Minggu, 26 November 2017
Cukupkah Tarbiyah di Online Saja??
OLeh : M. Syawaludin Syarif
Assalamu'alaikum warrohmatullahi wabarrokaatuh
Materi hari ini :
Cukupkah Tarbiyah di Online Saja ?
🌸🌷🌸
Cukupkah Kita Tarbiyah di Online Saja???
Kemajuan teknologi dan sarana komunikasi membuat kita begitu mudah mengakses sumber-sumber ilmu baik yang berupa artikel ilmiah, video kajian dan lainnya. Banyak sekali juga tersedia grup atau forum online untuk bertanya dan berdiskusi baik lewat FB, WA, dan lainnya. Tetapi ingat, semua itu hanya sekedar "sarana penunjang" untuk belajar.
Belajar yang sesungguhnya adalah dengan mendatangi majelis-majelis atau halaqoh-halaqoh ilmu. Banyak faedah yang kita dapatkan dengan mendatangi majelis ilmu secara langsung yang mungkin tidak kita dapatkan dari "dunia maya". Akan kita dapati perbedaan yang mencolok antara seorang penuntut ilmu yang rajin menghadiri majelis ilmu dengan yang sekedar berselancar di dunia maya. Sungguh benar perkataan ulama' zaman dahulu:
العلم يؤتى و لا يأتي
"ILmu itu didatangi, bukan mendatangi!"
Kemajuan teknologi di zaman ini membuat orang mudah mendapatkan berita dan mengakses ilmu pengetahuan, ditambah lagi dengan fasilitas di dunia maya melalui berbagai situs dan blog serta ditunjang dengan jejaring sosial di dunia maya seperti fecebook, twitter, google. Kita patut mensyukuri hal ini, sehingga mereka yang agak susah mengakses ilmu dan menghadiri majelis ilmu bisa memperoleh ilmu agama, terutama yang wajib dipelajari.
🌸🌷🌸
Namun fenomena ini bisa menjadi kurang baik bagi mereka yang berlebihan dalam menuntut ilmu agama di dunia maya, walaupun ada juga yang beralasan menuntut ilmu agama padahal hanya ingin berlama-lama keasyikan atau kecanduan internet dan dunia maya. Dampak sikap berlebihan ini yang kurang baik adalah ditinggalkannya majelis atau halaqoh ilmu di dunia nyata atau porsinya sangat sedikit. Padahal, menuntut ilmu agama di dunia nyata dengan menghadiri majelis-majelis atau halaqoh-halaqoh ilmu sangat banyak faedah dan manfaatnya dan tidak bisa dicapai melalui dunia maya. Dan hasilnya tentu jauh berbeda.
Berikut beberapa keutamaan yang tidak didapatkan jika lebih banyak menuntut ilmu di dunia maya dan lebih sedikit porsi menuntut ilmu di dunia nyata:
1⃣ Tidak Mendapatkan Ketenangan Jiwa dan Kebahagiaan Hati
Duduk di depan komputer atau berinternet dengan HP tentu berbeda dengan menghadiri mejelis ilmu. Memang ia mendapatkan ilmu dengan membaca sendiri atau mendengarkan rekaman kajian, akan tetapi ketahuilah bahwa majelis ilmu di dunia nyata mempunyai banyak sekali keutamaan yang tidak bisa didapatkan melalui dunia maya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ
وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ
وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
"Dan tidaklah sekelompok orang berkumpul di dalam satu rumah di antara rumah-rumah Allah; mereka membaca Kitab Allah dan saling belajar diantara mereka, kecuali ketenangan turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka, malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan (para malaikat) di hadapanNya.”
[HR Muslim, Abu Dawud,Tirmidzi, Ibnu Majah dan lainnya].
لاَ يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُوْنَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ حَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ
وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah sekelompok orang duduk berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kecuali para malaikat mengelilingi mereka, rahmat (Allah) meliputi mereka, ketentraman turun kepada mereka, dan Allah menyebut-menyebut mereka di hadapan (para malaikat) yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim).
Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah berkata,
المراد بمجالس الذكر وأنها التي تشتمل على ذكر الله
بأنواع الذكر الواردة من تسبيح وتكبير وغيرهما وعلى تلاوة
كتاب الله سبحانه وتعالى وعلى الدعاء بخيري الدنيا والآخرة
وفي دخول قراءة الحديث النبوي ومدارسة العلم الشرعي
ومذاكرته والاجتماع على صلاة النافلة في هذه المجالس نظر
والأشبه اختصاص ذلك بمجالس التسبيح والتكبير
ونحوهما والتلاوة حسب وإن كانت قراءة الحديث ومدارسة العلم
والمناظرة فيه من جملة ما يدخل تحت مسمى ذكر الله تعالى
_ “Yang dimaksud dengan majelis-majelis dzikir adalah mencakup majelis-majelis yang berisi dzikrullah, dengan macam-macam dzikir yang ada (tuntunannya) berupa tasbih, takbir, dan lainnya. Juga yang berisi bacaan Kitab Allah Azza wa Jalla dan berisi doa kebaikan dunia dan akhirat. Dan menghadiri majelis pembacaan hadits Nabi, mempelajari ilmu agama, mengulang-ulanginya, berkumpul melakukan shalat nafilah (sunah) ke dalam majelis-majelis dzikir adalah suatu visi. Yang lebih nyata, majelis-majelis dzikir adalah lebih khusus pada majlis-majlis tasbih, takbir dan lainnya, juga qiroatul Qur’an saja. Walaupun pembacaan hadits, mempelajari dan berdiskusi ilmu (agama) termasuk jumlah yang masuk di bawah istilah dzikrullah Ta’ala”._ [Fathul Bari, 11/212, Darul Ma’rifah, Beirut, 1379 H, Asy-Syamilah.]
🌸🌷🌸
Jika pada diri manusia masih bersisa sebagian jiwa hanifnya dan hatinya tidak tertutup total maka ketika ia menghadiri majelis ilmu, maka hilanglah stres, lelah dan kepenatan kehidupan dunia yang semu. Maka istirahatlah jiwa kita dari kepenatan dunia yang hanya sangat sementara ini di taman surga. Majelis dzikir adalah taman surga di dunia ini.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا
قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Jika kamu melewati taman-taman surga, maka singgahlah dengan senang.” Para sahabat bertanya,”Apakah taman-taman surga itu?” Beliau menjawab, ”Halaqah-halaqah (kelompok-kelompok) dzikir.”
[ HR Tirmidzi ]
2⃣ Tidak Mendapat Contoh Langsung Akhlak dan Takwa dari Ustadz/Syaikh
Inilah salah satu yang terpenting dan tidak kita dapatkan di dunia maya. Bahkan ini juga yang terkadang dilalaikan oleh mereka yang menghadiri majelis ilmu di dunia nyata. Sebagian dari kita hanya berharap ilmu saja ketika menghadiri majelis ilmu, padahal yang terpenting adalah contoh langsung akhlak, taqwa, kesabaran, tawadu’ dan wara’ dari para ustadz/syaikh. Karena jika sekedar ilmu maka semua orang bisa berbicara akan tetapi untuk menerapkannya dan mencontohkannya maka hanya beberapa orang yang Allah beri taufik yang bisa melakukannya.
Sehingga, perlu kita camkan juga, jika menuntut ilmu dari seseorang yang pertama kali kita ambil adalah akhlak dan adab orang tersebut baru kita mengambil ilmunya. Ibu Imam Malik rahimahullahu, sangat paham hal ini dalam mendidik anaknya, beliau memperhatikan keadaan putranya saat hendak pergi belajar. Imam Malik rahimahullahu mengisahkan,
قال مالك: قلت لأمي: ” أذهب، فأكتب العلم؟ “،
فقالت: ” تعال، فالبس ثياب العلم “، فألبستني مسمرة،
ووضعت الطويلة على رأسي، وعممتني فوقها،
ثم قالت: ” اذهب، فاكتب الآن “، وكانت تقول:
” اذهب إلى ربيعة، فتعلًّمْ من أدبه قبل علمه
“
“Aku berkata kepada ibuku, ‘Aku akan pergi untuk belajar.’ Ibuku berkata,‘Kemarilah!, Pakailah pakaian ilmu!’ Lalu ibuku memakaikan aku mismarah (suatu jenis pakaian) dan meletakkan peci di kepalaku, kemudian memakaikan sorban di atas peci itu. Setelah itu dia berpesan, ‘Sekarang, pergilah untuk belajar!’ Dia juga pernah mengatakan, ‘Pergilah kepada Rabi’ah (guru Imam Malik, pen)! Pelajarilah adabnya sebelum engkau pelajari ilmunya!’.” (‘Audatul Hijaab 2/207, Muhammad Ahmad Al-Muqaddam)
3⃣ Tidak Dapat Bertemu dengan orang-orang Sholih dan berorientasi Akhirat
Di majelis ilmu maka kita akan bertemu dengan beberapa orang yang shalih yang tidak kita dapati di depan komputer atau dunia maya. Bertemu dengan orang-orang shalih bisa memperkuat iman kita, bisa memuculkan persaingan sehat dan berlomba-lomba mengenai akhirat.
4⃣ Tidak Punya Guru kemungkinan salah pahamnya lebih banyak
Salah satu kekurangan menuntut ilmu agama dengan hanya membaca di dunia maya adalah tidak ada bimbingan murobbi. Sehingga dengan hanya membaca saja maka ada kemungkinan ia bisa salah paham, masih mending jika salah ilmu dunia, akan tetapi ini salah mengenai ilmu akhirat yang bisa jadi ujung-ujungnya adalah neraka.
Oleh karena itu, diperlukan seorang murobbi yang membimbing dalam menutut ilmu, membimbing materi apa yang harus dipelajari, kemudian membimbing kita apa yang selamat akidahnya dan membimbing metode belajar disetiap materi ilmu. Walaupun bisa belajar dengan hanya membaca-baca saja, akan tetapi ada kemungkinan salah paham dan memerlukan waktu yang lama dan memerlukan keseriusan yang lebih. Lebih-lebih ia masih penuntut ilmu pemula dan belum memiliki berbagai dasar ilmu.
5⃣ Belajar Tidak Sistematis
Salah satu juga yang kurang baik jika lebih banyak menuntut ilmu di dunia maya terutama bagi mereka yang pemula dan belum memiliki dasar-dasar ilmu adalah belajar tidak sistematis. Belajar apa yang ia temukan berupa link dan situs-situs, ia juga hanya belajar “semau gue” apa yang ingin dibaca ia baca, jika sedang malas maka tidak dibaca. Maka cara seperti ini tidak akan menghasilkan ilmu yang kokoh, tidak memulai dari dasar dan bisa jadi malah kebingungan yang berdampak pada kebosanan. Seharusnya seseorang belajar secara sistematis, menyelesaikan satu kitab dasar, kemudian berpindah ke kitab lanjutan dan seterusnya dengan istiqamah.
Jadi, intinya belajar di media sosial hanya sekedar membantu saja. Belajar sesungguhnya didunia nyata.
🌸🌷🌸
Benar banget ustadz,
kan banyak jalan ya menuju roma.
Tak hanya disini dimana aja bisa cari ilmu.
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0⃣1⃣ Ardiani
Assalamu'alaikum,,
Bagaimana jika kita menuntut ilmu dengan pergi ke kajian yang berbeda harokah? apakah ada hal-hal yang harus diperhatikan?
🌷 Jawab :
Tidak masalah menuntut ilmu di tempat yang berbeda harokah. Tapi yang harus diperhatikan:
1. Jangan salah memilih tempat menuntut ilmu.
2. Carilah halaqoh atau majelis yang berdalilkan Al-Qur'an dan As sunnah. Jangan malah mendalihkan Al-Qur'an dan As sunnah untuk kepentingannya.
3. Carilah halaqoh atau majelis yang mengajarkan untuk memperbaiki kesalahan bukan membesar-besarkan masalah yang sudah tidak dipermasalahkan.
4. Carilah majelis yang mempersatukan umat bukan memecah belah dan lain".
💎 Terima kasih ustadz.
Saya mau bertanya lagi, di sini, kajian satu harokah keseringan ba'da maghrib jarang yang agak siangan, ingin ikut tapi kemalaman dan tidak ada teman, jadi bagaimana solusinya ustadz?
🌷 Cari yang siang mbak. Jika ada teman-teman kumpulin dan buat majelis atau halaqoh yang bisa agak siangan. Lalu cari murobbi yang bisa agak siangan.
0⃣2⃣ Lenita
Bagaimana adab yang benar ustadz ketika datang ke tempat kajian yang sedang bertilawah?
🌷 Jawab :
Jangan salaman dengan yang sedang tilawah. Langsung ikut aja duduk. Dan ikuti acara.
0⃣3⃣ Chie
Ustadz, bagaimana jika kita berada di lingkungan yang kurang kondusif sehingga kita tidak bisa menuntut ilmu melalui halaqoh ilmu di dunia nyata.
Misal, berada di lingkungan non muslim dan sulit mendapat guru yang sesuai tuntunan. Apakah mengikuti halaqoh melalui majelis online kurang baik??
🌷 Jawab :
Ikut majelis atau halaqoh online baik dan sangat membantu.
Tapi majelis atau halaqoh dunia nyata lebih utama. Sebagaimana materi kajian di atas.
0⃣4⃣ iiN
Ustadz kalau lingkungan tidak mendukung kita belajar ilmu melalui dunia maya, lalu murobbinya kita ngambil dari youtube dan berkesinambungan belajar dari murrobi yang sama itu bagaimana ya ustadz,?
Sukron,,
🌷 Jawab :
Tetap lebih baik belajar di dunia nyata. Sebagai mana materi di atas.
Tapi yang harus diingat. Ada kaedah dalam ushul fiqh "jika tidak bisa mendapatkan semuanya maka jangan tinggalkan sebagiannya".
Jika memang tidak bisa kajian di dunia nyata, maka jangan tinggalkan kajian di dunia maya.
Tapi tentu kajian di dunia nyata lebih berkah.
Wallahu'alam
0⃣5⃣ Pitria
Menyambung pertanyaan ukhti Lenita.
Berarti dengan yang tidak sedang tilawah atau menyimak atau dengar tilawah boleh salaman ustadz?
🌷 Jawab :
Boleh saja mbak.
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSiNG STaTeMeNT💎
Ayo halaqoh!!!
Karena banyak keutamaan yang dapat kita rasakan jika kita ikut halaqoh dunia nyata.
Hamasah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar