Sabtu, 31 Juli 2021

VAKSIN COVID-19

 


OLeH  : dr. Rahma Fauza Fitriani

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

اعوذبالله من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْه
ِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَهَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

Puji syukur kehadirat Allah ﻋﺰّﻭﺟﻞّ  atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga kita bisa berjumpa diacara kajian kesehatan dengan tema VAKSINASI COVID-19
Marilah kita bertaqarrub kepada Allah, menguatkan Azzam dalam jamaah, memaksimalkan potensi dakwah, menyemaikan syariah dalam bermuamalah hingga dunia bersemai indah.

Shalawat dan salam kita haturkan pada baginda Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ , yang berahklak mulia, uswatun hasanah. Semoga terus memotivasi kita untuk terus menjadi lebih baik. 

Aamiin Allahumma Aamiin

💎 COVID-19

✓ Indonesia terus berjuang untuk mengatasi pandemi COVID-19. Berbagai pengendalian terus dilakukan, salah satunya melalui pelaksanaan vaksinasi COVID-19.
Indonesia menjadikan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 sebagai bagian dari strategi penanggulangan pandemi COVID-19, 
dimana pelaksanaan vaksinasi COVID-19 ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari infeksi SARS-CoV-2 yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian akibat COVID-19.

✓ Vaksinasi COVID-19 merupakan upaya yang dilakukan untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga apabila suatu saat terpanjan dengan penyakit tersebut maka tidak akan sakit
atau hanya mengalami sakit ringan. 

✓ Vaksinasi COVID-19 telah dilaksanakan sejak Januari 202 dan diharapkan dapat menjangkau seluruh terget sasaran secara bertahap. Agar pelaksanaan vaksinasi dapat berjalan dengan lancar dengan cakupan yang tinggi maka diperlukan dukungan dan partisipasi aktif masyarakat.

★ Vaksinasi adalah pemberian Vaksin dalam rangka menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan dan tidak menjadi sumber penularan.

★ Vaksin adalah produk biologi berisi antigen berupa mikroorganisme atau bagiannya atau zat yang dihasilkannya yang telah diolah sedemikian rupa sehingga aman, yang apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.

★ Vaksin bukanlah obat, vaksin mendorong pembentukan kekebalan spesifik tubuh agar terhindar tertular atau sakit berat.

◾Bagaimana Vaksin bisa bekerja dalam tubuh untuk melindungi kita?

1. Vaksin adalah produk biologi yang diberikan kepada seseorang untuk melindunginya dari penyakit yang melemahkan, bahkan mengancam jiwa. 

2. Vaksin akan merangsang pembentukan kekebalan terhadap penyakit tertentu pada tubuh seseorang. 

3. Tubuh akan mengingat virus atau bakteri pembawa penyakit, mengenali dan tahu cara melawannya.

Kekebalan kelompok atau herd Immunity merupakan situasi dimana sebagian besar masyarakat terlindung atau kebal terhadap penyakit tertentu. Melalui kekebalan kelompok, akan timbul dampak tidak langsung (indirect effect
), yaitu 
turut terlindunginya kelompok masyarakat yang rentan dan bukan merupakan sasaran vaksinasi. Kondisi tersebut hanya dapat tercapai dengan cakupan vaksinasi yang tinggi dan
merata.

◾Apa bukti vaksinasi bisa menghentikan penyebaran penyakit menular?

Vaksinasi tidak hanya  bertujuan untuk memutuskan rantai penularan penyakit dan menghentikan wabah saja tetapi
juga dalam jangka panjang untuk mengeliminasi bahkan 
mengeradikasi (memusnahkan atau menghilangkan) penyakit  itu sendiri.

Indonesia memiliki sejarah panjang dalam upaya penanggulangan penyakit menular dengan vaksinasi atau imunisasi. Indonesia juga berkontribusi terhadap penanggulangan penyakit di muka bumi ini melalui pemberian vaksinasi. Sebagai contoh sejak pertama kali imunisasi cacar dicanangkan pada tahun 1956, akhirnya penyakit cacar bisa dieradikasi yaitu dimusnahkan atau dihilangkan di seluruh dunia pada tahun 1974 sehingga pelaksanaan imunisasi cacar dihentikan pada tahun 1980.

Demikian dengan polio, sejak imunisasi polio dicanangkan pertama kali tahun 1980, Indonesia akhirnya mencapai bebas polio tahun 2014. Saat ini dunia, termasuk Indonesia sedang dalam proses menuju eradikasi (pemberantasan) polio yang ditargetkan pada tahun 2023.

Contoh lain Indonesia dengan upaya gencar pemberian imunisasi tetanus pada bayi dan anak (melalui vaksin DPT HB-Hib DT dan Td) serta pada Wanita Usia Subur (vaksin Td), Indonesia akhirnya mencapai status eliminasi tetanus maternal dsn neonatal pada tahun 2016.

◾Secara medis, apa resikonya tidak mendapatkan vaksinasi?

Vaksinasi bertujuan untuk memberikan kekebalan spesifik
terhadap suatu penyakit tertentu sehingga apabila suatu sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Tentu, apabila dicegah dengan pemberian vaksinasi tersebut.
Namun, jika suatu saat anak tersebut keluar dari wilayah risiko untuk tertular penyakit karena pada dasarnya ia belum memiliki kekebalan spesifik yang didapat dari imunisasi. Dalam hal pelaksanaan vaksinasi COVID-19, orang dewasa atau lansia tidak mendapatkan vaksinasi COVID-19 lengkap sesuai jadwal serta mengabaikan protokol kesehatan maka akan menjadi rentan tertular dan jatuh sakit akibat COVID-19.

◾Siapa sasaran penerima Vaksinasi COVID-19?

✓ Kelompok prioritas penerima vaksin adalah penduduk yang berdomisili di Indonesia yang berusia ≥ 18 tahun. 

✓ Kelompok penduduk berusia di bawah 18 tahun dapat diberikan vaksinasi apabila telah tersedia data keamanan vaksin yang memadai dan persetujuan penggunaan pada masa darurat (emergency use authorization)
atau penerbitan nomor izin edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.

◾Bagaimana pentahapan dan waktu pelaksanaan Vaksinasi Covid-19?

Dilaksanakan dalam 3 tahapan dengan mempertimbangkan
ketersediaan, waktu kedatangan Tahapan pelaksanaan vaksin COVID-19 dilaksanakan sebagai berikut:

1. Tahap I, dilaksanakan mulai bulan Januari 2021 dengan sasaran kelompok prioritas tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, dan tenaga penunjang serta mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan profesi kedokteran yang bekerja pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan, yang berusia 18 tahun ke atas. 

2. Tahap 2, dilaksanakan mulai minggu ketiga bulan  Februari 2021 dengan sasaran kelompok prioritas: 
a. Kelompok usia lanjut (≥ 60 tahun). 

b. Petugas pelayanan publik yaitu Tentara Nasional Indonesia atau Kepolisian Negara Republik Indonesia, 
aparat hukum, dan petugas pelayanan publik lainnya terminal, perbankan, perusahaan listrik negara, dan perusahaan daerah air minum, serta petugas lain yang terlibat secara langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat. 

3. Tahap 3 dengan sasaran kelompok prioritas masyarakat rentan dari aspek geospasial, sosial, dan ekonomi, yang berusia 18 tahun ke atas dan masyarakat lainnya selain kelompok prioritas yang dilakukan vaksinasi pada tahap I dan tahap II yang dilaksanakan bulan Juli 2021.

Pelayanan vaksinasi COVID-19 dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan milik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota atau milik masyarakat atau swasta yang memenuhi persyaratan, 
1. Puskesmas Pembantu
2. Klinik
3. Rumah Sakit dan atau
4. Unit Pelayanan Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)

Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota dan Puskesmas juga dapat membuat pos pelayanan vaksinasi COVID-19, dahulu terkait jadwal layanan masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan atau pos pelayanan vaksinasi.

◾Siapa yang melakukan Vaksinasi COVID-19?

Pemberian vaksinasi COVID-19 dilakukan oleh dokter, perawat atau bidan yang memiliki kompetensi yang dibuktikan dengan STR.

◾Berapa dosis dan interval yang dibutuhkan untuk vaksinasi COVID-19 agar terbentuk kekebalan optimal?

Dosis dan cara pemberian harus sesuai dengan yang direcombinasikan untuk setiap jenis vaksin COVID-19.

◾Siapa saja yang boleh dan tidak boleh diberikan vaksinasi COVID-19?

Vaksin diberikan hanya untuk mereka yang sehat. 
Ada beberapa kriteria individu atau kelompok yang tidak boleh di vaksinasi COVID-19:

1) Orang yang sedang demam dengan suhu > 37,5°C.

2) Orang dengan hipertensi tidak terkontrol, yaitu tekanan darah > 180/110 mmHg (Jika tekanan darah >180/110 mmHg) pengukuran tekanan darah diulang 5 (lima) sampai 10 menit kemudian tensi vaksinasi ditunda sampai terkontrol).

3) Orang yang mengalami alergi berat setelah divaksinasi mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis kedua.

4) Orang yang sedang hamil, ditunda sampai melahirkan.

5) Orang yang menghisap autoimun seperti asma, lupus. Vaksinasi ditunda jika sedang dalam kondisi akut atau belum terkendali.

6) Orang yang sedang mendapat pengobatan untuk gangguan pembekuan darah, kelainan darah, defisiensi imun dan penerima produk darah atau transfusi. Vaksinasi ditunda dan dirujuk.

7) Orang yang sedang mendapat pengobatan immunosupresant seperti kortikosteroid dan kemoterapi Vaksinasi
ditunda dan dirujuk.

8) Orang yang memiliki penyakit jantung berat dalam keadaan sesak. Vaksinasi ditunda dan dirujuk.

9) Lansia yang dalam pemeriksaannya (sesuai format skrining) menjawab lebih dari 3 pertanyaan dengan jawaban "ya."

10) Orang yang memiliki riwayat alergi berat setelah divaksinasi COVID-19 sebelumnya maka vaksin tidak dapat diberikan.

◾Apakah orang yang sudah pernah terkonfirmasi COVID-19 boleh diberikan vaksin?

Penyintas COVID-19 dapat di vaksinasi 3 bulan setelah sembuh. Apabila setelah dosis pertama sasaran terinfeksi COVID-19 maka dosis pertama vaksin tidak perlu diulang
tetap diberikan dosis kedua dengan interval yang sama yaitu 3 bulan sejak dinyatakan sembuh.

◾Bagaimana dengan seseorang tidak tahu dirinya terkonfirmasi COVID-19 tetapi terlanjur divaksinasi?

Apabila seseorang tidak tahu dirinya positif COVID-19 dan tidak ada gejala klinik yang dicurigai atau kondisi sehat lalu diberikan vaksin COVID-19, secara medis  tidak ada efek samping yang ditimbulkan.

◾Apakah seseorang harus menjalani pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu sebelum vaksinasi?

Meskipun tidak diwajibkan. Sasaran dapat memeriksakan terlebih dahulu kondisi kesehatannya sebelum datang ke tempat pelayanan vaksinasi COVID-19. Di tempat pelayanan
vaksinasi, juga akan dilakukan skrining atau penapisan sebelum vaksinasi berupa pemeriksaan fisik meliputi cek suhu tubuh dan tekanan darah serta penggalian informasi status kesehatan sasaran melalui pertanyaan standar yang diajukan petugas kesehatan.

◾Apakah vaksin covid-19 bisa diberikan bersamaan dengan jenis vaksin lainnya?

Vaksin COVID-19 bisa diberikan bersama vaksin lain. Namun karena vaksin COVID-19 adalah jenis vaksin baru maka sebaiknya diberikan dengan jeda 28 hari/satu bulan dengan vaksin lainnya.

◾Bagaimana jika vaksinasi COVID-19 diberikan kepada seseorang yang sedang berpuasa? Apakah tetap aman?

Puasa bukan merupakan kondisi kontraindikasi pemberian vaksin COVID-19 sehingga vaksin COVID-19 tetap aman untuk diberikan kepada seseorang yang sedang berpuasa.

◾Apakah manfaat dari Vaksin COVID-19?

Sebagaimana manfaat dari vaksin lainnya, Vaksin COVID-19 memberi perlindungan agar tidak tertular atau sakit berat akibat COVID-19 dengan cara menim dengan pemberian vaksin. Vaksinasi COVID-19 dosis lengkap dan sesuai jadwal yang dianjurkan serta penerapan perilaku 5M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer, menjaga  jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas) adalah upaya perlindungan yang bisa kita lakukan agar terhindar dari penyakit COVID-19.

◾Apa vaksin COVID-19 itu aman?

✓ Vaksin yang diproduksi masal sudah melewati proses panjang dan harus memenuhi syarat utama yaitu Aman, Ampuh, Stabil,dan Efisien dari segi biaya.

✓ Aspek keamanan Vaksin dipastikan melalui beberapa tahapan uji klinis yang benar dan menjunjung tinggi kaidah ilmu pengetahuan, sains dan standar-standar kesehatan.

✓ Pemerintah hanya menyediakan vaksin COVID-19 yang terbukti aman dan lolos uji klinis dan sudah mendapatkan Izin Penggunaan Pada Masa Darurat (Emergency Use /EUA) dari BPOM.

◾Apakah vaksin COVID-19 akan melindungi kita dalam jangka panjang? Dan seberapa ampuh vaksin ini melindungi kita dari penularan?

✓ Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
rentang periode jangka panjang dari perlindungan vaksin COVID-19.

✓ Efektivitas atau seberapa ampuh suatu vaksin dapat melindungi dari penularan penyakit dapat dilihat dari hasil uji klinis. Berdasarkan data hasil uji klinis, vaksin yang tersedia terbukti aman dan dapat menimbulkan
kekebalan terhadap COVID-19.

◾Apakah ada efek samping dari vaksinasi?

✓ Secara umum, efek samping yang timbul beraneka ragam pada umumnya ringan dan sementara dan tidak
selalu ada, serta bergantung pada kondisi tubuh. Efek seperti demam, nyeri otot, atau kemerahan pada bekas suntikan.

✓ Manfaat vaksin jauh lebih besar dibandingkan risiko sakit karena infeksi bila tidak divaksin.

✓ Apabila terjadi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), dapat dilaporkan kepada Fasyankes tempat pemberian vaksinasi kemudian akan ditindak lanjuti
focal point yang ada di masing-masing Dinas Kesehatan dan dikaji oleh Komite Pengkajian dan Penanggulangan KIPI yang ada di setiap daerah maupun Nasional.

◾Jenis vaksin COVID-19 yang akan digunakan di Indonesia

Jenis vaksin COVID-19 yang dapat digunakan di Indonesia adalah:

~ Sinovac
~ AstraZeneca
~ Sinopharm
~ Novavax
~ Moderna
~ Pfizer
~ Cansino
~ Sputnik V

Penggunaan vaksin tersebut hanya dapat dilakukan setelah mendapatkan izin edar atau Izin Penggunaan Pada Masa Darurat (Emergency Use of Authorization
/EUA) dari BPOM.

◾Apakah vaksin yang hadir sudah dipasti kehalalannya?


✓ Komisi Fatwa MUI Pusat sudah menetapkan vaksin CoronaVac produksi Sinovac Lifescience Co
diajukan oleh PT Biofarma sebagai produsen vaksin yang akan memproduksi vaksin COVID-19, konsorsium dengan Sinovac, suci dan halal. 

✓ Sedangkan untuk vaksin COVID-19 produksi AstraZeneca, Komisi Fatwa MUI menetapkan bahwa penggunaannya diperbolehkan (mubah) karena kondisi darurat dan pertimbangan lainnya.


✓ Untuk vaksin COVID-19 lainnya, Pemerintah dan produsen farmasi di Indonesia terus melibatkan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Lembaga Pengkajian Pangan, 
Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOMUI) dan Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam proses pengujian aspek kehalalan vaksin COVID-19.

Wallahu a'lam

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Dwi ~ Bondowoso
Assalamualaikum Dokter Rahmah,

Saya sudah sembuh dari Covid Desember tahun kemarin dan saat sembuh Alhamdulillah badan secara fisik sehat dan tidak pernah sesak dan setelah 3 bulan saya vaksin yang pertama ditolak karena ada alergi, namun karena saya seorang guru akhirnya dipanggil kembali oleh dinas untuk di vaksin, ternyata akhirnya di tempat berbeda saya di vaksin, namun setelah 2 minggu vaksin saya sering sesak, namun bukan sesak seperti saat terkena covid dulu dan akhirnya saya harus ke opname lagi, namun di swab hasilnya 2 kali negatif. Akhirnya setelah tiba vaksin ke 2 saya tidak berani vaksin lagi, menunggu saya benar-benar sehat dulu dok. Karena saya takut kalau vaksin lagi malah tidak sembuh-sembuh sesak ini. Catatan saya batuk sudah 3 tahun lebih mulai sebelum Covid sampai sekarang masih batuk meski sudah diberi obat rutin.

Yang saya tanyakan, apa sudah benar tindakan saya untuk menunda vaksin ke 2?

🌴Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. 

Vaksin diberikan harus kondisi sehat. Jika ada riwayat alergi dan sakit lebih baik ditunda dulu. 
Kalau memang sudah diperiksa dan diberi obat masih batuk. Berarti batuknya bisa karena alergi. Lebih baik hindarkan faktor pencetusnya. Untuk mengetahui alergi apa, lebih baik dilakukan tes alergi supaya jelas apa saja yang tidak boleh dilakukan. Hal ini jika foto thorak dan tes darah  normal.

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Indika ~ Semarang
1. Untuk ibu menyusui, setelah divaksin apakah vaksin akan masuk ke ASI sehingga bayi juga ikutan ke vaksin?

2. Kenapa ada yang setelah 2x Vaksin malah kena Corona? Apakah Vaksinnya tidak bekerja?

3. Ada berita yang beredar, Astrazeneca bikin lumpuh setelah di vaksinkan ke orang. Apakah benar? Atau ada penyebab lain kelumpuhan itu?

4. Adakah vaksin untuk anak umur 27 bulan?

🌴Jawab:
1. Vaksin untuk busui diperbolehkan karena tidak mempengaruhi kualitas ASI.

2. Dasarnya vaksin bekerja dengan cara mengenalkan sebagian dari virus untuk dikenali oleh imun tubuh. Dengan harapan imun nantinya bisa dengan cepat mengidentifikasi dan melawan bila virus yang asli datang.

Hanya saja yang perlu diketahui adalah tidak ada vaksin yang bisa bekerja 100 persen efektif pada 100 persen penerimanya. Artinya respons imun tiap orang bisa berbeda-beda terhadap vaksin. Sehingga ada yang sudah di vaksin masih terkena . Jadi wajar jika sudah di vakasin masih terkena. Hanya tidak sampai parah.

3. Mungkin sebelumnya ada penyakit yang menyertai. Seperti darah tinggi atau diabet. Sehingga menimbulkan efek samping berupa kelumpuhan. Oleh karena itu jika ada penyakit jantung atau diabet, vaksin ditunda dulu.

4. Untuk vaskin Corona bagi balita belum ada. Selama anak sudah dapat vaksin dasar lengkap, insya Allah imun anak sudah cukup bagus.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Fatimah ~ Cibitung
Assalamu'alaikum,

Dok, ibu hamil boleh vaksin tidak ya?
Apa ada syarat dan efeknya jika hamil pada bayi nantinya kalau vaksin?

🌴Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. 

In sya Allah aman untuk ibu hamil. Selama tidak ada penyakit yang menyertai. Lebih baik sebelum vaksin Konsultasi ke dokter Obgyn nya.

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Nisa ~ Solo
Assalamu'alaikum,

Dok, jikalau saya HB (Henoglobin) 8, anemia, kira-kira vaksin bisa tidak ya?

🌴Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.  

Mba Nisa, Kekurangan zat merah darah (hemoglobin/hb) disebut juga sebagai anemia. Seseorang dinyatakan mengalami hal ini bila kadar hb-nya lebih rendah dari 12 g/dL (untuk wanita). Berikut adalah gejala yang dapat dialami seseorang dengan anemia :

~ Lemas, mudah lelah.
~ Pusing.
~ Mengantuk.
~ Sering berdebar-debar.
~ Nafas pendek.
~ Nyeri dada.

Tingkat keparahan anemia dapat bervariasi antar individu, semakin rendah kadar Hemoglobin maka umumnya gejala yang ditimbulkan akan semakin berat.

Sejauh ini anemia bukanlah kondisi yang menjadi kontra indikasi dilakukannya vaksin. Namun demikian dikarenakan mba memiliki Hemoglobin kurang dari 8 yang biasanya terjadi karena penyakit penyerta atau kronis maka tetap perlu berkonsultasi terlebih dahulu secara langsung dengan dokter  melakukan vaksinasi agar dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh guna memastikan boleh mendapat vaksin atau tidak. 

Wallahu a'lam

0️⃣5️⃣ Ida ~ Tanjungpinang
Assalamu'alaikum bu dokter,

1. Bagaimana vaksin bisa dinyatakan aman sedangkan virus masih bermutasi, apalagi ada masuk lagi virus varian baru?

2. Jika virus varian baru tersebut merebak artinya akan menyusul vaksin berikutnya bukan?

🌴Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh

1. Vaksin dikatakan aman jika sudah dilakukan ujin klinis. Sekali lagi vaksin bukan obat tapi suatu bentuk pencegahan supaya jika terpapar virus maka tidak bertambah parah.

2. Pemerintah terus berusaha untuk melakukan penelitian untuk membuat vaksin yang cocok dengan varian virus yang merebak sekarang ini. Jadi tetap protokol kesehatan dan pola hidup sehat.

Wallahu a'lam

0️⃣6️⃣ Andita ~ Jakbar
Assalamu'alaikum,

Dok, untuk yang rutin donor darah maupun tidak, perlu ditunda berapa lama setelah vaksin baru bisa mendonorkan darah?

🌴Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. 

Minimal 3 bulan.

Wallahu a'lam

0️⃣7️⃣ Phity ~ Yogja
Dok, kalau habis di vaksin, terutama AZ kan katanya kipi nya lebih berat dari pada sinovac, kalau pas kondisi mengalami kipi, apakah benar kalau dites maka positif covid?

🌴Jawab:
Bisa positif jika imun belum terbentuk saat setelah KIPI terjadi.

Wallahu a'lam

0️⃣8️⃣ Yanti ~ Jabar
Assalamualaikum dok, Menyambung pertanyaan tentang alergi.

Apakah seseorang dengan semua jenis alergi tidak bisa divaksin?

Anak saya alergi udang dan kulit kerang, dari beberapa artikel yang sudah dibaca seseorang dengan alergi kulit kerang tidak bisa di vaksin.

Atau apakah ada vaksin yang lebih aman, pfeizer misalnya, atau tidak boleh untuk di vaksin?

Terima kasih atas penjelasannya.

🌴Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. 

Tidak semua alergi dilarang vaksin. Alergi berat yang tidak dianjurkan untuk vaksin. Oleh karena itu sebelum vaksin harus Konsultasi ke dokter spesialis kulit atau spesialis paru jika ada asma. Apa boleh atau tidak untuk vaksin.

Wallahu a'lam

0️⃣9️⃣ Kiki ~ Dumai
Bu dokter,  jika seseorang positif covid lagi isoman di rumah (dikarenakan kamar di rumah sakit full dok) tetapi nafsu makan pasien tersebut sama sekali tidak ada, dan suka mual muntah, itu bagaimana solusi nya ya dok, apakah bisa di infus dirumah atau bagaimana ya dok?

🌴Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. 

Benar mba, kalau memang bisa gejala ringan dengan saturasi masih lebih dari 95 maka lebih baik isoman di rumah. Pertama diberikan obat minum jika masih mual muntah memang harus di infus. Boleh diinfus di rumah, tapi dalam pengawasan ketat oleh tenaga kesehatan yang merawatnya.

Wallahu a'lam

1️⃣0️⃣ Bunda Rida ~ Bekasi
Assalamu'alaikum dok, 

Apakah benar vaksin ada chipnya, sungguh ini mengganggu niat dan keinginan untuk divaksin dok?

Syukron.

🌴Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. 

Chip dengan maksud untuk memantau pasca vaksin, mba Positif thinking saja dan terus berdoa supaya tetap sehat.

🌸Memang benar ada chipnya dok?

🌴Untuk Vaksin Sinovac yang saya baca itu berisikan virus yang sudah dilemahkan dan nantinya akan membantu tubuh untuk merangsang antibodi. Jadinya vaksin ini akan membentuk antibodi untuk melawan virus corona.

Selain virus yang dilemahkan, beberapa isian lain dari vaksin Sinovac adalah alumunium hidroksida yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan vaksin.
Lalu, ada juga kandungan Fosfat yang berfungsi sebagai penstabil. Di dalam vaksin Sinovac juga ada larutan garam atau bisa disebut juga dengan natrium yang berfungsi sebagai Isotonis. Cairan ini berguna untuk memberi kenyamanan pada saat proses penyuntikan. 

Dalam bidang kesehatan, microchip sendiri bisa dimanfaatkan untuk memantau obat yang dikeluarkan.

Untuk studi pada manusia, penggunaan microchip masih dibatasi untuk mengobati beberapa penyakit tertentu, seperti diabetes.
Penanaman microchip bisa saja menimbulkan efek samping seperti infeksi. 

Karena ini (microchip) termasuk benda asing. Jadi bisa saja terjadi reaksi peradangan lokal di tempat dimasukkannya microchip. Bisa saja nanti timbul infeksi atau bengkak.

Wallahu a'lam

1️⃣1️⃣ Rini ~ Parung
Assalamualaikum bu dokter,  

Tanggal 7 juli kemarin suami vaksin pertama menggunakan vaksin Astra, selang 3 hari swab rutin mingguan dikantor hasilnya positif padahal tidak ada gejala. Yang saya ingin tanyakan apakah benar kalau baru di vaksin lalu di swab apakah hasilnya pasti positif?

Ini yang membuat saya maju mundur buat vaksin dok, vaksin kedua tetap dilanjutkan atau mundur ya dok?

🌴Jawab:
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. 

Mba Rini, vaksin covid 19 dilakukan untuk pencegahan namun tetap sudahnya pemberian vaksin resiko untuk terinfeksi virus covid masih memungkinkan namun dengan resiko yang rendah dan biasanya gejala yang ringan. Jika suami mba positif setelah vaksin kemungkinan suami mba sudah terpapar virus corona ini sebelum pemberian vaksin. Dimana kekebalan tubuh terhadap virus covid tidak langsung terbentuk setelah di vaksin.

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

✓ Vaksinasi adalah pemberian Vaksin dalam rangka menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan dan tidak menjadi sumber penularan.

✓ Vaksin adalah produk biologi berisi antigen berupa mikroorganisme atau bagiannya atau zat yang dihasilkannya yang telah diolah sedemikian rupa sehingga aman, yang apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.

✓ Vaksin bukanlah obat, vaksin mendorong pembentukan kekebalan spesifik tubuh agar terhindar tertular atau sakit berat.

✓ Jika ada komorbid lebih baik vaksin ditunda dulu. 

✓ Terus terapkan protokol kesehatan dan pola hidup sehat.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar