekitarnya, mencatat semua kritik dan mengambil manfaat dari mereka. Ia lebih banyak diam dan berbicara seperlunya.

Sebagai panglima perang dan komandan Mujahidin, beliau menghormati orang-orang kafir dzimmi yang kebanyakan keturunan Prancis. Beliau sering ngobrol-ngobrol bersama mereka tentang berbagai persoalan. Dan sering, al Ghafiqi justru memperoleh inspirasi kekuatan sekaligus titik kelemahan umat Islam dari hasil diskusi-diskusi dan obrolan-obrolan bersama para bangsawan kafir dzimmi tersebut.

Dalam mempersiapkan sebuah perang suci, beliau menghabiskan waktu selama 2 tahun untuk membangun benteng jiwa kaum muslimin dan para mujahidin. Di bawah kepemimpinannya, telah banyak daerah musuh Islam yang berhasil ia taklukkan baik dengan damai maupun dengan jalan perang. Kota Uktaniyah (Aquitane), Bordeaux, Lyon, Bourbonnais, Cannes, Thuluz (Toulouse), Arel (Orleans), dan beberapa daerah yang kini menjadi wilayah Perancis dengan cepat ia taklukkan bersama kaum mujahidin yang telah beliau siapkan jiwa dan mental serta spiritualitas mereka selama kurang lebih 2 tahun.

Sebagai seorang komandan mujahidin yang memiliki keilmuan tinggi karena dididik oleh para sahabat utama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau tidak berkompromi dengan pengkhianat. Sekalipun seorang muslim bahkan pemimpin umat Islam sekalipun, jika ia berkhianat maka al Ghafiqi siap menghabisinya demi tegaknya kebenaran Islam. Seorang gubernur Tsughur bernama Utsman bin Abi Nus’ah adalah salah satu contoh pengkhianat yang akhirnya tewas oleh bala tentara al Ghafiqi dikarenakan sikap Utsman yang melindungi musuh Islam, Raja Aquitane, oleh karena Utsman merupakan menantu Raja Aquitane. Raja Aquitane memiliki seorang anak perempuan cantik bernama Minin yang diperistri oleh gubernur Utsman. Akhirnya keduanya pun tewas di tangan tentara Islam.

Pada kesempatan ini, kita belajar dari al Ghafiqi bahwa seorang pengkhianat Islam meskipun yang bersangkutan seorang muslim dengan jabatan tinggi sekalipun pada saat ia berkhianat, maka ia adalah musuh Islam. Hukuman terberatnya adalah yang bersangkutan boleh dibunuh. Sementara terhadap orang-orang kafir sekalipun selama mereka menjadi ahlu dzimmah, maka menjadi kewajiban pemimpin dan umat Islam untuk menjaga harta dan darahnya. Sebuah sikap yang berdasar pada kebenaran!

Abdurrahman al Ghafiqi meninggal dunia sebagai syahid pada perang Balathu asy-Syuhada saat beliau melawan pasukan Karel Martel. Beliau syahid di medan pertempuran karena sebatang anak panah yang menancap ke tubuhnya sehingga ia terjatuh dari punggung kudanya.

Ke-syahid-an Abdurrahman al Ghafiqi mengulang kembali kejadian syahid Hamzah pada perang Uhud dikarenakan pasukan Islam kala itu lebih mementingkan harta rampasan di saat perang belum benar-benar usai. Umat Islam kehilangan salah seorang Mujahid nya. Tak hanya umat Islam yang kehilangan. Sebagian orang-orang kafir dzimmi Prancis dan cendekiawan Prancis pun merasa kehilangan.
Selain abdurrahman al ghafiqi ada tokoh yg berperan dalam dakwah Islam di era modern yaitu Prof Marmaduke Pickthall.

🔷🌷🔷
▪Muhammad Marmaduke Pickthall, Mualaf Penerjemah Alquran

Dia adalah seorang pria yang beramal diam-diam, sejauh mana kedermawanannya baru ditemukan setelah kematiannya. Dia menolak tur yang menguntungkan dan bergengsi dan kesenangan dalam perjalanan demi yang terakhir dan, di matanya, proyek terbesar, bertindak sebagai kepala sekolah bagi anak-anak Muslim di Hyderabad. Dia menyaksikan pemisahan kekhalifahan Utsmaniyah tercinta sambil menolak kepahitan dan menyerukan balas dendam yang keras, yakin bahwa putusan Allah itu adil, dan bahwa dalam keadaan zaman ini, kemenangan Islam akan datang melalui perubahan dunia yang tidak adil dari dalam. Di atas segalanya, dia adalah seorang pria yang terus-menerus mengingat Allah dan pemeliharaan-Nya dalam pikiran.

Kerendahan hati Pickthall tidak menghalanginya untuk memiliki kebanggaan yang sah atas leluhurnya, yang dapat dilacaknya kembali ke kesatria zaman William Sang Penakluk, Sir Roger de Poictu, yang darinya nama keluarganya berasal. Keluarga itu, yang sudah lama menetap di Cumberland, datang ke selatan pada zaman Belanda William, dan ayah Pickthall Charles, seorang pendeta Anglikan, ditunjuk untuk tinggal di dekat Woodbridge di Suffolk. Istri Charles, yang ia nikahi pada usia lanjut, adalah Mary O'Brien, yang meskipun namanya Irlandia adalah putri Laksamana Donat Henry O'Brien yang sangat tidak patuh, seorang pahlawan perang Napoleon yang sama yang menjadikan ketenaran kakek-kakek Sheikh Abdullah Quilliam sebagai master Victory di Trafalgar. O'Brien, yang diabadikan oleh Marryat di Masterman Ready , meneruskan beberapa dorongan heroiknya kepada cucunya Marmaduke, yang sepanjang hidupnya memperjuangkan cita-cita kudus sebagai ksatria sebagai pejuang. Mungkin bukan kebetulan bahwa Pickthall, Quilliam dan, di hadapan mereka, Lord Byron, yang semuanya menemukan panggilan mereka sebagai kekasih pemberontak dari Timur, adalah cucu pahlawan angkatan laut.

▪Muhammad Marmaduke Pickthall adalah
Intelektual Muslim Barat yang terkenal dengan karya terjemahan Alqurannya yang puitis dan akurat dalam bahasa Inggris. Ia merupakan pemeluk Kristen Anglikan yang kemudian berpindah agama memeluk Islam. Sosoknya juga dikenal sebagai seorang novelis, jurnalis, kepala sekolah serta pemimpin politik dan agama.
Terlahir dengan nama William Pickthall pada tanggal 7 April tahun 1875. Dia berasal dari keluarga kelas menengah di Suffolk, Inggris. Ayahnya Charles Grayson Pickthall adalah seorang Pendeta Anglikan. Karenanya tak mengherankan jika William tumbuh dan dibesarkan di tengah keluarga penganut Kristen Anglikan yang taat.

Ketika usianya menginjak lima tahun, sang ayah meninggal. Tak lama berselang keluarganya pun memutuskan untuk menjual tempat tinggal mereka di Suffolk dan pindah ke kota London. Kepindahan tersebut sempat membuat William depresi dan sakit-sakitan. Sifat pemalu yang ada pada dirinya, membuat dia sulit untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya. Terlebih lagi ketika ibunya Mary O'Brien memasukannya ke Harrow, sebuah sekolah swasta elite khusus bagi murid laki-laki. Satu-satunya yang menjadi teman penghiburnya saat menimba ilmu di Harrow adalah Winston Churchill.

Saat di Harrow, William mulai menunjukkan ketertarikannya terhadap ilmu bahasa. Selepas tamat dari Harrow, ia mulai mempelajari sejumlah bahasa, di antaranya Gaelik (bahasa orang Skotlandia) dan Welsh (bahasa orang Wales). Karena kemahirannya dalam penguasaan kedua bahasa ini, maka salah seorang gurunya di Harrow mendaftarkan  William untuk mengikuti ujian seleksi penerimaan pegawai di Departemen Luar Negeri. Namun ia gagal dalam ujian.
Kegagalan tersebut tidak membuat William patah arang. Ia kemudian menghabiskan waktunya untuk mempelajari bahasa Arab dengan harapan suatu saat ia bisa memperoleh pekerjaan sebagai seorang konsuler di Palestina. Di usianya yang belum genap 18 tahun, ia memutuskan untuk berlayar ke Port Said, sebuah kota pelabuhan yang berada di kawasan timur laut Mesir.

▪Pembela Muslim
Perjalanan ke Port Said ini menjadi awal mula petualangannya ke negara-negara muslim di kawasan Timur Tengah dan Turki. Keahliannya dalam berbahasa Arab telah memikat penguasa Ottoman (Turki Usmaniyah). Atas undangan dari pihak Kesultanan Ottoman, William yang kala itu belum menjadi seorang Muslim, mendapat tawaran untuk belajar mengenai kebudayaan Timur.
Selama masa Perang Dunia I tahun 1914-1918, William banyak menulis surat dukungan terhadap Turki Usmaniyah. Saat propaganda perang dikumandangkan tahun 1915 yang mengakibatkan pembantaian di Armenia, dia secara terang-terangan menentangnya dan menyatakan bahwa kesalahan tidak bisa ditimpakan kepada pemerintah Turki atas kejadian tersebut. Pada saat banyak imigran Muslim asal India di London dibujuk oleh Kementerian Luar Negeri untuk menyediakan bahan-bahan propaganda dukungan terhadap Inggris dalam perang melawan Turki, ia tidak bergeming. Ia tetap tegas dengan pendiriannya guna membela saudaranya sesama Muslim. Begitu juga saat komunitas Muslim di Inggris diberikan pilihan apakah setia terhadap sekutu (Inggris dan Prancis) atau justru mendukung Jerman dan Turki, jawaban yang diberikan William cukup mengejutkan. Dia  tetap pada pendiriannya tidak akan mendukung negaranya itu.

Perjalanan ke negara-negara Islam dan Turki ini, telah membuat William banyak bersentuhan langsung dengan agama Islam. Dari situ kemudian mulai muncul rasa ketertarikan terhadap ajaran Islam. Maka, di tahun 1917 dia memutuskan untuk memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Muhammad Marmaduke Pickthall. Bahkan sebelumnya William sempat menjadi pembicara pada diskusi yang diadakan Muslim Literary Society bertajuk 'Islam and Progress' tanggal 29 Nopember 1917 di Notting Hill, London Barat.

Setelah memeluk Islam, William banyak berkecimpung dalam berbagai kegiatan yang terkait dengan syiar Islam. Tahun 1919, ia aktif di Biro Informasi Islam yang berkedudukan di London serta beberapa usaha penerbitan media Islam lainnya seperti Muslim Outlook. Usai merampungkan novelnya berjudul Early Hours tahun 1920, dia mendapat penugasan di India sebagai editor di surat kabar Bombay Chronicle. Kemudian di tahun 1927 William pindah ke penerbitan jurnal tiga bulanan Islamic Culture selaku editor yang berkantor di Hyderabad.

Ada satu lagi sumbangsihnya selama tinggal di Hyderabad terkait dengan upaya menegakkan syiar Islam. Tahun 1925, Pickthall diundang oleh Komite Umat Muslim di Madras untuk memberikan kuliah umum tentang segala aspek mengenai Islam. Koleksi dari bahan-bahan kuliahnya ini sudah dipublikasikan tahun 1927 dengan harapan agar kalangan non-Muslim lainnya dapat mengerti apa itu agama Islam.

Pada 1935 Pickthall meninggalkan Hyderabad. Sekolahnya berkembang pesat, dan dia selamanya harus menyangkal bahwa dia adalah Fielding dari novel EM Passster A Passage to India .(Dia mengenal Forster dengan baik, dan tuduhan itu mungkin bukan tanpa dasar.) Dia menyerahkan Kebudayaan Islam kepada editor baru, Galicia mempertobatkan Muhammad Asad. Dia kemudian kembali ke Inggris, di mana dia mendirikan sebuah masyarakat baru untuk pekerjaan Islami, dan menyampaikan serangkaian ceramah.

Namun, terlepas dari aktivitas baru ini, kesehatannya menurun, dan dia pasti merasakan apa yang dirasakan Winstanley:
'Dan di sini saya akhiri, setelah meletakkan lengan saya sejauh kekuatan saya akan maju untuk memajukan kebenaran. Saya telah menulis, saya telah bertindak, saya memiliki kedamaian: dan sekarang saya harus menunggu untuk melihat Roh melakukan pekerjaannya sendiri di hati orang lain dan apakah Inggris akan menjadi tanah pertama, atau yang lain, di mana kebenaran akan duduk dalam kemenangan. . ' (Gerrard Winstanley, Hadiah Tahun Baru untuk Parlemen dan Angkatan Darat , 1650.)

Dia meninggal di sebuah pondok di Negara Barat pada 19 Mei 1936, karena trombosis koroner, dan dimakamkan di pemakaman Muslim di Brookwood, , Surrey (dekat Woking, Inggris) empat hari kemudian. Oleh kaum Muslim Inggris, Pickthall dijuluki sebagai "pejuang agama" dan "pelayan Islam sejati". Setelah kematiannya, istrinya membersihkan mejanya, di mana dia telah merevisi kuliah Madrasinya malam sebelum dia meninggal, dan dia menemukan bahwa baris terakhir yang dia tulis berasal dari Al-Qur'an:
'Siapa pun yang menyerahkan tujuannya kepada Allah, sambil berbuat baik, upahnya ada pada Tuhannya, dan tidak akan ada ketakutan menimpa mereka, mereka juga tidak akan berduka.'

▪Menerjemahkan Alquran
Sebenarnya sudah sejak lama saat baru masuk Islam, William mempunyai obsesi menerjemahkan kitab suci Alquran ke dalam bahasa Inggris. Dia merasa adalah tanggungjawab semua umat Muslim untuk memahami Alquran dengan sebenar-benarnya. Namun obsesinya ini baru terealisasi pada tahun 1928, setelah ia berhasil menyelesaikan proyeknya dalam menerjemahkan Alquran.

Hasil kerja kerasnya ini kemudian ia terbitkan pada tahun 1930 dan diberi judul 'The Meaning of the Glorious Koran'. Ribuan umat Muslim pun segera mendapat manfaat dari karya Muhammad Marmaduke Pickthall yang lantas dianggap oleh banyak kalangan sebagai karya monumental. Tak hanya itu, umat Muslim pun kemudian menyadari bahwa The Meaning of Glorious Koran diselesaikan di kota Nizamate, Hyderabad, sebuah kawasan yang di Selatan India yang didominasi umat Islam. Seperti ilmuwan Muslim lainnya, ia tidak menerjemahkan kata Allah SWT dalam Alquran. Ia menulis dalam kata pengantarnya, ''Quran tidak bisa diterjemahkan.'' Jadi, terjemahannya tetap berdampingan dengan teks asli Alquran dalam bahasa Arab.

Dalam kata pengantar dalam karyanya ini Pickthall juga menulis mengenai keutamaan Alquran dibandingkan kitab-kitab yang lainnya, "Sebelum memulai mempelajari Alquran, seseorang haruslah menyadari bahwa tidak seperti bahan bacaan lain, ini merupakan sebuah buku yang unik dan berasal dari Yang Mahatinggi, pesan-pesan abadi serta universal. Kandungan isinya tidak merujuk pada tema atau gaya tertentu, melainkan fondasi dari seluruh sistem kehidupan, mencakup segala spektrum permasalahan, yang cakupannya mulai dari ayat-ayat kepercayaan maupun perintah serta sumber pengajaran, kewajiban, hukuman bagi yang melanggar, hukum umum dan pribadi, serta solusi terhadap persoalan pribadi maupun sosial kemasyarakatan..cerita kaum di masa lampau teriring apa-apa yang dapat dipetik pelajaran darinya.''

Karya Pickthall ini menjadi karya pertama penulisan makna Alquran dalam bahasa Inggris oleh orang Inggris asli. Selain itu, tulisan Pickthall juga menjadi salah satu dari dua karya terjemahan Alquran dalam bahasa Inggris yang sangat populer. Karya lainnya ditulis oleh Abdullah Yusuf Ali.


🔷🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
                  💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Bunda Lisa ~ Malang
Mohon ijin bertanya tentang kebangkitan Islam ustadzah.
Jika negara-negara Arab, termasuk Turki, digadang-gadang sebagai negara pembantkit kejayaan Islam, namun mereka sudah pernah memimpin Islam dunia. Melihat pesatnya perkembangan Islam dunia, kira-kira apakah Inggris akan memimpin Islam dunia ya ustadzah?
Afwan pertanyaan saya yang fakir ilmu ini.

🔷Jawab:
Sebetulnya tidak menjadi soal apakah sudah pernah memimpin Islam dunia atau belum. Jika Allah berkehendak, bisa jadi itu terjadi di turki atau di UK atau di Indonesia. Melihat potensi perkembanhan Islam khususnya di Eropa saat ini, betul-betul pesatnya. Walaupun tetap masih ada usaha-usaha untuk meredam dakwah Islam.

0⃣2⃣ Bund Sasi ~ Bandar Lampung
Bismillah..

Afwan, di materi penerjemah pertama Al Qur'an di Inggris adalah Muhammad Marmaduke P., lalu pernah baca Alexander Ross penerjemah pertama.
Apakah Alexander Ross juga mualaf?
Mohon penjelasannya, Ustadzah.

Syukron.

🔷Jawab:
Untuk Alexander Ross, ana belum tau mendalam. Mungkin bisa sama-sama kaji sejarahnya ya. Menariknya pelajari sejarah karena ia bisa jadi bahan refleksi diri dan kita tahu kisah-kisah keemasan masa lalu dan tokoh-tokohnya sumbangsih di zaman sekarang. Untuk di UK Prof. Marmaduke pichtall yang famous sebagai tokoh penerjemah Al Quran ke dalam bahasa Inggris. Masih keturunan Abdullah Quiliam, orang Inggris pertama yang masuk Islam.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
     💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘

Pelajari sejarah dan kisah-kisah peradaban Islam di penjuru dunia dan kunjungi tiap-tiap sudut bumi Allah, semoga Allah karunikan rizkinya. Agar kita dapat merefleksi diri dan menyusun rencana kedepan lebih baik untuk dakwah Islam, dunia akhirat.

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar