Selasa, 15 September 2020
MENJADI IBU YANG BERILMU
OLeH : Bunda Nurhamida Syaini
💎M a T e R i💎
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah Ukhti fillah kita bisa bertemu kembali dalam kajian online bidang parenting ya. Insyaallah pada malam ini izinkan saya berbagi dengan tema MENJADI IBU YANG BERILMU.
Bismillahirrohmaanirrohiim,
Wassalatu wassalamu ala asrofil Anbiya iwal mursalin wa'ala alihi wa ashabihi ajma'in,
Allahumma sholli 'alaa muhammad wa 'alaa ali muhammad,
Robbissorli sodrii wayassirli Amri wahlul uqdatammillisaani yah qohuqouli.
Robbidizna 'ilma warzuqna fahma.
Akhwat fillah mohon maaf saya tidak bisa mendampingi sampai selesai, karena mendadak sejak menjelang magrib tadi kenapa saya tiba-tiba berat dan sakit. Jadi saya tidak bisa mendampingi ya. Ijinkan saya untuk memberikan penjelasan dahulu tentang kisah Bunda Hajar, ibunda Nabi Ismail.
Pada tahap awal ini saya ingin sampaikan bahwa kita perlu belajar dari kegigihan ibunda hajar yang telah mendidik nabi Ismail Alaihissalam sedemikian rupa, sehingga pada saat Nabi Ibrahim Alaihissalam menyampaikan perintah Alloh ﷻ mengenai kewajiban yang harus dilakukan sebagai nabi, yaitu menyembelih putranya sendiri, maka jawaban yang diberikan oleh Nabi Ismail luar biasa.
Seperti yang tercantum di dalam surat assaffat ayat 102,
"Wahai ayahku lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu insyaallah aku akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."
Bisa dibayangkan bagaimana teguhnya, bagaimana kekuatan Iman atau tauhidnya Nabi Ismail Alaihissalam. Padahal beliau dididik seorang diri oleh Bunda hajar, bayangkan pada saat Bunda hajar diajak oleh Nabi Ibrahim ke Mekah, yang pada saat itu negara tersebut belum menjadi sebuah kota, melainkan padang tandus yang tidak ada air, tidak ada tumbuh-tumbuhan disana. Dan ketika bunda Hajar ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim, betapa hebatnya kekuatan tauhid Bunda hajar, ketika ditanya apakah ini adalah perintah Alloh ﷻ, ketika meninggalkan beliau bersama putra tercinta mereka, maka Nabi Ibrahim menyampaikan, bahwa memang ini adalah perintah Alloh ﷻ.
Nah pada saat Bunda Hajar mendengarkan hal itu dengan ketaatan yang luar biasa sebagai seorang istri, beliau merasa tenang dan Nabi Ibrahim berdoa di dalam surat Al Baqarah ayat 126, memohon pertolongan kepada Alloh ﷻ untuk menjadikan tempat beliau meninggalkan Bunda Hajar dan nabi Ismail ini, sebagai sebuah menjadi sebuah negeri yang aman, yang dipenuhi oleh rizki berbentuk buah-buahan, dan menjadi kota yang ramai kelak. Dan kemudian Nabi Ibrahim juga mendoakan, agar menempatkan sebagian dari keturunan nabi Ibrahim di lembah ini sebagai orang-orang yang mendirikan shalat.
Nah dari kisah ini, kita bisa mendapatkan pelajaran yang luar biasa bahwa pendidikan yang utama dan pertama itu dilakukan oleh seorang ibu kepada putra-putrinya. Bagaimana Bunda Hajar mendidik Nabi Ismail dengan kekuatan tauhid yang kuat, yang tentu saja beliau juga belajar dari Nabi Ibrahim selaku suami dan sebagai kepala keluarga.
Jadi dari kisah ini, kita mendapatkan pelajaran berharga, yang pertama bahwa seorang ibu memiliki kekuatan untuk mendidik putranya atau putra-putrinya menjadi orang-orang yang beriman, orang-orang yang memiliki kekuatan iman yang kuat. Pada saat yang sama, karena kekuatan seorang ibu, maka seorang ibu juga bisa membuat putra-putrinya menjadi anak-anak yang tidak diharapkan, yang tidak sesuai dengan harapan orang tua, yang tidak sesuai dengan panduan Islam.
Nah karena itu sebagai seorang ibu, hendaklah kita tahu kekuatan kita ada dimana dan dengan itu, kekuatan tauhid itu tidak datang dengan sendirinya, melainkan dengan pengetahuan, karena itu seorang ibu wajib memiliki ilmu, terutama ilmu tauhid, ilmu yang berkaitan dengan agama. Sehingga dengannya, maka kita bisa membimbing anak-anak menuju jalan yang lurus, sesuai dengan pedoman yang Alloh ﷻ memberikan melalui Al Quran dan as-sunnah.
Berikut ini adalah pengantar untuk memahami slide, setelah kita mengetahui bahwa setiap anak diberikan kapasitas otak 1 triliyun sel, yang kenyataan nya hanya dipakai 1% saja. Kemudian bahwa setiap anak-anak itu mencapai perkembangan otaknya 50% pada usia 0 sampai 4 tahun.
Yaitu masa yang paling tinggi untuk menyerap dan menerima informasi apa saja dengan sangat cepat.
Kemudian juga anak-anak mengalami 6 masa peka pada 6 tahun pertamanya. Yaitu mereka masa peka itu adalah masa dimana mereka ketika diberi stimulasi-stimulasi pada bagian indra, bagian keteraturan pada bahasanya, kemudian gerakan-gerakan pada tubuhnya. Kemudian bagaimana dia berinteraksi secara sosial melalui pengenalan terhadap lingkungan dan benda-benda kecil di sekelilingnya atau benda-benda yang dia lihat. Itu sangat mudah untuk diserap oleh anak, jadi setiap orang tua atau yang paling tidak, seorang ibu harus memahami hal ini. Kemudian kita juga harus memahami, sebagai seorang ibu, bahwa setiap anak itu dibekali, apa namanya kecerdasan yang luar biasa di dalam otak itu.
Berdasarkan teori triune Brain atau pembagian kapasitas otak dalam tiga bagian itu menyebutkan bahwa setiap otak manusia itu memiliki 3 bagian.
◼️Yang PERTAMA yang warna merah, adalah disebut otak reptil atau Reptilian brain atau survival brain. Fungsi otak reptil ini adalah untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang sifatnya fisik, yang berkaitan dengan kemampuan tubuh dalam merespon sesuatu. Misalnya kalau kita haus, kita akan mencari minum, kalau kita lapar, maka kita akan mencari makanan. Kemudian kalau tangan kita kena panas, maka dengan sendirinya kita secara reflek menghindari kalau sumber panas. Kemudian berkaitan dengan pernafasan, apa namanya organ jantung dan yang ada di dalam tubuh. Kemudian juga yang terkait dengan apa namanya, kemampuan untuk bertahan, kemampuan untuk bertahan hidup. Jadi kalau misalkan diserang, maka dia akan, kita akan melakukan tindakan mempertahankan diri. Ini yang bekerja itu di otak reptilnya.
◼️Kemudian bagian yang KEDUA adalah yang berwarna kuning, disebut juga limbik sistem atau emosional brain yang berkaitan dengan emosi, berkaitan dengan perasaan, berkaitan dengan bagaimana kita mengelola afeksi atau kondisi psikologi kita. Ketika seorang anak misalnya pada pagi hari dihadapkan pada instruksi-instruksi yang disampaikan dengan nada tinggi, maka biasanya anak-anak itu cenderung akan acuh, cenderung akan diam dan tidak mau mengikuti apa yang kita mau. Misalnya pagi hari kita bangunkan anak dengan nada yang maksa.
"Bangun ini sudah jam segini, bagaimana sih kamu sudah jam 5.30 belum bangun juga, kan Mama sudah bilang, kalau tidur jangan malam-malam".
Secara umum anak-anak limbik sistemnya akan tertutup pada saat orang tua atau ibunya membangunkan dengan cara seperti itu. Tapi berbeda ketika seseorang ibu membangunkan anak-anaknya dengan bahasa yang sangat lembut, bisikan.
"Assalamualaikum nak, ini sudah waktunya bangun, lihat matahari sudah mulai terbit, shalat subuhnya jangan sampai kesiangan, Yuk kita baca doa dulu, supaya kita bisa bersyukur karena Allah yang masih menghidupkan kita pada pagi hari ini, yuk kita baca sama-sama yuk" (sambil dipeluk).
Nah biasanya anak-anak lebih mudah bekerja sama dengan orang tua atau dengan ibunya pada pagi hari, jika kalimat-kalimat yang diucapkan pada pagi hari dengan nada yang membujuk, dengan nada yang mengajak.
Pada saat limbik sistem ini bekerja, itu biasanya ketika dihadapkan pada situasi-situasi yang menyenangkan dan memberikan rasa aman, memberikan penghargaan. Ini akan menyebabkan anak-anak bisa bekerja sama atau siapapun bisa menerima stimulasi dengan mudah. Tetapi apabila limbik sistem yaitu terganggu, misalnya mendengarkan bentakan, mendengarkan tuduhan, mendengarkan cemoohan, otomatis ini limbik sistem akan tertutup dengan sendirinya. Anak tidak mudah lagi menerima stimulasi atau akan sulit bekerja sama.
Para ibu harus paham soal ini, supaya tidak stres setiap pagi, setiap hari menghadapi tingkah pola anak. Kita harus paham bahwa, bagaimana supaya bisa bekerja sama, maka yang harus kita sentuh adalah limbik sistemnya.
◼️Yang KETIGA adalah yang warna hijau, itu adalah thinking brain atau disebut neukorteks yang ini berkaitan dengan bagaimana kita bisa menemukan alasan-alasan, bagaimana kita bisa menyelesaikan masalah, berpikir menyelesaikan masalah. Lalu berkaitan dengan kreativitas, menghormati orang lain, menghargai orang lain yang sesuai, yang memang seharusnya dengan posisi, berpikir tentang sebab akibat, serta berpikir tentang konsekuensi yang dihadapi atau menemukan antisipasi dari konsekuensi yang diperoleh. Jadi yang terkait dengan ini, kita sebagai ibu juga harus tahu, supaya apa, pada saat anak-anak mengerjakan PR, atau saat anak-anak itu sekolah, maka kita akan memberi kesempatan kepada anak untuk berpikir, untuk menggunakan neukorteksnya untuk menyelesaikan masalah.
Misalnya ketika anak-anak dihadapkan pada soal hitung-hitungan, maka ajak anak itu berpikir. Insyaallah dengan neukorteks ini, setelah limbik sistemnya terbuka, dia akan mampu berpikir dengan benar.
Nah jadi Triune Brain ini wajib diketahui oleh setiap ibu, supaya apa, ketika mendampingi putra-putrinya nanti, pada saat di setiap tahapan perkembangannya, itu tidak kesulitan dan juga tidak mudah stres.
🌸🌷🌸
🌸MENJADI IBU YANG BERILMU
Yuk Kita Simak Kisah Bunda Hajar, Ibunda Nabi Ismail As.
QS. Al-Baqarah : 126
“Dan ingatlah ketika nabi Ibrahim berdoa : Ya Tuhanku jadikanlah negeri ini, negeri yang aman dan berikanlah rizki dari buah-buahan kepada penduduknya.”
QS. Ibrahim : 37
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku dilembah tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan Kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”
QS. As Saffat : 102
“Maka ketika anak itu sampai pada umur sanggup (baligh) bersamanya, Ibrahim berkata, “wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka berpikirlah bagaimana pendapatmu ?” Dia Ismail menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”
√ Kedudukan Seorang Ibu Dalam Islam
Kemuliaan seorang ibu digambarkan oleh Rasulullah ﷺ dalam hadist berikut :
“Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk kuperlakukan dengan baik ?” Beliau berkata, “ibumu”. Laki-laki itu kembali bertanya. “kemudian siapa ?” tanya laki-laki itu. “Ibumu” laki-laki itu bertanya lagi, “kemudian siapa?” tanya laki-laki itu “ibumu”, “kemudian siapa?” tanyanya lagi “kemudian ayahmu” jawab beliau.” (HR. Al-Bukhari No. 5971 dan MuslimNo. 6447)
√ Peran Utama Seorang Ibu Adalah Sebagai Pendidik, Al Madrasatul Uula
Ingatlah setiap peran yang kita lakukan akan di tanyai.
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Suami adalah pemimpin dirumah tangganya dan dia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Istri adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan dia akan ditanya tentang yang dipimpinnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
◼️Bagaimana Bunda Mempersiapkan Buah Hati?
Tipe Manakah Yang Bunda Persiapkan?
√ 1. Zinatun
Menjadi Perhiasan dunia. Alloh ﷻ berfirman dalam Surah Al-Kahfi ayat 46 :
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya disisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”
√ 2. Qurrata a’yun
Menjadi anak idaman orang tua. Alloh ﷻ berfirman dalam Surah Al-Furqan ayat 74:
“Dan orang-orang yang berkata : “Ya Tuhan kami anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang bertakwa.”
√ 3. Fitnatun
Alloh ﷻ berfirman dalam Surah Al-Anfal ayat 28 :
“Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar.”
Penanaman akidah merupakan landasan pendidikan anak dan kenalkan bahwa tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah kepada Alloh ﷻ.
🔹Apa Yang Harus Diketahui Orang Tua?
▪️Setiap anak dilahirkan dengan kapasitas otak 1 triliyun sel otak yang digunakan hanya 1% saja.
▪️Usia 0-4 tahun perkembangan otak mencapai 50% kemampuan otak tertinggi untuk menyerap dan menerima informasi dengan sangat cepat.
▪Usia 0-6 tahun ditandai dengan 6 masa peka (indera atau persepsi, keteraturan, bahasa, benda atau hal kecil, gerakan tubuh, hubungan sosial).
🔹The Brain Research
▪️Survical Brain (Fight, Flight, Respiration, Sleeping and Eating States, Reactive).
▪️Emotional Brain (Affect Regulation, Emapty, Affiliation and Connection, Tolerance).
▪️Thinking Brain (Abstract Reasoning, Problem Solving, Creativity, Respect, Cause and Effect Thinking, Anticipate Consequense).
Beri stimulasi yang tepat pada setiap tahap perkembangan dan setiap tahap perkembangan memiliki tugas-tugas yang wajib dipenuhi oleh setiap individu.
🔹Menurut Robert J. Havighurst Tugas-tugas Perkembangan Pada Usia Bayi Dan Anak-anak (0-6 Tahun)
1. Belajar berjalan.
2. Belajar memakan makanan padat.
3. Belajar berbicara.
4. Belajar buang air kecil dan buang air besar.
5. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
6. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
7. Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial dan alam.
8. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang-orang sekitarnya.
9. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti mengembangkan kata hati.
🔹Menurut Robert J. Havighurst Tugas-tugas Perkembangan Pada Usia Sekolah (6-12 tahun)
1. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
2. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis (Mengembangkan kebiasaan untuk memelihara badan yang meliputi kebersihan, keselamatan diri dan kesehatan. Mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya pria atau wanita dan juga menerima dirinya baik rupa wajahnya maupun postur tubuhnya secara positif.
3. Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya.
4. Belajar memainkan peran sesuai dengan jenis kelaminnya.
5. Belajar keterampilan dasar dan membaca, menulis dan berhitung.
6. Belajar mengembangkan konsep sehari-hari.
7. Mengembangkan kata hati.
8. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
🔹Tahapan Masa Pubertas Pada Remaja
▪️Masa Remaja Awal (Pra Pubertas usia 11-13 tahun)
Munculnya perasan negatif dan berprilaku menarik diri atau melakukan agresi.
▪️Masa Remaja Tengah (Pubertas usia 16-17 tahun)
Mulai muncul dorongan untuk hidup kebutuhan akan teman yang memahami, mencari idola dan mulai menemukan nilai pandangan hidup atau menemukan cita-cita hidup.
▪️Masa Remaja Akhir (Late Adolesence usia 18-21 tahun)
Menentukan pendirian hidup dan memasuki masa dewasa awal.
🔹Menurut Robert J. Havighurst Tugas-tugas Perkembangan Remaja Dan Dewasa Awal (12-21 tahun)
1. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
2. Mencapai peranan sosial sebagai pria atau wanita.
3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif.
4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
5. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
6. Memilih dan mempersiapkan karir (pekerjaan).
7. Belajar merencanakan hidup berkeluarga.
8. Mengembangkan keterampilan intelektual.
9. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
10. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk atau pembimbing dalam bertingkah laku.
11. Mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
🔹Tugas Perkembangan Masa Dewasa (> 21 Tahun)
1. Memperoleh sejumlah norma-norma dan nilai-nilai.
2. Belajar memiliki peran sosial sesuai dengan jenis kelamin masing-masing.
3. Menerima kenyataan jasmaniah serta dapat menggunakannya secara efektif dan merasa puas terhadap keadaan tersebut.
4. Mencapai kebebasan dari ketergantungan terhadap orang tua dan orang dewasa lainnya.
5. Mencapai kebebasan ekonomi.
6. Mempersiapkan diri untuk menentukan suatu pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kesanggupannya.
7. Memperoleh informasi tentang perkawinan dan mempersiapkannya.
8. Mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep-konsep tentang kehidupan bermasyarakat dan.
9. Memiliki konsep-konsep tentang tingkah laku sosial yang perlu untuk kehidupan bermasyarakat.
◼️Apa Yang Harus Dilakukan Orang Tua?
1. Menjadi contoh dalam berpikir.
2. Membangun komunikasi yang bermakna antar anggota keluarga.
3. Menjadi teman yang siap dengan berbagai informasi yang dibutukan anak.
4. Adil dalam memperlakukan anak laki-laki dan perempuan.
5. Tambah ilmu berkenaan dengan pengasuhan dan pendidikan anak.
6. Mengembangkan tugas dan tanggung jawab sesuai jenis kelamin.
7. Konsisten dengan peraturan yang sudah dibuat.
8. Menumbuhkan atmosfer keluarga yang selalu berlandaskan Al-Qur’an dan As-sunah dalam kehidupan.
Wallahu a'lam
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎TaNYa JaWaB💎
0️⃣1️⃣ Ruri ~ Lumajang
Bunda saya punya remaja yang baru masuk tahapan remaja. Model mendidik seperti apa yang cocok untuk remaja, karena usia remaja itu menurut saya usia yang rawan di kerasi dia kaku, dikasih halus nanti jadi lembek cengeng!
🌷Jawab:
Menghadapi remaja memang perlu trik. Boleh menggunakan model. Layangan ya, tarik ulur. Jadilah teman pada saat anak kita sedang butuh tempat bercerita. Hindari sikap mengawasi berlebihan. Cukup beri dia kepercayaan.
Luangkan waktu untuk berjalan hanya berdua saja dengan anak kita, ngobrol dari hati ke hati.
Tukar pengalaman masa remaja kita dulu dan bandingkan dengan masa remaja dia. Tanyakan apa yang dia rasakan saat ini, sikap apa yang diinginkan ananda dari mama dan papanya. Lalu beritahukan juga harapan apa yang diletakkan orang tua pada ananda. Beritahu ananda benang merahnya. Dengan memahami tugas perkembangan ananda sesuai usia, bunda bisa merencanakan langkahnya. Beri aturan yang dapat ia terima dan penghargaan atas ketaatan yang dilakukannya. Jika ia bersikap keras kepala, tidak perlu menghadapinya dengan keras juga. Cukup sentuh bahunya atau elus punggungnya, bisikkan pada ananda, bahwa bunda sangat senang jika ananda bisa bekerja sama. Lalu tinggalkan dia, agar ia punya ruang untuk berpikir.
Anak bisa bekerja sama jika mei dari kecil sudah diajarkan. Cara yang paling efektif adalah memberi ananda kepercayaan bahwa ia mampu menjaga amanah orang tua, lalu beri ia tanggung jawab yang harus ia lakukan setiap hari. Tanggung jawab ini yang akan membantunya mengendalikan diri dalam pergaulan dengan teman-temannya.
Jangan lupa buatlah lingkungan keluarga yang nyaman sehingga ananda tidak menjadikan PR groupnya sebagai tempat curhat.
Terakhir, jangan lupa untuk memohon pertolongan Alloh ﷻ agar ananda dijaga dari hal-hal buruk. Bekali diri kita dan ananda dengan bacaan doa pagi dan petang. Insyaallah ini sangat ampuh dengan menjaga keluarga dari musibah dan fitnah.
Wallahu a'lam
0️⃣2️⃣ iNa ~ Jombang
Bagaimana cara menggali bakat anak?
🌷Jawab:
Sebelum kita menggali bakat anak, sebaiknya kita tahu dahulu, stimulasi apa saja yang sudah diberikan pada anak. Bakat akan tampak melalui aktivitas-aktivitas. Biasanya kita bisa mengamati perilaku anak-anak kita dan ternyata mereka memiliki minat yang berbeda.
Misalnya ada anak yang lebih senang duduk tenang membaca buku, ada yang selalu bergerak ke sana kemari, sibuk memperhatikan ini itu, ada juga yang senang corat coret, atau ada anak yang suka membantu siapa saja yang ada di rumah. Ada juga anak yang ramah dan mudah ngobrol kendati dengan orang baru, ada yang senang memasak, ada yang senang bongkar pasang, dan banyak lagi.
Orang tua bisa mengamati tingkat keseringan aktivitas anak-anak. Jika dalam sepekan, anak kita tampak lebih banyak beraktivitas di luar rumah, lari, lompat, bermain sepeda, bermain bola, atau suka jalan keluyuran sekitar rumah atau bahkan ke lingkungan yang lebih jauh, maka kemungkinan ananda memiliki bakat beraktivitas yang berkaitan dengan kegiatan out door seperti olah raga, berpetualang, kegiatan yang bertemu dengan orang banyak.
Jika sudah dapat membaca minat anak dan tampak tingkat keseringannya, maka kita bisa mulai mengetahui arah bakat anak kita.
Kalau mbak mau tahu cara mengobservasi bakat anak, mbak bisa ikut pelatihan Talents Mapping for Observation. Ada tekniknya. Bukunya juga ada, yang menulis Bapak Andri Fajria beliau bersama istrinya, Ibu Tik Santika, menemukan metode observasi bakat anak dengan metode petualang.
Wallahu a'lam
0️⃣3️⃣ Safitri ~ Banten
Ustadzah pasti setiap perempuan memiliki keinginan untuk menjadi ibu yang baik untuk anak-anaknya kelak, tapi ketika keinginan itu tidak sesuai dengan apa yang kita lakukan dan kita planning kan bagaimana ustadzah.
Contohnya seperti begini dia perempuan yang masih menyenangkan diri sendiri masih ingin menikmati masa muda seperti begitu sudahlah nikmati saja dulu nanti juga kalau sudah nikah atau punya anak mau berubah jadi ibu dan istri yang baik seperti begitu ustadzah sedangkan masalah seperti itu tidak instan kan harus dipersiapkan semuanya harus belajar bertahap jadi bagaimana ustadzah?
Terimakasih
🌷Jawab:
Insyaallah selama ada niat untuk menjadi seorang ibu yang baik, maka biasanya niat itu akan membimbing seseorang menuju jalan yang dia ingin capai. Jika seseorang ini masih ingin bersenang-senang, silakan tetap harus ada Time Limit. Yakni, target kapan harus sudah mulai serius mempersiapkan diri. Karena bersenang-senang, menikmati hidup itu, jika tidak dibatasi, akan merugikan diri sendiri.
Siapkah kita, waktu di dunia yang sangat terbatas ini, hanya diisi dengan keseruan-keseruan hidup yang akibatnya kelak justru akan menyengsarakan kita di akhirat? Kehidupan akhirat itu abadi lho. Tidak akan sempat lagi kita hidup kembali di dunia untuk memperbaiki kesalahan sebelumnya.
Nah, kenapa tidak segera saja mempersiapkan diri? Tidak pernah tahu, usia kita akan sampai dimana. Jangan sampai kita termasuk dalam golongan yang tidak cerdas, seperti yang Rasulullah ﷺ sabdakan. "Bahwa orang cerdas itu adalah orang yang pandai mempersiapkan diri untuk menyongsong hari akhir."
Jangan lupa, musuh kita selalu siaga menjaga kita untuk terlena di area hidup seru dengan petualangan baru, yang jauh dari mengingat Alloh ﷻ.
Nah, karena itu, saran saya, beri batasan sampai kapan kita mau bersantai, dan buatlah perencanaan hidup untuk masa depan. Karena hidup hanya sekali setelah itu mati. Dalam agama kita, mati itu bukan hanya kata mati melainkan melanjutkan perjalanan yang lebih berat dan dahsyat agar kita bisa sampai pada kenikmatan yang Alloh ﷻ janjikan.
Wallahu a'lam
0️⃣4️⃣ Dian ~ Serang
Bunda, Dian pribadi (masih lajang dan belum ada pengalaman membersamai anak kecil, qodarrullah anak terakhir), jadi mulai darimana ya bunda untuk belajarnya. Sampai sekarang masih merasa, belum bisa membangun kedekatan dengan anak kecil.
Jazakillah bunda.
🌷Jawab:
Mulailah dengan menimba ilmu tauhid, bisa hadir di kajian-kajian yang diselenggarakan oleh ustadz-ustadz salaf. Lalu, ikutlah kursus keterampilan yang kelak akan diperlukan setelah menikah, seperti menjahit, membuat kue atau masakan, keterampilan tangan, jika suka tanaman boleh juga belajar menanam dan merawat tanaman. Lakukan sesuai dengan hobi agar hal tersebut tidak menjadi beban.
Mulailah membaca buku-buku tentang hak dan kewajiban suami istri, mengikuti seminar parenting atau membaca buku-buku jurus parenting. Bekali diri dengan ilmu dahulu agar kelak tiba masanya, kita tidak kelabakan. Ilmu yang kita pelajari sebelum menikah, nanti akan menguat setelah diaplikasikan langsung yang menjadi penuntun kita seterusnya dalam mengelola keluarga.
Jangan lupa berdoa kepada Alloh ﷻ agar diberikan jodoh yang sesuai dan taat pada Alloh ﷻ.
Kalau sudah punya anak sendiri, insyaallah kedekatan itu akan tumbuh secara otomatis karena Alloh ﷻ akan memberikan hal itu pada setiap ibu dan ayah.
Wallahu a'lam
0️⃣5️⃣ Yeni ~ Semarang
Alhamdulillah saya memiliki 3 anak lelaki 12 tahun, 22 tahun dan 25 tahun. Apa yang bisa saya lakukan untuk mengantarkan anak-anak saya mencapai kebebasan ekonomi, apakah sekedar memantau saja atau ikut aktif didalamnya, Ustadzah?
🌷Jawab:
Tugas kita sebagai orang tua adalah membekali anak dengan tools agar mereka mampu mandiri pada saatnya. Untuk anak sulung dan yang kedua, bunda bisa memberikan motivasi agar ananda mengoptimalkan ilmu yang dimilikinya. Jika ia sudah sarjana, dorong ia untuk bekerja sesuai dengan jurusan yang ia tekuni. Namun, jika ternyata tidak sesuai, bunda bisa periksa, apakah ananda memiliki hobi yang bisa diandalkan? Misal, ananda hobi memasak, atau tekun menekuni dunia bela diri, atau senang memasarkan produk.
Maka doronglah ananda untuk memaksimalkan hobinya untuk dijadikan sandaran ekonomi. Arahkan ia untuk belajar dahulu atau magang pada orang-orang yang menurut bunda dapat membantu mengarahkan.
Dalam melakukan hal ini, pastikan bunda selalu berdialog ya dengan ananda. Hindari sikap memaksa bahwa pendapat kita pasti benar. Dengan anak yang sudah masuk fase dewasa, model diskusi akan lebih efektif sambil ditanya ia punya rencana apa untuk masa depannya. Jika ananda pernah berusaha namun gagal, berikan alternatif yang sesuai dengan hobinya. Untuk hal ini, saya sarankan ikut Talent Mapping Assesment ya. TMA ini cukup baik untuk bisa menemukan bakat yang dimiliki oleh ananda dan memberikan arahan bidang apa yang sesuai dengan bakatnya.
Untuk yang masih kecil, ini lebih mudah karena masih dalam usia stimulus. Bunda amati, ananda lebih cenderung pada aktivitas apa. Bakat ananda akan tampak pada kegiatan yang ia sering lakukan dan dia tidak merasa lelah dan jenuh walau harus bercapek-capek.
Berikan motivasi positif pada ananda, hargai setiap usahanya. Jika melakukan kesalahan, ajak ia menelaah mengapa sampai terjadi kesalahan tersebut lalu pelajaran apa yang bisa diambil dari kesalahan tersebut. Beri kepercayaan. Libatkan ananda dalam pekerjaan rumah, beri ia tanggung jawab sehingga ia terbiasa dengan hal tersebut. Kebanyakan generasi sekarang, karena tidak dilatih dari kecil untuk melakukan tugas rumah tangga, mereka cenderung abai sehingga kurang rasa tanggung jawabnya.
Jika ada kegiatan ekskul di sekolah, dorong ia masuk sesuai hobinya. Kemandirian ekonomi pada level SD-SMP adalah menumbuhkan kemandirian anak dalam mengerjakan tugas, menemukan solusi pada saat menemui masalah, belajar melakukan kegiatan yang menambah wawasan, belajar dipercayai orang tua dan mempercayai, belajar melakukan sesuatu yang dia sukai.
Wallahu a'lam
0️⃣6️⃣ Hesti ~ Surabaya
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Jika sebagai seorang ibu yang memiliki banyak kekurangan maka mulai darimana memperbaikinya?
🌷Jawab:
Waalaikumsalam wr.wb.
Mulailah dari melihat kelebihan diri sendiri. Karena jika melihat dari kelemahan, kita akan cenderung lemah semangat dan bisa putus asa. Akhirnya niat untuk melakukan perubahan tertunda.
Teliti apakah kekuatan yang dimiliki ibu. Nah, dari situlah dimulai upaya perbaikan. Misal, ibu punya kemampuan mengatur, suka berbenah rumah, menempatkan benda sesuai tempat dan fungsi. Optimalkan kekuatan ini dengan selalu memulai pekerjaan dengan diniatkan memperoleh ridha Alloh ﷻ. Lalu, libatkan anggota keluarga. Buat dialog dan ajak anggota keluarga ikut bertanggung jawab dengan rumah. Berikan tugas pada semua sesuai kemampuan, bahkan anak balita bisa dilibatkan. Misal membiasakan makan sendiri, mencuci peralatan makan sendiri, dan lain-lain. Lihat tugas perkembangan usia 0-6 tahun ya.
Lalu tambahlah ilmu. Jika merasa kekurangan dalam ilmu agama, maka belajarlah pada ustadz atau ustadzah yang lurus. Jika tidak pandai baca Quran, maka bersegeralah untuk belajar. Sekarang ini ada belajar Quran dan tahsin online. Jika tidak pandai merawat diri, coba cari tahu (bisa lihat di YouTube atau artikel), bagaimana agar menjadi ibu yang cantik dan wangi tanpa harus membayar mahal.
Semua bisa dilakukan harus berangkat dari keyakinan kita bisa. Modalnya rasa percaya diri. Karenanya fokuslah pada kekuatan yang dimiliki, bukan kelemahan.
Wallahu a'lam
0️⃣7️⃣ Yeni ~ Bandung
Bunda, mengenai masa pubertas pra remaja tentang munculnya perasaan negatif itu seperti apa ustadzah?
Syukron
🌷Jawab:
Yang disebut perasaan negatif pada masa pubertas itu adalah perasaan tidak diterima, dianggap tidak mampu, dianggap masih kecil. Perasaan ini menyebabkan ada pemberontakan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku melanggar aturan dan membantah. Ingin diakui eksistensinya dengan cara yang tidak tepat sehingga akhirnya memunculkan masalah.
Misal, anak pra pubertas sudah mulai berteman dengan lawan jenis. Dia senang bertemu dengan kawan baru. Pada kondisi ini, ia akan mau berkenalan dengan siapa saja tanpa mempertimbangkan latar belakang orang baru. Orang tua tentu yang sudah berpengalaman, akan mengingatkan bahkan mungkin melarang pertemanan tersebut.
Nah, pada situasi ini, anak pra pubertas akan menganggap orang tuanya terlalu mengekang, tidak mengerti dirinya, sehingga memunculkan perasaan tidak suka sehingga ia memberontak. Dia lalu akan berperilaku seakan patuh tapi di belakang tetap berhubungan dengan orang tersebut. Yang ekstrim terang-terangan melawan dan kemudian akhirnya memusuhi orang tuanya sendiri.
Wallahu a'lam
0️⃣8️⃣ Lela ~ Cikarang
Assalamualaikum...
Saya ibu dari 3orang anak, yang semua masih tergolong balita 5 tahun, 3 tahun dan 3 bulan.
Alhamdulillah saya membersamai anak-anak setiap hari sendiri, kadang kalau sudah lelah sekali kita sebagai ibu-ibu sulit mengontrol emosi, mungkin ada triknya ustadzah agar bisa lebih bersabar lagi?
Syukron.
🌷Jawab:
Waalaikumsalam wr.wb.
Mendampingi 3 balita memang memerlukan daya tahan dan kesabaran luar biasa. Karena semua anak sedang dalam masa yang butuh perhatian yang banyak. Masa Golden Age.
Agar tidak mudah emosi, baiknya bunda memahami dahulu, bahwa mendampingi anak bahwa tumbuh kembang adalah bagian dari jihad kita sebagai istri. Besarnya pahala yang Alloh ﷻ berikan, sebenarnya menjadi faktor utama kegembiraan kita menjalankan peran sebagai ibu. Jika merasa lelah batin, ingat-ingat, tidak ada yang mudah untuk mencapai surganya Alloh ﷻ. Maka, seperti istilah yang sering diucapkan: JADIKAN LELAHMU MENJADI LILLAH.
Dengan bersandar pada janji Alloh ﷻ ini, saat kita lelah, kita akan berserah diri pada Alloh ﷻ. Isilah masa lelah itu dengan berzikir sebagaimana yang Rasulullah ﷺ contohkan saat putri kesayangan beliau mengeluh tentang lelahnya menggiling gandum untuk dibuat tepung roti, mengelola rumah tangga suaminya, meminta ada khadimat, Rasulullah ﷺ justru memberikan zikrullah sebagai penawar lelah. Dan jika memang dilakukan dengan sungguh sungguh insyaallah Alloh ﷻ akan menolong kita dengan Cara-Nya.
Membiasakan diri berzikir dalam setiap keadaan, amat membantu menjaga hati dari mudah emosi. Apalagi menghadapi anak sendiri.
Kalau memungkinkan, mintalah ada satu hari dalam sepekan pada suami, untuk terlepas dari rutinitas. Jadikan pengasuhan anak sebagai rekreasi, bukan beban. Bersyukurlah bunda diberi kesempatan mendidik ketiga buah hati secara langsung, karena tidak semua ibu diberi previlage tersebut oleh Alloh ﷻ. Kesibukan tersebut hanya sebentar bunda. Kelak, saat ketiga anak memasuki usia sekolah, kita akan mulai merindukan kerepotan kita menjaga mery saat mereka masih butuh kita. Nikmati saja ya Bunda, cuma 10 tahun kok maksimal untuk masa repot nya. Si sulung usia 10 tahun sudah bisa bantu kita yang penting dari usia dini sudah diajarkan untuk bertanggung jawab terhadap dirinya dan keluarga. Nah untuk yang ini lihat tugas perkembangannya ya.
Wallahu a'lam
🌸🌸🌸🌟🌟🌟🌸🌸🌸
💎CLoSSiNG STaTeMeNT💎
Di tengah situasi pandemi saat ini, menjadi ibu yang berilmu adalah sebuah keniscayaan.
Jangan tinggalkan buah hati kita di belakang tanpa bekal karena kelak mereka yang akan menjadi sandaran kita saat menua. Ilmu seorang ibu adalah bekal tumbuh seorang anak. Oleh karenanya jangan bosan membina diri, dan menghubungkan diri dengan Pemilik Bumi.
Wallahu a'lam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar