Minggu, 28 Oktober 2018

ADIL MEMANDANG MUSIBAH



OLeH: Ustadz Farid Nu'man Hasan

          💘M a T e R i💘

🌷Adil Memandang Musibah

Bagi orang beriman dan berakal meyakini bahwa Bencana Alam Terjadi Karena Dua Sebab:

1. As Sabab Asy Syar'iyyah

Yaitu sebab yang difaktori oleh pelanggaran syariat. Hal ini jelas disebutkan dalam Al Quran, penjelasan dalam hadits, beserta para ahli ilmu. Bagi orang yang mengaku mengimani Al Qur'an akan membenarkan ini sebab memang dijelaskan dibanyak ayat. Allah Ta'ala adalah pemilik jagat raya, angin, air, gunung, tanah dan lain-lain, semua tunduk kepada Nya dan semua adalah tentaraNya.

Di antaranya:

A. Meninggalkan Amar Ma'ruf Nahi Munkar

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

"Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zhalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya."
(QS. Al-Anfal, Ayat 25)

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah - salah satu mufassir paling otoritatif-  berkata:

يُحَذِّرُ تَعَالَى عِبَادَهُ الْمُؤْمِنِينَ فِتْنَةً أَيِ اخْتِبَارًا وَمِحْنَةً يَعُمُّ بِهَا الْمُسِيءَ وَغَيْرَهُ لَا يَخُصُّ بِهَا أَهْلَ الْمَعَاصِي وَلَا مَنْ بَاشَرَ الذَّنْبَ بَلْ يَعُمُّهُمَا حَيْثُ لَمْ تُدْفَعُ وَتُرْفَعُ

"Allah Ta'ala memberikan peringatan kepada orang-orang beriman tentang datangnya FITNAH, yaitu ujian, yang akan ditimpakan secara merata baik orang yang buruk atau yang lainnya, tidak khusus pada pelaku maksiat saja dan pelaku dosa, tetapi merata, yaitu di saat maksiat itu tidak dicegah dan tidak dihapuskan."
(Tafsir Al Qur'an Al Azhim, 4/32)

Ayat lain:

وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ

"Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang mengajak kebaikan.” (QS. Hud: 117).

Jadi, ayat ini mempertegas lagi, bahwa kebinasaan sebuah negeri Allah Ta'ala tahan, selama masih ada orang baik yang melakukan nahi munkar.

Jika 10 orang naik perahu, ada 1 yang melubangi, tapi yang 9 diam saja, maka yang tenggelam bukan 1 orang, tapi semuanya. Inilah pentingnya pencegahan kepada kemungkaran, yang dengannya menjadi salah satu sebab syar'iy tertahannya musibah. Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.

Ada pun dalam hadits:

عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلَا يُسْتَجَابُ لَكُمْ

Dari Huzhaifah bin Al-Yaman dari Nabi Sholallohu alaihi wasallam bersabda: ”Demi dzat yang jiwaku ditangan-Nya hendaknya engkau melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar, atau jika tidak, maka  Allah hampir mengirim azabnya, kemudian engkau berdo’a tetapi tidak dikabulkan” (HR At-Tirmidzi dan Ahmad).

Dalam kitab Fawaidul Fawaid, Hal. 46, Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah menceritakan sebuah riwayat dari para ulama salaf tentang seorang ahli ibadah yg cuek kepada kerusakan di sekelilingnya :

وذكر الحميدي عن سفيان بن عيينة: قال: حدثني سفيان بن سعيد عن مسعر: أن ملكا أمر أن يخسف بقرية، فقال: يا رب، إن فيها فلانا العابد، فأوحى الله إليه: أن به فابدأ

Al Humaidiy menceritakan dari Sufyan bin 'Uyainah, dia berkata: berkata kepadaku Sufyan bin Sa'id, dari Mas'ar;

Bahwa malaikat akan menemggelamkan sebuah negeri. Dia berkata: "Ya Allah, di negeri itu ada si Fulan, dia ahli ibadah." Lalu Allah Ta'ala mewahyukan kepadanya: "Justru dia duluan yang ditenggelamkan!"

B. Meraja lela khamr, zina, musik,  dan riba

Dari Ibnu ‘Abbas Radhiallahu ‘Anhuma, bahwa Nabi ﷺ bersabda:

 إِذَا ظَهَرَ الزِّنَا وَالرِّبَا فِي قَرْيَةٍ فَقَدْ حَلُّوا بِأَنْفُسِهِمْ كِتَابَ اللهِ

"Jika zina dan riba sudah muncul di sebuah negeri maka mereka telah menghalalkan azab Allah ﷻ "

(HR. Al Baihaqi, Syu’abul Iman No. 5416. Al Hakim, Al Mustadrak No. 2261, kata Al Hakim: shahihul isnad - autentik teks. Syaikh Al Albani menshahihkan dalam Shahihul Jami’ No. 679).

Dalam kitab Fawaidul Fawaid:

وذكر ابن أبي الدنيا عن أنس بن مالك: أنه دخل على عائشة، هو ورجل آخر، فقال لها الرجل: يا أم المؤمنين حدثينا عن الزلزلة، فقالت: إذا استباحوا الزنا، وشربوا الخمر، وضربوا بالمعازف، غار الله عز وجل في سمائه، فقال للأرض تزلزلي بهم، فإن تابوا ونزعوا، وإلا هدمها عليهم، قال: يا أم المؤمنين، أعذابا لهم؟ قالت: بلى، موعظة ورحمة للمؤمنين، ونكالا وعذابا وسخطا على الكافرين

Ibnu Abi Dunya menceritakan dari Anas bin Malik, bahwa Beliau dan seorang laki-laki menemui Aisyah Radhiyallahu Anha. Laki-laki itu bertanya:

"Wahai ummul mu'minin, ceritakan kepada kami tentang gempa bumi!"

Aisyah Radhiyallahu Anha menjawab: "Saat mereka membolehkan zina, meminum khamr, merajalela musik, maka Allah Ta'ala cemburu di langitNya, dan berkata kepada bumi "guncangkanlah mereka!" Jika mereka berhenti dan bertobat maka berhentilah, tapi jika tidak maka hancurkanlah!"

Dia berkata lagi, "Wahai Ibu, apakah itu azab?"

Aisyah menjawab: "Tentu, tapi bagi orang beriman itu adalah rahmat dan pelajaran, bagi orang kafir itu adalah murka dan azab."

(Fawaidul Fawaid, Hal. 46)

Apa yg disampaikan oleh Aisyah Radhiyallahu Anha, menjadi pelajaran buat kita untuk tidak gampang menyebut AZAB. Mesti dirinci sesuai kondisi orangnya. Jika dia mukmin yang baik, maka itu adalah rahmat yang menjadi penghapus dosa mereka. Jika menimpa muslim yang ahli maksiat, maka itu adalah peringatan dan pelajaran. Jika itu menimpa orang kafir maka itu adalah azab.

C. Penyimpangan Seksual

Allah Ta'ala berfirman tentang siksaan untuk kaum Nabi Luth 'Alaihissalam:

 إِنَّهُمْ لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ ، فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُشْرِقِينَ ، فَجَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ

“Sungguh mereka terombang-ambing dalam kemabukan mereka (kesesatan). Maka mereka dibinasakan oleh suara keras ketika matahari akan terbit. Maka Kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari sijjil.” (QS. Al-Hijr : 72-74).

Orang-orang liberal bertanya: "Kalau memang pelaku homo dan lesbi itu layak disiksa, kenapa sampai saat ini mereka tidak dihujani batu dr langit dan semisalnya ?" Ini pertanyaan yang keliru, apakah dikira penyakit kelamin atau Aids yang diderita mereka bukan sebuah hukuman dna siksa? Gambaran siksa harus sama dengan umat terdahulu, menunjukkan "liberal" tapi tekstualis.

2. As Sabab Al Kauniy

Yaitu sebab yang difaktori oleh tangan kotor manusia dan gejala yang sifatnya natural  (Kauniyah) dan rasional. Ini pun diakui dalam Islam.

Sebagaimana ayat:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
(QS. Ar-Rum, Ayat 41)

Banjir ... memang reaksi dan bencana alam, tapi ada sebab rasional manusia, seperti penggundulan hutan, buang sampah sembarang, membuat pemukiman di daerah resapan air dan sebagainya.

Bencana kemiskinan... ada sebab rasional manusia, baik peperangan, kemalasan, budaya korupsi dan sebagainya.

Tsunami dan gempa memang perilaku alam, secara kauniyah benar adanya, semuanya tunduk padaNya.

Maka, meyakini HANYA AS SABAB ASY SYAR'IY saja, maka dia akan menjadi Jabbariyah, sekte yang menganggap manusia dan alam tidak ada peran, semuanya Allah Ta'ala yang lakukan.

Kebalikannya, meyakini As SABAB AL KAUNIY saja, maka dia akan menjadi Qadariyah, sebuah sekte yang menganggap Allah Ta'ala tidak ada peran sama sekali, semuanya adalah dari manusia.

Dua sikap ini sama-sama ekstrim, dan keluar dari kebenaran.

Ibaratnya, yang satu meyakini orang mati hanyalah karena Allah Ta'ala saja, bukan karena dia sakit, atau kecelakaan .., padahal faktanya memang dia sakit atau kecelakaan.

Sementara yang satu meyakini kematian itu adalah dari sebab  manusianya, bukan karena Allah mentakdirkan wafatnya, keduanya sama-sama keliru. Yang benar adalah kematian bagian dari takdir Allah, dengan cara dia dibuat sakit, atau karena kecelakaan, karena kelalaiannya.

Demikian. Wallahu a'lam


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Lisa
Subhanallah.. jazakillah khoyir atas materinya ustadz,

Bagaimana dengan nasib umat muslim yang terkena musibah??
Apakah termasuk azab atau ujian?

🌷Jawab:
Sebenarnya sudah ada jawabannya di atas, yaitu penjelasan Aisyah Radhiyallahu Anha.

Bagi orang-orang beriman itu adalah pelajaran dan rahmat.

Rahmat, karena itu menghapuskan dosa.

Pelajaran, yaitu bagi kaum yang suka maksiat agar dua bertobat.

Ada pun bagi orang kafir itu adalah murka dan azab Allah Ta'ala.

Wallahu a'lam

0⃣2⃣ Meri
Subhanallah,, jazakillah khoyir atas materinya ustadz.

Sudah di ketahui zaman now ini musik sangat banyak sekali.
Jelaskan musik yang bagiamana mengundang bencana?
Syukron.

🌷Jawab:
Musik-musik yang dicampur maksiat, seperti pada diskotik, konser-konser musik jahiliyah.

Wallahu a'lam

0⃣3⃣ Lia
Diatas bilang kalau kita wajib melakukan amar ma'ruf nahi munkar.

Bagaimna kalau kita sudah melakukannya menasehati dengan perlahan dan mendoakannya.  Tetapi tidak di hiraukan. Tetapi kita tidak berkali-kali bilangin ke mereka. Karena di hati mereka msih ada penyakit.
Bagaimana kalau kita ambil keputusan untuk menjauhi mereka. Dan tiba-tiba musibah datang.

Apakah si muslim ini yang ahli ibadah masih di golongkan orang-orang yang lebih dahulu ditenggelam kan?
Karena dia masih takut untuk nahi munkar seorang diri?
Hanya berdoa dan berusaha dengan cara baik saja?
Karena terkadang kami takut bila kami yang muslim ini belum mampu ber amar ma'ruf nahi munkar yang sebenar-benarnya.

Hanya dari hati dan mendoakan semoga mereka bertaubat? Bagaimana dengan ini ustadz? Afwan

🌷Jawab:
Ahli ibadah yang kena hukuman juga jika dia diam saja, tidak peduli.

Adapun bagi yang sudah amar Ma'ruf nahi munkar tapi masyarakatnya tidak berubah, maka ini tidak termasuk, sebab dia sudah mencegah, urusan hasil di tangan Allah, bukan dirinya.

Wallahu a'lam

0⃣4⃣ Bila
Assalamu'alaikum ustadz.

Ini berkaitan dengan amanah atau wasiat mengenai warisan. Begini ustadz, dulu saat kakek saya masih hidup memberikan wasiat ke nenek berupa sawah dan perkebunan yang masih produktif, kakek memberikan wasiat ke nenek kalau anak-anaknya sudah menikah kebun-kebun tersebut harus diberikan ke anak-anaknya (seperti mamah, om dan tante saya).

Tapi dengan berjalannya waktu mamah, tante dan om saya sudah menikah tapi perkebunan tersebut belum juga sampai di tangan anak-anaknya dengan alasan kata nenek ini buat bekal hidupnya dulu.
Tapi alhamdulillahnya mamah dan adik-adiknya ikhlas tidak apa-apa selama nenek saya masih hidup, tapi ustadz bagaimana hukumnya nenek dengan kakek saya yang sudah meninggal.
Sedangkan kakek saya memberikan wasiat untuk diberikan ke anak-anaknya kalau sudah pada menikah, apa ini dapat dikatan kalau nenek tidak amanah?

Saya takut terjadi apa-apa dengan nenek, karena ini berkaitan dengan wasiat orang yang sudah meninggal!

🌷Jawab:
Wa'alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh ..

Saya luruskan dulu, istilah wasiat -khususnya wasiat harta- adalah hanya untuk kepada orang-orang yang bukan ahli waris. Seperti untuk tetangga, anak angkat, anak tiri, atau pelayan di rumah tgga.  Maksimal 1/3 harta saja, tidak boleh lebih.

Ada pun ke ahli waris:

~ Jika pemilik harta masih hidup, maka yang dia berikan adalah hadiah atau hibah. Misal untuk anak atau cucunya. Dan langsung dibagikan.

~ Jika pemilik harta sudah wafat, maka itu menjadi harta warisan.

Untuk kasus yang ditanyakan, saya lihat diberikannya ketika kakek masih hidup, yaitu ke anak-anaknya. Maka ini mesti dieksekusi saja. Jalankan amanah kakek agar itu dihadiahkan buat anak-anaknya sebagai status hadiah dari kakek.

Wallahu a'lam

0⃣5⃣ Lisa
Bagaimana sikap kita jika disekitar Kita ada kemaksiatan, sedangkan sudah kita ingatkan mereka masih melakukan?

Apakah jika Kita sudah mengingatkan tidak ada perubahan, apakah kita harus move dari tempat itu?

Takut jika kita terkena akibatnya juga ustadz.

Afwan atas pertanyaan saya yang fakir ilmu ini ustadz

🌷Jawab:
Bismillahirrahmanirrahim ..

Jika kemaksiatan sudah kita lakukan peringatan, nasihat, bahkan berkali-kali, maka tugas kita sudah selesai.

Di sisi Allah semoga kita termasuk golongan orang-orang yang mushlihun  mengadakan perbaikan.

Tapi, jika kondisinya semakin buruk atau tidak ada perubahan, maka sunnah bagi kita untuk hijrah makaniy (berpindah tempat) ke tempat yang lebih baik dan kondusif untuk keislaman kita.

Wallahu a'lam

0⃣6⃣ Rohma
Assalamualaikum wr.wb.

Bagaimana sih cara kita menyikapi orang yang suka fitnah bawa-bawa hadist, dalil dan nama Allah, apalagi dia selalu berkelit itu bukan dia yang bicara melainkan khodam nya. Selalu dia berkata seperti itu.
Harus kah kita jauhi atau bagaimana ustadz?

🌷Jawab:
Wa'alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh ..

Salah satu orang yang berbahaya adalah ahli maksiat atau pendosa yang pandai bersilat lidah, di antaranya dengan mengutip ayat atau hadits untuk melegitimasi maksiatnya. Inilah yang diistilahkan dengan 'aalimun faasiqun - berilmu tapi fasik.

Sebaiknya memang jauhi jika kita tidak mampu mengubahnya.

Wallahu a'lam

🔹Tapi jika orang tersebut masih keluarga bagaimana ustadz?

🌷Itu tidak termasuk memutuskan silaturrahim, memutuskan silaturahim itu jika memboikot saudara kita tanpa alasan yang benar.

Menjauhi seseorang karena ada alasan yang benar adakah boleh, sebagaimana nabi mendiamkan 3 orang sahabatnya selama 50 hari karena tidak ikut perang Tabuk.

Wallahu a'lam

0⃣7⃣ Dienda
Ustadz, bagaimanalah harus menyikapi orang yang selalu membicarakan kita kepada orang lain.
Sepertinya dia niat mau membuat jelek nama kita begitu.

Apakah boleh sekali kali kita menegurnya ustadz?

Terimakasih.

🌷Jawab:
Bismillahirrahmanirrahim ..

Sikap kita terhadap orang yang meng-ghibahi kita adalah menegurnya jika kita tahu dan mampu. Agar dia hentikan perbuatannya. Sebab itu merugikan dirinya sendiri; terhapus amalnya, muflis atau bangkrut.

Wallahu a'lam

🔹Tegur sudah ustadz, tapi mohon maaf memang dia orang kafir jadi tidak paham masalah amal ibadah,,
Jadi saya pilih diam ustadz.

🌷Jika sudah menjurus fitnah, tetap diklarifikasi untuk menjaga nama baik.

Wallahu a'lam

0⃣8⃣ Haniek
Assalamu'alaikum ustadz.

Kalau hujan yang tidak kunjung datang yang dialami disatu daerah, apakah itu juga termasuk musibah yang disebabkan ada maksiat di daerah tersebut?
Seperti saat ini hujan sudah hampir 1 tahun belum turun. Dan kalaupun turun hanya didaerah-daerah tertentu.

Mohon penjelasannya Ustadz.

🌷Jawab:
Wa'alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh

Ya, tanpa maksud memvonis saudara kita yang sedang kekeringan. Bisa jadi lamanya hujan tidak turun karena jarangnya orang yang mohon ampun kepada Allah Ta'ala.

Silahkan buka surat Nuh ayat 10-12 ya ..

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar