Sabtu, 31 Juli 2021

EMOTIONAL HEALING DI TENGAH PANDEMI YANG BELUM BERAKHIR

 


OLeH  : Bunda Sukmadiarti Peranginangin, M.Psi

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

🌸EMOTIONAL HEALING DI TENGAH PANDEMI

"Your reaction is your pain. Your response is your self love." (Amy)

Tidak ada yang bisa mencegah bila virus itu "di izinkan" Alloh ﷻ datang ke tubuh kita. Kita yakin, pasti bersama kehadirannya, Alloh ﷻ  telah menyiapkan beragam hikmah dan kebaikan di baliknya.

Sebagai manusia biasa,  wajar bila kita merasa cemas, takut, dan juga sedih ketika virus itu menghinggapi diri ataupun keluarga yang kita sayangi. Dibutuhkan jeda untuk "menyepi ke dalam diri" untuk kemudian kita bisa menerima ketetapan Alloh ﷻ ini.

Jelas tidak mudah untuk bisa menerima kenyataan yang tidak kita harapkan. Namun dengan keyakinan dan kemana bahwa semua yang terjadi adalah atas kehendaknya, maka mau tidak mau, suka tidak suka, pilihan kita sebagai hamba adalah RIDHA dan IKHLAS menerima.

Penerimaan inilah yang akan membuat dada kita yang awalnya terasa sempit menjadi lapang. Sebab, apa yang kita tolak atau sangkal justru akan semakin menghantui pikiran. Menerima adalah jalan ketenangan.

Seperti yang disampaikan oleh Ibnu Sina. "Kepanikan adalah separuh penyakit. Ketenangan adalah separuh obat. Kesabaran adalah awal dari kesembuhan."

Cemas dan takut adalah perasaan yang wajar kita rasakan di situasi pandemi ini. Namun, perasaan atau emosi negatif itu perlu untuk kita kelola agar tidak mendominasi diri yang dapat menurunkan imunitas tubuh.

Seperti kita ketahui, emosi erat kaitannya dengan kesehatan fisik. Bila tubuh ingin sehat dan kuat, penting untuk kita menjaga pula kesehatan jiwa. Itu sebabnya, Ibnu Sina mengatakan, ketenangan adalah separuh obat.

Protokol sudah kita jalankan, ikhtiar sudah kita upayakan, namun bila takdir menghendaki kita terkena covid juga, maka setelah menerima dengan keridhoan agar hati tenang, selanjutnya adalah BERSABAR.

Sabar menjalani masa pemulihan. Sabar menghadapi situasi yang tidak pasti. Dan seterusnya.

Kesabaran kita dalam menjalani ketetapan-Nya insya Allah menjadi awal dari kesembuhan dan membawa banyak hikmah kebaikan bagi kita semua.

Kita bisa perkuat ketenangan dan kesabaran kita dengan melakukan praktik Emotional healing.

Emotional Healing ditengah pandemi bisa menjadi cara yang bisa kita gunakan untuk menenangkan diri. Emotional healing adalah cara untuk melepaskan emosi bawah sadar kita guna meraih kesehatan fisik dan jiwa. 

🔸 Langkah-langkah yang dapat kita praktikkan dalam melakukan Emotional Healing, antara lain:

★ 1. Duduk sejenak di tempat yang nyaman dalam posisi yang relaks.

★ 2. Boleh ditambah dengan menghidupkan musik terapi yang lembut untuk menambah suasana tenang di sekitar. Misal suara gemericik hujan, gitar atau piano yang lembut dari aplikasi youtube atau musik lainnya.

★ 3. Pejamkan mata Anda. Lalu mulai fokuskan perhatian pada nafas yang masuk dan keluar dari tubuh. Anda bisa tarik nafas panjang lewat hidung, tahan sejenak, lalu hembuskan perlahan lewat mulut. Lakukan berulang kali. 

Teknik sadar nafas ini juga sangat membantu bagi Anda yang sedang sakit covid, untuk membantu suplai oksigen ke dalam tubuh. Saya sendiri, mempraktikkan teknik ini saat mengalami gejala sesak nafas ringan, waktu sakit covid awal  tahun lalu.

★ 4. Setelah praktik sadar nafas, rasakan perasaan Anda menjadi semakin relaks dan tenang. Anda bisa mulai perlahan mengucap syukur dan hamdalah atas kondisi yang dirasakan saat ini. Mulai cari satu persatu hal yang bisa disyukuri dari kondisi yang sedang dialami saat ini. 

Menghidupkan perasaan bersyukur di hati akan mampu mengurangi rasa cemas dan ketakutan. Hidupkan rasa syukur itu.

Misalnya, Ya Alloh ﷻ, alhamdulillah, meski sedang terkena covid, kami sekeluarga masih bisa berkumpul bersama di rumah. 

Ya Alloh ﷻ, alhamdulillah, meski saya terkena covid, anak saya dalam kondisi sehat. 

Cari-cari hal yang bisa di syukuri sehingga mengurangi fokus kita ke masalah yang sedang di hadapi. Beralih ke hal-hal baik yang ternyata begitu banyak masih menyertai diri.

★ 5. Setelah anda merasa lebih nyaman, anda bisa berdoa dan memasukkan kalimat sugesti untuk menerapi emosi dalam diri.

"Ya Alloh ﷻ, meskipun saat ini, saya merasa cemas, takut, sedih karena saya dan atau keluarga saya sedang positif covid, saya ikhlas menerima kondisi ini. Saya ridha, Ya Alloh ﷻ menerima rasa cemas ini. Ya Alloh ﷻ, hamba lemah tidak berdaya. Tiada daya hamba tanpa pertolongan dari-Mu. Maka kini, hanya kepada-Mu lah hamba berserah diri. Kepada-Mu Ya Alloh ﷻ, hamba bertawakal. Berikanlah kesabaran, kesembuhan dan kesehatan untuk saya, keluarga, dan juga saudara-saudara kami yang juga sedang sakit. Lahaula walaquwwata illa billah. 

Ulangi doa di atas beberapa kali sampai di dada anda terasa hangat dan tenang.

★ 6. Perlahan buka mata. Tarik nafas panjang lagi, lalu hembuskan perlahan. Jaga terus rasa syukur dan koneksi di hati kepada Alloh ﷻ sepanjang hari. Optimis bahwa Alloh ﷻ akan beri pertolongan bagi kita dan keluarga.

Ada banyak cara lainnya yang bisa digunakan untuk menenangkan perasaan kita di tengah wabah pandemi. Lewat ibadah yang khusyu, dzikir, sholat, almatsurat, sedekah, mendoakan sesama yang juga sedang sakit, insya Allah akan memberikan energi positif ke dalam diri.

Tetap optimis. Alloh ﷻ bersama kita semua. Semoga teman-teman dan keluarga yang sedang sakit, Alloh ﷻ berikan kesabaran, kesembuhan dan kesehatan kembali. Semangat.

Wallahu a'lam

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Phity ~ Yogja
Bunda, beberapa masyarakat ada yang abai dengan prokes, ada juga yang pemahamannya minim, misalnya sudah mati rasa penciuman dan perasa, tapi masih jalan-jalan ke luar rumah tanpa masker, terus ada juga yang sudah tahu positif, tapi memaksa ingin sholat Jum'at di masjid. Anak-anak ada yang positif tapi tetap saja sepedaan di luar rumah, nah kalau seperti itu kan membuat kita-kita yang berusaha menjaga prokes (protokol kesehatan) jadi dag dig dug.

Nah, bagaimana mengedukasi masyarakat seperti itu ya karena sensitif sekali mereka..

🌷Jawab:
Nampaknya edukasi sudah sangat banyak dilakukan, ya. Hanya mungkin tinggal kesadaran masyarakat itu sendiri saja yang perlu ditingkatkan.

Namun, teman-teman, orang lain tidak dalam kendali kita. Kalau kita habiskan energi dan fokus ke hal-hal yang di luar kendali kita, maka ini sendiri bisa membuat energi kita jadi terkuras.

Maka, fokuskan pada hal-hal yang dalam kendali kita saja semaksimal mungkin. Apa aaja yang dalam kendali kita? Ya, diri kita, pikiran, perasaan, juga perilaku kita. Kendalikan itu. 

Fokus pada hal yang dalam kendali diri akan jauh lebih menentramkan hati dan membuat solusi lebih mudah kita dapatkan. 

Misal, kalau tahu ada yang covid namun masih ke luar, maka kita kendalikan diri untuk sebisa mungkin tidak berinteraksi dengannya, tetap di rumah saja, atau jaga prokes (protokol kesehatan) saat misal butuh berinterakksi untuk kirim bantuan atau cek kondisi mereka.

Selebihnya, doakan. Doakan mereka yang sakit. Mendoakan teman akan cepat membuat emosi kita yang awalnya kesal pada mereka yang tidak prokes (protokol kesehatan) jadi berubah tenang dan penuh cinta lagi. Sehingga kalau pun kita terdorong untuk mengingatkan, bisa lebih dapat hati dan niat baik kita olehnya.

🔹Bun, ada keluarga yang merasa panik karena banyak orang disekitarnya yang terpapar, sementara dia punya komorbid.

Sudah menenangkan diri dengan dzikir, sholat, tadarus begitu-begitu tapi kok masih merasa panik, kalau sudah seperti itu tensi naik.

Apakah ada yang salah ya? Atau perlu bantuan obat penenang kah kalau sampai seperti itu?

🌷Iya, bu.
Tidak apa-apa... Wajar kok merasa cemas.

Untuk meredakan cemasnya bisa praktek sesuai terapi di materi ya. Kalau sudah praktek nanti akan terasa khasiatnya.

🔹Sedih bun. Indonesia paling tinggi di dunia, jadi   begini ini juga menurunkan imun tidak sih bun?

Atau tergantung orangnya?

Atau sebaiknya tidak usah dengarkan atau lihat berita-berita soal covid?

🌷Iya, bu.
Apa yang kita konsumsi lewat panca indera akan mempengaruhi kondisi fisik jiwa juga.

Jadi selektif saja bu lihat berita atau info. Pilih informasi yang menyejukkan hati.

Apalagi kalau kenal dirinya tipe yang mudah cemas. Maka bisa batasi lihat-lihat berita covid.

Bu phity bisa praktek kalimat terapi tadi ya yang di materi untuk lebih menentramkan.

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Yulia ~ Bekasi 
Assalamualaikum, 

Tetangga saya setelah vaksin gejala panas, batuk, pilek tapi setelah di tanya katanya sakit biasa saat disuruh isoman dia tidak mau, dengan alasan tidak positif padahal belum di swab, bagaimana sebagai tetangga saya menegurnya? Apakah setelah vaksin bisa langsung positif apa hanya gejala dari vaksin?

🌷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Iya, bu.
Vaksin memang tidak menjamin kita terbebas dari covid kan, ya. Jadi misal sehabis vaksin tidak prokes (protokol kesehatan) ya kemungkinan terkena bisa saja.

Reaksi vaksin pada tiap orang beda-beda. Nanti bisa konsultasi ke dokter untuk lebih lanjut.

Sebagai teman, bisa ingatkan untuk istirahat dulu agar pemulihan lebih optimal. Bila ia butuh ke luar maka tawarkan diri atau satgas RT untuk bantu kebutuhan beliau sehingga tidak harus keluar rumah beliaunya.

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Lebih optimal lagi, bila kita bisa menyibukkan diri dengan menjadi bagian dari solusi.

Teman-teman tahu apa obat stres yang baik? 

Yakni, dengan membantu kesulitan orang lain.

Jadi kalau saat ini kita tengah ditakutkan oleh covid, maka yuk ambil peran membantu saudara-saudara kita yang terkena covid dengan apapun yang kita bisa.

Misal itu doa, maka doakan.
Misal kita punya harta, maka bagikan.
Misal punya senyum, maka tersenyumlah padanya.
Berikan yang terbaik untuk membantu kesulitan sesama, maka tiba-tiba kesulitan kita hilang dengan sendirinya.

Kok bisa? Karena fokus kita sudah tidak lagi ke diri sendiri. Sudah tidak lagi fokus ke masalah, tapi sudah berubah fokus ke cinta pada sesama. Ke masalah yang lebih besar.

Maka masalah kita pun dibantu oleh Alloh ﷻ Yang Maha Besar. Seperti halnya kegiatan kita malam ini. Saling mengirim energi kebaikan. Allahu Akbar.

Kita doakan dengan sepenuh cinta diri kita, keluarga dan saudara-saudara kita di luar sana semoga Alloh ﷻ menjaga kita, melindungi kita, memberi kesehatan, kesembuhan, rahmat dan pertolongan-Nya bagi kita semua. Insya Allah, pandemi ini akan kita lewati dengan penuh hikmah.

Terima kasih atas perhatiannya.
Semoga bermanfaat.

Wassalamualaikum warohamtullahi wabarokatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar