Minggu, 26 November 2017
Membentuk Karakter Anak Dengan Keteladanan
Membentuk Karakter Anak Dengan Keteladanan
Bismillahirrahmannirahim...
Assalammualaykum warahmatullahi wabarakatuh
Akhwatifillah, para akhwat solehah yang insyaAllah dirahmati dan diridhoi Allah, malam ini saya akan membahas tentang,
Membentuk Karakter Anak Dengan Keteladanan
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ الَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو الَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ الَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS AL-Ahzab 21)
Mendidik melalui keteladanan, sebenarnya sudah diperintahkan Allah swt melalui ayat di atas. Maka masa Rasulullah saw adalah masa terbaik umat Islam. Karena para muslim yang hidup pada masa itu, belajar langsung melalui teladan Rasulullah saw. dan pada masa itu juga, lahir para sahabat Rasulullah saw yang luar biasa kehebatan dan ketangguhannya.
Dalam kehidupan sehari-hari, keteladanan sangat penting. Apalagi pada masa sekarang. Sebagai contoh, satu ketika ada tayangan di televisi yang memperlihatkan perilaku sebagian anggota parlemen yang bertikai di ruang rapat. Mereka saling mencaci, memaki, melempar kursi, bahkan ada beberapa yang terlibat adu jotos.
Tidak berapa lama, tawuran meletus di sebuah lokasi di pusat kota Jakarta. Beberapa anak ditangkap oleh pihak berwajib karena membasa sentaja tajam. Ketika mereka digiring menuju kantor kepolisian, beberapa orang bertanya.
“kenapa sih kamu kok tawuran ? sebabnya apa ?”
Dengan entengnya salah seorang anak menjawab, “lha, di tivi aja pejabat lagi rapat berantem. Ya wajar donk kalau kami ngikutin mereka.”
🌸🌷🌸
Kisah lain saya dapati ketika ngobrol dengan seroang anak lapas (penjara) Tangerang. Sebut saja namanya AA. Kasus AA adalah menjual narkoba. Ketika saya tanya-tanya, ternyata AA mengenal narkoba justru melalui orang-orang terdekatnya. Awalnya ia terbiasa merokok karena melihat ayahnya merokok. Kemudian ia melihat pamannya menggunakan narkoba. Maka ia pun ikut-ikutan. Kemudian, ia juga melihat pamannya menjadi kaya karena menjual narkoba. Maka ia pun memutuskan mengikuti jejak pamannya.
Maka... keteladanan orangtua dan orang-orang terdekat di sekitar anak, menjadi hal yang sangat urgent, apalagi di masa sekarang yang serangan media sosial sangatlah dahsyat.
Penegasan pun disampaikan Rasulullah melalui dua hadits berikut ini ;
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلاَّ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
Tiada seorangpun yang dilahirkan kecuali dilahirkan pada fithrah (Islam)nya. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi. [HR. al-Bukhâri dan Muslim]
Hadits ini menunjukkan bahwa orang tua sangat menentukan shaleh-tidaknya anak. Sebab pada asalnya setiap anak berada pada fitrah Islam dan imannya; sampai kemudian datanglah pengaruh-pengaruh luar, termasuk benar-tidaknya orang tua mengelola mereka.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ اْلإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا
Setiap engkau adalah pemelihara, dan setiap engkau akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya: Seorang pemimpin adalah pemelihara, ia akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya. Seorang laki-laki juga pemelihara dalam keluarganya, ia akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya. Dan seorang perempuan adalah pemelihara dalam rumah suaminya, ia akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya. [HR. al-Bukhâri]
Tanggung jawab orangtua terhadap anaknya sangatlah besar. Seperti sabda Rasulullah saw yang intinya adalah, karakter anak-anak terbentuk melalui orangtua. Karena anak adalah cerminan orangtua.
Jika ingin anaknya soleh atau solehah, maka jadilah orangtua yang soleh atau solehah. Jika ingin anak lelakinya rajin shalat di masjid, maka orangtuanya harus memberi teladan dengan rajin shalat di masjid.
Jika ingin anaknya rajin membaca alquran, maka orangtua juga harus rajin membaca alquran.
🌸🌷🌸
🔷Tips agar menjadi orangtua teladan :
1. Jadilah orangtua yang bertaqwa kepada Allah
وَآمِنُوا بِمَا أَنْزَلْتُ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَكُمْ وَلَا تَكُونُوا أَوَّلَ كَافِرٍ بِهِ ۖ وَلَا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا وَإِيَّايَ فَاتَّقُونِ
[2:41] Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Qur’an) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa.
2. Setiap orangtua wajib menuntut ilmu, terutama ilmu agama
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah).
3. Setiap orangtua harus bisa mengendalikan emosi. Misalnya, kepada anak jangan mudah marah, apalagi marah yang pada kesalahan yang tidak syar’i.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَوْصِنِيْ ، قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). فَرَدَّدَ مِرَارًا ؛ قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” [HR al-Bukhâri].
semoga kita semua bisa menjadi orangtua yang bisa memberikan teladan terbaik bagi anak-anak. Agar kita semua kelak bisa masuk syurga bersama dengan keluarga dan kerabat serta sahabat. Aamiin yaa Rabb...
Mohon maaf lahir batin, wassalammualaykum warahmatullahi wabarakatuh.
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘TaNYa JaWaB💘
0⃣1⃣ Tutik
Bund, contoh marah pada kesalahan yang tidak syar'i apa ya?
🌷Jawab :
Marah syar'i adalah marah karena anak melakukan hal - hal yang dilarang Allah swt.
Contoh... marah karena anak tidak mau shalat. Itu mah wajib ya. Walau tetap ada batasannya.
Marah tidak syar'i ya kebalikannya. Misal, marah karena mainan anak berantakan, ini mah tidak wajib dimarahin.
0⃣2⃣ Nurfa
Bunda, bagaimana cara nya agar tegas dengan anak? karena lingkungan pergaulan di luar yang terkadang orang tua susah untuk kontrol???
🌷Jawab :
Nah ini...
Memang kita tidak bisa mengurung anak di rumah terus. Karena manusia adalah makhluk sosial. Satu waktu ia harus berinteraksi dengan lingkungan.
Ketika mendapati lingkungan yang tidak sesuai dengan standar kita, maka ;
1. Orang tua harus buat aturan kesepakatan dengan anak. Misal, siapa saja temannya, boleh main dengan teman yang seperti apa.
2. Jika setelah interaksi anak membawa "oleh-oleh" yang ngga baik. Orang tua wajib "cuci otak" anak. Luangkan waktu untuk brainwash.
Misal, anak pulang bermain bawa oleh-oleh omongan kotor. Orang tua wajib menasehati.
💎 Lha itu bunda,, cara untuk brainwash nya bagaimana bunda? agar dia tidak tersinggung dan mau terbuka!
🌷Anaknya umur berapa?
Sama anak di bawah 10 tahun masih mudah.
Luangkan waktu bersama anak untuk diskusi tentang mana yang baik, mana yang tidak baik. Mana yang boleh. Mana yang tidak boleh. Kenapa boleh dan kenapa tidak boleh.
Ini sebenarnya bentuk brainwash.
0⃣3⃣ Elva
Bagaimana apabila kita sudah memberikan contoh baik pada anak, namun anaknya tetep nakal?
🌷Jawab :
Hehehe mohon maaf yah...
Saya pribadi kurang sependapat dengan kata "nakal" . Mungkin apa yang dilakukan anak adalah di luar aturan atau standar kita.
Ada kalanya anak angot-angotan. Apa itu bahasa Indonesianya yah. Angin-anginan yah. Nah ini mah wajar. Jangankan anak. Kita saja yang sudah dewasa sering angin-anginan yah.
Untuk anak-anak masih bisa dimaklumi. Asalkan orang tuanya jangan pernah berhenti. Jangan pernah bosan memberikan keteladanan.
Orang tua harus istiqomah. Jadi anak juga yakin pada orang tuanya. Dan harus seriiiinggg banget diskusi sama anak.
0⃣4⃣ Widya
Bagaimana caranya menghadapi anak (supaya tidak marah) yang kadang ngeyel meskipun sudah dibilangin secara pelan dan baik?
🌷Jawab :
Ini anaknya umur berapa?
Sama anak mah wajib sabar. Ngeyel-ngeyel itu biasa. Kadang orang tua menerapkan standar terlalu tinggi untuk seorang anak.
Ngeyel itu wajar dan salah satu bentuk kreatifitas anak.
0⃣5⃣ iMe
Bunda...
Kadang kalau kita sedang bimbing anak belajar anaknya suka improv sendiri yang rada-rada sotoy...padahal itu salah..
Ujung-ujungnya ke bawa cara sotoynya ke sekolah bund!!!
🌷 Jawab :
Qiqi... sotoynya anak-anak tuh gimana sih ?
💎 Misalnya perkalian...
Suka improv kasih jawaban sendiri bund...
Dengan dalih.. "kata bu guru caranya begitu ummi"
Terus ke bawa sampai sekolahan ...
🌷Ini kreatif say
Cuma memang harus dikasih tau. Tapi pelan-pelan dan santai aja. Jangan terlalu tegang sama anak.
0⃣6⃣ Eka
Bundaa...
Di dekat rumah ana, temen main adik, ada anak kecil usia 8 tahun, itu sudah mulai mencuri..
Di sekolah kabarnya anak ini di curigai sering mengambil uang teman-temannya.. Di rumah ana juga pernah kehilangan seperti itu, dan kebetulan cocok situasinya..
Kebetulan anak ini temen akrab adik ana bund.. Bagimana cara menegur anak ini dengan baik, agar dia tau kalau perbuatannya salah? Bagaimana caranya agar adik ana tidak terpengaruh juga?
Miris sebenarnya bund, anak seusia tersebut sudah harus melakukan cara yang salah untuk memenuhi kebutuhannya..
Anak ini orang tuanya bekerja dari subuh sampe sore.. Di rumah hanya di sediakan mie instan dan telur.. Karena masih kecil, si anak tidak bisa masak sendiri, sementara uang jajan hanya di berikan 2000 rupiah..
Mungkin itu alasannya untuk memberanikan diri bund..
🌷Jawab :
Innalilahi...
Untuk adiknya, harus dikasih tau mana yang benar mana yang salah. Kenapa seseorang itu tidak boleh mencuri dan lain-lain.
Beri pemahaman sesuai dengan usia anak. Kalau sudah paham, pelan-pelan ajak adiknya untuk sementara tidak main dulu dengan anak tersebut.
Kalau menasehati anak orang lain agak sulit. Karena interaksi kita tidak sering dan tidak intens.
Tapi waktu yang sedikit bisa dimanfaatkan untuk kasih nasehat walau tidak maksimal. Misal ajak main polisi dan pencuri. Atau kasih cerita-cerita tentang hukuman seorang pencuri.
💎 Ajak adik untuk sementara tidak main bun? Itu kira-kira seberapa lama ya bund?
Adik ana bun, setiap kali orang tua ana bilang kalau temannya mencuri, itu ekspresi muka nya berubah bun, entah kenapa..
Tapi kalau ana ingat-ingat lagi, kayaknya adik ana memang sudah mulai mengurangi main gitu bund, pernah malah pura-pura tidur.
🌷Alhamdulillah... berarti adiknya sudah mulai paham. Apalagi menghindarnya dengan kesadaran yah.
Kalau sudah seperti ini berarti adiknya sudah bisa memilah. Sudah boleh bermain lagi. Tapi harus tetap terus diingatkan. Jangan dilepas 100 %.
0⃣7⃣ Fauziah
Apa Orang tua yang suka memarahi anaknya diumur 3 tahun akan terpengaruh dengan psikologisnya?
Dan anak yang sering dimarahin jadi makin kasar (ringan tangan).
🌷Jawab :
Hiks... anak 3 tahun kenapa dimarahin ?
Anak-anak balita belum tau mana yang salah dan benar. Shalat aja belum wajib.
Sabarrrr yaahh... sabarrr sama anak mah.
Orang tua harus bisa mengontrol emosi. Tadi di materi sudah disinggung. Salah satu tips menjadi teladan adalah mampu mengontrol emosi.
Anak usia 0 - 5 tahun itu saatnya merekam apa yang dilihat dan didengar.
Ketika komunikasinya sudah lancar, maka apa yang dilihat dan didengar dahulu, akan diaplikasikan melalui perbuatan dan ucapannya.
Maka... orang tua harus berhati hati pada sikap dan omongan.
Anak - anak yang masa kecilnya "dididik" dengan amarah, ketika besar akan menjadi orang yang kasar dan emosional.
0⃣8⃣ Nene
1. Bagaimana menyikapi double standard saat kita masih tinggal seatap dengan mertua bunda? Beda konsep parenting antara orangtua dengan nenek-kakek soalnya.
2. Bagaimana bila figur yang lain dalam rumah tidak dapat menjadi teladan yang baik? Karena anak jadi mengikuti contoh yang tidak baik.
Jazakillah khayr
🌷Jawab :
1. Sebenarnya orang tua bisa diajak kerjasama. Dalam konsep Islam justru tinggal bersama orang tua sangat dianjurkan.
Kenapa ?
Karena anak kita melihat bagaimana kita memperlakukan orang tua kita. Sikap ini akan dilihat dan diingat oleh anak. Maka ketika anak besar dan kita sudah tua, anakpun akan memperlakukan kita persis seperti yang dilihatnya dulu.
Jadi, tinggal bersama nenek atau kakek sangat banyak manfaatnya. Tinggal kita diskusikan pola didik yang kita terapkan.
InsyaAllah hati orangtua tuh lapaaang banget sama anaknya. InsyaAllah orang tua bisa diajak bekerjasama.
2. Kalau di rumah tidak ada sama sekali figur yang patut diteladani, yah ini musibah. Naudzibillahminzalik. Jangan sampai terjadi dalam keluarga kita.
0⃣9⃣ Tutik
Bund, kalau mengatasi anak yang trauma bentakan ayahnya bagaimana ya, kasihan masih 3 tahun!!!
🌷Jawab :
Menurut teman-teman psikolog, trauma pada anak-anak lebih mudah ditanggulangi daripada trauma ketika dewasa.
1. Alihkan perhatian anak pada hal-hal yang menyenangkan. Misal, hobi main bola. Ajak anak sesering mungkin latihan bola.
2. Dialog orang tua. Buat perjanjian antar suami dan istri agar tidak ada bentakan dalam mendidik dan mengasuh anak.
3. Suami istri saling menasehati dan saling mengingatkan.
1⃣0⃣ Fitri
Bagaimana cara menghadapi anak yang sudah mulai remaja bunda..baru baligh...di bilangin baik-baik katanya cerewet..dimarahi ..katanya dia udah besar tidak boleh di marahi..
Kadang saya merasa geli sendiri mendengar alasannya.
🌷Jawab :
Ini usianya antara 10 - 12 tahun yah ?
Kita belajar dari cara Rasulullah saw mengajak Ibnu Abbas diskusi.
Rasulullah saw memberikan nasehat hadits dengan cara ;
1. Ibnu Abbas diajak jalan-jalan sambil mengenderai onta. Artinya, nasehatilah anak ketika anak merasa bahagia.
2. Rasulullah saw memberikan hadits yang "berat" untuk seorg anak usia 9 tahun. Yaitu "... ihfadzila yafazzka...." jagalah Allah maka Allah akan menjagamu. Dan hadits ini panjang. (Buka buka hadits arbain).
Artinya, walau usia masih anak-anak, kita bisa memberikan nasehat yang cukup berat dan panjang agar anak berpikir.
3. Rasulullah saw menyampaikan hadits di atas, tidak lama. Hanya sebentar. tidak sampai 1/2 jam.
Artinya, kita sebagai orang tua ketika menasehati anak harus tau waktu. Jangan terus-terusan atau sepanjang hari. Anak juga bosan. Apalagi kalau kesalahan anak selalu diulang. Bikin bete mereka
🔷🔷🔷🌟🌟🌟🔷🔷🔷
💘CLoSiNG STaTeMeNT💘
Menjadi orang tua adalah amanah dari Allah swt. Anak bukan milik kita. Anak murni titipan Allah swt. Anak tidak pernah minta dilahirkan. Tapi kitalah yang selalu meminta kehadiran anak.
Maka ketika Allah swt mengabulkan dengan memberikan amanah, maka wajib bagi orangtua menjaga amanah sebaik-baiknya.
Didiklah anak sesuai alquran dan sunnah.
Sayangilah anak seperti yang dicontohkan Rasulullah saw kepada anak-anaknya. Seperti yang dilakukan para nabi.
Dan... menjadi orangtua artinya menjadi pribadi pembelajar. Yang terus menerus belajar sampai akhir hayat. Karena anak akan berubah sesuai dengan jamannya. Jika orang tua malas belajar, maka orang tua tidak akan didengar dan tidak bisa menjadi teladan.
Semoga kita semua bisa menjadi orangtua yang taat pada Allah swt, sabar, ikhlas & istiqomah.
Wallahualambishawab...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar