Kamis, 28 Februari 2019

TAZKIYATUN NAFS



OLeH: Ustadz Endang Mulyana

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ
           ๐Ÿ’ŽM a T e R i๐Ÿ’Ž

ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ

ุงَู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ِู„َّู‡ِ ุงู„َّุฐِูŠْ ูƒَุงู†َ ุจِุนِุจَุงุฏِู‡ِ ุฎَุจِูŠْุฑًุง ุจَุตِูŠْุฑًุง، ุชَุจَุงุฑَูƒَ ุงู„َّุฐِูŠْ ุฌَุนَู„َ ูِูŠ ุงู„ุณَّู…َุงุกِ ุจُุฑُูˆْุฌًุง ูˆَุฌَุนَู„َ ูِูŠْู‡َุง ุณِุฑَุงุฌًุง ูˆَู‚َู…َุฑًุง ู…ُู†ِูŠْุฑًุง. ุฃَุดْู‡َุฏُ ุงَู†ْ ู„ุงَ ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ู„ู‡ُ ูˆุฃََุดْู‡َุฏُ ุงَู†َّ ู…ُุญَู…َّุฏًุง ุนَุจْุฏُู‡ُ ูˆُุฑَุณُูˆู„ُู‡ُ ุงู„َّุฐِูŠْ ุจَุนَุซَู‡ُ ุจِุงู„ْุญَู‚ِّ ุจَุดِูŠْุฑًุง ูˆَู†َุฐِูŠْุฑًุง، ูˆَุฏَุงุนِูŠَุง ุฅِู„َู‰ ุงู„ْุญَู‚ِّ ุจِุฅِุฐْู†ِู‡ِ ูˆَุณِุฑَุงุฌًุง ู…ُู†ِูŠْุฑًุง. ุงَู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِู‡ِ ูˆَุตَุญْุจِู‡ِ ูˆَุณَู„ِّู…ْ ุชَุณْู„ِูŠْู…ًุง ูƒَุซِูŠْุฑًุง. ุฃَู…َّุง ุจَุนْุฏُ؛

Alhamdulillah..
Walhamdulillah..
Tsummalhamdulillah...
Kita bersyukur kepada Allah Azzawajalla Robb yang telah dan senantiasa melimpahkan nikmat-nikmat yang agung dalam kehidupan kita.

Bunda Fillah yang berbahagia... 
In syaa Allah pada kajian ini kita akan membahas tema Tazkiyyatunnafs atau pensucian jiwa.

Pertemuan pertama ini akan kita bahas kualitas iman dilihat dari sikap dan perilaku seseorang berdasarkan hadits Rasulullah Shollallahu alayhi wassallam.

Bunda Fillah semuanya, silakan disimak bahwa Allah Azzawajalla berfirman...

ุฅِู†َّู…َุง ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ُูˆู†َ ุงู„َّุฐِูŠaู†َ ุฅِุฐَุง ุฐُูƒِุฑَ ุงู„ู„ّู‡ُ ูˆَุฌِู„َุชْ ู‚ُู„ُูˆุจُู‡ُู…ْ ูˆَุฅِุฐَุง ุชُู„ِูŠَุชْ ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ ุขูŠَุงุชُู‡ُ ุฒَุงุฏَุชْู‡ُู…ْ ุฅِูŠู…َุงู†ุงً ูˆَุนَู„َู‰ ุฑَุจِّู‡ِู…ْ ูŠَุชَูˆَูƒَّู„ُูˆู†َ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfal: 2).

Dan FirmanNya dalam ayat yang lain...

ู‡ُูˆَ ุงู„َّุฐِูŠ ุฃَู†ุฒَู„َ ุงู„ุณَّูƒِูŠู†َุฉَ ูِูŠ ู‚ُู„ُูˆุจِ ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ِูŠู†َ ู„ِูŠَุฒْุฏَุงุฏُูˆุง ุฅِูŠู…َุงู†ุงً ู…َّุนَ ุฅِูŠู…َุงู†ِู‡ِู…ْ ูˆَู„ِู„َّู‡ِ ุฌُู†ُูˆุฏُ ุงู„ุณَّู…َุงูˆَุงุชِ ูˆَุงู„ْุฃَุฑْุถِ ูˆَูƒَุงู†َ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„ِูŠู…ุงً ุญَูƒِูŠู…ุงً

“Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka.” (QS. Al Fath: 4).

Dari dua ayat di atas tersebut Allah Azzawajalla menunjukan eratnya hubungan antara iman dengan hati.
Sehingga untuk mengukur kadar keimanan seorang bisa dilihat dari keadaan hatinya yang akan tercermin dari sikap dan perilaku dalam kehidupannya.

Bunda fillah semuanya.... Bagaimanakah sikap dan perilaku seorang hamba yang menunjukkan kualitas imannya?

Mari kita simak sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi yang dinukil oleh Imam Ibnu Qoyyim Al-Jawziyyah dalam kitab beliau yang berjudul Fawaidul fawaid
Bahwa beliau Shollallahu alayhi wassallam bersabda :

ุฅِุฐَุง ุฏَุฎَู„َ ุงู„ู†ُّูˆุฑُ ุงู„ْู‚َู„ْุจَ ุงู†ْูَุณَุญَ ูˆَุงู†ْุดَุฑَุญَ. ู‚َุงู„ُูˆุง: ูˆَู…َุง ุนَู„َุงู…َุฉُ ุฐَู„ِูƒَ ูŠَุง ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ؟ ู‚َุงู„َ: ุงู„ْุฅِู†َุงุจَุฉُ ุฅِู„َู‰ ุฏَุงุฑِ ุงู„ْุฎُู„ُูˆุฏِ، ูˆَุงู„ุชَّุฌَุงูِูŠ ุนَู†ْ ุฏَุงุฑِ ุงู„ْุบُุฑُูˆุฑِ، ูˆَุงู„ِุงุณْุชِุนْุฏَุงุฏُ ู„ِู„ْู…َูˆْุชِ ู‚َุจْู„َ ู†ُุฒُูˆู„ِู‡ِ.

“Apabila cahaya masuk ke dalam hati maka ia akan menjadi lapang. Para sahabat bertanya: ‘Apakah ada tandanya wahai Rasulullah?’ Rasulullah SAW menjawab: ‘Kembali kepada negeri yang kekal, berpaling dari negeri tipuan (dunia), dan mempersiapkan diri akan kematian sebelum datang kepadanya.’"

Dari hadits ini di terangkan ada tiga ciri sikap dan perilaku yang menunjukan hati seorang hamba telah dimasuki cahaya iman.

Mari kita simak penjelasannya...

Dari hadits di atas Rasulullah Shollallahu alayhi wassallam menjelaskan tiga ciri sikap dan perilaku seorang hamba yang hatinya telah tercahayai iman yaitu:

1. Al Inabah ila daril khulud

(ุงู„ุฅู†ุงุจุฉ ุฅู„ู‰ ุฏุงุฑ ุงู„ุฎู„ูˆุฏ)

Selalu berharap ingin kembali kepada negeri yang kekal.

Cita-cita terbesarnya adalah kembali kepada kampung halaman akhirat. Dunia hanyalah sebagai perjalanan atau ladang untuk akhiratnya. Ibarat orang yang sedang mengembara akan senantiasa ingat kepada kampung halamannya. Hidupnya terbatas, tempat tinggalnya hanya sekadar bisa makan dan tidur. Harta yang dicari dengan susah payah, tidak dihabiskan melainkan disimpan dan dikirim ke kampung halamannya. Dengan begitu, saat ia mudik kegembiraan akan diraihnya sebab hasil jerih payahnya dengan memeras keringat dan banting tulang, telah berada di kampung halamannya tempat kembali.

Renungan bagi kita semua sebagai pengembara di dunia adalah sudahkah dalam batin kita mencita-citakan ingin kembali ke akhirat?
Sejak bangun tidur hingga saat ini sudah berapa kali ingat kepada kampung abadi?

Potret kehidupan para sahabat Ra yang mendapatkan bimbingan Rasulullah SAW sehingga hatinya dimasuki cahaya Allah menggambarkan betapa kehidupan akhirat senantiasa berada di pelupuk mata dan benaknya.

Dahulu ada seorang pemuda yang menikah di pagi hari. Tiba-tiba di siang hari Rasulullah SAW mengumpulkan para sahabat untuk berjihad (berperang) di jalan Allah. Lalu pemuda tersebut memutuskan untuk berjihad di jalan Allah. Ia memilih berperang daripada menikmati kesenangan bersama istri yang baru dinikahinya. Pilihan itu dilakukan karena ia telah merasakan bahwa surga itu sudah dekat. Surga telah memotivasi dan menginspirasi langkah-langkahnya untuk berjihad.

Pemuda tadi langsung maju ke barisan depan di medan perang, menghunus musuh-musuh Allah, dan akhirnya terbunuh mati syahid. Salah seorang sahabat diperlihatkan ternyata yang menjemput ruhnya adalah bidadari dan malaikat surga. Surga rindu kepada pemuda tersebut.

Kondisi jiwa semacam ini yang ditakutkan oleh musuh-musuh Islam, karena orang-orang yang beriman sudah tidak mengenal takut akan kematian. Justru ia menyongsongnya dengan penuh semangat dan kegembiraan. Akhirat oriented menciptakan orang-orang yang berani meneteskan darah di jalan Allah.

Orang yang mendambakan akhirat akan membangkitkan semangat ketaatan dan ketaqwaan. Segala perbuatannya diarahkan untuk kehidupan akhirat. Segala tantangan dan kemalasan dalam beribadah dilaluinya dengan cita-cita akhirat yang didamba-dambakannya.

2.  At Tajafi ‘an Daril Ghurur

(ุงู„ุชุฌุงูู‰ ุนู† ุฏุงุฑ ุงู„ุบุฑูˆุฑ),

Menjauhi tipu daya dunia.

Bukanlah materi dunia dijauhi seluruhnya, tapi tipu daya yang berada di baliknya. Materi dunia sebagai bagian dari rahmat Allah dicari seluas-luasnya, dan bersikap hati-hati (waspada) dari tipuannya.

Hasan al Basri Ra menyebutkan, ‘Dunia ini lebih menyihir dari Harut dan Marut.’ Jika sihir Harut dan Marut mampu memisahkan antara suami dan istri, sedangkan sihir dunia bisa menjauhkan seorang hamba kepada Allah. Banyak manusia yang terkena sihir dunia sehingga lupa kepada Allah dan dirinya sendiri.

Dikisahkan Nabi Sulaiman As melakukan sebuah perjalanan dengan menggunakan kendaraan angin, dikawal oleh jin-jin yang gagah. Dikala panas dan hujan burung-burung ikut memayunginya. Ketika Beliau melewati suatu tempat terdengarlah suara seorang rakyat jelata yang menyampaikan decak kagum dengan kehebatan yang disaksikannya, ‘Subhaanallaah!’ Allah memerintahkan angin membawa ucapan tasbih tersebut ke telinga Nabi Sulaiman As yang sedang berada dalam keadaan penuh karunia dan kebesaran-Nya.

Tatkala mendengarnya, Nabi Sulaiman As tersontak kaget dibuatnya. Badannya pun gemetar sehingga Allah memerintahkan angin untuk berhenti menyampaikannya. Nabi Sulaiman As meminta angin untuk membawanya kepada orang yang mengucapkan tasbih tersebut. Maka angin membawanya ke hadapan seorang petani di suatu desa terpencil. Petani yang sedang sibuk dengan kekagumannya itu menjadi kaget dengan kehadiran Nabi Sulaiman As yang muncul secara tiba-tiba di hadapannya. Dalam hatinya bertanya-tanya, kesalahan apakah yang telah ia perbuat sehingga Sang Raja yang ia kagumi datang kepadanya secara langsung tanpa diduganya. Nabi Sulaiman As langsung bertanya kepadanya, ‘Wahai Fulan, apakah engkau yang baru saja mengucapkan kalimat Subhaanallaah?’ Jawab petani tersebut, ‘Benar’. Nabi Sulaiman As berkata, ‘Ketahuilah, wahai Fulan, jika kalimat Subhaanallaah ditimbang dengan kerajaanku maka akan lebih berat kalimat tersebut. Dan apabila kerajaan, kekuasaan dan harta yang telah diberikan kepadaku ini dilipatgandakan kemudian ditimbang lagi dengan kalimat Subhaanallaah maka masih lebih berat kalimat tersebut.’ Ternyata Nabi Sulaiman As lebih takjub dengan kalimat-kalimat Allah daripada harta dan jabatan yang dimilikinya. Inilah kehebatan pribadi Nabi Sulaiman As yang tidak tersihir dengan dunia. Bahkan harta dan kekuasaannya dijadikan sarana untuk membuatnya semakin dekat dan makrifat kepada Allah.

3. Al Isti’daad lil maut qobla nuzuulih

(ุงู„ุฅุณุชุนุฏุงุฏ ู„ู„ู…ูˆุช ู‚ุจู„ ู†ุฒูˆู„ู‡)

Mempersiapkan kematian sebelum datang menjemputnya.

Sikap seseorang semestinya adalah tidak takut dengan mati, tidak mencari mati, tapi mempersiapkannya. Menurut kacamata nafsu, kematian itu untuk orang lain, bukan untuk dirinya. Berita kematian hanya menyebutkan nama orang lain, tidak namanya.

Saat ajal kematian pasti terjadi. Hari ini adalah persiapan membekali diri untuk menghadapinya. Semua orang menginginkan senyum bahagia di akhir kehidupannya. Orang yang telah membekali diri untuk kematian akan pulang dalam keadaan tersenyum.

Saat ruh berada di tenggorakan balasan Allah mulai diperlihatkan. Yawma yanzhurul mar’u maa qoddamat yaadah. Akan diputar kembali catatan amal saat ajal sudah tiba. Amal kebaikan dan keburukan mulai diperlihatkan. Semua manusia pasti akan sadar dengan kesalahannya. Tapi saat itu sudah terlambat.

Jemputlah kematian dengan persiapan yang matang agar kita tersenyum ketika menghadap Allah. Bahkan malaikat Izrail As diperintahkan Allah agar memperlihatkan wajah yang tersenyum dan memberikan salam.

Alladzii tatawaffaahumul malaa-ikatu thoyyibiin yaquuluna salaamun ’alaykum. Udkhulul jannata bimaa kuntum ta’maluun.

ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุชَุชَูˆَูَّุงู‡ُู…ُ ุงู„ْู…َู„َุงุฆِูƒَุฉُ ุทَูŠِّุจِูŠู†َ ۙ ูŠَู‚ُูˆู„ُูˆู†َ ุณَู„َุงู…ٌ ุนَู„َูŠْูƒُู…ُ ุงุฏْุฎُู„ُูˆุง ุงู„ْุฌَู†َّุฉَ ุจِู…َุง ูƒُู†ุชُู…ْ ุชَุนْู…َู„ُูˆู†َ

“Orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Keselamatan atas kalian, masuklah kalian ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kalian kerjakan.” (QS. Al-Nahl: 32)

Diibaratkan ada 2 orang polisi mengetuk-ngetuk pintu rumah seseorang. Tidak ada rasa khawatir apabila si pemilik rumah telah berbuat baik dan senantiasa melakukan hal terpuji. Tapi jika ia telah berbuat pelanggaran hukum atau melakukan suatu pelanggaran, adalah wajar jika suara ketukan tersebut membuatnya ketakutan. Bagi yang berbuat buruk kedatangan polisi tersebut membawanya ke penjara, sedangkan bagi yang berbuat baik (berjasa) kedatangan polisi mengantarnya ke istana untuk bertemu Presiden. Kedua-duanya sama-sama polisi yang datang. Begitu pula dengan Izrail As yang datang kepada semua manusia tanpa kecuali. Namun kedatangannya mempunyai dampak berbeda kepada setiap orang yang didatanginya bergantung amal perbuatannya sebelum datang kematian.  Allah berfirman:

ูˆَุงู„ู†َّุงุฒِุนุงุชِ ุบَุฑْู‚ุงً. ูˆَุงู„ู†َّุงุดِุทุงุชِ ู†َุดْุทุงً.

"Demi para malaikat yang mencabut (nyawa orang-orang yang berdosa) dengan keras. Dan para malaikat yang mencabut (nyawa orang-orang beriman) dengan lemah lembut." (QS. An Nazi’at: 1-2)

Ada ruh yang dicabut dengan cara paksa dan ada yang dengan cara yang lembut. Perumpamaan kematian orang mukmin (thoyyib) dicabut ruhnya seperti mencabut selembar rambut di atas tepung.

Demikianlah kematian yang ditunggu-tunggu oleh para Nabi dan orang-orang yang saleh.

ู‚ُู„ْ ุฅِู† ูƒَุงู†َุชْ ู„َูƒُู…ُ ูฑู„ุฏَّุงุฑُ ูฑู„ْุฃุฎِุฑَุฉُ ุนِู†ุฏَ ูฑู„ู„َّู‡ِ ุฎَุงู„ِุตَุฉً ู…ِّู† ุฏُูˆู†ِ ูฑู„ู†َّุงุณِ ูَุชَู…َู†َّูˆُุง ูฑู„ْู…َูˆْุชَ ุฅِู† ูƒُู†ุชُู…ْ ุตَٰุฏِู‚ِูŠู†َ

Katakanlah: "Jika kalian (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untuk kalian di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginkanlah kematian(kalian), jika kalian memang benar." (QS. Al-Baqarah: 94)

Hati perlu dipelihara agar cahaya Allah tidak mantul kembali. Ia adalah aset yang paling mahal. Hati yang selalu dipelihara dengan banyak zikir akan mampu bermusyahadah (menyaksikan) kehadiran Allah di setiap saat. Tidak akan mampu sembunyi dari Tatapan-Nya, karena Allah hadir di setiap saat. Inilah kenikmatan perjalanan seorang hamba dalam kehidupan dunia sampai menghadap kepada Allah dengan diliputi kebahagiaan.

Inilah Bunda Fillah semuanya...
Tiga ciri yang mencerminkan sikap dan perilaku seorang hamba yang menunjukan kualitas imannya.

Pertama sikapnya terhadap akhirat.
Kedua sikapnya terhadap Dunia.
Dan ketiga sikapnya terhadap kematian.

Bersikap benar terhadap tiga hal tersebut akan membuahkan perilaku yang menakjubkan yang dapat dilakukan seorang mukmin yang menunjukan keadaan imannya yang baik.

Wallahu a'lam


๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ
        ๐Ÿ’ŽTaNYa JaWaB๐Ÿ’Ž

0⃣1⃣ Lisa ~ Malang
Sikap terhadap dunia, dunia ditaruh di tangan jangan di hati.

Sepertinya sangat tipis ya ustadz, menaruh di hati sama di tangan, padahal hati sama tangan jauuuhhh...
Dan kita masih hidup di dunia, cenderung menaruhnya di hati.

Bagaimana caranya ustadz supaya tidak butuh butuh amat sama dunia, tapi butuh juga?
Afwan, bahasanya.

๐ŸŒทJawab:
Bismillah...

Mendudukan soal dunia bukan dengan bagaimana cara menempatkan dunia di hati atau di tangan, pasti tidak akan berhasil.

Yang harus kita benahi bukan dunianya tapi hati kita.
Sebagus apapun teori soal menempatkan dunia namun tidak membahas soal hati, hasilnya gagal.

Yang bisa kita lihat keberhasilan dalam mendudukan dunia adalah para sahabat Rasul.
Mereka merupakan contoh manusia yang Allah percayakan kepada mereka perkara perkara besar dalam urusan dunia.

Harta melimpah di bawah kendali mereka, tapi sedikitpun hal itu mengusik selera mereka untuk berpaling dari akhirat.
Mereka adalah manusia yang sudah memandang akhirat dan dunia secara benar sebagaimana yang di ajarkan Rasul kepada mereka. Mereka hidup sederhana di tengah kemudahan mendapatkan dunia.

Kita tata hati kita dahulu.
Selama itu belum di lakukan bisa jadi dunia lebih mempesona dalam pandangan kita di bandingkan akhirat.

Wallahu a'lam

๐Ÿ’ŽSulit ustadz.. sahabat Rasulullah dijamin masuk surga.

Kita?
Sahabat bukan, Hisab tidak jelas, masih sombong dikasih sedikit dunia.

๐ŸŒทBetul bunda,  sangat sulit, bahkan bisa jadi sampai kita wafat tidak akan merasakannya. Kecuali mereka yang di mudahkan oleh Allah.

Maka jadilah orang-orang yang dimudahkan oleh Allah dengan berusaha menjadi hamba yang di cintaiNya.

Siapakah hamba hamba yang dicintaiNya.
Mereka adalah yang telah mengisi hati mereka dengan keimanan dan menjaga keimanan mereka.

Sebenarnya inilah hal penting dalam hidup kita.
Terus menerus menata hati kita, berusaha terus membersihkan dari ikatan dunia.

Wallahu a'lam

0⃣2⃣ Sasi ~ Bandar Lampung
Bismillaah...
Afwan ustadz, bagaimana cara mendoktrin anak untuk lebih mencintai akhirat dan bersiap diri dengan hal tersebut?

Apa bahasa yang tepat dan mengena untuk digaungkan ke telinga mereka terus menerus?

Jazakallah khoiron.

๐ŸŒทJawab:
Bismillah...

Apa yang kita ajarkan adalah apa yang kita yakini.
Mendidik berbeda dengan memberi informasi.

Mendidik merupakan suatu aktifitas yang melibatkan hati dan keyakinan.
Apa yang dari hati akan di terima oleh hati.

Bunda selesaikan dulu pribadi bunda dengan perkara akhirat, maka saat bunda mendidik anak-anak tentang akhirat, anak-anak kita akan merasa diajak untuk serius dengan akhirat.
Mereka bisa merasakan itu pendidikan atau pemberitahuan.

Okelah...
Teknisnya bisa begini,
Seumpamanya ziarah kubur membawa anak-anak kita.  Sampaikan bagaimana keadaan penghuni alam barzakh setelah mereka tidak hidup di dunia.
Hadits tentang itu cukup banyak.

Kita mengajak anak kita "memasuki " suasana alam barzakh.
Siapa yang untung dan siapa yang rugi di alam barzakh.
Aktivitas ini tidak akan berjalan tanpa menghadirkan iman.
Singkatnya kita yang serius dahulu. Maka keseriusan kita menular.

Wallahu a'lam

๐Ÿ’ŽNa'am ustadz.
InsyaAllah berusaha terus memperbaiki dan memantaskan diri untuk kembali dalam keadaan benar-benar baik.

Jazakallah khoiron nasihatnya yang menyentuh hati.


๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ
๐Ÿ’ŽCLoSSiNG STaTeMeNT๐Ÿ’Ž

Bunda fillah semuanya...
Kajian kita adalah mengenai hati atau jiwa..

Konsepnya adalah tazkiyyatunnafs atau upaya pensucian jiwa.

Sebenarnya tidak akan ada masalah yang dianggap berat, susah, besar dalam pandangan hamba- hamba yang hatinya telah bersih.

Maka orientasi kita adalah berupaya untuk terus menerus menata hati menata jiwa.

Sebuah upaya tanpa akhir,  karena ia merupakan perjuangan sepanjang hayat sampai datang ajal tiba.

Semoga Allah memudahkan kita semuanya.

Aamiin

Baarakallahu aquulu qouli hadzaa fastaghfiruhu innahu huwal ghofuururrohiim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar