Kamis, 27 September 2018

HAZAN



OLeH: ibu Irnawati Syamsuir Koto

           💘M a T e R i💘

Assalamu'alaikum sahabat-sahabat ku...

Alhamdlillah setelah beberapa waktu terundur membersamai sahabat disini karena ada sesuatu dan lain hal malam ini saya tunaikan janji untuk berbagi dan berdiskusi tentang Hazan yaa.

Temen-teman yang dicintai Allah …

Kita adalah manusia. Dan satu hal  yang normal dan alami jika terkadang kita merasa sangat bahagia, dan terkadang merasa sedih.

Dikala kita  merasa bahagia, kita perlu menanyakannya pada diri kita sendiri, apa yang bisa membuat kita bahagia?

Jika bahagia itu adalah hubungan yang kita  miliki dengan Allah Azza Wajalla, maka itu adalah sesuatu yang kekal.

Jika bahagia itu adalah sifatnya materi yang berhubungan dengan dunia ini, maka ingatlah bahwa itu hanya sementara.

Akan tiba masanya dimana Allah Azza Wajalla  akan menguji  dengan memutar balikkannya.

Dan itu sangat mudah bagi Allah, Itu suatu keniscayaan.

Disaat ujian tiba maka kebanyakan kitapun tiba ditempat persinggahan, meski persinggahan ini sebenarnya bukanlah tempat yang disuruh kita berhenti disana, ini bukan pemberhentian yang wajib kita singgahi, malah sebaliknya Allah Azza Wajallah meminta kita untuk terus berjalan. Dan tempat persinggahan itu adalah Al Hazan (Kesedihan hati atau duka cita).

"Dan, janganlah kalian bersikap lemah dan jangan (pula) kalian bersedih hati." (QS. Ali Imran: 139).

Memang secara jelas ada larangan untuk singgah ditempat yang bernama Al Hazan ini, tapi sebagai seseorang musafir yang tengah mengadakan perjalanan didunia ini, maka Al Hazan akan kita singgahi. Namun ada juga orang-orang yang memang tak singgah disana karena merasa tak perlu siapakah orang-orang ini? Allah menjelaskan didalam Al Quran :

"Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, nicaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS. Al- Baqarah: 38).

Dalam sebuah ayat di Surat Al Baqarah, Allah  Azza Wajalla menjelaskan bahwa Allah pasti akan menguji setiap manusia, dengan sedikit ketakutan, sedikit kelaparan, dan dengan beberapa jenis kehilangan.

"Dan sungguh akan Kami berikan ujian kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS. Al Baqarah: 155)

Kesedihan hati bukan sesuatu yang dituntut, tidak ada tujuan dan manfaatnya. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam berlindung dari kesedihan hati, sebagaimana dalam doa beliau, "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekhawatiran dan kesedihan."

Tapi dari segi kenyataan hidup, memang tempat persinggahan ini tidak bisa dihindari. Karena itu para penghuni surga berucap saat mereka memasukinya.

"Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan hati dari kami." (QS. Fathir: 34).

Hal diatas telah menggambarkan kepada kita  bahwa dahulunya mereka pernah mengalami kesedihan hati, selagi masih di dunia, sebagaimana mereka ditimpa musibah-musibah lain tanpa menghendakinya.

Sementara Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda dalam sebuah hadits shahih,

"Tidaklah seorang Mukmin ditimpa kekhawatiran, keletihan dan kesedihan hati, melainkan Allah mengampuni sebagian dari kesalahan-kesalahannya."

Ini menunjukkan bahwa itu semua merupakan musibah yang ditimpakan Allah kepada hamba, agar dengan begitu Allah mengampuni kesalahan- kesalahannya, dan ada hikmah yang besar dikala ujian datang menimpa hambaNya yaitu ampunan dosa.

Para ulama telah sepakat bahwa kesedihan hati di dunia bukan sesuatu yang terpuji, karena Rasulullah telah berdo’a agar dilindungi dari Al Hazan.

Kesedihan hati merupakan tempat pemberhentian dan bukan pendorong untuk mengadakan perjalanan serta tidak ada kemaslahatannya bagi hati. Di samping itu, yang paling disukai syetan ialah membuat hati hamba bersedih, lalu dia tidak mau melanjutkan perjalanannya dan mendorongnya untuk berhenti, sebagaimana firman-Nya,

"Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari syetan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita." (QS. Al-Mujadilah: 10).

Dikala kesedihan melanda apa yang bisa kita lakuin???

🔷Jangan Bersedih, Pahami Dunia Hanya Sementara

Pertama-tama, tanyakan pada diri sendiri, apakah hubungan kita baik dengan penciptaku, dengan sang pemilik kebahagiaan?
Apakah sudah layak?
Apakah sudah sempurna?

Sebagai contoh, jika saya adalah seorang yang tidak memiliki ikatan dengan sholat, tidak memiliki ikatan dengan Qur’an, tidak ada ikatan dengan Allah SWT, bagaimana saya bisa mengharapkan untuk melawan rasa sedih yang saya rasakan? Saya akan terus merasa sedih karena aku telah kehilangan fokus. Kehilangan fokus dari apa? Dari realita, dari tujuan, dari di mana tepatnya saya berada.

Di sini, dikenal sebagai dunia. Hidup di bumi ini hanya sementara, ini tidak akan selamanya dan tidak dalam waktu yang lama. Kita sebenarnya di sini adalah untuk diuji. Bukti bahwa kenyataannya kita sedang diuji adalah tidak ada satupun dari kita, memiliki semua yang kita inginkan di dunia, dan sebaliknya kita hanya mendapatkan apa yang Allah SWT telah pilihkan untuk kita. Jadi Allah SWT menguji kita dengan masalah kesehatan, masalah keuangan, masalah keluarga, begitu banyak masalah berbeda lainnya, dan berbagai jenis kehilangan.

Segala sesuatu terjadi tidak bergantung kepada bagaimana kita inginkan itu terjadi, karena Allah SWT telah memberitahu kita untuk bersabar karena ini hanya ujian. “Kami ingin melihat bagaimana reaksimu, dan apakah ini membawamu semakin dekat kepada Kami?.”

🔷Jangan Bersedih, Tegakkanlah Sholat

Saat merasa sedih, tanyakan pada diri, bagaimanana hubunganmu dengan Allah? Hubungan itu terhubung melalui sholat, terutama sholat lima waktu.
Apakah  berharap untuk sholat?

Apakah kita sadar apa yang sedang kita lakukan?

Saat sedang membaca atau melaksanakan sholat 5 waktu, duduklah sebentar dan pikirkan. Itu akan menghilangkan rasa sedih.

Itu akan mencabut, itu akan melawan, rasa sedih yang  dirasakan, hanya dengan berpikir sejenak, apa yang sedang saya lakukan?

Siapa diri saya yang meletakkan wajah ke tanah?

Siapakah itu?

Dzat yang menciptakan aku, Dzat yang memiliki rasa bahagiaku,

Dzat yang mengontrol dan pada akhirnya, Dzat yang akan aku kembali pada-Nya.

Saat mataku tertutup seperti mata manusia lainnya yang juga sudah tertutup, dan akan tertutup. Aku akan kembali kepada Yang Maha Tinggi, yang untuk-Nya aku meletakkan kepalaku ke tanah. Allahu Akbar.

Ini sangat luar biasa, jika kita duduk dan merenungkannya. Hal itu saja sudah dapat menolong kita untuk menyingkirkan kesedihan dalam hidup.

🔷Jangan Bersedih, Bacalah Al Qur’an

Gunakan waktu untuk AL Qur’an, yang merupakan perkataan, firman, dari Allah SWT.

Allah SWT menyeru seluruh umat manusia, semua orang, bahwa telah datang pengingat atau peringatan dari penciptamu dan penyembuh untuk penyakit hati, salah satunya adalah kesedihan.
Itu adalah penyakit, yang terletak dalam dada.  Sebagian akan merujuk pada hati karena hati ada di dalam dada. Tetapi apapun yang ada dalam dadamu, saat terasa kesedihan, di bagian mana itu terasa?

Orang-orang Akan  menaruh tangannya di dadanya.

Meski begitu, itu bukan di dadanya, tapi itu adalah pada perasaan, inilah sifat manusia.

Kita mengatakan, ”Aku sangat sedih.”

Semoga Allah SWT menolong kita dari mengatasi kesedihan.

Ingatlah Al Qur’an adalah penyembuh.

Berapa banyak dari kita menggunakan waktunya untuk membaca Al Qur’an?

Ambil hati kita untuk bahagia, untuk hati merasa senang.

Bukalah Al Qur’an yang merupakan firman Allah SWT, setiap pagi, sebelum kita meninggalkan rumah, dan bacalah, meski hanya 5 menit dari waktumu.

Berbahagialah!!!

🔷Jangan Bersedih, Lihatlah Orang yang Di bawahmu

Dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Disini Rasulullah SAW telah menjelaskan kepada kita bahwa jangan memandang orang yang diatas kita untuk urusan dunia,  karena masih banyak orang yang diuji dengan kesengsaraan yang melebihi sengsaranya kita.

Sering seringlah tengok sekeliling kita,  maka disana akan terasa bahwa Allah masih memberikan keringanan ujian Nya terhadap kita dibanding orang lain.

 🔷Jangan Bersedih, Lihatlah Kebesaran Ciptaan Allah

Hal penting lainnya yang dapat melawan dari kesedihan kita, adalah dengan melihat ciptaan Allah SWT.

Lihatlah pepohonan, lihatlah binatang-binatang, lihatlah tanaman hijau, lihat saat kamu menghirup udara, perhatikan saat kamu bernafas, lihatlah matahari terbit, matahari terbenam.

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Robb kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka dipeliharalah kami dari siksa neraka.” (QS.3:190-191)

Mereka memberikan tanda, mereka memperlihatkan kepada kita tentang kebesaran Allah SWT, kedekatan yang kita miliki dengan Allah SWT, kebesaran Allah SWT, tapi mereka juga meringankan penderitaan kita.

Jangan bersedih.
Sungguh, hari ini tidaklah kekal, semua ini hanya sementara.

Demikian saja dari saya malam ini.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ A.Har
Uni, manusiawi ya jika saat tertimpa musibah kita bersedih. Nah, sebatas apa kesedihan yang masih ditolerir mengingat uraian tadi tidak memberi kesempatan kita untuk bersedih?

🌷Jawab :
Mbaku  bersedih manusiawi saja,  sebagaimana juga Rasulullah SAW menangis disaat putra beliau meninggal, cucu beliau meninggal.

Batasnya adalah sedih yang bersangatan yang membuat kita lupa bahwa semua itu adalah takdirnya Allah,  sedih yang membuat kita lupa bahwa semua aturan Allah.  Sedih yang membuat kita tak menerima keputusan dan perbuatan Allah kepada kita. 

Bersedihlah, menangislah karena rasa kasih dan sayang yang ada. Sedih yang tidak membuat kita lupa kepada takdir Allaah Azza Wajalla.

Wallahu a'lam

0⃣2⃣ iNdika
Bagaimana supaya kita tetap tegar atau jangan bersedih saat kita dapat cobaan?

🌷Jawab:
Seperti yang dijabarkan diatas tadi, bahwa semua kita akan menghadapi ujian dari Allah, tidak sulit bagiNya dalam sekejap membuat kita tertawa dan sebaliknya dalam sekejap bisa membuat kita bersedih,  kesiapan kita menerima takdirNya akan menghindarkan kita dari sedih.

Kesadaran kita tentang adanya Allaah yang menentukan baik buruknya perjalanan kita akan membuat kita mampu berhusnudzan kepada Allah atas apa yang Allaah timpa kan kepada kita. Karena itu pahami hakikat penciptaan kita, perbaiki hubungan dengan Rabb kita dan sering sering tadabbur alam,  pikirkan apa yang menimpa kita bandingkan dengan apa yang dialami oleh orang-orang yang diuji dengan yang lebih berat dari kita. 

Wallahu a'lam

0⃣3⃣ Han
Bu,, bagaimana menyelaraskan Hati, Pikiran dan Kenyataan yang kadang TIDAK sejalan?

🌷Jawab:
Tawakal kepada Allah. 

Keinginan dan kenyataan tidak selamanya bisa sejalan. Karena kita tidak bisa mendikte Allah dengan kehendakNya. 

Wallahu a'lam


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘


Kesedihan adalah sesuatu yang -pada dasarnya- bisa dirasakan oleh setiap orang. Tetapi, bagi orang yang beriman ‘kesedihan hati’ yang mengakibatkan penderitaan itu bukanlah sesuatu yang seharusnya terjadi pada dirinya.

Karena, setiap peristiwa yang berpeluang menjadikan dirinya sedih, akan selalu disikapi dengan sikap ‘sabar'. Dan oleh karenanya, tidak ada kata yang lebih tepat untuk dikatakan kepada setiap orang yang beriman: “Sabar adalah kunci kebahagian.” Sebagaimana firman Allah:

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” [Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali]."

Demikian saja dari saya malam ini,  semoga bermanfaat,  mohon maaf jika ada kata yang salah. 

Wallahu a'lam bishowab

Wassalamu'alaikum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar