Jumat, 13 Juli 2018

PENGARUH SINGLE PARENT TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK



OLeh   : Bunda Nurhamida

           💎M a T e R i💎

Assalamualaikum wr.wb.
Alhamdulillah bisa bertemu lagi dalam forum ini.
Semoga Akhwatifillah senantiasa istiqomah dalam berjalan menuju Allah.

Baiklah, pada kesempatan ini, izinkan saya berbagi tentang Dampak Single Parent Terhadap Perkembangan Anak.

🌷🌸🌷
Setiap anak yang dilahirkan akan memiliki keinginan hidup dengan damai dan bahagia bersama kedua orang tuanya. Ia dapat melalui proses tumbuh kembangnya dengan perasaan aman dan nyaman, minim rasa khawatir, percaya diri, dan percaya pada lingkungan sehingga ia dapat beradaptasi dengan situasi apapun tanpa hambatan.

Menjalani masa kecil denga menyenangkan adalah hak anak. Orang tua berkewajiban untuk memberikan lingkungan yang baik dan kondusif bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan jiwanya. Oleh karenanya adalah sebuah keharusan bagi calon ayah dan ibu memiliki ilmu bagaimana menjadi suami dan istri yang sesuai dengan tuntunan Allah dan RasulNya. Dengan ilmu tersebut mereka dapat memenuhi hak dan kewajiban terhadap masing-masing pasangan dan terhadap anak-anak yang dilahirkan.

Namun, bagaimana jika ternyata, hal ini tidak dapat dipenuhi?
Dalam perjalanan mengelola biduk rumah tangga, saat badai menghantam, pasangan ini tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk menjaga laju dan gerak kapal? Maka tidak sedikit akhirnya, biduk ini harus karam sebelum mencapai tujuan.
Pasangan ini memutuskan berpisah dengan berbagai dalih. Entah untuk kebahagiaan dirinya atau mengatasnamakan untuk kebaikan anak. Maka dalam hal ini, korban terbesar dari perpisahan yang mereka putuskan adalah anak.

◼Lalu apa yang akan dihadapi anak saat mengalami perpisahan kedua ayah dan ibunya?

1. Anak akan mengalami goncangan jiwa yang hebat karena mengetahui bahwa ada yang tidak beres dalam keluarganya, ayah dan ibu yang disayanginya akan hidup terpisah. Ia tidak akan lagi menikmati kebersamaan yang memberinya rasa bahagia dan gembira, bangga dan perasaan dihargai, perasaan utuh yang tidak terbagi dan terbelah untuk memilih lebih mencintai ayah atau ibu.
Kondisi ini akan menghancurkan self esteem (harga dirinya) sebagai anak dan sebagai individu.

2. Anak merasa diabaikan, tidak berharga, dan menganggap dirinya menjadi sebab perceraian, atau merasa tidak berdaya karena kehadirannya tidak mampu mempertahankan kebersamaan ayah dan ibunya. Kondisi ini akan membentuk perilaku minder, tidak merasa berharga, perasaan menjadi korban.

3. Perselisihan yang terjadi pada orang tuanya yang menyebabkan perceraian, membentuk perilaku mudah memusuhi, menganggap lingkungan tidak bersahabat, tidak mendukungnya, dan cenderung akan menyalahkan orang lain di masa datang tanpa mampu mencerna bahwa ia juga berpotensi menjadi sumber masalah.

4. Memiliki perasaan tidak puas, merasa selalu kekurangan, sehingga ia akan mencari cara memenuhi perasaan kurang tersebut dengan cara yang seringkali di luar pemikiran normal sehingga mudah jatuh ke pergaulan bebas, kenakalan, kriminal, penggunaan narkoba, dan seks bebas.

5. Kehilangan kesempatan untuk mempelajari keterampilan hidup dalam keluarga yang normal. Keterampilan dalam mengelola diri dan mengelola rumah, keterampilan sosial, dan menjalankan nilai agama dalam praktik harian mengingat tidak ada contoh.

Pengaruh perpisahan ini bervariasi pada setiap anak. Bergantung dari sebab perceraian, cara mengelola konflik yang menyebabkan perceraian, cara mengelola proses perceraian, dukungan dari keluarga terdekat, dan pola asuh yang diberikan sepanjang masih berada dalam keluarga yang utuh.


🌷🌸🌷
◼Lalu apa dampaknya jika anak tumbuh hanya dalam pengasuhan salah satu orang tua saja?

1. Anak memerlukan role model ayah dan ibu. Keduanya saling melengkapi.
Sosok ayah memberi rasa aman, kuat, tegar, dan berani menghadapi tantangan. Figur ayah juga memberi contoh cara mengambil keputusan, tidak mudah dipengaruhi hal remeh, berkepribadian tangguh dan membanggakan.
Sosok ini membuat anak akan berani menghadapi tantangan di masa depan, terhindar dari perilaku plin plan, mudah menyerah, dan lemah.

Sosok ibu amat penting untuk membangun emosional anak. Ibu dengan rahimnya, menyatukan seluruh anggota keluarga dengan kasih sayangnya. Kelembutannya dalam mengasuh anak, kepekaannya dalam memahami persoalan anggota keluarga, kesediaannya mejadi tempat keluh kesah, ketahanannya dalam menghadapi berbagai persoalan rumah tangga, kesabarannya dalam menghadapi  berbagai polah dan perilaku anak, menjadi bekal yang cukup dalam memenuhi kebutuhan emosional anak. Anak akan merasa nyaman dalam membawakan dirinya, tidak khawatir, karena ada sosok ibu yang selalu hadir setiap saat ia membutuhkannya.

Maka bisa dibayangkan, jika anak hanya berada dalam pengasuhan salah satu pihak saja, kerusakan jiwa yang akan terjadi amatlah besar.

Anak yang besar hanya dengan ibu saja, akan tumbuh menjadi anak yang feminin, rapuh, mudah menyerah, tidak percaya diri, dan secara mental mudah kalah.
Lalu anak juga tidak memiliki keterampilan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Ia cenderung akan meniru cara ibunya saja dalam menyelesaikan masalah atau ia mencari sendiri cara yang menurutnya benar.

2. Single parent merupakan hasil akhir yang didapat dari konflik yang panjang antara suami istri. Pada masa konflik berlangsung, anak senantiasa disuguhi perselisihan antara kedua orang tuanya yang disayanginya. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan dan kemarahan karena anak merasa kehadirannya diabaikan. Pola penanganan konflik yang tidak bijaksana akan mempengaruhi kondisi psikologis anak. Ia akan mudah marah, stress, pendendam, dan banyak menuntut.

Hal ini tentu tidak baik bagi perkembangannya saat menuju dewasa. Ia akan tumbuh menjadi pribadi yang sulit dan cenderung melukai banyak orang di sekitarnya.

🔹Dampak positif anak yang tumbuh dengan orang tua yang single parent:

1. Anak memiliki tanggung jawab lebih dibanding kebanyakan, karena ia melihat perjuangan ibu atau ayahnya dalam membesarkan dirinya.
2. Memiliki hubungan emosional yang kuat dengan orang tua yang membesarkannya.
Hal ini dengan catatan single parent yang memiliki kepedulian dan pengetahuan tentang pendidikan anak.

🔹Dampak Negatif bagi anak yang dibesarkan orang tua yang single parent:

1. Memiliki gangguan perilaku yang disebabkan goncangan psikologis.
2. Terganggunya fungsi sosial anak karena ia berada dalam lingkungan yang sulit menerima keberadaan single parent. Ia menjadi sasaran bully teman-temannya.
3. Tersesat figuritas. Anak laki-laki memerlukan figur ibu untuk mengembangkan kemampuan menyayangi, peduli sesama, sabar, dan lemah lembut dalam berbicara. Jika ia hidup dengan ayah saja, maka ia akan tumbuh menjadi laki-laki berjiwa kasar karena hanya berinteraksi dengan ayah yang memiliki pola yang sama. Jika ia tinggal dengan ibu saja, ia tidak melihat figur ayah yang kokoh dan maskulin, ia akan tumbuh menjadi laki-laki yang feminin.

Demikian pula sebaliknya, jika anak perempuan tinggal bersama ibu saja, ia akan tumbuh menjadi perempuan yang lemah, bergantung pada siapa saja sosok yang bisa memberikan sandaran, kehilangan orientasi pemahaman kasih sayang ayah pada semua laki-laki yang ia temui.
Jika ia tumbuh dengan ayah saja, maka ia akan menjadi perempuan tomboy dan berjiwa kasar.

Demikian yang bisa saya bagi malam ini.
Mari kita berdiskusi, ada banyak hal yang belum bisa tergali dengan hanya tulisan sederhana di atas.
Saya tunggu partisipasinya.


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
        💎TaNYa JaWaB💎

0⃣1⃣ Fildzah
Saya dan adik saya dari keluarga perceraian ke dua orang tua. Adik saya cowok dan saya dan adik tinggal sama ayah dan adik saya kalau marah jadi kasar apa bisa hilang  bunda sifat kasarnya?

🌷Jawab:
Insyaallah bisa selagi ada upaya yang dilakukan oleh ayah, kakak, dan lingkungan terdekat.
Adik menjadi kasar bisa dipahami. Kemungkinan ini adalah dampak dari proses yang ia alami saat kedua orang tua Mbak sedang berkonflik hingga bercerai. Ia memerlukan orang yang tulus menyayanginya dan menyabarkan saat adik bersikap kasar.

Jika ia masih balita, akan lebih mudah membentuknya kembali.
Jika ia usia sekolah atau remaja, bisa dibuat jadwal ayah meluangkan waktu khusus bersama adik. Lakukan pembicaraan dari hati ke hati. Atau Mbak sendiri sebagai kakak juga bisa melakukannya. Sharing tentang perasaan setelah ayah dan ibu berpisah. Lalu sampaikan harapan Mbak pada adik, bahwa Mbak ingin adik bisa bersikap lebih lembut. Jika adik membantah dan mengatakan bahwa itu adalah bagian dari protesnya karena ia merasa sedih dengan perceraian ini, berikan empati Mbak dan ajak adik untuk bersama melewati masa ke depan bersama-sama.

Berikan penguatan, bahwa Mbak akan selalu ada di sampingnya.
Ada cara yang cukup bagus dan ampuh (pernah dilakukan oleh mereka yang memiliki masalah serupa), yakni: ayah dan ibu (masing-masing) bertaubat kepada Allah atas apa yang telah mereka lalu, kesalahan antar mereka, kesalahan terhadap anaknya, terhadap kedua orang tua mereka. Lalu minta maaflah pada mereka yang sudah disakiti. Setelah itu melakukan perbaikan-perbaikan dalam hidup. Insyaallah, Allah menyegerakan perbaikan dalam keluarga tersebut.

0⃣2⃣ Nada
Bagaimana caranya menyatukan anak dengan bapaknya (yang mana bapaknya meninggalkan begitu saja, sejak anak masih bayi. Tidak ada nafkah, tidak komunikasi ,bahkan pihak keluarga suami juga tidak mau komunikasi).
Karena psikis anak ini sangat Emosional. Langkah apa yang perlu si ibu lakukan agar si anak tidak membeci sosok ayahnya. Karena si ibu pergi ke Hogkong sudah 3 tahun sejak anak usia 3 tahun!
Terimakasih atas jawabannya.

🌷Jawab :
Usia anak ini sekarang berapa Mbak?
Lalu apakah ibunya sudah kembali ke Indonesia?

🔹Usia anak 6 tahun lebih. Si ibu masih di Hongkong. Karena Beliau ditinggalkan begitu saja sejak anak usia 3 bulan. Dan dicerai sepihak tanpa pemberitahuan.

🌷Mempersatukan anak dan ayah yang lama tidak ada kontak dan komunikasi memerlukan usaha yang panjang dan keras. Dibutuhkan kesabaran dan kekuatan memaafkan dari pihak ibu dan keluargnya.

Jika anak ini berada dalam pengasuhan keluarga ibunya, sedapat mungkin, pihak yang mengasuhnya tidak selalu memberikan gambaran negatif tentang ayahnya. Jikalau memang kenyataannya demikian, selalu pungkasi info negatif tersebut dengan ujaran yang mendorong anak bersikap hormat dan santun pada ayahnya.

Memang tidak mudah. Diperlukan kekuatan untuk memaafkan dan memandang pada masa depan anak ini.

Anak ini sudah kehilangan kesempatan tumbuh dalam keluarga yang utuh sudah merupakan satu luka, maka jangan menambah luka lain berupa info buruk tentang ayahnya. Karena bagi anak, baik atau buruk ayah dan ibu, tidak akan mengubah statusnya. Kewajiban birrul walidain tetap mengenai anak ini. Persoalan ayah dan ibu tidak boleh membuat anak ini berperilaku tidak terpuji pada ayahnya atau ibunya.

Jadi upaya yang bisa dilakukan oleh sang Ibu, adalah meminta pada keluarga yang mengasuh anak ini untuk memberikan dorongan positif berbakti pada ibu dan tetap menempatkan ayahnya sesuai dengan kedudukannya lalu mendorong anak memaafkan sikap ayah yang telah meninggalkan ibunya tanpa sebab.

🔹 Sepertinya si anak sering dapat ucapan tidak mengenakan dari tetangga dan ibu-ibu teman sekolahnya. Karena ibunya sendiri tidak ada di sampingnya dan bapaknya juga.

Terimakasih ustadzah atas jawabannya. Insya Allah bisa dpahami.

🌷 Tentunya memang demikian kondisi yang dihadapi. Tugas keluarga pihak ibu yg back up. Memang sangat tidak mudah mengingat kecenderungan masyarakat kita yang makin kurang peduli dan sulit menerima kondisi orang yang berbeda dari umumnya.
Namun dengan upaya yang sabar disertai dengan permohonan pada Allah (doa) tentu tidak ada usaha yang sia-sia.

0⃣3⃣ Sumi
Saya seorang irt dan singel parent di tinggal mati,,, saya punya anak 2,, dan keduanya Nya perempuan,, Anak pertama saya sudah Smp MAU kelas 2 dan yang satu lagi SD MAU kelas 2.
Saya mrasa kewalahan dalam mengasuh anak-anak,  karena anak-anak saya baik  dulu sebelum ayahnya meninggal anaknya nurut sama saya. Tapi setelah ayahnya tidak ada jadi membangkang.
Di suruh solat sama Ngaji saja susahnya minta ampun. Dia bilang merasa broken home.

Yang MAU saya tanyakan bagaimana saya memberi tahu dia dan bagaimana Cara mendidiknya,, Padahal saya secara lembut kalau bicara sama anak,,, dan sudah 6 bulan ini dia tinggal sama neneknya ibu mertua,  katanya sih cuma sebentar tapi di suruh pulang tidak mau. Padahal saya ingin Kumpul seperti dulu lagi.
Tolong Bu ustadzah bagaimana solusinya? 

Maaf kalau pertanyaan saya acak-acakan dan terlalu panjang. Terima kasih sebelumnya.

🌷Jawab:
Putri pertama Bu Sumi saat ini sedang ada pada fase pra pubertas. Masa anak yang jika pada fase sebelumnya (golden age dan usia sekolah) tidak mendapatkan pengasuhan dan pendidikan yang sesuai sunnah: tegas dalam penerapan ibadah dan akhlaq, namun lemah lembut dalam penyampaian, serta selalu diberi pemahaman sehingga bukan  patuh karena takut (ayahnya), maka berkemungkinan akan mengalami goncangan pada saat menghadapi situasi situasi ekstrim, salah satunya meninggalnya ayah.

Ananda mengalami goncangan psikologis karena tidak mampu menerima situasi bahwa kini ayahnya tiada. Kemungkinan dalam benaknya ada gambaran anak yang ditinggal ayah akan mengalami hal-hal pahit, terutama yang berkaitan dengan ekonomi. Ketiadaan sosok ayah juga dalam gambarannya menunjukkan adanya ketidak utuhan sebuah keluarga, yang dalam simpulannya, tiadanya salah satu sosok tersebut adalah tanda broken home.

Apakah Bu Sumi saat setelah suami meninggal bekerja?
Jika ya, perasaan ananda semakin lengkap. Ia tidak ada ayah lagi lalu sekarang ibunya yang biasa di rumah, setiap saat ada untuknya, sekarang tidak ada, karena harus bekerja. Kehilangan kedua sosok yang dia sayangi dalam jiwanya ini, lalu makin melengkapi gambaran broken home tadi. Lalu yang ia lakukan mencoba memberontak terhadap kenyataan yang saat ini terjadi dengan membangkang ibunya, mencoba memenuhi kebutuhan hatinya sesuai cara yang dipikir kannya. Adiknya yang masih kanak-kanak cenderung akan mengikuti kakak karena ia merasa senasib dengan kakak.

Saran saya,
Coba Bu Sumi melakukan introspeksi dahulu, apakah sebelum berpulangnya ayah, ada hal-hal yang pernah luput diberikan pada ananda? Pendidikan yang semestinya diberikan belum sempat dilakukan karena satu dan lain hal?

Nah jika ada, maka mohon ampunlah pada Allah, bersungguh-sungguh mohon ampun dan mohon pertolongan Allah agar dibantu untuk menolong kedua ananda ini.

Berikutnya meminta maaf pada anak-anak, lalu sampaikan cinta dan sayang Bu Sumi pada mereka. Katakan pada mereka, bahwa Bu Sumi dan keduanya adalah tetap satu keluarga yang utuh. Yang berbeda adalah takdir Allah yang menyebabkan ketidakhadiran ayah dalam keluarga Bu Sumi.

Ajarkan anak tentang takdir ini. Tanamkan bahwa Allah Maha Tahu yang terbaik untuk keluarga Bu Sumi. Allah ingin Bu Sumi bersikap apa terhadap situasi sekarang, Allah ingin ananda bersikap bagaimana terhadap situasi saat ini. Inilah yang harus diupayakan.

Jangan lupa dekati keluarga mertua, mohon bantuan mereka untuk mendorong kedua ananda memahami tentang makna takdir dan sikap seperta apa yang harus diberikan oleh keduanya.

Jangan lupa untuk memperbaiki tauhid dan ibadah Bu Sumi. Insyaallah jika ini dapat diperbaiki, perlahan Allah akan membantu menyelesaikan persoalan yang Bu Sumi hadapi.
Semoga berhasil ya.
Yang penting konsisten dan selalu berserah diri pada Allah.

وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب


🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
 💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎


Mari kita merawat mahligai rumah tangga dengan senantiasa bersandar pada ajaran yang telah dibawa oleh Rasulullah saw. Dengan senantiasa berpegang pada dua pedoman Al Qur'an dan As Sunnah, insyaallah kita dapat terhindar dari perceraian.
Dengan demikian kita telah menjaga generasi yang akan datang dengan baik.

Jikalau perceraian telah terjadi, maka kembali kepada Al Qur'an dan As Sunnah tetap menjadi pilihan yang terbaik.

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar