Sabtu, 31 Juli 2021

DZULHIJJAH DAN PANDEMI

 


OLeH  :  Ibu Hj. Irnawati Syamsuir Koto

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

💎DZULHIJJAH DAN PANDEMI

Sahabat-sahabatku...

Akibat kasus terkonfirmasi positif yang sedang naik di Indonesia, himbauan dilaksanakannya sholat Idul Adha di rumah sudah diumumkan jauh-jauh hari oleh pemerintah.

Mungkin kita umat muslim merasakan momen yang berbeda, yang mana biasanya kita melakukan sholat Idul Adha di tanah lapang atau masjid, tahun ini harus dilakukan di rumah.

Takbir akan terus berkumandang menggetarkan jagad raya ini, walaupun sebagian besar umat Islam melaksanakan shalat id di rumah masing-masing atau di lapangan dengan prokes yang ketat. Alloh ﷻ Yang Maha Besar, Tidak ada tuhan selain-Nya. Tidak ada sekutu bagi-Nya.

Tidak ada tandingan bagi-Nya. Karena, Dia hanya Yang Maha Besar. Semuanya kecil di hadapan-Nya. Sebesar apapun persoalan yang kita hadapi, termasuk wabah Covid-19 yang melanda semua belahan dunia ini, tidak ada artinya bagi-Nya.

Karena, semua yang ada di langit dan bumi, termasuk jasad renik yang bernama virus corona bertasbih kepada-Nya.

Karena itu, marilah di hari raya ini, kita hiasi lisan-lisan kita dengan takbir, tahmid, tasbih dan tahlil sehingga menggetarkan jiwa kita untuk selalu tunduk dan patuh kepada-Nya.

Karena, setiap musibah yang Alloh ﷻ turunkan kepada kita sesungguhnya untuk mengingatkan agar kita kembali kepada-Nya, untuk selalu berharap dan meminta pertolongan-Nya.

Mari kita doakan kerabat kita, sahabat-sahabat ktia, tetangga kita dan para ulama yang telah dulu wafat baik karena wabah Covid-19 atau yang lainnya, Alloh ﷻ ampuni dosa mereka dan merahmati mereka.

Semoga kematian mereka menjadi pengingat untuk kita semua, karena semuanya akan menghadap kembali kepada-Nya.

Idul Adha tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnnya. Pemerintah, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan berbagai ormas Islam, menyerukan untuk melaksanakan shalat id di rumah masing-masing.

Pelaksanaan penyembelihan hewan kurban pun dianjurkan untuk diserahkan ke Rumah Pemotongan Hewan, atau kalau pun terpaksa dilakukan di lapangan masjid, kita tetap harus mematuhi protokol kesehatan dengan ketat.

Sebagai ikhtiar untuk menghentikan penyebaran virus Covid-19, karena lonjakan kasus positif Covid-19 terus meningkat. Sementara, ketersediaan rumah sakit dan tenaga medis begitu terbatas.

Maka, sebagai wujud kepedulian marilah kita jaga kesehatan kita salah satunya dengan menjaga pola hidup sehat dan mengikuti 5 M, yaitu selalu menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas sosial kita.

Selain berikhtiar maksimal, yang terpenting bagi orang-orang beriman tak pernah melupakan untuk berdzikir di pagi hari dan sore hari, seraya memohon penjagaan dari Alloh ﷻ.

Rasulullah ﷺ telah menegaskan bahwa seorang mukmin yang kuat lebih disukai Alloh ﷻ daripada mukmin yang lemah. Kuat dalam hadist ini bisa dimaknai kuat fisiknya dan daya tahan tubuhnya.

Sahabat-sahabatku.....

Mari kita meneladani jejak Nabi Ibrahim alaihissalam sebagai bapak para Nabi. Pengorbanannya yang diabadikan dalam syariat ibadah kurban sesungguhnya untuk memperkokoh keimanan dan penghambaan kita kepada Alloh ﷻ.

Kisah penyembelihan Ismail, bukan sekedar kisah masa lalu tapi memiliki relevansi dan pemaknaan di masa kini. Kesabaran dan ketawakalan Ismail mengikuti perintah sang ayah untuk menyembelihnya, sesungguhnya karena keimanannya kepada Alloh ﷻ, hingga ia pun berkata kepada Ibrahim, sebagaimana diabadikan dalam Al-Quran,

“Isma’il menjawab: “Wahai ayahandaku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, in sya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. ash-Shaffat: 102)

Ujian yang maha berat ini berhasil dilalui oleh Nabi Ibrahim bersama putranya, sehingga Alloh ﷻ memberikan jalan keluar, dengan mengganti Isma’il dengan seekor domba jantan yang besar dan berwarna putih yang dibawa malaikat Jibril dari surga. Alloh ﷻ berfirman:

إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ، وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ

“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus Isma’il dengan seekor sembelihan yang agung.” (QS. ash-Shaffat: 106-107).

Pengorbanan kita di hari raya Idul Adha ini menjadi bukti pengabdian ktia sebagaimana Nabi Ibrahim, sehingga kita terus bermunajat kepada Alloh ﷻ untuk mengganti semua ujian yang kita hadapi, termasuk ujian wabah Covid-19 dengan kehidupan yang lebih baik dan pahala yang besar di akhirat kelak.

Semua kesabaran dan tawakkal kita insya Alloh akan berbuah kebaikan tidak hanya di dunia juga di akhirat.

Semua kesulitan hidup ini hanya bisa dihadapi dengan sikap bertaqwa dan bertawakkal kepada Alloh ﷻ, “……Barangsiapa yang bertakwa kepada Alloh ﷻ, niscaya Dia akan membukan jalan keluar dan memberi rezeki yang tidak disangka-sangka, dan barang siapa yang bertawakal kepada Alloh ﷻ, niscaya Alloh ﷻ akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Alloh ﷻ melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Alloh ﷻ telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS. At-Thalaaq : 2-3).

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0⃣1⃣ Kiki ~ Dumai
Bunda, bagaimana agar hati ini bisa terus berbaik sangka terhadap segala yang terjadi saat ini ya Bun?

🌸Jawab:
Agar hati mampu berhusnudzan kepada Alloh ﷻ adalah dengan meningkatkan  keimanan kepada Alloh ﷻ, memperdalam ilmu agama yang bersangkutan dengan aqidah, mengenali Alloh ﷻ dengan ke Maha Pengasih dan Penyayang-Nya. 

Berikutnya juga bisa dengan membaca kisah-kisah yang orang-orang yang bersyukur setelah menerima ujian-ujian dari Alloh ﷻ karena ternyata apa yang mereka tidak sukai itu ada rahmat Alloh ﷻ terhadapnya. 

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Saudari-saudariku...

Agar setiap mukmin mengingat kesabaran Nabi Ibrahim AS dan Isma’il AS yang ini membuahkan ketaatan pada Alloh ﷻ dan kecintaan pada-Nya lebih dari diri sendiri dan anak.

Pengorbanan seperti inilah yang menyebabkan lepasnya cobaan sehingga Isma’il pun dengan kasih sayang serta kuasa Alloh ﷻ  diganti dengan seekor domba. 

Jika setiap mukmin mengingat kisah ini, seharusnya mereka mencontoh dalam bersabar ketika melakukan ketaatan pada Alloh ﷻ dan seharusnya mereka mendahulukan kecintaan Alloh ﷻ dari hawa nafsu dan syahwatnya.

Mohon maaf lahir dan batin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar