Sabtu, 29 Mei 2021

SINDROM ASPERGER PADA ANAK

 


OLeH: dr. Barry Army Bakry, Sp.A

•┈•◎❀★❀◎•┈•
❀ M a T e R i ❀
•┈•◎❀★❀◎•┈•

💎SINDROM ASPERGER

Sindrom Asperger adalah suatu kelainan perkembangan saraf yang berdampak pada perilaku, komunikasi, dan pola interaksi sosial seseorang.

Pengidap Sindrom Asperger mungkin sama pandai nya dengan orang lain yang tidak memiliki Asperger. Namun, para pengidap Asperger akan terlihat bermasalah ketika harus bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya. Mereka juga cenderung terlalu fokus pada satu topik atau melakukan perilaku yang sama berulang kali.

Melalui perkembangannya, sindrom Asperger kini bukanlah suatu kondisi yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari kategori gangguan perkembangan saraf yang dikenal sebagai gangguan spektrum autisme.

1) Gejala Sindrom Asperger

Gejala Sindrom Asperger pada umumnya baru tampak jelas ketika anak sudah memasuki usia sekolah, karena lebih banyak berinteraksi secara sosial. Beberapa gejala yang dapat muncul, di antaranya:
~ Ketidaktertarikan untuk bersosialisasi.

~ Sulit untuk berteman.

~ Tidak peka terhadap lingkungan secara sosial.

~ Menghindari kontak mata.

~ Sulit mengekspresikan perasaan atau pikiran.

~ Sulit memahami komunikasi non-verbal.

~ Melakukan gerakan berulang yang khas, misalnya sering melambaikan tangan.

~ Sensitif terhadap sentuhan, suara, bau, rasa, atau rangsangan visual.

~ Memiliki ketertarikan, bahkan obsesif, terhadap suatu hal.

2) Penyebab Sindrom Asperger

Penyebab terjadinya sindrom asperger belum diketahui secara pasti. Namun, seperti kebanyakan gangguan perkembangan saraf lainnya, sindrom ini dapat muncul akibat perubahan fungsi otak. Selain itu  kombinasi beberapa faktor risiko berikut ini dapat berperan terhadap terjadinya sindrom asperger.

~ Jenis kelamin.
Laki-laki memiliki faktor risiko yang lebih besar untuk mengalami Sindrom Asperger dibanding perempuan.

~ Genetik.
Sindrom Asperger merupakan kondisi yang diturunkan dalam keluarga.

~ Infeksi dan paparan zat berbahaya selama kehamilan.
Ibu yang mengalami infeksi atau terpapar zat berbahaya selama kehamilan, memiliki risiko untuk melahirkan anak dengan Sindrom Asperger.

~ Masalah kehamilan dan persalinan.
Anak yang dilahirkan dari ibu berumur, lebih berisiko mengalami Sindrom Asperger.

~ Gangguan mental lainnya.
Seseorang dengan masalah kesehatan mental seperti depresi atau gangguan kecemasan, lebih mungkin mengalami Sindrom Asperger.

3) Cara Mengetahui Seseorang Menderita Sindrom Asperger

Gejala sindrom Asperger yang paling mudah terdeteksi oleh orang tua adalah kesulitan anak dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang di sekitarnya.

Belum ada uji spesifik untuk mendiagnosis Sindrom Asperger. Namun, Sindrom Asperger seringkali ditangani dengan pendekatan tim para ahli. Anda mungkin harus mengunjungi beberapa ahli kesehatan berikut ini untuk mendapatkan diagnosis yang paling tepat.
~ Psikolog, untuk mendiagnosis dan menangani gangguan emosi dan perilaku.

~ Ahli saraf anak, untuk memeriksa kondisi otak anak.

~ Dokter tumbuh kembang yang ahli dalam masalah bicara, bahasa, dan gangguan perkembangan lainnya.

~ Psikiater, untuk memeriksa kondisi kesehatan mental anak dan meresepkan obat.

4) Cara yang bisa dilakukan orang tua selain terapi dari dokter untuk anak asperger pada intinya adalah memberikan stimulasi secara rutin pada anak.
Cara menstimulan yang biasanya dilakukan adalah terapi bermain, menggambar, atau bermusik.

Berikut ini ada beberapa aktivitas yang dapat Mama gunakan untuk menstimulan anak jika menderita sindrom Asperger:

✓ Permainan mengingat nama untuk meningkatkan keterampilan sosialnya
Permainan ini dapat mengajarkan anak untuk lebih berani memperkenalkan diri dan melatihnya mempelajari nama orang lain. 
Orang tua dapat melibatkan dengan seluruh anggota keluarga atau beberapa anak yang berada di sekitar rumah untuk bermain bersama. 
Untuk mengawali permainan, orang tua dapat memulainya terlebih dahulu. Mulailah dengan mengucapkan nama sendiri, contoh "Nama saya Mama Siti". Lalu setelah itu tunjuk orang lain untuk memperkenalkan namanya kemudian mintalah mengulangi nama orang tua. Misalnya "Nama saya Dinda. Nama Mama, Mama Siti."
Lakukan kegiatan perkenalan tersebut hingga seluruh anggota yang berpartisipasi dalam permainan menyebutkan namanya. 
Dengan melakukan permainan ini, diharapkan anak mama akan lebih mudah untuk berinteraksi dengan orang lain.

✓ Membuat stampel dari tumbuh-tumbuhan untuk melatih sensorik anak 
Untuk melakukan permainan ini, orang tua dapat mencari batang daun pisang dan cara air. 
Potong menjadi beberapa bagian batang daun pisang, lalu mintalah anak mama masukkan ujung batang tersebut ke dalam cat air yang sudah dituang pada pallete. Selanjutnya mintalah anak Mama untuk menempelkannya pada kertas putih yang sudah Mama siapkan.

✓ Melakukan aktivitas yang menenangkan.
Latih anak dengan permainan dasar yang menenangkan. Misalnya;

> Hitung sampai satu sampai sepuluh atau ucapkan alfabet selambat mungkin.

> Dengarkan musik yang menenangkan dan perhatikan instrumen yang berbeda.

> Buat daftar lima barang berbeda yang dapat dilihat di sekitar ruangan.

> Cobalah peregangan atau latihan yoga sederhana dan fokuskan pada perasaan tubuh.
 
> Pegang sesuatu yang dapat diraba seperti sepotong tanah liat.

Itulah beberapa informasi mengenai sindrom Asperger. Kini, kita dapat mulai merawat anak dan melatihnya melakukan berbagai aktivitas menarik. Hal tersebut guna mencegah anak menderita sindrom ini.
Selain itu, orang tua juga dapat memperhatikan anak dengan gejala-gejala di atas. Apakah anak menderita sindrom Asperger atau tidak.

Jika iya, yuk dampingi dirinya dan ajak mereka melakukan pengobatan. 

•>dari beberapa sumber

Wallahu a'lam

•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•
❀ TaNYa JaWaB ❀
•┈••◎◎❀★❀◎◎••┈•

0️⃣1️⃣ Atin ~ Pekalongan
Assalamualaikum dokter.

1. Asperger itu istilah atau singkatan?

2. Saya seorang guru di desa. Sering menemui anak-anak seperti itu. Sulit diajak komunikasi.
Diajak bicara hal ringan pun susah menjawab dan selalu nunduk.
Dalam benak saya ini berkaitan dengan 'saking bodohnya anak itu', maaf, sampai sekedar ngomong ringan saja tidak bisa. Atau anak ini memang memiliki sindrom asperger?

🌷Jawab:
Waalaikummussalam warahmatullah wabarakatuh

1. Asperger itu nama orang, Hans Asperger, dokter yang pertama kali menemukan kasus ini.

2. Mesti dilihat dulu, apakah susah komunikasinya pada semua orang dan semua kesempatan atau tidak, jangan-jangan cuma terjadi waktu ditanya sama gurunya saja.

Wallahu a'lam

0️⃣2️⃣ iiK ~ Pku
Dok, apakah dengan melihat tanda gejala pada anak sesuai penjelasan di atas orang tua bisa "menduga" Kalau anaknya syndrome asperger?
Atau tetap harus diikuti dengan tes khusus?

🌷Jawab:
Menduga sih sangat boleh, hanya untuk memastikan masalahnya benar-benar asperger atau bukan, baiknya memang dipastikan oleh dokter ya.

Wallahu a'lam

0️⃣3️⃣ Andita ~ Jakbar
Dok, apakah nanti anak dengan asperger bisa tumbuh normal seperti anak lain setelah diterapi?
Apakah kemungkinan akan menurun ke anak-anaknya nanti? Terima kasih.

🌷Jawab:
Bisa sekali, contoh anak asperger adalah Elon Musk, pembuat mobil tesla.

Wallahu a'lam

0️⃣4️⃣ Mala Hasan ~ Lampung
1. Dok, apakah ini ada hubungannya dengan pola asuh orang tua terhadap anak pada saat masih balita? 

2. Jika tidak di sadari oleh orang tua apakah penyakit ini berbahaya dan berakibat fatal dok? 

3. Jika anak dalam kondisi seperti ini sebaiknya orang tua konsultasi ke dokter spesial penyakit apa?

Jazaakallahu khoir dok

🌷Jawab:
1. Tidak, hanya kalau pola asuhnya tidak baik, maka akan semakin memburuk.

2. Ya, bisa terjadi.

3. Sudah saya jelaskan di bahasan di atas ya.

Wallahu a'lam

0️⃣5️⃣ Ulfa ~ Ciledug 
Dokter apakah asperger ini bisa terjadi pada anak usia remaja misal SMP atau SMA begitu?

🌷Jawab:
Asperger sudah ada sejak awal, jadi tidak muncul tiba-tiba. 

Wallahu a'lam

•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•
❀CLoSSiNG STaTeMeNT❀
•┈•◎❀★❀◎•★•◎❀★❀◎•┈•

Penjelasan soal syndrom asperger ini, harus di sikapi dengan benar. Syndrom Asperger bukan penyakit, tapi suatu kondisi yang berbeda dengan kondisi rata-rata anak lainnya. 

Sehingga karena bukanlah penyakit, obatnya bukanlah obat, tapi metode parenting dan pengajaran agar anak dapat tumbuh dengan baik, baik mental maupun fisiknya. 

Demikian, semoga bermanfaat. Mohon maaf bila ada kesalahan.

Wassalamualaikum warahmatullohi wabatakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar