Minggu, 26 November 2017
Kemana Engkau Mencari Perlindungan?
OLeh : Irnawati Syamsuir Koto
بِسْـــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabaraktuh
Segala puji bagi Allah Dzat yang telah menciptakan kematian dan kehidupan dalam rangka menguji manusia siapakah di antara mereka yang terbaik amalnya. Dzat yang telah mengutus Rasul-Nya dengan hidayah dan agama yang benar untuk dimenangkan di atas seluruh agama yang ada. Sholawat beriring salam semoga senantiasa terlimpah kepada Nabi pembawa rahmah beserta keluarga dan sahabat juga seluruh pengikut mereka yang setia hingga tegaknya kiamat di alam semesta. Amma ba’du.
Saudara/i ku. Semoga Allah melimpahkan taufik untuk menggapai cinta dan ridho-Nya kita semua. Perjalanan kehidupan terkadang membawamu terperosok dan jatuh dalam berbagai kesulitan. Kesulitan-kesulitan itu terasa berat bagimu. Dadamu seolah-olah menjadi sesak. Bumi yang begitu luas terhampar seolah-olah menjadi sempit bagimu. Apakah keadaan ini akan membawamu berputus asa wahai saudaraku.
Sebagai hamba Allâh Ta’ala, semua manusia dalam kehidupan di dunia ini tidak akan luput dari berbagai macam cobaan, baik berupa kesusahan maupun kesenangan. Hal itu merupakan sunnatullâh yang berlaku bagi setiap insan, yang beriman maupun kafir Allâh Ta’ala berfirman: Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan (QS. al-Anbiyâ’: 35)
Seorang Mukmin dengan ketakwaannya kepada Allâh Ta’ala, memiliki kebahagiaan yang hakiki dalam hatinya, sehingga masalah apapun yang dihadapinya di dunia ini tidak akan membuatnya mengeluh atau stres, apalagi berputus asa. Hal ini disebabkan keimanannya yang kuat kepada Allâh Ta’ala membuat dia yakin bahwa apapun ketetapan yang Allâh Ta’ala berlakukan untuk dirinya maka itulah yang terbaik baginya. Dengan keyakinannya ini pula Allâh Ta’ala akan memberikan balasan kebaikan baginya berupa ketenangan dan ketabahan dalam jiwanya.
Inilah yang dinyatakan oleh Allâh Ta’ala dalam firman-Nya:
Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali denga izin Allâh; barang siapa yang beriman kepada Allâh, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allâh Maha Mengetahui segala sesuatu (QS. At.Taghâbun: 11)
Meskipun Allâh Ta’ala dengan hikmah-Nya yang Maha Sempurna telah menetapkan bahwa musibah itu akan menimpa semua manusia, baik orang yang beriman maupun orang kafir, akan tetapi orang yang beriman memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang kafir, yaitu ketabahan dan pengharapan pahala dari Allâh Ta’ala dalam menghadapi musibah tersebut. Dan tentu saja semua ini akan semakin meringankan beratnya musibah tersebut bagi seorang Mukmin.
Adapun orang-orang kafir, mereka tidak memiliki sikap ridha dan tidak pula ihtisâb. Kalaupun mereka bersabar (menahan diri), maka(tidak lebih) seperti kesabaran hewan-hewan (ketika mengalami kesusahan).
Jadi, orang-orang Mukmin maupun kafir sama-sama menderita kesakitan, akan tetapi orang-orang Mukmin teristimewakan dengan pengharapan pahala dan kedekatan dengan Allâh Ta’ala.
🌿🌷🌿
Ujian adalah sunnah kauniyah (ketetapan Allâh Azza wa Jalla yang pasti terjadi) bagi setiap Muslim. Seorang Muslim tidak mungkin mengelak dari ujian tersebut.
Kekokohan Iman Dan Kadar Ujian Selalu Berbanding Lurus Semakin kuat iman seseorang, maka ujian yang akan diberikan oleh Allâh akan semakin besar.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya oleh Sa’d bin Abî Waqqâsh Radhiyallahu anhu:
“Ya Rasûlullâh! Siapakah yang paling berat ujiannya?”
Beliau menjawab, “Para Nabi kemudian orang-orang yang semisalnya, kemudian orang yang semisalnya. Seseorang akan diuji sesuai kadar (kekuatan) agamanya. Jika agamanya kuat, maka ujiannya akan bertambah berat. Jika agamanya lemah maka akan diuji sesuai kadar kekuatan agamanya".
Mengapa Allâh Azza wa Jalla Mengabarkan Bahwa Ujian Ini Pasti Akan Terjadi?
Ada beberapa faedah yang bisa dipetik dari berita tentang kepastian ujian pada kita, di antaranya:
1. Kita akan mengetahui bahwa ujian tersebut mengandung hikmah Allâh Azza wa Jalla. Yakni, dapat dibedakan siapa Muslim yang imannya benar dengan yang tidak.
2. Kita akan mengetahui bahwa Allâhlah yang menakdirkan semua ini.
3. Kita bisa bersiap-siap untuk menghadapi ujian itu dan akan bisa bersabar serta akan merasa lebih ringan dalam menghadapinya.
Menghadapi semua ujian harus dengan kesabaran dan ketakwaan. Hukum bersabar dan bertakwa dalam menghadapi ujian bukan sunat, tetapi sesuatu yang wajib dikerjakan oleh seluruh orang Muslim.
Lantas bagaimana kita menyikapi semua ujian itu ?
🌿🌷🌿
"Hasbunallah wani'mal wakiil" (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah sebaik-baik Sandaran), suatu kalimat yang agung, mengandung makna-makna yang tinggi, indah kandungannya, memberi pengaruh yang kuat.
Al-Hasiib adalah Dzat Yang menghitung nafas-nafasmu, yang dengan karuniaNya Ia menjauhkan keburukan darimu, Yang diharapkan kebaikannya, dan cukup dengan karuniaNya, dengan anugerahNya Ia menghilangkan keburukan.
Al-Hasiib adalah Dzat yang jika engkau mengangkat hajatmu kepadaNya maka Iapun memenuhinya, jika ia menghukum dengan suatu keputusan maka ia menetapkannya dan menjalankannya.
Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat perhitungan (QS Al-Ahzaab : 36)
Maknanya adalah yang mengetahui bagian-bagian dan ukuran-ukuran yang para hamba mengetahuinya semisal ukuran-ukuran tersebut dengan cara menghitung, adapun Allah mengetahuinya tanpa menghitung.
Dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (QS. At-Tholaq : 3)
Yaitu Allah akan mencukupkan urusan agama dan dunianya, Yang menghilangkan kesedihan dan kegelisahannya,dan seluruh kecukupan diperoleh maka tidaklah diperoleh kecuali dengan Allah, atau dengan sebagian makhlukNya, dan seluruh kecukupan yang diperoleh dengan (sebab) makhlukNya maka sesungguhnya diperoleh denganNya.
"Dan Allah adalah Sebaik-baik Sandaran". (QS Ali 'Imron : 163)
Yaitu, sebaik-baik tempat bersandar kepadanya dalam memperoleh kenikmatan dan untuk menolak kemudhorotan dan bencana.
Al-Wakiil adalah Yang mengurus seluruh alam, dalam penciptaan, pengaturan, pemberian petunjuk dan taqdirnya.
Al-Wakiil adalah yang dengan kebaikanNya mengatur segela urusan hambaNya, maka Ia tidak akan meninggalkan hambaNya, tidak membiarkannya, tidak menyerahkan hambaNya kepada yang lain, dan diantaranya adalah sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
"Ya Robku, hanya kepada rahmatMu-lah ku berharap, maka janganlah Engkau serahkan diriku kepada diriku meski hanya sekejap mata,
"Yaitu janganlah Engkau serahkan aku kepada diriku dan memalingkan aku kepada diriku, karena barang siapa yang bertawakkal kepada dirinya maka ia telah binasa.
🌿🌷🌿
"Hasbunallah wani'mal wakiil" (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah sebaik-baik Sandaran) yaitu Allah cukup bagi orang yang bertawakkal kepadaNya, yang berlindung kepadaNya, Dialah yang menghilangkan ketakutan dari seorang yang sedang takut, Dia melindungi orang yang meminta perlindungan, Dialah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Barangsiapa yang berloyal kepadaNya, meminta pertolonganNya, bertawakal kepadaNya, serta menyerahkan segala urusannya kepadaNya, maka Allah akan melindunginya dengan penjagaanNya dan naunganNya. Barangsiapa yang takut kepadaNya dan bertakwal kepadaNya maka Allah akan menjadikannya aman dari segala yang ia takutkan dan kawatirkan. Serta Allah akan mendatangkan baginya seluruh kemanfaatan yang ia butuhkan.
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (QS. At-Tholaq : 2-3)
Maka janganlah merasa lambat akan datangnya pertolongan Allah, rizkiNya dan kesembuhan dariNya, karena Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya.
Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. At-Tholaq : 3), tidak akan dipercepat dan tidak pula terlambat.
Allah berfirman :
Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu. (QS. Al-Anfaal : 64)
Yaitu Allah akan melindungimu dan melindungi para pengikutmu.
Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. (QS. Az-Zumar : 36)
Dan rahasia datangnya perlindungan Allah adalah mewujudkan peribadatan, maka semakin bertambah penghambaan (peribadatan) seorang hamba kepada Allah maka semakin bertambah pula perlindungan Allah Azza wa Jalla. Maka tambahlah penghambaanmu niscaya Allah Azza wa Jalla menambah penjagaan dan perlindunganNya bagimu.
🌿🌷🌿
"Hasbullah wa ni'mal wakiil" adalah tempat perlindungan seorang hamba tatkala dalam kondisi krisis yang parah, dalam kondisi yang sangat genting. Perkataan ini lebih kuat daripada kekuatan materi dan sebab-sebab duniawi. Perkataan ini adalah tempat bertumpu seorang muslim tatkala hartanya direbut, tatkala ia tak mampu untuk meraih haknya, tatkala sedikit pendukungnya, perkataan ini adalah penghiburnya tatkala musibah menerpa, bentengnya tatkala genting, yaitu tatkala ia mengucapkan perkataan ini dengan keyakinan yang kuat, karena ia meyakini bahwasanya "Laa haula wa laa quwwat illa billah" (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah).
Maka jika seorang hamba ditimpa kesulitan, diliputi oleh musibah lalu ia berkata "Hasbiyallahu wa ni'mal wakiil" (cukuplah Allah penolongku dan sebaik-baik sandaran) maka hatinya akan terkosongkan dari segala sesuatu kecuali Allah semata. Maka hal ini akan menjadikan seorang yang tertimpa musibah dan ujian akan merasa dalam relung hatinya adanya keyakinan bahwasanya segala perkara di tangan Allah.
(Maha suci Allah pemilik segala kekuasaan, maha suci Allah pemilik kesombongan, maha suci Allah yang Maha hidup dan tidak akan mati). Maka akan ringan baginya kesedihan bagaimanapun beratnya, akan ringan penderitaan bagaimanapun puncaknya, karenanya penyeru dari keluarga Fir'aun berkata :
Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya". (QS. Al-Mukmin : 44)
Nabi Ya'qub 'alaihis salaam berkata :
"Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku" (QS. Yusuf : 86)
"Hasbunallahu wani'mal wakiil" adalah doa permintaan, obat bagi segala yang menggelisahkan seorang muslim baik perkara dunia maupun akhirat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Barangsiapa yang setiap hari tatkala pagi dan petang mengucapkan "Hasbiyallahu laa ilaaha illah Huwa 'alaihi tawkkaltuwa huwa Robbul 'Arsyil 'Adhiim" (artinya : Cukuplah Allah bagiku tiada sesembahan kecuali Dia, kepadaNya-lah aku bertawakkal, dan Dia adalah Penguasa 'Arsy yang agung)_ sebanyak 7 kali, maka Allah akan memenuhi apa yang menggelisahkannya dari perkara dunia dan akhirat"
🌿🌷🌿
"Hasbiyallahu wa ni'mal wakiil" diucapkan oleh Ibrahim 'alaihis salaam tatkala dilemparkan di api, maka jadilah api tersebut dingin dan membawa keselamatan. Diucapkan pula oleh Rasul kita yang mulia shallallahu 'alaihi wasallam tatkala mereka berkata kepadanya :
"Sesungguhnya orang-orang (yaitu kafir Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka" (QS. Ali Imron : 173)
Justru semakin menambah keimanan mereka (Nabi dan para sahabat),
Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah dan Allah mempunyai karunia yang besar". (QS. Ali Imron : 174)
Tatkala mereka menyerahkan urusan mereka kepada Allah dan menyandarkan hati mereka kepadaNya, maka Allah memberikan kepada mereka balasan berupa empat perkara,
(1) kenikmatan,
(2)karunia,
(3) dihindarkan dari keburukan,
(4) dan mengikuti keridhoan Allah,
Maka mereka ridho kepada Allah dan Allahpun ridho kepada mereka.
Yang dimaksud dengan menyerahkan urusan kepada Allah subhanahu yaitu setelah berusaha dan berikhtiyar, maka tidaklah mereka mencari kesembuhan kecuali dariNya, tidaklah mereka mencari kecukupan kecuali dariNya, tidaklah mereka kemuliaan kecuali darinya, maka seluruh perkara bergantung kepada Allah, mengharap dariNya.
Dan inilah doa yang dengan doa tersebut Allah menjaga kehormatanAisyah –semoga Allah meridoinya-, tatkala ia naik tunggangannya ia berkata, "Hasbiyallahu wa ni'mal wakiil" (cukuplah Allah bagiku dan sebaik-baik Sandaran).
Lalu turulah ayat-ayat yang menjelaskan sucinya Aisyah dari tuduhan keji.
"Hasbunallahu wani'mal wakiil" adalah doanya orang-orang yang kuat, dan bukan doanya orang-orang yang lemah, doanya orang-orang yang kuat hati mereka, tidak terpengaruh oleh dugaan-dugaan, tidak diganggu oleh kejadian-kejadian, tidak terkontaminasi oleh kelemahan dan ketakutan, karena mereka mengetahui bahwasanya Allah telah menjamin orang yang bertawakal kepadanya dengan jaminan penjagaan yang sempurna. Maka ia yakin kepada Allah, tenang percaya dengan janji Allah, maka sirnalah kesedihannya, hilanglah kegelisahannya, kesulitan pun berganti menjadi kemudahan, kesedihan menjadi kegembiraan dan ketakutan menjadi ketenteraman.
🌿🌷🌿
"Hasbunallahu wani'mal wakiil" adalah senjata seorang dai yang menyeru kepada jalan Allah. Seorang mukmin yang benar tegar tidak tergoyahkan oleh goncangan-goncangan, ia tetap melangkah,memurnikan tawakalnya, dan baginya ganjaran yang besar.
Allah berfirman :
Jika mereka berpaling (dari keimanan), Maka Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung". (QS At-Taubah : 129)
Mereka yang menyampaikan agama Allah, mereka mengetahui bahwasanya Allah adalah penolong mereka, maka merekapun takut kepada Allah dan tidak peduli dengan orang-orang yang menghalangi, mereka yakin bahwasanya mereka di atas kebenaran, bahwasanya agama mereka benar, mereka menempuh jalannya para nabi dengan penuh kelembutan dan hikmah.
"Hasbunallah wani'mal wakiil" adalah doa ridho terhadap taqdir Allah. Allah berfirman :
Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi) zakat; jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah. Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan RasulNya kepada mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi Kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah," (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka). (QS. At-Taubah : 58-59)
Seandainya seorang muslim menerima keputusan Allah, ridho dengan hikmahNya maka lebih baik dan agung baginya. Ini merupakan adab jiwa, adab lisan, dan adab iman. Ridho dengan pembagian Allah, ridho dengan sikap pasrah dan menerima, bukan ridho terpaksa. Maka cukupkanlah diri dengan Allah, niscaya Allah akan mencukupkan untuk hambaNya. Dan mencukupkan diri dengan Allah merupakan sikap seorang muslim tatkala miskin dan tatkala memberi, tatkala menolak dan tatkala mengambil, dalam kondisi senang dan susah.
🌿🌷🌿
"Hasbiyallahu wa ni'mal wakiil", merupakan washiat Nabi kita yang mulia shallallahu 'alaihi wasallam kepada umatnya tatkala dalam kondisi berat, beliau bersabda :
"Bagaimana aku tenteram sementara malaikat Israfil telah menempel pada sangkakala dan menanti izin kapan ia diperintahkan untuk meniup, maka diapun meniup".
Maka hal ini memberatkan para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka Nabi berkata kepada mereka :
"Ucapkanlah :"Hasbunallahu wani'mal wakiil, 'alallahi tawakalnaa" (cukuplah Allah bagi kami dan Dia sebaik-baik bersandar, hanya kepadaNyalahkami menyerahkan urusan kami)
Barangsiapa yang Allah cukup baginya maka pikirannya tidak tersibukan dengan makar (rencana jahat) yang disiapkan oleh para pemakar, tidak menggelisahkannya perkumpulan orang-orang yang selalu menanti-nanti keburukan menimpa kaum muslimin, tidak juga rencana jahat ahli kufur dan orang sesat dan penipu atau orang yang menampakkan perkara yang bertentangan dengan batinnya. Karenanya Allah menenangkan NabiNya dan menurunkan firmanNya kepada Nabi :
Dan jika mereka bermaksud menipumu, maka Sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). (QS Al-Anfaal : 62)
Yazid bin Hakiim pernah berkata :
"Tidaklah aku takut kepada seorangpun sebagaimana ketakutanku kepada seseorang yang aku menzoliminya, dan aku tahu bahwasanya tidak ada penolong baginya kecuali Allah. Ia berkata, "Hasbiyallahu" (cukuplah Allah penolongku), ia berkata : "Antara aku dan engkau ada Allah"
"Hasbiyallahu wa ni'mal wakiil" membuahkan kepercayaan kepada Allah subhaanahu, dan bersandar kepadaNya, merasa Allah selalu bersamanya dalam setiap waktu dan setiap kondisi.
🌿🌷🌿
Jika seorang hamba telah mengetahui bahwasanya Allah yang mencukupkan rizkinya, mata pencahariannya, penjagaan dan perhatian, pertolongan dan kejayaan, maka ia hanya akan mencukupkan dengan pertolongan Allah dari pertolongan selainNya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Barangsiapa yang mencari kecukupan (dari Allah) maka Allah mencukupkannya"
"Hasbiyallahu wani'mal wakiil" membuahkan penyerahan seorang hamba dirinya kepada Allah, berbaik sangka kepadaNya subhaanahu, karena Allah tersifatkan dengan kekuatan yang sempurna, ilmu dan hikmah yang sempurna, dan Allah tidaklah mentakdirkan bagi hamba kecuali yang membawa kemaslahatan bagi sang hamba baik di dunia maupun akhirat. Allah berfirman :
Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. An-Nisaa' : 32)
Juga membuahkan pemantapan tauhid dan tawakkal kepada Pencipta. Allah berfirman : Maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. (QS. Huud : 1230)
Allah berfiman : (Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Maka ambillah Dia sebagai Pelindung. (QS. Al-Muzammil : 9)
Allah juga berfirman : "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku," (QS. Al-Isroo' : 2)
Saudara/i ku, sifat paling mulia dari seorang mukmin ialah menyerahkan semua perkara kepada Allah, berkhusnudzon (berbaik sangka) kepada Allah, percaya kepada seluruh janji-janjiNya, dan menunggu dengan sabar akan pertolongan dari Allah. Seorang hamba akan bisa tenang jika ia percaya jika seluruh apa yang akan terjadi pada dirinya adalah baik untuknya, dan yakin akan datangnya pertolongan dari Allah akan datang padanya. Seperti yang telah di contohkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad ketika menghadapi ancaman dan cobaan.
Manusia tidak akan pernah mampu melawan setiap bencana, menaklukkan setiap derita, dan mencegah setiap malapetaka dengan kekuatannya sendiri. Sebab manusia adalah makhluk yang sangat lemah. Mereka akan mampu menghadapi semua itu dengan baik hanya bila bertawakal kepada Rabbnya, percaya sepenuhnya kepada Pelindungnya, dan menyerahkan semua perkara kepada Nya.
Marilah kita jadikan setiap langkah-langkah hidup kita “hasbunallah wa ni’mal wakil” menjadi semboyan. Ketika kita menghadapi segala cobaan dari Allah, ketika kita cemas akan perlakuan orang zhalim, atau ketika kita khawatir akan bencana yang akan menimpa kita, ucapkanlah dengan penuh harap “hasbunallah wa ni’mal wakil”.
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0⃣1⃣ Neni Widjayanti
Ada titipan pertanyaan uni..
Ada seorang akhwat single, yang qadarullaah rencana pernikahannya sudah 3 kali berturut-turut gagal.
Rencana pertama dan kedua si akhwat ini masih bersabar dan menerima yang apa yang sudah terjadi, tapi pada rencana ketiga yang gagal lagi, akhwat ini berpikir bahwa apakah ada yang salah dengan ikhtiar dan doanya selama ini?
Apakah Allah tak memperhatikan pintanya?
Kenapa sudah 3 kali rencana menikah dan gagal?
Apa yang harus dilakukan?
Dan akhwat ini akhirnya agak trauma dengan yang namanya pernikahan.
Mohon pencerahan yang menenangkan hati dari uni.
Syukran....
🌷Jawab :
Kegagalan dalam berusaha, 3 kali gagal nikah, lantas berputus asa dan menghadirkan trauma. Sebagai seorang muslim , sudah selayaknya menghapus kata Trauma dan putus asa dalam kamus hidupnya. Ketentuan Allaah Azza Wajalla terhadap hambaNya adalah keputusan yang terbaik, yang mungkin kita belum mampu menerjemahkan kebaikkan itu dengan keawaman kita dihadapan Allaah Azza Wajalla.
Setiap ujian yang disambut dengan Kesabaran dan ketaqwaan akan membawa kita untuk menikmati setiap ujian tersebut dan semakin mendekatkan kita kepada Allaah.
Jika kita bermuhasabah terhadap cara kita berdo’a dan berikhtiar itu sangat bagus sekali, asal jangan kita malah menuduh Allaah tidak mengabulkan doa doa sementara semua telah kita lakukan, karena tak ada doa yang tak dikabulkan, namun kapan itu dikabulkan, sekali lagi itu haknya Allaah, bukan haknya kita. Allaah yang Maha Tahu kapan itu menjadi saat yang tepat untuk dikabulkan.
Namun dibalik itu, usaha dan do’a tetap dilakukan, meminta kepada Ilahi Rabby hal yang terbaik sembari kita terus memantas kan diri.
Dan tak ada salahnya jika ditempuh ikhtiar ruqyah dan memperbanyak istighfar serta sedekah, mudah"an Allaah segerakan jodoh nya melalui hal hal tersebut.
Wallahu a’lam
0⃣2⃣ Oktriani
Assalamualaikum wr. wb
Izin bertanya, Apakah perbedaan takdir dengan ujian?
Syukron
🌷Jawab :
Beda Takdir dan Ujian :
Bedanya sepertinya sangat tipis, karena kedua duanya sama-sama berlaku kepada kita sebagai Manusia. Hanya saja takdir itu ada dua macam, takdir yang mutlak harus kita terima, dan kedua takdir yang mampu kita rubah dengan syari’at yaitu dengan usaha dan doa.
Sementara ujian adalah sunnatullah yang harus kita lewati yang didatangkan Allah kepada kita, untuk menentukan dimana posisi kita kelak di hadapan Allaah.
Orang-orang yang sabar dan bertaqwa maka posisinya adalah posisi yang terbaik disisi Allah, sementara yang tidak , maka sebaliknya.
Wallahu a’lam
🌿 Afwan takdir mutlak seperti apa dan takdir yang bisa kita rubah itu seperti apa?
🌷 1. Takdir Mua’llaq
Takdir Mua’llaq adalah takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia.
Misalnya, seorang siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan, Ia menjadi insinyur pertanian.
Dalam hal ini Allah swt berfirman : “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan dibelakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (Q.S. Ar-Ra’ad/13:11)
2. Takdir MubramTakdir
Mubram adalah takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat ditawar-tawar lagi oleh manusia.
Misalnya, ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit, mata belok, dilahirkan dalam jenis kelamin pria atau wanita, atau dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapaknya berkulit putih, dan sebagainya.
Wallahu a'lam
0⃣3⃣ Han
Bagaimana mengatasi kedengkian dan bagaimana cara berlindung darinya secara syar’i?
🌷Jawab :
Iri hati dan dengki adalah beberapa ruang yang menjadi pintu bagi syaitan untuk memasuki hati manusia. Bila tidak dilandaskan iman, seorang yang berangan-angan cenderung akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan apa yang dicitanya. Sifat ini berasal dari kecintaan terhadap hal-hal yang bersifat material, kehormatan, dan pujian. Manusia tidak akan tenang bila dalam hatinya ada sifat ini.
Manusia juga tak akan pernah berasa bersyukur, karena selalu merasa kurang. Dia selalu memandang ke atas, dan seolah tidak rela melihat orang lain memiliki kelebihan melebihi dirinya.
Maka hapuskanlah terlebih dahulu sikap cintai dunia, sehingga dengki menghilang.
Cara terbaik lainnya adalah :
Mohon perlindungan kepada Allaah,
Bersabar,
Bertawaqal,
Menerima ketetapan Allaah,
Memperbanyak Amal Sholeh
Memperbanyak Ilmu Agama.
Wallahu a'lam
0⃣4⃣ Ayu Khoirisa E.
Bagaimana sikap saat menghadapi sebuah fitnah?
🌷Jawab :
Dimusuhi, dibenci, dicaci, difitnah atau diperangi. Tak ada manusia yang suka dengan suasana-suasana hidup seperti itu. Karenanya, diantara perjalanan hidup yang paling buruk adalah saat kita melewati proses hidup yang melahirkan musuh, mendatangkan kebencian, mengundang caci maki, atau mengobarkan perang. Masalahnya, perjalanan hidup ini mengajarkan, bahwa dimusuhi, dibenci, dicaci, dan segala bentuknya juga mempunyai hikmah.
Hikmah itulah yang kemudian mempunyai korelasi dengan firman Allah SWT. kepada Rasulullah SAW. yang artinya, “Maka, orang yang semula terdapat permusuhan antara dirimu dan dia, sepertinya terjadi hubungan yang sangat dekat.. “ (faidzalladzii bainaka wa bainahu adawatun kaannahu waliyyun hamiim)
Berlindunglah Kepada Allah Ta'ala dari fitnah, karena Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sering sekali berdoa meminta perlindungan dari Allah agar tidak terkena fitnah.
Jika kita telah yakin berada di jalan yang benar, kita tidak perlu khawatir dan takut dengan permusuhan atau kebencian yang muncul. Kita harus bisa menerima perbedaan, perselisihan, bahkan mungkin kebencian dan fitnah sebagai bagian dari alur hidup ini. Inimemang jalan hidup yang telah menjadi sunnatullah.
Andai hidup ini mungkin berjalan tanpa ketidaksepakatan, tanpa perbedaan, tanpa permusuhan, tanpa perselisihan, tentu manusia yang tidak dibenci, yang tidak dimusuhi, yang tidak diperangi, adalah manusia mulia, utusan Allah, Rasulullah Muhammad SAW. Ketinggian akhlaknya bahkan disebutkan oleh Al Qur`an, “Sungguh engkau berada di atas akhlak yang mulia… “
Tapi toh kemunafikan tetap saja ada di antara para sahabatnya. Bahkan penolakan, kebencian, fitnah, upaya pembunuhan, penghinaan juga muncul dari orang yang pernah bertemu dengannya. Itulah karena pertentangan antara kebenaran dan kebthilan itu memang seusia dengan umur manusia ada. Itulah juga karena ada yang dinamakan hizbullah (pasukan Allah) dan hizbusyaithan (pasukan syaithan), ada auliya-urrahman (para pembela Ar Rahman) dan aulia-u syaithan (para pembela syaithan).
JIka Kita difitnah maka :
1. Maka hendaklah hadapi dengan sikap hati-hati, tidak gegabah dan penuh kesabaran.
2. Tidak menghukumi sesuatu kecuali sesudah mengetahui kejadian sebenarnya.
3. Hendaklah selalu memegang sikap adil.
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSiNG STaTeMeNT💎
Sahabat-sahabatku tercinta...
Tak Ada Tempat Berlindung Kecuali Hanya Kepada Allaah. KepadaNyalah Hidup kita serahkan, kepadaNyalah Jiwa kita tundukkan.
Orang yang sering lupa bahwa ada Allah SWT. sebagai penolong dan pelindung akan selalu diliputi rasa takut. Oleh karena itu kita harus mengingat-Nya terus agar hati kita tenang. Tidak ada suatu pekerjaan yang bisa membuat hati kita tenang selain kita mengingat-Nya.
Mengapa harus cemas, mengapa harus takut, mengapa harus khawatir?
Bukankah ada Allah SWT yang menjadi penolong dan pelindung kita? “hasbunallah wa ni’mal wakiil”
Demikian saja dari saya malam ini, mohon maaf jika ada salah salah kata dan sikap selama kajian. Keberan datang dari Allaah dan kekeliruan datang dari saya. Ambillah kebenaran tersebut dan buang kekhilafan yang ada.
Wassalamu'alaikum.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar