OLeh : Bunda Heradini Faizah
بسم الله الرحمن الرحيم
السلا م عليكو م و ر حمت الله و بر كا ته
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْه
ِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَهَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat, nikmat dan karuniaNya sehingga kita bisa bertemu kembali.. berkumpul bersilaturahmi di majelis ilmu yang in sya ALLAH diberkahi dalam ikhtiar keilmuan kita yang terbatas untuk lebih baik lagi dalam bertaqarrub kepada ALLAH , meluruskan niat, menguatkan Azzam berdakwah dalam komunitas ini, memaksimalkan potensi dakwah, menjalankan tugas kita sebagai khalifah didunia yang fana ini.
Shalawat dan salam kita haturkan pada baginda Nabi besar Muhammad SAW, manusia berahklak paling mulia, uswatun hasanah kita, dan inspirasi hidup kita sebagai seorang muslim. Semoga sosok beliau bisa terus memotivasi kita untuk terus menjadi pribadi yang selalu berjuang menjadi lebih baik.. Aamiin yaa robbal'alamiin,,,
Akhwati fillah rokhimakumulloh....
Alhamdulillah kita bisa kembali bersua di majlis ini.
Malam ini saya akan membawakan materi
" Anak, Antara Perhiasan Dan Ujian "
🔷ANAK SEBAGAI FITNAH DUNIA
Anak, selain sebagai perhiasan dan penyejuk mata, juga bisa menjadi fitnah (ujian dan cobaan) bagi orang tuanya. Ia merupakan amanah yang akan menguji setiap orang tua. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلاَدِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِن تَعْفُوا وَتُصْفِحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللهَ غَفُورُُ رَّحِيمٌ {14} إِنَّمَآ أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلاَدُكُمْ فِتْنَةُُ وَاللهُ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمُُ
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya diantara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar." [At Taghabun:14,15].
Firman Allah di atas dengan sangat tegas menandaskan, anak bisa menjadi fitnah dunia bagi kita. Ibarat permata zamrud yang wajib kita pelihara. Maka berhati-hatilah, janganlah kita terlena dan tertipu sehingga kita melanggar perintah Allah Azza wa Jalla dan menodai laranganNya. Jangan sampai anak kita menjadi penyebab turunnya murka dan bencana Allah Azza wa Jalla pada diri kita. Allah Azza wa Jalla befirman,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتَخُونُوا اللهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ , وَاعْلَمُوا أَنَّمَآ أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلاَدُكُمْ فِتْنَةُُ وَأَنَّ اللهَ عِندَهُ أَجْرُُ عَظِيمُُ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan RasulNya, dan juga janganlah kalian mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu padahal kamu mengetahui. Dan Ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan, dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar." [Al Anfal:27, 28].
Berkenaan dengan firman Allah Azza wa Jalla di atas, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah berkata ”Allah Ta’ala memerintahkan para hambaNya yang beriman, agar mereka menunaikan amanah yang diembankan kepada mereka, baik berupa perintah-perintahNya maupun larangan-laranganNya. Sesungguhnya amanah adalah hal yang pernah Allah tawarkan kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu, dan mereka khawatir akan mengkhianatinya. Kemudian dipikullah amanat tersebut oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim dan amat bodoh. Maka barangsiapa yang menunaikan amanah tersebut, ia berhak meraih pahala dan ganjaran dari Allah. Adapun orang yang menyia-nyiakan amanah tersebut, ia berhak mendapat siksa yang pedih, dan ia menjadi orang yang berkhianat terhadap Allah dan RasulNya serta amanahNya. Dia telah menurunkan derajat dirinya sendiri dengan sifat tercela, yakni khianat. Dan telah telah melenyapkan dari dirinya kesempurnaan sifat, yaitu sifat amanah.” [3]
Dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
يَآأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لاَيَجْزِي وَالِدٌ عَن وَلَدِهِ وَلاَمَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَن وَالِدِهِ شَيْئًا إِنَّ وَعْدَ اللهِ حَقٌّ فَلاَ تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلاَيَغُرَّنَّكُم بِاللهِ الْغَرُورُ
"Hai manusia, bertawaqalah kepada Rabb-mu, dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaithan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah." [Luqman:33].
Dalam realita, mungkin kerap kita saksikan, para orang tua bekerja membanting tulang tak kenal lelah demi sang anak. Mencurahkan segenap upayanya, semata demi kebahagiaan anak. Dari sini dapat kita fahami, betapa anak mampu menggelincirkan orang tua dari jalan kebenaran, melalaikan mereka dari akhirat, jika mereka tidak mendasari segala upaya tersebut untuk meraih ridha Allah.
Sebagian orang mungkin berasumsi, orang tua yang beruntung adalah yang berhasil menyekolahkan anaknya sampai meraih gelar doktor, insinyur dan seabrek titel dan gelar lainnya. Mungkin asumsi ini benar, jika ditilik dari satu sisi saja. Namun ada satu hal penting yang harus diperhatikan oleh orang tua, bahwa keberhasilan mendidik anak serta kebahagiaan hidup tidak hanya terletak pada gelar sarjana dan segala fasilitas dunia lainnya. Anak juga membutuhkan pendidikan rohani dan bimbingan religi, agar mereka kelak tumbuh menjadi pribadi yang seimbang, mengerti tugasnya sebagai hamba Allah Azza wa Jalla, juga memahami kedudukannya sebagai anak dan fungsinya sebagai bagian dari umat. Alangkah baiknya jika kita memiliki anak bergelar doktor sekaligus muwahhid. Betapa bahagianya orang tua yang memiliki anak bergelar arsitek yang mu’min dan shalih. Sehingga ilmu mereka bisa bermanfaat untuk kemashlahatan umat.
Oleh karena itu, setiap orang tua wajib mengetahui perkara-perkara yang telah Allah wajibkan kepada mereka berkaitan dengan anak-anak. Sehingga dapat menjaga amanah yang berharga ini.
Diantara yang bisa menebus dosa akibat fitnah yang ditimbulkan dari anak adalah puasa, shalat dan amar ma’ruf nahi munkar. Hal itu berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim serta Tirmidzi dari Hudzaifah dalam hadits yang panjang, beliau berkata, ”Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أهْلِهِ وَمَالِهِ وَ وَلَدِهِ وَنَفْسِهِ وِجَارِهِ يُكَفَّرُهَا: الصِّيَامُ وَالصَّلاَةُ وَالصَّدَقَةُ وَاْلأمْرُ بِالْمَعْرُوْفِ وَالنَّهْيُ عَنِ الْمُنْكَرِ.
"Fitnah seseorang dari keluarganya, hartanya, anaknya, dirinya dan tetangganya ditebus dengan puasa, shalat, sedekah, dan amar ma’ruf nahi munkar." [Muttafaqun’alaih]
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan karunia anak yang shalih, yang membantu dalam ketaatan dan menjadi pengingat dari kelalaian, serta memberi nasihat ketika lupa dan luput dari ajaran Islam.
🌸🌷🌸
🔷ANAK SEBAGAI PERHIASAN DUNIA
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan segala sesuatu yang ada di permukaan bumi sebagai perhiasan bagi kehidupan dunia, termasuk di dalamnya adalah harta dan anak-anak. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَاْلأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَئَابِ
"Dijadikan indah pada pandangan (manusia) kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (surga)." [Ali Imran:14].
Anak merupakan karunia dan hibah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai penyejuk pandangan mata, kebanggaan orang tua dan sekaligus perhiasan dunia, serta belahan jiwa yang berjalan di muka bumi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلاً
"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shalah adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik menjadi harapan." [Al Kahfi:46].
Dan diantara bentuk perhiasan dunia adalah bangga dengan banyaknya anak, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبُُ وَلَهْوُُ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرُُ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرُُ فِي اْلأَمْوَالِ وَاْلأَوْلاَدِ
"Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah diantara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak." [Al Hadid:20].
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
تَزَوَّجُوْا الْوَلُوْدَ الْوَدُوْدَ فَإنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ
"Nikahilah wanita yang banyak anak (subur) dan penyayang. Karena aku bangga dengan jumlah kalian yang banyak." [HR Nasa’i].
النِّكَاحُ مِنْ سُنَّتِيْ, وَمَنْ لَمْ يَعْمَلْ بِسُنَّتِيْ فَلَيْسَ مِنِّيْ تَزَوَّجُوْا الْوَلُوْدَ الْوَدُوْدَ فَإنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
"Nikah adalah sunnahku dan barangsiapa yang tidak mengamalkan sunnahku maka bukan termasuk golonganku. Nikahilah wanita yang banyak anak (subur) dan penuh kasih sayang. Karena aku bangga dengan jumlah kalian yang banyak pada hari kiamat." [HR. Nasa’i]
Seorang yang bijak, jika sudah mengetahui bahwa anak merupakan perhiasan, tentunya ia akan menjaga perhiasan tersebut sebaik-baiknya. Yakni dengan membekali mereka dengan pendidikan yang baik. Hingga mereka betul-betul menjadi penyejuk pandangan mata, memiliki keluhuran budi pekerti, akhlak mulia dan sikap ksatria.
Hal ini adalah perkara yang wajib atas setiap orang tua. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka." [At Tahrim:6].
Cukuplah sebagai tanda jasa dan pujian bagi pendidik, bahwa seorang hamba akan meraih balasan pahala yang besar setelah wafatnya dan masa umurnya habis serta habis masa hidupnya.
Dari Abu Hurairah berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
إِذَا مَاتَ اْلإنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ أوْ عِلْمٌ يَنْتَفِعُ بِهِ أوْ وَلَدٌ صَالحٌِ يَدْعُوْ لَهُ.
"Jika manusia meninggal, maka terputuslah amalannya, kecuali tiga perkara; shadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shalih yang mendo’akannya." [1]
Jadi, seorang pendidik akan meraih derajat yang tinggi, pahala berlipat ganda dan meninggalkan pusaka yang mulia di dunia bagi anak cucunya.
Dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
إنَّ الرَّجُلَ لَتُرْفَعُ دَرَجَتُهُ فِي اْلجَنَّةِ, فَيَقُوْلُ: أَنَّي لِي هَذَا؟ فَيُقَالُ: بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ.
"Sesungguhnya seseorang akan diangkat derajatnya di surga, maka ia berkata,”Dari manakah balasan ini?” Dikatakan,” Dari sebab istighfar anakmu kepadamu”. [2]
Begitu pula dia akan dikumpulkan di surga bersama para kekasih dan kerabatnya sebagai karunia dan balasan yang baik dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
وَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآأَلَتْنَاهُم مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَىْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
"Dan orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya." [Ath Thur:21].
🌸🌷🌸
Setelah kita mengerti hakikat akan diciptakannya anak, hikmahnya bagi orang tua, berikutnya mari kita pelajari tentang :
🔷Kedudukan anak bagi orang tua menurut Islam
Akhwati fillah rokhimakumulloh....
Kalau kamu mau belajar tentang arti cinta maka belajarlah pada seorang ibu…
Jika kamu ingin paham makna pengorbanan maka belajarlah pada seorang ayah….
Ketika kita menyatakan diri siap untuk menikah, maka sudah semestinya kita juga siap untuk menjadi ayah atau ibu bagi seorang anak yang bertanggung jawab atas segala kebutuhan anaknya baik itu kebutuhan jasmani berupa makanan, pakaian, tempat tinggal serta juga kebutuhan berupa kasih sayang, cinta, pendidikan agama, pendidikan formal yang berkualitas untuk anak-anaknya.
Al-quran mengelompokkan anak menjadi 5 kedudukan bagi orang tuanya, setiap kita sebagai orang tua sudah semestinya mempelajari, memahami, serta mengamalkan setiap tugas dan tanggung jawab kita untuk setiap kedudukan tersebut.
1. Anak sebagai ujian bagi orang tuanya
“Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya disisi Allah ada pahala yang besar.” (Q.S Al-Anfal : 28)
Allah menempatkan kedudukan anak sebagai ujian bagi orang tuanya, bahkan dalam firmannya di surah Al-Anfal ayat 28 diatas disejajarkan dengan harta. Anak bisa menjadi ujian yang melenakan dan melalaikan bagi orang tua jika keliru menempatkan cintanya. Sehingga terkadang kecintaan yang sangat berlebihan kepada anak dan cinta ini melalaikannya dari ketaatan kepada Allah SWT maka disaat inilah anak menjadi ujian bagi orang tuanya.
Anak menjadi ujian bagi orang tuanya, sebab dengan memiliki anak bisa menjadikan itu jalan yang lebih mendekatkan dirinya kepada Allah SWT namun juga bisa menjadi jalan yang menjauhkan dirinya dari Allah SWT.
2. Anak sebagai perhiasan dunia bagi orang tuanya
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus -menerus adalah lebih pahalanya disisi Tuhan-mu serta lebih baik untuk menjadi harapan." (Q.S : Al-Kahf : 46)
Yang kedua adalah kedudukan anak sebagai perhiasan dunia bagi orang tuanya, anak menjadi suatu keindahan bagi orang tuanya, anak menjadi sumber kebahagiaan bagi orang tuanya. Namun di akhir ayat Allah SWT mengingatkan kita kalau beribadah kepada Allah SWT, meluangkan waktu bersama Allah SWT jauh lebih baik dari kedekatan serta belas kasih yang berlebihan kepada anak.
3. Anak sebagai penenang hati bagi orang tuanya
“Dan orang-orang yang berkata “Ya tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (Q.S : Al-Furqan : 74)
Nah, yang ketiga adalah anak sebagai penenang hati bagi orang tuanya. Dalam pepatah minang dikatakan “Ubek jariah palarai damam” yang artinya “Obat dalam kelelahan dan penenang dikala demam”. Ini adalah salah satu keistimewaan anak bagi orang tua, ia bisa menjadi penenang hati, menjadi semangat dan juga penyejuk jiwa untuk orang tuanya.
4. Anak sebagai musuh bagi orang tuanya
“Hai orang-orang yang beriman! sesungguhnya di antara istri dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka ; dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha penyayang.” (Q.S : at-Taghabun : 14)
Ayat ini menjelaskan ketika anak menjadi sebab kedurhakaan dan kemungkaran bagi orang tuanya. Mungkin kita sering mendengarkan tak sedikit orang tua yang melakukan apa saja (tanpa harus melihat halal atau haram) untuk anak dan keluarganya. Atau mungkin disaat anak memaksa untuk memenuhi kebutuhannya namun orang tua belum sanggup secara ekonomi maka menjadikan orang tuanya melakukan perbuatan terlarang demi memenuhi kebutuhan anaknya.
Tentu hal seperti ini sangat tidak kita harapkan, semoga Allah menjauhkannya dari kita semua.
5. Anak sebagai amanah bagi orang tuanya
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras; mereka tidak mendurhakai Allah atas apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Q.S : At-Tahrim :6)
Dan, yang terakhir adalah kedudukan anak sebagai amanah bagi orang tuanya, sebagai amanah orang tua tidak hanya bertanggung jawab atas kebutuhannya didunia. Namun orang tua juga bertanggung jawab untuk menyelamatkan anak-anaknya dari api neraka. Sebuah peringatan dari Allah SWT untuk kita para orang tua agar bisa menjaga amanah anak yang Allah berikan dengan sebaik-baiknya.
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0⃣1⃣ Pitria
Anak saya umur 7 dan 5 tahun, anak adalah amanah yang harus dijaga dan didik dengan baik. Itu yang terkadang membuat hati takut. Zaman sekarang karena zaman barat alias budaya barat sudah mengkontaminasi budaya timur. Alhamdulillah saya punya anak yang penurut. Tapi terkadang ketika mereka pulang dari bermain diluar rumah, ada saja bahasa yang tidak nyaman didengar mereka bawa pulang. Jika ditegur mereka berhenti tapi jika bermain lagi akan ada bahasa baru yang aneh yang tidak nyaman didengar masuk ke rumah.. ini yang terkadang membuat saya lebih senang anak bermain dirumah saja jika tidak sekolah, mengaji dan les.
Terkadang juga kasihan melihat mereka hanya bermain dirumah saja. Tapi kalau diizinkan main diluar takut bahasa bahasa aneh akan masuk dibahasa mereka lagi. Tapi alhamdulillah mereka tidak pernah mengeluh ataupun komplen jika tidak diizinkan bermain diluar. Nah yang mau saya tanyakan.. Bagaimana agar anak bisa memilih pergaulan yang baik agar hal hal aneh tidak mengkontaminasi mereka?
Jazakillah
🌷Jawab:
Waalaikum salam mbak pitria
Memang hal itu seringkali terjadi dimasyarakat. Kita sudah ajarkan sesuatu yang baik namun lingkungan masih saja berpengaruh. Maka, pertama carikan mereka lingkungan yang baik. Jika memungkinkan kalau beli rumah, lihat dulu bagaimana tetangga mereka. Ada juga didaerah saya yang lingkungannya kayak brooklin. Rusuh sekali. Meski harganya murah, tapi saya tidak mau beli rumah disitu.
Usahakan beli rumah yang dekat masjid. Sehingga hati anak akan terpaut dengan masjid.
Mengurung anak di rumah memang bukan solusi terbaik karena bisa jadi sekarang anak menurut, tapi mereka tidak akan tahu betapa heterogennya kehidupan ini sampai kapan kita mau terus mengurungnya.
Sehingga yang kita lakukan setelah memberikan lingkungan yang baik adalah tanamkan pondasi kepada mereka.
Tanamkan mana yang baik dan mana yang buruk.
Ketika mereka membawa ajaran buruk masuk ke rumah, jangan dimarahi. Tapi berusahalah memahamkan mereka bahwa perkataan/perbuatan mereka itu tidak baik.
Solusi :
1. Carikan lingkungan tempat tinggal yang kondusif
2. Carikan sekolah agama terbaik
3. Cari tahu , kemana dan dengan siapa anak bergaul. Bila perlu, tegur anak tetangga yang suka bicara dan berbuat buruk. Karena teman teman juga merupakan tanggung jawab kita
4. Doakan
Kita tidak mungkin membersamai anak anak 24 jam penuh.
Maka mohonlah kepada Allah untuk menjaga anak kita bersama dengan para MalaikatNya.
Karena Allah adalah sebaik baik penjaga hati kita.
0⃣2⃣ Fatihah
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Izin bertanya bun..
Bagaimana langkah orang tua untuk mengadapi anak yang sudah tumbuh dewasa untuk kembali melakukan ibadah seperti ketika dia masih kecil, tipe anak ini cenderung keras dan susah untuk di nasehati.
Dan apakah ketika orang tua meninggal nanti akan masuk neraka karena sang anak ini belum mau bertaubat?
Mohon nasehatnya ya bun?
Jazaakillahu khoir
🌷Jawab:
Waalaikum salam mbak fatihah ihsan
Ibadah mahdhoh itu harus mulai diajarkan sejak dini. Ditekankan sejak usia 7 tahun. Diberi hukuman ketika anak tidak mau sholat ketika berumur 10 tahun dan seterusnya sampai mereka dewasa
Ketika fungsi pengawasan kita melemah, anak memang cenderung melakukan ibadah sekenanya. Yang ketika itu dibiarkan maka anak akan semakin seenaknya dan mereka akan meninggalkannya.
Sehingga pertama, lakukan tugas orang tua dengan benar.
Tetap ceriwis untuk mengingatkan mereka. Ajak mereka berbuat baik. Ajak mereka ikut kajian kajian keislaman.
Senjata utamanya adalah doa. Doa seorang ibu. Yang lebih ampuh dari doa 100 ulama sekalipun
Apakah orang tua menanggung dosa. Iha kalau orang tua membiarkan,
Tapi ketika mereka sudah mengajarkan dan mengingatkan maka terlepas lah urusan tersebut.
0⃣3⃣ Ridha
Semoga bunda sehat selalu..
Doa anak yang soleh akan sampai untuk orang tuanya ketika orang tuanya sudah meninggal.
1.Sejauh mana doa anak bisa menolong orang tua??
2. Anak yang soleh dan orang tua yang tidak soleh apakah mereka ini terpisah nanti?? (Si anak jadi yatim di syurga)??
Jazakillah bunda
🌷Jawab :
Jazakillah khoir mbak Rida
1. Doa anak yang shollih akan mampu menolong orang tua. Sejauh mana
Sejauh kasih Allah
Selama orang tua tetap berislam sampai meninggal, mereka tidak berbuat syirik akbar, in syaa Allah doa anak akan menolong orang tua.
Tapi jangan menunggu orang tua meninggal baru didoakan ya....
Sekarang pun boleh. Rutin kirimi orang tua bacaan fatihah. In syaa Allah akan menambah pundi-pundi amal sholih mereka.
2. Nomor 2 saya tidak bisa menjawab. Kalau hanya sekedar sholih dan tidak sholeh, belum pasti ukurannya.
Yang jelas selama keduanya tetap ada dalam ketaatan kepada Allah, in syaa Allah akan dipersatukan di jannahNya
0⃣4⃣ Erna
Ustadzah anak kan titipan dari Alloh dan di jelaskan bahwa Alloh akan memberikan kepada orang-orang yang Dia kehendaki.
Nah pertanyaannya bagaimana kah dengan kita yang walaupun maaf ibadah kita di bilang selalu mengikuti Alquran dan berusaha untuk terus beribadah dan hijrah sesuai dengan Sunnah dan ALQURAN. Terus kita belum juga diberikan keturunan juga. Apakah kira-kira ada hal yang harus di perbaiki sehingga Allah akan memberikan kita amanah itu kelak?
🌷Jawab:
Mb erna cantik pintar sholihah
Masalah keturunan itu rahasia Allah
Hanya Allah yang mengetahui apakah nanti kita beranak pinak atau tidak
Tugas kita hanya berusaha
Berusaha untuk menjadi insan yang Allah ridhoi. Dan kita ridho dengan segala keputusan Nya
Ketika Allah tidak memberi anak kepada kita, anggap itu sebagai taqdir terbaik kita.
Masih banyak anak anak yatim diluar sana yang butuh uluran kasih kita.
Ketika kita tidak punya keturunan, bukan berarti kita sudah tamat amal untuk dibawa kekubur
Masih ada 2 pintu : ilmu yang bermanfaat dan amal jariyah
Buka lebar lebar pintu tersebut.
Dengan atau tanpa diberi anakpun, kita harus senantiasa memperbaiki diri. Hingga ajal menjemput
💎 Bukan karena Alloh murka kan bunda? Kadang suka menerima keluhan dari temen yang belum di karuniai keturunan. Dan saya selalu hibur sepeti ini bunda. Jika Alloh belum berikan kita amanah itu tetep prasangka yang baik ke Alloh liat di luar sana ada yang di beri anak juga belum tentu mendidik nya bener. Siapa tahu Alloh akan gantikan itu nanti di surga nya Alloh.
Kira-kira bener tidak Bund yang saya sampaikan.
🌷In syaa Allah bukan karena Allah murka
Dalam menyikapi situasi apapun yg menimpa kita, maka kita harus bisa membedakan kapan "sesuatu" itu bersifat ujian atau adzab
Bersifat ujian adalah manakala kita sudah beriman dan beramal sholih dengan sebaik baiknya. Allah ingin angkat derajat kita dengan ujian keimanan tersebut
Bersifat adzab mana kala kita melakukan salah satu diantara 10 dosa besar. Baik dimasa kini maupun dimasa lalu.
Naudzubillah bila kita sampai melakukannya.
Baik perbuatan itu dilakukan oleh kita, oleh pasangan kita maupun oleh anggota keluarga kita.
Sehingga manakala kita diberi "ketidak nyamanan" oleh Allah, maka langsung introspeksi diri,
Ini ujian atau adzab ya......???
0⃣5⃣ Nida
Kalau salah satu keluarga kita melakukan dosa itu kita juga kena imbasnya juga begitu kah?
🌷Jawab :
Iya sayang
Karena dosa itu seperti sampah
Dia akan membaui seluruh isi rumah
0⃣6⃣ Sofi
Kalau tidak tahu lagi cara mengingatkan keluarga bagaimana..apalagi sama yang lebih tua??
🌷Jawab :
Maka
Quu anfusakum wa ahlikum naaro
Jangan bersikap diam ketika ada anggota keluarga berlaku salah
Keluar dari jalan Allah
Karena kita jugalah yang akan kena imbasnya
Belajarlah banyak dari kehidupan
Doakan
Allahlah maha pembolak balik hati manusia
Tugas kita hanya mengingatkan
Bagaimana agar kita tidak terkena imbas, jika masih serumah, bersegera pindah
0⃣7⃣ Erna
Bunda mau tanya juga lah, nah kira - kira kalau kita tidak punya anak sampai mati besok kira kira di gantikan sama Alloh tidak ya ketika di surga??
Apakah di surga juga sama seperti di dunia ini. Dari 1 jadi 2 = 3,4,5 dan seterusnya
🌷Jawab:
Saya belum pernah membaca hal spesifik tentang itu
Allah hanya menyebutkan, bahwa kita akan diberi kesenangan dan kenikmatan di surga
Untuk laki laki akan diberi bidadari bermata jeli
Untuk wanita, dia akan menjadi pemimpin para bidadari
Wallahu 'alam
0⃣8⃣ Ridha
MasyaAllah...
Saya tertarik dengan bunda hera, bagaiman kiat bunda membesarkan dan mendidik 7 anak?
🌷Jawab :
Subhanallah
Pertama terima pemberian Allah.
Jangan batasi anak kita
Selanjutkan serahkan kepada Allah
Alhamdulillah.....
Astaghfirulloh....
Menjadi hiasan bibir setiap hari
Ketika kita pasrah total pda Allah, Allah akan memberi apa yang kita butuhkan (bukan apa yang kita inginkan)
Mencukupkan kebutuhan kita. Apapun itu.
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSiNG STaTeMeNT💎
Akhwati sholihah yang dirindui jannah. In syaa Allah
Anak adalah perhiasan sekaligus ujian
Kapan dia akan menjadi perhiasan kapan ia akan menjadi ujian ?
Allah yang menentukan, lewat tangan kita
Maka jadilah sebaik baik orang tua agar anak bisa menjadi penolong kita di akhirat nanti. Bukan menjadi musuh kita
Semoga Allah ridhoi
"Banyak anak banyak rejeki.............yang harus dicari"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar