OLeh : Ustadz M. Syawaludin Syarif
Makananmu Karaktermu
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rizki yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu. Dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah. (QS. Al-baqarah 172).”
Kita mengenal dua macam istilah makanan dan minuman dalam Islam. Pertama halal berarti “diizinkan“ atau “dibolehkan”. Istilah ini dalam konotasi sehari-hari sering digunakan untuk merujuk kepada makanan dan minuman yang boleh dikonsumsi menurut Islam. Sedangkan dalam konteks yang lebih luas istilah halal merujuk kepada segala sesuatu yang diizinkan menurut hukum Islam.
Kedua haram adalah sebuah status hukum terhadap sesuatu dalam hukum Islam, yang konsekuensanya berupa dosa. Makanan atau minuman tertentu dapat memiliki status haram sehingga memakan dan meminumnya juga berakibat dosa.
🌸🌷🌸
Setiap orang beriman diperintahkan oleh Allah SWT. untuk senantiasa mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal lagi baik yaitu mengandung gizi dan vitamin yang cukup untuk kebutuhan tubuh. Dua hal di atas, baik disamping akan menyebabkan terjaganya kesehatan jasmani, juga akan semakin mendorong meningkatkan ketakwaan serta syukur kepada Allah SWT. Sebaliknya, makanan yang haram baik substansi maupun cara mendapatkannya, meskipun secara lahiriyah mengandung gizi dan vitamin yang memadai, akan menumbuhkan perilaku yang buruk dan merusak, baik bagi diri dan keluarganya. Dari alam dunia bahkan sampai nanti di alam akhirat.
Rasulullah SAW. Bersabda :
Setiap daging yang tumbuh dari barang yang haram, maka nerakalah yang lebih utama tempatnya. (HR. Thabrani). Artinya yang haram itu akan menjadi darah dan kotor yang dapat mendorong perilaku jahat, saesat dan merusak.
🌸🌷🌸
Makanan maupun minuman termasuk binatang yang diharamkan secara zat, sangat mudah untuk diketahui, karena jumlahnya sangat sedikit dari jumlah yang ada, dan hampir semua orang mengetahuinya, yaitu : bangkai, darah, daging babi, binatang yang disembelih bukan karena Allah SWT. (kecuali dalam keadaan darurat) (QS. Al-Baqarah : 172-173), binatang yang mati bukan karena disembeli (QS. Al-Maidah : 3) dan khamar (QS. Al-Maidah : 90).
Disamping zatnya yang harus lebih diperhatikan juga sifat harta itu yang memerlukan perhatian, pikiran, hati dan keimanan untuk menentukan cara mendapatkannya. Misalnya: tidak melalui penipuan, kerupsi, membungakan uang, menerima suap dan cara-cara bathil lainnya. Apalagi mengambil harta milik orang banyak yang seharusnya dijaga dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama.
Allah SWT. berfirman :
Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain diantara kamu dngan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian dari harta benda orang lain dengan (jalan berbuat) dosa padahal kamu sendiri mengetahui. (QS. Al-Baqarah : 188).
Barang yang tidak jelas kehalalannya (syubhat) saja dilarang untuk dikonsumsi atau dimiliki, apalagi yang jelas keharamannya. Disinilah nilai keimanan dan keislaman seseorang diuji. Bahkan doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT. oleh seseorang walaupun dengan sangat sungguh-sungguh, akan tetapi orang itu bergelimang dengan makanan dan minuman yang haram, maka doa akan tertolak (HR. Muslim). Dan dalam hadits yang lain disebutkan bahwa kemabruran (diterima) atau kemardudan (ditolak) haji yang dilakukan oleh seseorang bergantung kepada biaya yang telah dikeluarkan untuk melaksanakan ibadah haji tersebut.
🌸🌷🌸
Demikian pula perilaku anak keturunan manusia sangat ditentukan oleh makanan yang dikonsumsinya. Oleh karena itu orang-orang Islam pasti akan selalu berusaha mendapatkan rizki yang halalan thayyibah, baik bendanya maupun cara memperoleh agar perilakunya istiqamah dalam kebajikan.
Terhadap sikap dan tingkah laku, pengaruh barang haram ini juga membuat jiwa tidak pernah tenang dan tentram, selalu gelisah, keluh kesah, diliputi rasa takut dan was-was karena selalu dipengaruhi oleh perasaan berdosa sebagai akibat dari darah dan dagingnya memang tumbuh dari benda-benda yang haram.
Rasul, Nabi dan orang-orang yang saleh menjadikan makanan dan minuman sebagai awal dari pola hidupnya. Dengan melalui latihan dan kebiasaan yang rutin, sehingga orang-orang saleh ini mempunyai alat untuk mendeteksi makanan dan minuman halal atau tidak. Sebagian hasil dari latihan jiwa ternyata mampu untuk mengetahui apa yang dikonsumsi akan memberiakn ketenangan kalau halal, dan menimbulkan goncangan yang luar biasa, apabila benda itu berasal dari yang haram.
Masalahnya kembali kepada ketiak kita mengkonsumsi yang halal atau yang haram. Adakah perbedaan? Jika tidak ada, perlu latihan dan pembiasaan dalam pola hidup, agar sinyal pendeteksi yang halal atau yang haram dalam tubuh kita tetap on line.
🌸🌷🌸
ALKISAH
Seorang sufi muntah-muntah setelah makan siang. Ia bertanya-tanya di dalam hati, apa gerangan yang salah di dalam dirinya. Bertahun-tahun ia menempuh hidup secara teratur. Makan dan minumnya dalam jumlah yang diatur sesuai tuntunan biologis. Tak ada makan dan minum tanpa tuntutan gengsi maupun selera zaman. Ia berpendirian bahwa makan dan minum baginya cuma sebagai sarana memuji kebesaran Allah SWT. Cuma itu. Tak ada fungsi lain. Dan ia selalu sehat. Porsi, jenis dan fungsi makan yang ia tetapkan sudah benar. Tak ada sesuatu pun yang salah. Tapi mengapa sekarang ia muntah-muntah? Ia tidak masuk angin. Perutnya sedang tidak mulas, pokoknya badannya sehat.
Maka dipanggil pembantunya. Ia merasa bahwa dari si pembantu penjelasan bisa diperoleh. “Dari mana dibeli sayuran yang dimasak hari ini?” Tanya sang sufi. Pembantunya melaporkan apa adanya. Tadi ia agak kesiangan ke pasar. Sayuran yang dijual di pasar sudah habis. Maklumlah pasar yang kecil lagi baru. Pedagang pun terbatas. Sebagian bahkan sudah pulang. “Untunglah digalang sawah tetangga kita ada daun kacang panjang. Saya memetiknya segenggam, itulah sayuran yang saya masak hari ini.” Jawab pembantu polos. Sang sufi mangguk-mangguk. Ia sekarang tahu jawabannya, daun kacang itulah penyebab muntah-muntahnya.
Selama ini ia hanya memakan makanan yang halal. Apa yang dimakan diperoleh secara halal. Tak ada barang gelap yang tak jelas status hukumnya. Ia tahu pembantunya salah. Tapi tak disalahkan.
Ilmu gizi (nutrisi) modern membuktikan bahwa maknan yang dimakan oleh seorang manusia mempunyai pengaruh terhadap tingkah lakunya, mereka yang memakan hewan buas akan memilki beberapa sifat hewan yang mereka makan, ilmuan modern mengatakan bahwa ketika seekor hewan buas pemakan daging memburu mangsanya, salah satu organ dalam tubuhnya mengeluarkan semacam hormon atau senyawa yang membantunya untuk memangsa buruannya.
DR. S. Labij salah seorang Professor Nutrisi (masalah gizi) dari Inggris mengatakan bahwa hormon pemangsa ini keluar dari tubuh hewan buas ini walaupun ia dikurung di dalam sangkar ketika anda melemparkan untuknya sepotong daging.
Lanjut DR. Labij cobalah sekali-kali anda pergi ke kebun binatang, lalu perhatikanlah sejenak seekor singa yang ada di situ, perhatikan bagaimana wajah yang buas dan ganas Nampak jelas terlihat ketika anda melemparkannya sepotong daging, bandingkan dengan perilaku gajah yang tenang, sederhana, bermain dengan anak-anak serta para pengunjung. Bandingkan juga tingkah macan dengan tingkah polah unta yang begitu santun dan lembut.
Pengaruh inipun bisa anda lihat pada sekelompok suku di dunia yang memakan hewan-hewan buas dan bertaring serta hewan-hewan lain yang diharamkan oleh Islam, terpancar pada tingkah dan karakter mereka sikap keras, ganas dan condong pada sikap galak walaupun terhadap sesuatu yang belum jelas sebab musababnya.
Hewan lainnya adalah babi, anda bisa memperhatikan seberapa lamapun anda mengurung dan memlihara seekor babi di dalam kandang yang sebersih-bersihnya, lalu diberi makan dengan maknan yang sebersih-bersihnya, lalu anda coba untuk mengeluarkannya dan hidup bebas di hutan belantara, anda bisa melihat bagaimana babi tadi akan kembali kepada karakter dan tabiat asalnya, akan kembali memakan bangkai yang ia temukan di perjalnannya, ia akan merasakan bangkai tadi jauh lebih lezat dibandingkan dengan sayuran dan kentang bersih yang ia makan saat berada di kandangnya yang bersih itu, inilah rahasia unik di balik terdapatnya berbagai macam cacing, mikroba serta parasit merugikan dalam tubuh babi, juga diproduksinya asam urat dalam porsi yang besar padanya.
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0⃣1⃣ Jingga
Ustadz bagaimana dengann hukumnya jika seorang muslimah masih suka makan di tempat yang kehalalanya di pertanyakan seperti
JCO, bread talk dan lain"?
🌷Jawab:
Secara zat makanannya wallahu'alam. Jika zat makanannya halal maka ia halal menurut zatnya.
Tapi alangkah baiknya kita makan dan makanan yang di produksi kaum muslimin.
Kita tau JCO dan kawan" itu adalah perusahaan milik yahudi. Dan yahudi tak akan ridho dengan umat Islam.
Maukah kita mendanai mereka untuk membunuh saudara" seiman kita?
Maka hindari makanan" produk yahudi.
NB. Kecuali tak ada produk muslim dan juga mendesak.
0⃣2⃣ Aniek
Ustadz kenapa pada anak autisme banyak di pantang makan?
Misal: sugar free casein free dan gluten free?
Apakah makanan itu tidak baik atau memang ada gangguan hormon tertentu yang menyebabkan anak autisme harus di diet makanan" itu?
Jazakillah khayrran.
🌷Jawab:
Wallahu'alam mbak. Coba nanti tanyakan kembali dengan yang ahli(dokter,dll).
0⃣3⃣ iNdika
Gimana kalau kita hidup di daerah yang kebanyakan non muslim, trus kita dapat undangan syukuran dari orang yang beragama non muslim. Apakah itu termasuk makanan non halal?
🌷Jawab:
Jika zat makanannya haram maka ia haram alat" yang dipakai untuk masak juga bukan alat yang terkena najis. Contoh:
Babi atau wadah memasak bekas masakan babi dan kawan" nya.
Jika daging yang disembelih bukan atas nama Allah maka haram juga.
Tapi jika zat makanannya halal dan juga makanan itu bukan untuk sesembahan. Maka makanan itu halal.
Wallahu'alam
0⃣4⃣ Erna
Dikantor Ana ustadz, kadang pas ada kegiatan ada dana konsumsi, tapi konsumsinya di uangkan, trus di bagikan.. Dibuatlah spj fiktif..
Yang seperti itu, boleh atau tidak ustadz?
🌷Jawab:
Rosulullah bersabda :
Man ghossana falaisa minna
Barang siapa yang curang maka bukan golongan kami.
Usulkan buat aturan saja. Bahwa dana makanan tidak diberikan dalam bentuk makanan tapi diberikan dalam bentuk uang.
Hamasah
0⃣5⃣ Disa
Ibu saya, non muslim. Sering ketika ada acara keagamaannya, pulang membawa makanan. Sisa dari acara, karena terlalu banyak jadi di bagi". Makanan itu halal (bentuk fisiknya). Nah itu bagaimana ustadz?
Lalu ustadz, apa hukumnya jika saya makan di tempat ibadah agama lain. Makanan itu dimasak di tempat itu. Dan semua makanan itu halal fisiknya.
Jazakallahu khairan.
🌷Jawab:
Apakah makanan itu untuk sesembahan mereka?
Jika tidak maka ia halal.
Dan kenapa kita makan ditempat ibadah mereka?
Apakah kita ikut ritual agama mereka?
Jika ia maka hindarilah karena toleransi itu adalah pembiaran dan tidak mengganggu. Bukan mengikuti acara" mereka.
Wallahu'alam
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSiNG STaTeMeNT💎
Jagalah makanan kita.
Karena itu akan membentuk karakter kita.
Hindari yang haram, karena itu akan menghalangi do'a-do'a kita.
Belilah makanan dari sesama muslim dan jauhi produk-produk kafir.
Maukah engkau membeli peluru untuk membunuh saudaramu.
Bangkitkan ghirohmu untuk menjadi pengusaha.
Agar saudaramu dapat membeli produk halalan thoyyiba dari saudara seimannya.
Hamasah
Hamasah
Hamasah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar