Kamis, 27 September 2018

GAUL TAPI SYAR'i



OLeH: Ustadz Undang S.

           💘M a T e R i💘

Di mata dunia, nilai-nilai Islam dianggap bertentangan dengan gaya hidup modern.
Ketika para muda-mudi penganut kehidupan modern bergaul tanpa batas, bebas tidak berhijab (ikhtilat),

Islam mengajarkan agar muda-mudinya saling menjaga diri.
Ketika semua orang berlomba-lomba berburu harta kekayaan dan kekuasaan sebagai simbolisasi atas kedigdayaan diri,
Islam mengajarkan bahwa itu semua hanyalah tipu daya dunia.

Ketika paham sekularisme berhembus dan berhasil meyakinkan masyarakat bahwa antara perilaku beragama dan urusan dunia itu terpisah.

Islam tetap kukuh dengan pandangan bahwa urusan dunia sangat erat kaitannya dengan perilaku beragama dan kehidupan akhirat.

Dimana saja kita berada, kita tentu sudah tidak asing lagi nih dengan istilah ‘GAUL’.

Tren yang sudah membumi di lingkungan masyarakat, terlebih para ABG.

Dari mulai model baju, celana, sampai buku-buku dan majalah tidak ketinggalan membahas tren gaul.

Tapi apa sih sebenernya arti gaul tersebut?

◼Ada yang bilang, gaul itu punya banyak temen dan punya banyak wawasan.
Di mana-mana dikenal. Banyak yang nelponin, banyak yang ngajakin hang-out bareng, banyak yang naksir, banyak juga yang iseng gangguin. Pokoknya, layaknya superstar lah, ia dikenal di manapun berada.

Kemudian Ada juga yang bilang, gaul itu ngikutin perkembangan zaman. Wah Pokoknya, orang bisa dikatakan gaul jika ia bisa ngikutin terus perkembangan zaman paling modern saat ini.

Apa yang modern pasti diikutin. Dari bacaan modern yang ngebahas perselingkuhan artis, sampai film modern yang mengumbar nafsu dan kekerasan. Dari mulai celana gombrong di bawah mata kaki sampai celana ketat yang kesannya kayak telanjang. Dari baju kebesaran yang berumbai di mana-mana sampai kaos kekecilan model adik bayi. Semuanya diikutin. Namanya aja ngikutin tren modern!

◼Ada lagi yang memaknai gaul sebagai kebiasaan belanja di mall, nongkrong di kafe, jago sms-an, jago pencet HP, dan sebagainya.

Tapi apa emang cuma sebatas itu aja definisi gaul?

Dalam Islam sendiri....
gaul berarti punya prinsip.

Kan tidak lucu, kalau ngaku gaul tapi ke mana-mana cuma ikut-ikutan tanpa dasar alias moto copy.

Sebagai seorang muslim, kita mempunyai cara gaul, yakni Dekati dan akrabi Ilmu Agama, khususnya Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Pramuka saja punya prinsip “Satyaku kudharmakan, dharmaku kubaktikan”, masa' sih kita sebagai seorang muslim yang merupakan ummat terbaik malah tidak punya prinsip.

Lantas apa prinsip kita sebagai Muslim?

Ada yang bilang “Hidup mulia atau mati syahid!”

Selain itu, pribadi muslim yang gaul tercermin dalam sifat-sifat tertentu.

🔹Salimul Aqidah (aqidah yang bersih)

Salimul aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Alloh.
Dengan ikatan yang kuat itu kita tidak akan nyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang Muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Alloh ta’ala sebagaimana dalam firman-Nya:

"Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi Alloh tuhan semesta alam." (QS. Al An'am:162).

Karena aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka pada awal da'wahnya kepada para sahabat di Mekkah, Rosululloh mengutamakan pembinaan aqidah, iman dan tauhhid.

Kita bisa tahu hal tersebut Tentunya dengan membaca buku-buku Islami dan kajian-kajian yang bermanfaat.

🔹Sahihul Ibadah (ibadah yang benar)

Shahihul ibadah merupakan salah satu perintah Rosululloh yang penting.
Dalam satu hadits, beliau bersabda:

"Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat."

Dari ungkapan ini kita bisa nyimpulin nih, bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.

Muslim yang gaul emang muslim yang punya prinsip. Tapi prinsip kita harus berdasarkan kepada Al Qur'an dan Sunnah, bukan asal prinsip.

🔹Matinul Khuluq (akhlaq yang kokoh)

Matinul khuluq merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, khususnya sebagai generasi muda.
Sifat tersebut harus ada baik dalam hubungannya kepada Alloh  ta’ala  maupun dengan makhluk-makhluk-Nya.
Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia maupun di akhirat.
Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka Rosululloh diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Alloh  di dalam Al Qur'an yang artinya.

"Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung." (QS. Al Qalam: 4).

🔹Qowiyyul Jismi (kekuatan jasmani)

Qowiyyul jismi merupakan satu sisi yang harus ada pada setiap Muslim, Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat.
Apalagi berjihad di jalan Alloh ta’ala dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya. Yang intinya untuk mencari ridho Alloh ‘azza wa jalla.

Oleh karena kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi. Namun jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk hal yang penting, maka Rosululloh bersabda yang artinya:

"Mukmin yang kuat lebih dicintai Alloh daripada mukmin yang lemah." (HR. Muslim),

Masalah jasmani tentunya berkaitan juga dengan gaya hidup kita, orang yang merokok tentunya jauh dari sehat jasmaninya, walaupun perokok kelihatan sehat tapi mereka sebenarnya kehilangan sebagian dari kehidupannya.
Jika kita katakan kepadanya berhentilah merokok. Otomatis mereka akan menjawab... Sulit sekali, kalau tidak ngerokok terasa hampa hidup ini. Itulah yang dimaksud dengan kehilangan sebagian kehidupannya, kerena ia ketergantungan oleh rokok. Apalagi minuman keras, naudzubillah, semoga kita dijaukan oleh Alloh ‘azza wa jalla dari hal tersebut. Amin.

🔹Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu)

Mujahadatul linafsihi merupakan salah satu kepribadian yang juga harus ada pada diri seorang muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan. Kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam.

Rosululloh sholollohu ‘alaihi wasallam bersabda:

"Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)." (HR. Hakim)

Jadi sobat muda, orang yang gaul tidak akan bernafsu untuk memiliki ini dan itu, atau mengikuti hal ini dan itu. Jika ada seorang yang berpacaran tentunya kita sebagai seorang Muslim yang Gaul harus berprinsip bahwa pacaran adalah hal yang diharamkan dalam Islam, dan tidak mudah mengikuti orang yang melakukan hal tersebut. Apalagi di zaman sekarang Muncul Istilah Pacaran Islami, padahal pacaran sebelum menikah adalah perbuatan maksiat, masa perbuatan maksiat jadi Islami. Kalau begitu sekalian saja ada Mencuri Islami.

🔹Harishun Ala Waqtihi (pandai menjaga waktu)

Harishun ala waqtihi merupakan faktor penting bagi manusia. Hal tersebut karena waktu mendapat perhatian  yang begitu besar dari Alloh ta’ala dan Rasul-Nya. Alloh banyak bersumpah di dalam Al Qur'an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal 'asri, wallaili dan seterusnya.

Alloh memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tidak sedikit manusia yang rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yang menyatakan:

"Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu."

Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi.

Oleh karena, setiap muslim amat dituntut untuk pandai mengelola waktunya dengan baik sehingga waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif, tidak ada yang sia-sia. Jangan samapi waktu kita habis dengan hal yang tidak bermanfaat atau bahkan dengan kemaisiatan, seperti menghabisan waktu dengan mendengarkan atau bermusik, tentunya kalau sudah main musik yang namanya waktu itu tidak terasa, sampai-sampai sholat terlalaikan, naudzubillah.

Alloh ta’ala berfirman yang artinya:

“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari Keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah Keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Ar-Ruum: 54)

🔹Nafi'un Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain)

Nafi'un lighoirihi merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim.
Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada. Sehingga orang merasakan keberadaannya dan merasa kehilangan ketika ia tidak ada.

Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berfikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Dalam kaitan ini, Rosululloh sholollohu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya:

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." (HR. Qudhy dari Jabir).

Jangan sampai kita berkata gaul tapi tetap ikut-ikutan zaman tanpa menyaring mana yang baik dan mana yang buruk.

WAllohu a'lam.


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
         💘TaNYa JaWaB💘

0⃣1⃣ Rustia
Ketika seseorang bermanfaat bagi masyarakat luas, otomatis ia milik umat, banyak waktunya "tersita" sehingga tidak memiliki waktu untuk dirinya sendiri (tidak bisa mengatur waktu),  bagaimana yang demikian itu, ustadz?

🌸Jawab:
"Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS. Muhammad: 7)

Kita tidak usah ragu dari ayat di atas, Alloh sudah memberikan jaminan kepada mereka yang senantiasa berdakwah dan memberikan manfaat kepada Alloh tentunya dengan Memiliki manajemen hidup yang baik.

Setiap muslim haruslah pandai mengatur segala urusan hidupnya dengan baik, menghindari kebiasaan yang tidak jelas, matang dalam pertimbangan dan mempunyai perencanaan sebelum melakukan pekerjaan. Ia harus berpikir, membuat program, mempersiapkan, mengatur dan melaksanakannya.

Kunci dari manajemen waktu adalah perencanaan (planning)! Tanpa ini, anda tidak akan pernah berhasil menata waktu apalagi meraih hasil optimal.

Jika kita menanam padi, maka fokus tanam padi.
Saat menanam padi melihat ikan dan belut, ambil.
Tapi jangan sibuk mengejar ikan dan belut, lupa menanam padi, bahkan menginjak injak padi yang ditanam hingga rusak.

Jadi intinya kalau nanam padi inklud dapat.
Maisyah Aisyah gonimah yak...
Makanya jangan pernah takut kalau landasan nya mencari Ridho Alloh,
Alloh akan memudahkan semua urusan kita.

Wallahualam bishahowab

0⃣2⃣ Olif
Berkaitan dengan Qowiyul jismi.  Setiap orang pasti pinginnya sehat, sudah lakukan tindakan preventif juga. Tapi penyakit itu kan datangnya dari Allah. Apakah ketika sudah ditimpa penyakit kita bisa dikatakan muslim yang tidak gaul?
Syukron jazakallah.

🌸Jawab:
 Ada penyakit yang di sebabkan dari life style kita yang tidak baik ada dari keadaan lingkungan.
Tenang saja kalau kita sudah berikhtiar dengan pola hidup yang sehat banyak berolahraga tapi tetap sakit tidak masalah.
Yang Alloh wajib Kan kepada kita adalah ikhtiar dan doa hasilnya itu hak preogratif Alloh.

Setiap apapun yang Alloh timpakan kepada kita itu yang terbaik buat kita dari Alloh bukan yang terbaik menurut kita


🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
 💘CLoSSiNG STaTeMeNT💘


Teruslah istiqomah menebar kebaikan sekecil apapun dan hanya berhenti ketika kaki sudah menginjak Surga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar