Sabtu, 31 Juli 2021

INGAT DENGAN AKHIRAT

 


OLeH  : Ustadz Mukhtar Azizi, S.Pd.I.

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

🌸INGAT DENGAN AKHIRAT

Kalimat "kejarlah akhirat jangan lupakan dunia" terdapat dalam Surat Al-Qashash ayat 77, yaitu:

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Alloh ﷻ kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah [kepada orang lain] sebagaimana Alloh ﷻ telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di [muka] bumi. Sesungguhnya Alloh ﷻ tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."

Pada ayat ini, Alloh ﷻ menjanjikan kebahagiaan di akhirat, tetapi Alloh ﷻ juga mengingatkan untuk tidak melupakan kebahagiaan diri sendiri yang sesuai dengan tuntunan agama Islam. Kebahagiaan untuk diri sendiri seperti pada contoh di atas lainnya adalah makan dan minum yang halal dan mengeyangkan, memiliki rumah untuk berteduh, dan lain-lain.

Kegelisahan demi kegelisahan. Di sini kita perlu terus membaca perihal apa itu dunia secara hakiki.

Jabir ibn ‘Awn al-Asadi berkata, “Dalam sambutan pertamanya sebagai khalifah pada masa Bani Umayyah (715-717)  Sulaiman ibn Abdul Malik mengatakan, ‘Segala puji bagi Alloh ﷻ yang telah menciptakan, menghilangkan, dan merendahkan sesuatu yang dikehendaki-Nya; memberi dan menghalangi siapa saja yang dikehendaki-Nya.

Sesungguhnya dunia adalah negeri tipu daya, tempat kebathilan, dan perhiasan yang tidak stabil; sebentar tertawa kemudian menangis; sebentar menangis kemudian tertawa; sebentar menakutkan kemudian mengamankan; sebentar mengamankan kemudian menakutkan; mengubah orang yang kaya jadi fakir; dan mengubah orang fakir menjadi kaya.

Wahai hamba Alloh ﷻ jadikanlah kitab Allah Ta’ala sebagai imam, ridhailah, dan jadikanlah ia sebagai panutan. Ia menghapus (nasakh) kitab sebelumnya dan tidak akan ada kitab setelahnya yang menghapusnya.

"Ketahuilah, wahai hamba Alloh ﷻ, Al-Qur’an ini dapat menyingsingkan tipu daya dan kedengkian setan laksana cahaya subuh ketika fajar menyingsing selepas malam yang meninggalkan gelapnya."

Oleh karena itu, jangan pernah gelisah karena keadaan hidup kita di dunia. Sejauh yang kita miliki halal, walaupun sedikit, atau bahkan mungkin mengundang orang lain memandang kita dengan pandangan yang merendahkan, itu jauh lebih baik jika benar-benar halal dan tidak mengandung unsur yang mengundang murka Allah Ta’ala.

Sebaliknya, tidak perlu berbangga dengan apa yang berhasil dicapai dalam urusan duniawi. Sebab, belum tentu semua aset yang kita miliki benar-benar bersih dari unsur yang dapat memberatkan hisab kita di dunia dan akhirat.

◾Sabar Atas Ujian

Bentuk Cinta pada Rasulullah ﷺ
Bentuk Cinta pada Rasulullah ﷺ

Tiga Kelezatan Iman
Tiga Kelezatan Iman

Oleh karena itu, menarik kita simak nasihat Ali bin Abi Thalib kepada Salman Al-Farisi.

“Dunia laksana ular. Siapapun yang memegangnya bakal dibinasakan dengan bisanya. Berpalinglah dari barang-barang dunia yang menakjubkan mu karena bagian dunia yang bisa kamu dapatkan hanya sedikit. Jangan gelisah karena dunia lantaran jelas-jelas kamu bakal meninggalkannya. Jadikanlah sesuatu yang membuatmu bahagia di dunia adalah hal yang paling ditakuti olehnya. Setiap kali budak dunia merasa damai dan mendapatkan kebahagiaan, setiap kali itu pula ada ketidaknyamanan yang mengganggunya.”

Demikianlah dunia yang dibanggakan oleh sebagian manusia dan digelisahkan oleh sebagian yang lain. Mereka benar-benar lupa bahwa dunia bukanlah tempat yang layak dibanggakan ataupun digelisahkan. Sebab dunia tidak diciptakan melainkan untuk menguji keimanan.

“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau. Dan sesungguhnya Alloh ﷻ menjadikan engkau semua sebagai khalifah di bumi itu. Maka Alloh ﷻ akan melihat bagaimana yang engkau lakukan. Oleh sebab itu, waspadalah terhadap dunia dan waspadalah terhadap wanita. Karena awal fitnah bagi Bani Israil adalah wanita.” (HR. Muslim).

Selanjutnya kita dapat melihat hakikat dunia ini dari firman Allah Ta’ala.

إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً

“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.” (QS. Al-Kahfi: 7).

Dengan demikian janganlah bersusah payah dalam kehidupan dunia ini kecuali pada apa yang dapat terus menemani kita hingga ke akhirat, yakni ilmu dan amal.

Gelisah lah jika tidak memiliki ilmu sehingga merasa diri terus butuh terhadap ilmu. Gundah lah jika tidak punya amal, sehingga harta di tangan tidak sempat membuat hati sombong, karena harta itu akan binasa dan membinasakan, kecuali di infakkan di jalan Allah Ta’ala.

Wallahu a'lam

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Marsya ~ Tangerang
Assalamu'alaikum ustadz.

Bagaimana caranya agar istiqomah dalam mengejar akhirat, tapi iman kadang naik turun ustadz? 

Jazakumullah ustadz.

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Caranya kuatkan niat dengan amal shalih secara kontinyu beserta mengkaji maupun mengamalkan ya dalam kebaikan.

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ Sifa ~ Bogor
Assalamu'alaikum ustadz.

Apa maksud dari menyimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat?
Dan bagaimana sikap atau menjalankan agar kehidupan di dunia dan akhirat seimbang?

🔷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

Dengan beramal akhirat, dengan ikhlas dunia akan mengikuti. Sikapnya ya dengan menjalani dengan ilmu yang barokah.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Safitri ~ Banten 
Ustadz, bagaimana cara bisa menjalani hidup biar seimbang 50:50 dunia dan akhirat bagaimana?

🔷Jawab:
Menyeimbangkan dunia dan akhirat dengan jalan bersemangat mengkaji Islam dan istiqomah dalam beramal shalih, dengan sabar dan ikhlas menjalani ya.

🌸Kalau kita cuma bisa dengar lewat youtube maksimal tidak sih ustadz?

Tidak punya guru dan mau ikut secara offline juga tidak bisa karena waktu kerja full sekali.

🔷Akan menjadi maksimal bila mengkaji ya secara online dan offline serta para guru dan Mukhlisin yang Hanif mendampingin ke jalan yang Alloh ﷻ Ridhoi.

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ iiN ~ Boyolali
Ustadz begini, sebenarnya kita sudah memahami dan tahu mana yang membuat gelisah itu perlu atau tidaknya. Tapi, kenapa lagi-lagi kami (saya sendiri) masih sering gelisah dengan hal yang tidak perlu, gelisah dalam lahiriyah. Saya belum seperti dia, dia bisa, kenapa saya masih belum bisa.

Mohon pencerahannya ustadz, agar gelisah nya yang lebih bermanfaat.

🔷Jawab:
Senantiasa berpikir positif dan senantiasa bersihkan hati dengan istighfar serta rutin membaca ayat suci Al-Qur'an setelah shalat fardhu.

Wallahu a'lam

0️⃣5️⃣ Siti ~ Yogja
Ustadz mohon pencerahannya, 

Bagaimana supaya saya sebagai ibu tetap kuat tidak mudah menyerah atau lelah menghadapi anak saya yang sering berprilaku tidak seperti pada umumnya anak sebaya dia atau remaja. Saya punya dosa kesalahan di masa lalu sehingga membuat psikologis anak saya tidak stabil.

Terimakasih pak ustadz. 

🔷Jawab:
Tetap bersabar dan do'akan yang terbaik. Setiap akan tidur bacakan surah Ar Rahman, insyaAllah akan menjadi tenang dan hidayah akan sampai kepada-Nya.

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Akhirat tempat kembali dan dunia jembatan menuju akhirat. Maka hiasilah kehidupan dunia dengan beramal maka akan selamat dunia dan di akhirat. Alloh ﷻ meridhoi hambanya akan di tempatkan ke Jannah-Nya.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar